Papers by Achmad Kadhafi

Dipandang ruangan untuk merokok tidak efektif karena ruangan tersebut tidak memberikan perlindung... more Dipandang ruangan untuk merokok tidak efektif karena ruangan tersebut tidak memberikan perlindungan terhadap perokok pasif. Berbagai rancangan bangun ruang khusus merokok (smooking area) umumnya hanya berfungsi untuk ruang isolasi tanpa dilengkapi dengan penyedot debu yang mampu menyedot atau mengatasi permasalahan asap rokok. Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok mainstream mengandung 4000 jenis bahan kimia berbahaya dalam rokok dengan berbagai mekanisme kerja terhadap tubuh. Dibedakan atas fase partikel dan fase gas. Fase partikel terdiri daripada nikotin, nitrosamine, N nitrosonorktokin, poliskiklik hidrokarbon, logam berat dan karsinogenik amin (Sitepoe, 2000). Sedangkan fase yang dapat menguap atau seperti gas adalah karbonmonoksid, karbondioksid, benzene, amonia, formaldehid,hidrosianida dan lain-lain (Sitepoe, 2000). Kebiasaan merokok di Indonesia sudah membudaya dikalangan masyarakat dan sulit untuk dihilangkan. Maka dari itu diperlukan adanya suatu solusi berupa ruang khusus merokok (smooking area). Untuk itu kami membuat karya tulis ilmiah yang berisi metode yang efektif dan efisien dalam permasalahan asap rokok yang ada pada ruang khusus merokok (smooking area).
Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode akuaponik. Akuaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik (Rakocy et al., 2006a). Biasanya sistem akuaponik digunakan dalam ruang lingkup pertanian dengan tanaman pertanian. Namun, aquaponik yang kami gunakan adalah tanaman hias antipolutan yang memiliki kemampuan untuk mengurangi kandungan asap rokok. Penggunaan tanaman yang berfungsi sebagai antipolutan untuk mengurangi polutan asap rokok di ruang khusus merokok (smooking area) belum pernah dimanfaatkan untuk ruangan tersebut. Apabila ruang khusus merokok (smooking area) dilengkapi penggunaan akuaponik tanaman antipolutan dalam ruangan tersebut maka pemanfaatan akuaponik dengan tanaman antipolutan merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengurangi dampak polutan asap rokok.
Kata Kunci : Asap Rokok, Smoking Area, Akuaponik, Antipolutan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Determinasi tumbuhan merupakan proses dalam menentukan nam... more BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Determinasi tumbuhan merupakan proses dalam menentukan nama atau jenis tumbuhan secara spesifik. determinasi bertujuan untuk mendapatkan suatu spesies se-spesifik mungkin dan tepat sasaran, karena dalam proses pemanfaatannya, tumbuhan memiliki berbagai jenis varietas yang kadang membingungkan, digunakan untuk penelitian, jamu-jamu, obat dan sebagainya. untuk itulah, dibutuhkan suatu acuan yang mendetail untuk menentukan sespesifik mungkin suatu tumbuhan, agar tepat sasaran dalam pemanfaatannya.
Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan pada banyaknya persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit persamaan makhlik hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya. Untuk dapat mengklasifikasikan, perlu dilakukan determinasi ataupun identifikasi, Determinasi merupakan upaya membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan) karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama (Anonim, 2008)
Klasifikasi tumbuhan pada dasarnya merupakan pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun ke dalam takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali yang perlu dilakukan adalah adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut. Ciri-ciri morfologis yang digunakan dalam klasifikasi ialah bagian vegetatif atau bagian yang ada kaitannya dengan reproduksi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan angiospermae ?
2. Apakah yang dimaksud dengan tumbuhan monokotil ?
3. Apakah yang dimaksud dengan sistem klasifikasi APG II ?
4. Bagaimana klasifikasi tumbuhan monokotil menurut sistem klasifikasi APG II?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian angiospermae.
2. Untuk mengetahui pengertian tumbuhan monokotil.
3. Untuk mengetahui sistem klasifikasi APG II.
4. Untuk mengetahui klasifikasi tumbuhan monokotil menurut sistem klasifikasi APG II.

Herpes zoster (nama lain: shingles atau cacar ular, cacar api) adalah penyakit yang disebabkan ol... more Herpes zoster (nama lain: shingles atau cacar ular, cacar api) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Setelah seseorang menderita cacar air, virus varicella-zoster akan menetap dalam kondisi dorman (tidak aktif atau laten) pada satu atau lebih ganglia (pusat saraf) posterior. Apabila seseorang mengalami penurunan imunitas seluler maka virus tersebut dapat aktif kembali dan menyebar melalui saraf tepi ke kulit sehingga menimbulkan penyakit herpes zoster. Di kulit, virus akan memperbanyak diri (multiplikasi) dan membentuk bintil-bintil kecil berwarna merah, berisi cairan, dan menggembung pada daerah sekitar kulit yang dilalui virus tersebut. Herper zoster cenderung menyerang orang lanjut usia dan penderita penyakit imunosupresif (sistem imun lemah) seperti penderita AIDS, leukemia, lupus, dan limfoma (Bethany A. Weaver, DO, MPH (2009)."Herpes Zoster Overview: Natural History and Incidence". J Am Osteopath Assoc 109 (6): S2–S6).
Kandungan protein dalam 100 gram daging bekicot ada 57,08 gram, 3,34 gram lemak, 2,05 gram serat besar, 13,8 abu, 1,58 gram kalsium dan 1, 48 gram pospor. Bekicot juga mengandung lisin dan arginine yang mampu mengobati penyakit herpes (Chaves, 1997 dalam Sovia Emmy. 1980). Tujuan utama dibuatnya karya tulis ini adalah untuk merubah pola fikir masyarakat yang awalnya memanfaatkan daging bekicot sebagai makanan dan digantikan dengan krim bekicot. Bekicot merupakan hama bagi sebagian manusia. Tampilannya yang menjijikkann sehingga tidak banyak orang yang menyukai hewan tersebut. Oleh karena itu penulis menjadikan bekicot sebagai hewan yang mulanya dianggap kotor dan menjijikkan menjadi hewan yang bermanfaat bagi masyarakat, dengan menggunakan ekstrak bekicot sebagai obat penyakit herpes. Dengan adanya karya tulis ini diharapkan masyarakat dapat meningkatkan angka produktivitas mereka.
Keywords: Bebas Herpes, Ekstrak Bekicot (Achatina Fulica)
Thesis Chapters by Achmad Kadhafi

Dipandang ruangan untuk merokok tidak efektif karena ruangan tersebut tidak memberikan perlindung... more Dipandang ruangan untuk merokok tidak efektif karena ruangan tersebut tidak memberikan perlindungan terhadap perokok pasif. Berbagai rancangan bangun ruang khusus merokok (smooking area) umumnya hanya berfungsi untuk ruang isolasi tanpa dilengkapi dengan penyedot debu yang mampu menyedot atau mengatasi permasalahan asap rokok. Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok mainstream mengandung 4000 jenis bahan kimia berbahaya dalam rokok dengan berbagai mekanisme kerja terhadap tubuh. Dibedakan atas fase partikel dan fase gas. Fase partikel terdiri daripada nikotin, nitrosamine, N nitrosonorktokin, poliskiklik hidrokarbon, logam berat dan karsinogenik amin (Sitepoe, 2000). Sedangkan fase yang dapat menguap atau seperti gas adalah karbonmonoksid, karbondioksid, benzene, amonia, formaldehid,hidrosianida dan lain-lain (Sitepoe, 2000). Kebiasaan merokok di Indonesia sudah membudaya dikalangan masyarakat dan sulit untuk dihilangkan. Maka dari itu diperlukan adanya suatu solusi berupa ruang khusus merokok (smooking area). Untuk itu kami membuat karya tulis ilmiah yang berisi metode yang efektif dan efisien dalam permasalahan asap rokok yang ada pada ruang khusus merokok (smooking area).
Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode akuaponik. Akuaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik (Rakocy et al., 2006a). Biasanya sistem akuaponik digunakan dalam ruang lingkup pertanian dengan tanaman pertanian. Namun, aquaponik yang kami gunakan adalah tanaman hias antipolutan yang memiliki kemampuan untuk mengurangi kandungan asap rokok. Penggunaan tanaman yang berfungsi sebagai antipolutan untuk mengurangi polutan asap rokok di ruang khusus merokok (smooking area) belum pernah dimanfaatkan untuk ruangan tersebut. Apabila ruang khusus merokok (smooking area) dilengkapi penggunaan akuaponik tanaman antipolutan dalam ruangan tersebut maka pemanfaatan akuaponik dengan tanaman antipolutan merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengurangi dampak polutan asap rokok.
Kata Kunci : Asap Rokok, Smoking Area, Akuaponik, Antipolutan
Uploads
Papers by Achmad Kadhafi
Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode akuaponik. Akuaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik (Rakocy et al., 2006a). Biasanya sistem akuaponik digunakan dalam ruang lingkup pertanian dengan tanaman pertanian. Namun, aquaponik yang kami gunakan adalah tanaman hias antipolutan yang memiliki kemampuan untuk mengurangi kandungan asap rokok. Penggunaan tanaman yang berfungsi sebagai antipolutan untuk mengurangi polutan asap rokok di ruang khusus merokok (smooking area) belum pernah dimanfaatkan untuk ruangan tersebut. Apabila ruang khusus merokok (smooking area) dilengkapi penggunaan akuaponik tanaman antipolutan dalam ruangan tersebut maka pemanfaatan akuaponik dengan tanaman antipolutan merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengurangi dampak polutan asap rokok.
Kata Kunci : Asap Rokok, Smoking Area, Akuaponik, Antipolutan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Determinasi tumbuhan merupakan proses dalam menentukan nama atau jenis tumbuhan secara spesifik. determinasi bertujuan untuk mendapatkan suatu spesies se-spesifik mungkin dan tepat sasaran, karena dalam proses pemanfaatannya, tumbuhan memiliki berbagai jenis varietas yang kadang membingungkan, digunakan untuk penelitian, jamu-jamu, obat dan sebagainya. untuk itulah, dibutuhkan suatu acuan yang mendetail untuk menentukan sespesifik mungkin suatu tumbuhan, agar tepat sasaran dalam pemanfaatannya.
Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan pada banyaknya persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit persamaan makhlik hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya. Untuk dapat mengklasifikasikan, perlu dilakukan determinasi ataupun identifikasi, Determinasi merupakan upaya membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan) karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama (Anonim, 2008)
Klasifikasi tumbuhan pada dasarnya merupakan pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun ke dalam takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali yang perlu dilakukan adalah adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut. Ciri-ciri morfologis yang digunakan dalam klasifikasi ialah bagian vegetatif atau bagian yang ada kaitannya dengan reproduksi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan angiospermae ?
2. Apakah yang dimaksud dengan tumbuhan monokotil ?
3. Apakah yang dimaksud dengan sistem klasifikasi APG II ?
4. Bagaimana klasifikasi tumbuhan monokotil menurut sistem klasifikasi APG II?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian angiospermae.
2. Untuk mengetahui pengertian tumbuhan monokotil.
3. Untuk mengetahui sistem klasifikasi APG II.
4. Untuk mengetahui klasifikasi tumbuhan monokotil menurut sistem klasifikasi APG II.
Kandungan protein dalam 100 gram daging bekicot ada 57,08 gram, 3,34 gram lemak, 2,05 gram serat besar, 13,8 abu, 1,58 gram kalsium dan 1, 48 gram pospor. Bekicot juga mengandung lisin dan arginine yang mampu mengobati penyakit herpes (Chaves, 1997 dalam Sovia Emmy. 1980). Tujuan utama dibuatnya karya tulis ini adalah untuk merubah pola fikir masyarakat yang awalnya memanfaatkan daging bekicot sebagai makanan dan digantikan dengan krim bekicot. Bekicot merupakan hama bagi sebagian manusia. Tampilannya yang menjijikkann sehingga tidak banyak orang yang menyukai hewan tersebut. Oleh karena itu penulis menjadikan bekicot sebagai hewan yang mulanya dianggap kotor dan menjijikkan menjadi hewan yang bermanfaat bagi masyarakat, dengan menggunakan ekstrak bekicot sebagai obat penyakit herpes. Dengan adanya karya tulis ini diharapkan masyarakat dapat meningkatkan angka produktivitas mereka.
Keywords: Bebas Herpes, Ekstrak Bekicot (Achatina Fulica)
Thesis Chapters by Achmad Kadhafi
Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode akuaponik. Akuaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik (Rakocy et al., 2006a). Biasanya sistem akuaponik digunakan dalam ruang lingkup pertanian dengan tanaman pertanian. Namun, aquaponik yang kami gunakan adalah tanaman hias antipolutan yang memiliki kemampuan untuk mengurangi kandungan asap rokok. Penggunaan tanaman yang berfungsi sebagai antipolutan untuk mengurangi polutan asap rokok di ruang khusus merokok (smooking area) belum pernah dimanfaatkan untuk ruangan tersebut. Apabila ruang khusus merokok (smooking area) dilengkapi penggunaan akuaponik tanaman antipolutan dalam ruangan tersebut maka pemanfaatan akuaponik dengan tanaman antipolutan merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengurangi dampak polutan asap rokok.
Kata Kunci : Asap Rokok, Smoking Area, Akuaponik, Antipolutan
Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode akuaponik. Akuaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik (Rakocy et al., 2006a). Biasanya sistem akuaponik digunakan dalam ruang lingkup pertanian dengan tanaman pertanian. Namun, aquaponik yang kami gunakan adalah tanaman hias antipolutan yang memiliki kemampuan untuk mengurangi kandungan asap rokok. Penggunaan tanaman yang berfungsi sebagai antipolutan untuk mengurangi polutan asap rokok di ruang khusus merokok (smooking area) belum pernah dimanfaatkan untuk ruangan tersebut. Apabila ruang khusus merokok (smooking area) dilengkapi penggunaan akuaponik tanaman antipolutan dalam ruangan tersebut maka pemanfaatan akuaponik dengan tanaman antipolutan merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengurangi dampak polutan asap rokok.
Kata Kunci : Asap Rokok, Smoking Area, Akuaponik, Antipolutan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Determinasi tumbuhan merupakan proses dalam menentukan nama atau jenis tumbuhan secara spesifik. determinasi bertujuan untuk mendapatkan suatu spesies se-spesifik mungkin dan tepat sasaran, karena dalam proses pemanfaatannya, tumbuhan memiliki berbagai jenis varietas yang kadang membingungkan, digunakan untuk penelitian, jamu-jamu, obat dan sebagainya. untuk itulah, dibutuhkan suatu acuan yang mendetail untuk menentukan sespesifik mungkin suatu tumbuhan, agar tepat sasaran dalam pemanfaatannya.
Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan pada banyaknya persamaan dan perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit persamaan makhlik hidup dikatakan makin jauh kekerabatannya. Untuk dapat mengklasifikasikan, perlu dilakukan determinasi ataupun identifikasi, Determinasi merupakan upaya membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan) karena di dunia ini tidak ada dua benda yang identik atau persis sama (Anonim, 2008)
Klasifikasi tumbuhan pada dasarnya merupakan pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun ke dalam takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) di atasnya. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istilah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu.
Untuk mendeterminasi tumbuhan pertama sekali yang perlu dilakukan adalah adalah mempelajari sifat morfologi tumbuhan tersebut. Ciri-ciri morfologis yang digunakan dalam klasifikasi ialah bagian vegetatif atau bagian yang ada kaitannya dengan reproduksi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan angiospermae ?
2. Apakah yang dimaksud dengan tumbuhan monokotil ?
3. Apakah yang dimaksud dengan sistem klasifikasi APG II ?
4. Bagaimana klasifikasi tumbuhan monokotil menurut sistem klasifikasi APG II?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian angiospermae.
2. Untuk mengetahui pengertian tumbuhan monokotil.
3. Untuk mengetahui sistem klasifikasi APG II.
4. Untuk mengetahui klasifikasi tumbuhan monokotil menurut sistem klasifikasi APG II.
Kandungan protein dalam 100 gram daging bekicot ada 57,08 gram, 3,34 gram lemak, 2,05 gram serat besar, 13,8 abu, 1,58 gram kalsium dan 1, 48 gram pospor. Bekicot juga mengandung lisin dan arginine yang mampu mengobati penyakit herpes (Chaves, 1997 dalam Sovia Emmy. 1980). Tujuan utama dibuatnya karya tulis ini adalah untuk merubah pola fikir masyarakat yang awalnya memanfaatkan daging bekicot sebagai makanan dan digantikan dengan krim bekicot. Bekicot merupakan hama bagi sebagian manusia. Tampilannya yang menjijikkann sehingga tidak banyak orang yang menyukai hewan tersebut. Oleh karena itu penulis menjadikan bekicot sebagai hewan yang mulanya dianggap kotor dan menjijikkan menjadi hewan yang bermanfaat bagi masyarakat, dengan menggunakan ekstrak bekicot sebagai obat penyakit herpes. Dengan adanya karya tulis ini diharapkan masyarakat dapat meningkatkan angka produktivitas mereka.
Keywords: Bebas Herpes, Ekstrak Bekicot (Achatina Fulica)
Salah satu metode yang bisa digunakan adalah metode akuaponik. Akuaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik (Rakocy et al., 2006a). Biasanya sistem akuaponik digunakan dalam ruang lingkup pertanian dengan tanaman pertanian. Namun, aquaponik yang kami gunakan adalah tanaman hias antipolutan yang memiliki kemampuan untuk mengurangi kandungan asap rokok. Penggunaan tanaman yang berfungsi sebagai antipolutan untuk mengurangi polutan asap rokok di ruang khusus merokok (smooking area) belum pernah dimanfaatkan untuk ruangan tersebut. Apabila ruang khusus merokok (smooking area) dilengkapi penggunaan akuaponik tanaman antipolutan dalam ruangan tersebut maka pemanfaatan akuaponik dengan tanaman antipolutan merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengurangi dampak polutan asap rokok.
Kata Kunci : Asap Rokok, Smoking Area, Akuaponik, Antipolutan