ABSTRAK Krupuk merupakan makanan favorit masyarakat di berbagai kalangan. Tak jarang kita sering ... more ABSTRAK Krupuk merupakan makanan favorit masyarakat di berbagai kalangan. Tak jarang kita sering melihat krupuk manjadi pendamping makanan masyarakat di saat makan. Akan tetapi sedikit diantara masyarakat yang peduli akan kemanan pangan pada krupuk. Padahal masih sering dijumpai produsen yang membuat krupuk dengan menggunakan Bleng atau gendar. Bleng atau gendar tersebut merupakan bahan tambahan pangan yang dilarang oleh pemerintah, yang dikenal dengan nama boraks. Boraks merupakan bahan tambahan non pangan pada industry kertas, kayu, gelas. dll yang disalahgunakan oleh produsen sebagai bahan tambahan pangan (BTP) Keracunan Boraks secara akumulatif dapat berakibat fatal bagi kesehatan manusia.Oleh karena itu Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan boraks pada krupuk di kecamatan Kamal. Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif dengan analisis laboratorium secara kualitatif dengan kertas kurkumin yang kemudian apabila positif dilakukan analisis lanjut yaitu analisis kuantitatif. Populasi adalah krupuk yang dijual kecamatan Kamal. Sampel diambil secara purposive sampling dari penjual Krupuk. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel positif mengandung boraks. Kata kunci: bahan tambahan pangan, krupuk , boraks ABSTRACT Crackers are a favorite food of people in different circles. Not infrequently we often see the crackers became an assistant at the community food while eating. But few among people who care about food safety on crackers. Though still often found manufacturers who make chips using Borax or gendar. Borax or gendar is a food additive that is banned by the government, known as borax. Borax is a non-food additives in the paper industry, wood, glass. etc. are misused by the manufacturer as food additives cumulatively Borax poisoning can be fatal to the human health. Therefore this research is to analyze the content of borax on crackers in the district Kamal. This type of research is descriptive with qualitative analysis laboratory with curcuma papers were then positive if further analysis is quantitative analysis. Population is crackers sold districts Kamal. Samples were taken by purposive sampling from the seller crackers. Based on the results of the study it showed that the positive samples containing borax.
ABSTRAK Pembelajaran aktif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang lebih memungkinkan terja... more ABSTRAK Pembelajaran aktif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang lebih memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa terbina secara optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan hasil belajar siswa, mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dan mengetahui respon siswa pada pembelajaran aktif strategi Role reversal question dan Peer lesson. Penelitian ini menggunakan rancangan the static group pretest-posttest design dengan sasaran penelitian kelas X2 dengan jumlah 40 siswa dan kelas X3 dengan jumlah 39 siswa di SMA Negeri I Taman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran aktif strategi Role reversal question dan Peer lesson pada materi Plantae, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran baik, dan respon siswa positif. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah pembelajaran aktif strategi Role reversal question dan Peer lesson efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Plantae. Kata kunci: hasil belajar, peer lesson, role reversal question. ABSTRACT Active learning is a form of learning that is allows the interaction between teachers and students nurtured optimally. The aim of this study was to determine differences in student learning outcomes, determine the ability of teachers to manage learning, and study the response of the students in active learning strategies Role reversal question and Peer lesson. This study uses the static design group pretest-posttest design with targeted research X2 class with 40 students and class X3 with a number of 39 students in SMA Negeri I Park. The results showed that there was no difference in learning outcomes of students with the application of active learning strategies and Peer Role reversal question Plantae lesson on the material, the teacher's ability to manage both learning and positive student responses. The conclusion that can be drawn from this study is the active learning strategies Peer Role reversal lesson question and effectively to improve student learning outcomes at Plantae material.
ABSTRAK Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa kurang terlibat dalam Proses Belajar Mengajar. At... more ABSTRAK Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa kurang terlibat dalam Proses Belajar Mengajar. Atas dasar itu, dilakukan penelitian yang melibatkan keaktifan siswa dalam belajar melalui pembelajaran aktif dengan strategi pembelajaran terbimbing pada materi sistem endokrin. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada 4-D Models kemudian dilanjutkan penerapan dengan rancangan one shot case study yang bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan strategi pembelajaran terbimbing pada materi sistem endokrin di SMAN 1 Manyar, Gresik. Hasil penerapan yang dimaksud meliputi pengelolaan PBM, aktivitas siswa selama PBM, ketuntasan belajar siswa setalah PBM dan respon siswa terhadap PBM. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XI IA 5, SMAN 1 Manyar, Gresik yang berjumlah 40 siswa. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa proses pengelolaan PBM berkategori baik, siswa aktif, ketuntasan belajar klasikal untuk sekluruh indicator mencapai 85.71% dan respon siswa terhadap PBM berkategori positif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran terbimbing cocok diterapkan untuk mengajarkan materi sistem endokrin. Kata Kunci: aktivitas siswa, ketuntasan belajar, strategi pembelajaran terbimbing, ABSTRACT Observations indicate that students are less involved in teaching and learning process. On that basis, conducted a study involving activity of students in learning through active learning the learning strategy guided on the material endocrine system. This research is a development which refers to the 4-D Models followed by the adoption of the draft one shot case study that aims to determine the results of the implementation of the learning strategy guided on the material endocrine system in SMAN 1 Manyar, Gresik. Results of the application may include management of PBM, student activities during PBM, mastery learning students after the students' response to the PBM and PBM. The targets of this research were students of class XI IA 5, SMAN 1 Manyar, Gresik totaling 40 students. Data were analyzed by descriptive qualitative and quantitative. The result showed that the category management process PBM good, active student, classical learning completeness to all indicator reached 85.71% and the students' response to the positive categorized PBM. Thus, it can be concluded that the guided learning strategies suitable to be applied to teaching materials endocrine system.
ABSTRAK Puring (Codiaeum variegatum) atau disebut juga croton termasuk keluarga euphorbiaceae. Pu... more ABSTRAK Puring (Codiaeum variegatum) atau disebut juga croton termasuk keluarga euphorbiaceae. Puring menjadi salah satu tanaman hias yang diminati dan bernilai ekonomis. Salah satu cara memperbanyak tanaman ini adalah dengan cara perbanyakan vegetatif. Stek merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif. Kelebihan stek dari perbanyakan vegetatif lainnya adalah dengan kekuatannya sendiri akan menumbuhkan akar dan daun sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah. Hal lain yang harus diperhatikan dalam merawat puring adalah media tanam, karena media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam, yang juga akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Dalam penelitian ini digunakan perbanyakan vegetatif dengan stek dan berbagai variasi media tanam yang diharapkan mampu menghasilkan tunas puring yang paling maksimal. Variasi media tanam yang digunakan adalah media tanam dengan komposisi perbandingan sekam bakar: tanah: serutan kayu: kompos = 1 : 1 : 1 : 1; dan kedua 1 : 2 : 1 : 1 ; dan ketiga 1 : 1 : 2 : 1 dan keempat 1 : 1 : 1 :2. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa Media sekam bakar, tanah, serutan kayu dan kompos pada perbandingan dengan komposisis 1 : 1 : 1 : 1 menghasilkan jumlah mata tunas lebih banyak sedangkan Media sekam bakar, tanah, serutan kayu dan kompos dengan komposisi 1 : 1 : 2 : 1 menghasilkan jumlah mata tunas lebih sedikit ABSTRACT Croton (Codiaeum variegatum) or also called croton including the family Euphorbiaceae. Crotons become one of the ornamental plants of interest and economic value. One way to multiply these plants is by vegetative propagation. Cutting is one way of plant propagation by vegetative means. Excess cutting of other vegetative propagation is by it own strength will grow roots and leaves of the plant to be perfect and able to produce flowers and fruit. Another thing that must be considered in the care of croton is a growing media, due to the growing media is a major component when it will grow crops, which will also be used must be adapted to the type of plant that wants to be planted. In this study the use of vegetative propagation by cuttings and a wide variety of growing media that is expected to produce the maximum croton shoots. Variations planting medium used is the planting medium with a composition ratio of husk fuel: soil: wood shavings: compost = 1: 1: 1: 1; and the 1: 2: 1: 1; and third 1: 1: 2: 1 and the fourth 1: 1: 1: 2. Based on the research results that Media husk fuel, soil, wood shavings and compost in comparison with compotition1: 1: 1: 1 resulted in the number of buds more while Media husk fuel, soil, wood shavings and compost with the composition of 1: 1: 2 : 1 resulted in fewer number of buds
ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah menerapkan suatu model pembelajaran kooperatif ya... more ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah menerapkan suatu model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) untuk meningkatkan prestasi Belajar fisika pada pokok bahasan Tata surya , dilaksanakan di SMP Darussalam Bukek Tlanakan. Sebagai subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas IX pada semester Genap tahun pelajaran 2014/2015, berjumlah 18 orang peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT di Bukek Tlanakan dapat meningkatkan prestasi belajar fisika pada pokok bahasan tata surya, hal ini terbukti dengan diperolehnya nilai pada siklus pertama persentase klasikal 78%, kemudian dilanjutkan pada siklus kedua mencapai ketuntasan klasikal 89% sehingga disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil. ABSTRACT The main objective of this research is to implement a model of cooperative learning is cooperative learning model TGT (Team Games Tournament) to improve learning achievement of physics on the subject of solar system, implemented in junior Darussalam Bukek Tlanakan. As the subject of this action research are students of class IX at even semester of academic year 2014/2015, totaling 18 students. Based on the research that has been done can be concluded that: the implementation of cooperative learning model TGT in Bukek Tlanakan can improve learning achievement of physics on the subject of the solar system, it is proved by obtaining the value of the first cycle percentage classical 78%, then continued in the second cycle reached classical completeness 89% thus concluded that the research is successful.
ABSTRAK Salah satu cara untuk mengembangkan strategi belajar bermakna kepada siswa adalah dengan ... more ABSTRAK Salah satu cara untuk mengembangkan strategi belajar bermakna kepada siswa adalah dengan menggunakan peta konsep. Peta konsep merupakan cara yang digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi dengan cara hierarki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar konsep mol antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dan perbedaan retensi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjungbumi dengan populasi kelas X tahun ajaran 2013/2014. Sampel penelitian dipilih secara acak didapatkan dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas X IPA1 sebagai kelas kontrol (tidak menggunakan peta konsep) dan X IPA2 sebagai kelas eksperimen (menggunakan peta konsep). Instrumen untuk mengukur hasil perlakuan menggunakan tes prestasi dan retensi belajar. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji t-dua pihak dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajar sampel eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan sampel kontrol dan retensi belajar konsep mol sampel eksperimen berbeda secara signifikan dengan sampel kontrol. Berdasarkan nilai rata-rata retensi belajar konsep mol, sampel eksperimen lebih baik(x=12,895) dibadingkan sampel kontrol (x=10,541) Kata Kunci: peta konsep, konsep mol, prestasi belajar, retensi belajar ABSTRACT One way to develop meaningful learning strategies to students is to use a concept map. Map concept is the means used to express the functional relationship between concepts in the form of propositions by way of hierarchy. This study aims to determine differences in learning achievement mole concept and learning retention between the experimental and control class. The study was conducted in SMA Negeri 1 Tanjungbumi with population all of grade ten in the academic year 2013/2014, samples were selected randomly as samples obtained two-class research that class X IPA1 as the control class (not using concept maps) and X IPA2 as an experimental class (using a concept map). Instruments to measure the results of treatment using achievement test and retention of learning. The data was analyzed using t-test two parties with a significance level of 5%. Based on the research results we concluded that the learning achievement of the experimental sample do not differ significantly from the control sample and retention of learned mole concepts experimental samples significantly different from control samples. Based on the average value of the mole concept of learning retention, better experimental samples (x=12,895) than the control sample (x=10,541)
ABSTRAK Pengukuran dinamik untuk mendapatkan konstanta elastik dihubungkan dengan besaran petrofi... more ABSTRAK Pengukuran dinamik untuk mendapatkan konstanta elastik dihubungkan dengan besaran petrofisika utamanya porositas dan saturasi air sangat penting untuk penerapan penyebaran adanya reservoar. Sedangkan pengukuran statik biasanya dilakukan juga di dunia Migas untuk mendapatkan parameter mekanika batuan seperti, modulus Young, modulus onggok (bulk) dan nisbah Poisson, sehingga perlu dilakukan mendapatkan hubungan keduanya untuk mendapatkan secara langsung. Dari pengukuran dinamik dan statik pada penelitian ini dibuat model hubungan konstanta elastik pada modulus Young (E) dengan porositas terhadap batupasir dan batugamping yang tersaturasi secara penuh (S w = 100%). Sehingga dengan diketahuinya satu konstanta elastik modulus Young dari pengukuran dinamik saja, maka dapat ditentukan pula semua konstanta elastik pada pengukuran statik tanpa mengukurnya. Kata Kunci : Mekanika batuan, modulus young, porositas, dan saturasi. ABSTRACT Dynamic measurements to obtain the elastic constants associated with the amount of the main petrophysical porosity and water saturation is essential for the implementation of the deployment of the reservoir. While static measurements usually performed well in the world of oil and gas to obtain parameters such as rock mechanics, Young's modulus, bulk modulus and the Poisson ratio, so it is necessary to obtain the relationship of both to obtain directly. Of dynamic and static measurements in this study modeled the relationship elastic constants Young's modulus (E) with a porosity of the sandstones and limes tones fully saturated (S w = 100%). So by knowing the elastic constants Young's modulus of dynamic measurements alone, it can be determined also all elastic constants on static measurements without measuring it.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara jalur masuk terhadap... more ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara jalur masuk terhadap prestasi mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan teknik analisis data ANAVA Satu Jalur. Subjeknya adalah mahasiswa program studi Pendidikan IPA FKIP Universitas Trunojoyo Madura angkatan 2014/2015 yang mengikuti mata kuliah Dasar Listrik Magnet. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh jalur masuk terhadap prestasi mahasiswa Pendidikan IPA FKIP UTM pada mata kuliah Dasar Listrik Magnet, hal ini karena dari hasil uji hipotesis yaitu H 0 ditolak dan H 1 diterima dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 dan nilai ini lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Dari nilai rata-rata Dasar Listrik magnet dapat lihat nilai rata-rata yang tertinggi dicapai oleh mahasiswa yang diterima dengan jalur SBMPTN yaitu sebesar 73,1803, disusul oleh mjalur SNMPTN yaitu sebesar 67,5098 dan yang terendah adalah jalur SMMUTM yaitu sebesar 64,3333. ABSTRACT This study aims to determine whether there is influence between the entrance to the achievement of students. This research is a quantitative technique of data analysis ANOVA One Line. The subject is a student of the Science Education Departement, Educational Faculty of Universitas Trunojoyo Madura acadimic year 2014/2015 that follow subjects in electricity Magnet. Results from the study showed that there is influence pathway to achievement of students of Education Science FKIP UTM course on Basic Electrical Magnet, this is because of the results of hypothesis test is H 0 rejected and H 1 accepted with a significance value of 0.002 and this value is smaller than the value of significance set is 0.05. The average value of Basic Electrical magnets can see the value of the average of the highest achieved by students who received SBMPTN path that is equal to 73.1803, followed by SNMPTN that is equal to 67.5098 and the lowest is the path that is equal to 64.3333 SMMUTM.
Abstrak Metode penemuan (Discovery) merupakan teknik modifikasi tingkah laku belajar yang merupak... more Abstrak Metode penemuan (Discovery) merupakan teknik modifikasi tingkah laku belajar yang merupakan salah satu komponen penting dalam keterampilan mengajar. Metode penemuan (Discovery) dapat menjadi penggerak yang efektif dalam berbagai model pembelajaran siswa aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkn ketuntasanl belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Manggarmas dengan menggunakan metode penemuan (Discovery). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan pilihan tempat penelitian ditetapkan di SD Negeri 2 Manggarmas sebagai sumber munculnya masalah dalam penelitian. Jumlah siswa di kelas ini adalah 15 orang siswa yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Untuk selanjutnya seluruh siswa ini dijadikan sebagai subjek penelitian. Informasi hasil penelitian diperoleh dengan cara mengolah data hasil observasi kelas dan hasil belajar siswa dari dua siklus berdasarkan analisis deskriptif. Data hasil observasi tentang partisipasi/keaktifan siswa dan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sampai dengan siklus II, masing-masing disajikan dalam bentuk data persentase. Secara riil, hasil interpretasi data persentase motivasi belajar siswa pada siklus I berada pada kategori " Sedang/Cukup ". Hasil ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kondisi awal sebelum dilakukan penelitian. Pada siklus II, peningkatan persentase hasil belajar juga cukup signifikan, yakni 2 dari 15 siswa (86,67%), tuntas belajarnya, sedangkan yang belum tuntas belajarnya ada 2 siswa (13,33 %). ini masuk pada kategori " Tinggi ". Berdasarkan hasil analisis ini, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan Metode penemuan (Discovery) dapat meningkatkan pemahaman siswa. Kata Kunci : Metode penemuan, sdn 2 Manggarmas dan ketuntasan belajar
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketuntasan belajar pada mata pelajaran Il... more Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketuntasan belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk siswa kelas VI. Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil belajar siswa yang rendah. Dalam penelitian ini guru memilih metode demonstrasi dalam proses pembelajaran. Metode demonstrasi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan media peraga yang ditunjukkan oleh guru untuk menunjukkan suatu proses.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan pilihan tempat penelitian ditetapkan di SD Negeri 2 Harjowinangun. Yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI. Jumlah siswa di kelas ini adalah 24 siswa yang terdiri dari 13 orang siswa perempuan dan 11 orang siswa laki-laki. Hasil penelitian diperoleh dari pengamatan dan tes formatif. Data hasil pengamatan tentang keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada siklus I sampai dengan siklus II, masing-masing disajikan dalam bentuk data tabel. Dari hasil analisis data, motivasi belajar dan keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, tetapi masih perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Pada siklus II, sebagian besar siswa mencapai ketuntasan belajar, yakni 20 dari 24 siswa (83,33%) tuntas belajarnya, sedangkan yang belum tuntas belajarnya ada 4 siswa (16,67 %). Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Metode demonstrasi, sdn 2 Harjowinangun dan hasil belajar
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran cooperative learning mod... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran cooperative learning model STAD yang berbantukan meda video pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA Siswa kelas V SD negeri Baratan 2 Jember.Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Baratan 02 dengan populasi semua siswa, dan sampel siswa kelas V pada pokok bahasan daur air. Dalam penelitian ini data yang dianalisis adalah prosentase keaktifan siswa dan ketuntasan hasil belajar.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata Aktifitas siswa pada siklus I, aktifitas mencapai 75, 7 %. Pada siklus II aktifitas siswa mencapai 81, 1 %. Persentase rata-rata aktifitas siswa pada siklus I dan siklus II sebagai berikut; Memperhatikan pembelajaran (82,0 %); Kerjasama dalam melakukan percobaan (84,7 %); Presentasi hasil percobaan (88,3 %); Bertanya atau menjawab (62,6 %). Aktifitas yang paling rendah dilakukan siswa adalah bertanya dan menjawab.Persentase hasil belajar mengalami peningkatan terlihat pada siklus I adalah 64, 9 % dengan 13 siswa belum tuntas dan pada siklus II adalah 83, 8 % dengan 6 siswa belum tuntas. Abstract This study aims to determine the application of learning cooperative learning model of STAD that using instructional media video to enhance the activity and results of the fifth grade students learn science SD Negeri Baratan 2 Jember. This research using classroom action research conducted in SD Negeri Baratan 2 Jember with a population of all students, and a sample of fifth grade students on the subject of the water cycle. In this study analyzed data is the percentage of student activity and study thoroughness. Based on the results can be concluded that: the average activity of students in the first cycle, the activity reached 75, 7%. In the second cycle student activity reached 81, 1%. The average percentage of the activity of students in the first cycle and second cycle as follows; Noting learning precentace (82.0%); Cooperation in the trials (84.7%); Presentation of the results of the experiment (88.3%); Ask or answer (62.6%). Low activity most students do is ask and answer. Learning outcomes increase seen in the first cycle was 64, 9% to 13 students has not been completed and the second cycle is 83, 8% with 6 students not yet complete.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA yang interaktif berba... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA yang interaktif berbasis animasi komputer menggunakan program macromedia flash 8 serta mengetahui kelayakan media pembelajaran yang telah dibuat. Metode pengembangan media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pengembangan ADDIE yang meliputi 5 tahap yaitu Analysis (analisis), Design (perencanaan), Development (produksi), Implementation (implementasi), Evaluation (evaluasi). Kesimpulan dari penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis animasi komputer pada materi Bunyi untuk SD kelas IV ini telah memenuhi syarat kelayakan melalui pengujian ahli materi dengan persentase 96,36% termasuk dalam kategori sangat baik, pengujian ahli media dengan persentase 81,53% termasuk dalam kategori sangat baik, pengujian guru IPA SD dengan persentase 86,13% termasuk dalam kategori sangat baik, pengujian peer reviewer dosen dengan persentase 83,1% termasuk dalam kategori sangat baik, dan pengujian siswa SD kelas IV dengan persentase 95,97% termasuk dalam kategori sangat baik. Maka dari hasil pengujian tersebut, media pembelajaran yang dikembangkan layak dijadikan sebagai media pembelajaran IPA berbasis animasi komputer pada materi Bunyi untuk SD kelas IV. Kata Kunci: animasi komputer, bunyi, macromedia flash 8, media pembelajaran IPA Abstract The aim of the research were to know the influence of cooperative learning type STAD and GI viewed from students' learning activities toward students' cognitive capability. The research used an experimental method and was conducted at SMPN 2 Kartasura. The population was all students in seventh grade of SMPN 2 Kartasura. The employed sampling technique was cluster random sampling. The sampling consists of 2 classes. Technique of collecting data used questionnaire for students' learning activities and test for students' cognitive capability. Technique of analyzing data used two ways Anova with different cell, followed by Scheffe method. The result of the research showed that: (1) there was an influence between using cooperative learning model type of STAD and GI through the experimental method toward students' cognitive capability at Motion subject; (2) there was an influence between high and low category of students' learning activities toward students' cognitive capability at Motion subject; (3) there was no interaction between the influence of using cooperative learning model and students' learning activities toward students' cognitive capability at Motion subject.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran fisika dengan strategi... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran fisika dengan strategi PBMP yang valid, praktis, dan efektif guna memberdayakan berpikir siswa SMP. Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model 4-D dan diujicobakan di kelas VII SMP Negeri 2 Yosowilangun semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dengan One-Group Pretest-Posttest Design. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, tes, dan angket. Temuan hasil penelitian, yaitu: 1) Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berkategori valid; 2) Kepraktisan perangkat pembelajaran ditinjau dari keterlaksanaan RPP berkategori baik dan sesuai dengan tahap-tahap pada strategi PBMP; dan 3) Keefektifan perangkat pembelajaran ditinjau dari: (a) Peningkatan keterampilan berpikir siswa terlihat dari ketuntasan individual, dan klasikal; dan (c) Respon siswa terhadap perangkat dan pelaksanaan pembelajaran sangat positif. Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran IPA Fisika dengan Strategi PBMP, valid, praktis dan efektif guna memberdayakan kemampuan berpikir siswa SMP. Abstract The purpose of this research is produce instructional learning through teaching TEQ strategies that valid, practical, and effective to empowering students' thinking of junior high school students. The development of learning material used the 4-D models and was tested VII of SMPN 2 Yosowilangun second semester in academic year 2013/2014 with One-Group Pretest-Posttest Design. Data of the study collected through observation, test, and questioner. The results of this research are: 1) Learning material developed has a valid category. 2) Learning material in terms of a practical category in feasibility of lesson plans and the students' activities in accordance with steps of TEQ strategies. 3) The learning material effectiveness in terms of: (a) the increasing of students learning outcomes seen from exhaustiveness of indicator, individual, and classical; (b) the increasing of students' comprehensiveness seen from high level of gain; (c) The students' responds toward material and implementation of learning are very positive. Based on the findings of the study, It's conclusion that the learning material through TEQ strategies are valid, practical, and effective to to empowering thinking skills of junior high school students.
ABSTRAK Krupuk merupakan makanan favorit masyarakat di berbagai kalangan. Tak jarang kita sering ... more ABSTRAK Krupuk merupakan makanan favorit masyarakat di berbagai kalangan. Tak jarang kita sering melihat krupuk manjadi pendamping makanan masyarakat di saat makan. Akan tetapi sedikit diantara masyarakat yang peduli akan kemanan pangan pada krupuk. Padahal masih sering dijumpai produsen yang membuat krupuk dengan menggunakan Bleng atau gendar. Bleng atau gendar tersebut merupakan bahan tambahan pangan yang dilarang oleh pemerintah, yang dikenal dengan nama boraks. Boraks merupakan bahan tambahan non pangan pada industry kertas, kayu, gelas. dll yang disalahgunakan oleh produsen sebagai bahan tambahan pangan (BTP) Keracunan Boraks secara akumulatif dapat berakibat fatal bagi kesehatan manusia.Oleh karena itu Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan boraks pada krupuk di kecamatan Kamal. Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif dengan analisis laboratorium secara kualitatif dengan kertas kurkumin yang kemudian apabila positif dilakukan analisis lanjut yaitu analisis kuantitatif. Populasi adalah krupuk yang dijual kecamatan Kamal. Sampel diambil secara purposive sampling dari penjual Krupuk. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel positif mengandung boraks. Kata kunci: bahan tambahan pangan, krupuk , boraks ABSTRACT Crackers are a favorite food of people in different circles. Not infrequently we often see the crackers became an assistant at the community food while eating. But few among people who care about food safety on crackers. Though still often found manufacturers who make chips using Borax or gendar. Borax or gendar is a food additive that is banned by the government, known as borax. Borax is a non-food additives in the paper industry, wood, glass. etc. are misused by the manufacturer as food additives cumulatively Borax poisoning can be fatal to the human health. Therefore this research is to analyze the content of borax on crackers in the district Kamal. This type of research is descriptive with qualitative analysis laboratory with curcuma papers were then positive if further analysis is quantitative analysis. Population is crackers sold districts Kamal. Samples were taken by purposive sampling from the seller crackers. Based on the results of the study it showed that the positive samples containing borax.
ABSTRAK Pembelajaran aktif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang lebih memungkinkan terja... more ABSTRAK Pembelajaran aktif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang lebih memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dan siswa terbina secara optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan hasil belajar siswa, mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dan mengetahui respon siswa pada pembelajaran aktif strategi Role reversal question dan Peer lesson. Penelitian ini menggunakan rancangan the static group pretest-posttest design dengan sasaran penelitian kelas X2 dengan jumlah 40 siswa dan kelas X3 dengan jumlah 39 siswa di SMA Negeri I Taman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran aktif strategi Role reversal question dan Peer lesson pada materi Plantae, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran baik, dan respon siswa positif. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah pembelajaran aktif strategi Role reversal question dan Peer lesson efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Plantae. Kata kunci: hasil belajar, peer lesson, role reversal question. ABSTRACT Active learning is a form of learning that is allows the interaction between teachers and students nurtured optimally. The aim of this study was to determine differences in student learning outcomes, determine the ability of teachers to manage learning, and study the response of the students in active learning strategies Role reversal question and Peer lesson. This study uses the static design group pretest-posttest design with targeted research X2 class with 40 students and class X3 with a number of 39 students in SMA Negeri I Park. The results showed that there was no difference in learning outcomes of students with the application of active learning strategies and Peer Role reversal question Plantae lesson on the material, the teacher's ability to manage both learning and positive student responses. The conclusion that can be drawn from this study is the active learning strategies Peer Role reversal lesson question and effectively to improve student learning outcomes at Plantae material.
ABSTRAK Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa kurang terlibat dalam Proses Belajar Mengajar. At... more ABSTRAK Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa kurang terlibat dalam Proses Belajar Mengajar. Atas dasar itu, dilakukan penelitian yang melibatkan keaktifan siswa dalam belajar melalui pembelajaran aktif dengan strategi pembelajaran terbimbing pada materi sistem endokrin. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada 4-D Models kemudian dilanjutkan penerapan dengan rancangan one shot case study yang bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan strategi pembelajaran terbimbing pada materi sistem endokrin di SMAN 1 Manyar, Gresik. Hasil penerapan yang dimaksud meliputi pengelolaan PBM, aktivitas siswa selama PBM, ketuntasan belajar siswa setalah PBM dan respon siswa terhadap PBM. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XI IA 5, SMAN 1 Manyar, Gresik yang berjumlah 40 siswa. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa proses pengelolaan PBM berkategori baik, siswa aktif, ketuntasan belajar klasikal untuk sekluruh indicator mencapai 85.71% dan respon siswa terhadap PBM berkategori positif. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran terbimbing cocok diterapkan untuk mengajarkan materi sistem endokrin. Kata Kunci: aktivitas siswa, ketuntasan belajar, strategi pembelajaran terbimbing, ABSTRACT Observations indicate that students are less involved in teaching and learning process. On that basis, conducted a study involving activity of students in learning through active learning the learning strategy guided on the material endocrine system. This research is a development which refers to the 4-D Models followed by the adoption of the draft one shot case study that aims to determine the results of the implementation of the learning strategy guided on the material endocrine system in SMAN 1 Manyar, Gresik. Results of the application may include management of PBM, student activities during PBM, mastery learning students after the students' response to the PBM and PBM. The targets of this research were students of class XI IA 5, SMAN 1 Manyar, Gresik totaling 40 students. Data were analyzed by descriptive qualitative and quantitative. The result showed that the category management process PBM good, active student, classical learning completeness to all indicator reached 85.71% and the students' response to the positive categorized PBM. Thus, it can be concluded that the guided learning strategies suitable to be applied to teaching materials endocrine system.
ABSTRAK Puring (Codiaeum variegatum) atau disebut juga croton termasuk keluarga euphorbiaceae. Pu... more ABSTRAK Puring (Codiaeum variegatum) atau disebut juga croton termasuk keluarga euphorbiaceae. Puring menjadi salah satu tanaman hias yang diminati dan bernilai ekonomis. Salah satu cara memperbanyak tanaman ini adalah dengan cara perbanyakan vegetatif. Stek merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif. Kelebihan stek dari perbanyakan vegetatif lainnya adalah dengan kekuatannya sendiri akan menumbuhkan akar dan daun sampai menjadi tanaman sempurna dan mampu menghasilkan bunga dan buah. Hal lain yang harus diperhatikan dalam merawat puring adalah media tanam, karena media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam, yang juga akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Dalam penelitian ini digunakan perbanyakan vegetatif dengan stek dan berbagai variasi media tanam yang diharapkan mampu menghasilkan tunas puring yang paling maksimal. Variasi media tanam yang digunakan adalah media tanam dengan komposisi perbandingan sekam bakar: tanah: serutan kayu: kompos = 1 : 1 : 1 : 1; dan kedua 1 : 2 : 1 : 1 ; dan ketiga 1 : 1 : 2 : 1 dan keempat 1 : 1 : 1 :2. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa Media sekam bakar, tanah, serutan kayu dan kompos pada perbandingan dengan komposisis 1 : 1 : 1 : 1 menghasilkan jumlah mata tunas lebih banyak sedangkan Media sekam bakar, tanah, serutan kayu dan kompos dengan komposisi 1 : 1 : 2 : 1 menghasilkan jumlah mata tunas lebih sedikit ABSTRACT Croton (Codiaeum variegatum) or also called croton including the family Euphorbiaceae. Crotons become one of the ornamental plants of interest and economic value. One way to multiply these plants is by vegetative propagation. Cutting is one way of plant propagation by vegetative means. Excess cutting of other vegetative propagation is by it own strength will grow roots and leaves of the plant to be perfect and able to produce flowers and fruit. Another thing that must be considered in the care of croton is a growing media, due to the growing media is a major component when it will grow crops, which will also be used must be adapted to the type of plant that wants to be planted. In this study the use of vegetative propagation by cuttings and a wide variety of growing media that is expected to produce the maximum croton shoots. Variations planting medium used is the planting medium with a composition ratio of husk fuel: soil: wood shavings: compost = 1: 1: 1: 1; and the 1: 2: 1: 1; and third 1: 1: 2: 1 and the fourth 1: 1: 1: 2. Based on the research results that Media husk fuel, soil, wood shavings and compost in comparison with compotition1: 1: 1: 1 resulted in the number of buds more while Media husk fuel, soil, wood shavings and compost with the composition of 1: 1: 2 : 1 resulted in fewer number of buds
ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah menerapkan suatu model pembelajaran kooperatif ya... more ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah menerapkan suatu model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) untuk meningkatkan prestasi Belajar fisika pada pokok bahasan Tata surya , dilaksanakan di SMP Darussalam Bukek Tlanakan. Sebagai subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas IX pada semester Genap tahun pelajaran 2014/2015, berjumlah 18 orang peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT di Bukek Tlanakan dapat meningkatkan prestasi belajar fisika pada pokok bahasan tata surya, hal ini terbukti dengan diperolehnya nilai pada siklus pertama persentase klasikal 78%, kemudian dilanjutkan pada siklus kedua mencapai ketuntasan klasikal 89% sehingga disimpulkan bahwa penelitian ini berhasil. ABSTRACT The main objective of this research is to implement a model of cooperative learning is cooperative learning model TGT (Team Games Tournament) to improve learning achievement of physics on the subject of solar system, implemented in junior Darussalam Bukek Tlanakan. As the subject of this action research are students of class IX at even semester of academic year 2014/2015, totaling 18 students. Based on the research that has been done can be concluded that: the implementation of cooperative learning model TGT in Bukek Tlanakan can improve learning achievement of physics on the subject of the solar system, it is proved by obtaining the value of the first cycle percentage classical 78%, then continued in the second cycle reached classical completeness 89% thus concluded that the research is successful.
ABSTRAK Salah satu cara untuk mengembangkan strategi belajar bermakna kepada siswa adalah dengan ... more ABSTRAK Salah satu cara untuk mengembangkan strategi belajar bermakna kepada siswa adalah dengan menggunakan peta konsep. Peta konsep merupakan cara yang digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi dengan cara hierarki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar konsep mol antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dan perbedaan retensi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjungbumi dengan populasi kelas X tahun ajaran 2013/2014. Sampel penelitian dipilih secara acak didapatkan dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas X IPA1 sebagai kelas kontrol (tidak menggunakan peta konsep) dan X IPA2 sebagai kelas eksperimen (menggunakan peta konsep). Instrumen untuk mengukur hasil perlakuan menggunakan tes prestasi dan retensi belajar. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji t-dua pihak dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajar sampel eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan sampel kontrol dan retensi belajar konsep mol sampel eksperimen berbeda secara signifikan dengan sampel kontrol. Berdasarkan nilai rata-rata retensi belajar konsep mol, sampel eksperimen lebih baik(x=12,895) dibadingkan sampel kontrol (x=10,541) Kata Kunci: peta konsep, konsep mol, prestasi belajar, retensi belajar ABSTRACT One way to develop meaningful learning strategies to students is to use a concept map. Map concept is the means used to express the functional relationship between concepts in the form of propositions by way of hierarchy. This study aims to determine differences in learning achievement mole concept and learning retention between the experimental and control class. The study was conducted in SMA Negeri 1 Tanjungbumi with population all of grade ten in the academic year 2013/2014, samples were selected randomly as samples obtained two-class research that class X IPA1 as the control class (not using concept maps) and X IPA2 as an experimental class (using a concept map). Instruments to measure the results of treatment using achievement test and retention of learning. The data was analyzed using t-test two parties with a significance level of 5%. Based on the research results we concluded that the learning achievement of the experimental sample do not differ significantly from the control sample and retention of learned mole concepts experimental samples significantly different from control samples. Based on the average value of the mole concept of learning retention, better experimental samples (x=12,895) than the control sample (x=10,541)
ABSTRAK Pengukuran dinamik untuk mendapatkan konstanta elastik dihubungkan dengan besaran petrofi... more ABSTRAK Pengukuran dinamik untuk mendapatkan konstanta elastik dihubungkan dengan besaran petrofisika utamanya porositas dan saturasi air sangat penting untuk penerapan penyebaran adanya reservoar. Sedangkan pengukuran statik biasanya dilakukan juga di dunia Migas untuk mendapatkan parameter mekanika batuan seperti, modulus Young, modulus onggok (bulk) dan nisbah Poisson, sehingga perlu dilakukan mendapatkan hubungan keduanya untuk mendapatkan secara langsung. Dari pengukuran dinamik dan statik pada penelitian ini dibuat model hubungan konstanta elastik pada modulus Young (E) dengan porositas terhadap batupasir dan batugamping yang tersaturasi secara penuh (S w = 100%). Sehingga dengan diketahuinya satu konstanta elastik modulus Young dari pengukuran dinamik saja, maka dapat ditentukan pula semua konstanta elastik pada pengukuran statik tanpa mengukurnya. Kata Kunci : Mekanika batuan, modulus young, porositas, dan saturasi. ABSTRACT Dynamic measurements to obtain the elastic constants associated with the amount of the main petrophysical porosity and water saturation is essential for the implementation of the deployment of the reservoir. While static measurements usually performed well in the world of oil and gas to obtain parameters such as rock mechanics, Young's modulus, bulk modulus and the Poisson ratio, so it is necessary to obtain the relationship of both to obtain directly. Of dynamic and static measurements in this study modeled the relationship elastic constants Young's modulus (E) with a porosity of the sandstones and limes tones fully saturated (S w = 100%). So by knowing the elastic constants Young's modulus of dynamic measurements alone, it can be determined also all elastic constants on static measurements without measuring it.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara jalur masuk terhadap... more ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara jalur masuk terhadap prestasi mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan teknik analisis data ANAVA Satu Jalur. Subjeknya adalah mahasiswa program studi Pendidikan IPA FKIP Universitas Trunojoyo Madura angkatan 2014/2015 yang mengikuti mata kuliah Dasar Listrik Magnet. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh jalur masuk terhadap prestasi mahasiswa Pendidikan IPA FKIP UTM pada mata kuliah Dasar Listrik Magnet, hal ini karena dari hasil uji hipotesis yaitu H 0 ditolak dan H 1 diterima dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 dan nilai ini lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05. Dari nilai rata-rata Dasar Listrik magnet dapat lihat nilai rata-rata yang tertinggi dicapai oleh mahasiswa yang diterima dengan jalur SBMPTN yaitu sebesar 73,1803, disusul oleh mjalur SNMPTN yaitu sebesar 67,5098 dan yang terendah adalah jalur SMMUTM yaitu sebesar 64,3333. ABSTRACT This study aims to determine whether there is influence between the entrance to the achievement of students. This research is a quantitative technique of data analysis ANOVA One Line. The subject is a student of the Science Education Departement, Educational Faculty of Universitas Trunojoyo Madura acadimic year 2014/2015 that follow subjects in electricity Magnet. Results from the study showed that there is influence pathway to achievement of students of Education Science FKIP UTM course on Basic Electrical Magnet, this is because of the results of hypothesis test is H 0 rejected and H 1 accepted with a significance value of 0.002 and this value is smaller than the value of significance set is 0.05. The average value of Basic Electrical magnets can see the value of the average of the highest achieved by students who received SBMPTN path that is equal to 73.1803, followed by SNMPTN that is equal to 67.5098 and the lowest is the path that is equal to 64.3333 SMMUTM.
Abstrak Metode penemuan (Discovery) merupakan teknik modifikasi tingkah laku belajar yang merupak... more Abstrak Metode penemuan (Discovery) merupakan teknik modifikasi tingkah laku belajar yang merupakan salah satu komponen penting dalam keterampilan mengajar. Metode penemuan (Discovery) dapat menjadi penggerak yang efektif dalam berbagai model pembelajaran siswa aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkn ketuntasanl belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Manggarmas dengan menggunakan metode penemuan (Discovery). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan pilihan tempat penelitian ditetapkan di SD Negeri 2 Manggarmas sebagai sumber munculnya masalah dalam penelitian. Jumlah siswa di kelas ini adalah 15 orang siswa yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. Untuk selanjutnya seluruh siswa ini dijadikan sebagai subjek penelitian. Informasi hasil penelitian diperoleh dengan cara mengolah data hasil observasi kelas dan hasil belajar siswa dari dua siklus berdasarkan analisis deskriptif. Data hasil observasi tentang partisipasi/keaktifan siswa dan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sampai dengan siklus II, masing-masing disajikan dalam bentuk data persentase. Secara riil, hasil interpretasi data persentase motivasi belajar siswa pada siklus I berada pada kategori " Sedang/Cukup ". Hasil ini merupakan peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kondisi awal sebelum dilakukan penelitian. Pada siklus II, peningkatan persentase hasil belajar juga cukup signifikan, yakni 2 dari 15 siswa (86,67%), tuntas belajarnya, sedangkan yang belum tuntas belajarnya ada 2 siswa (13,33 %). ini masuk pada kategori " Tinggi ". Berdasarkan hasil analisis ini, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan Metode penemuan (Discovery) dapat meningkatkan pemahaman siswa. Kata Kunci : Metode penemuan, sdn 2 Manggarmas dan ketuntasan belajar
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketuntasan belajar pada mata pelajaran Il... more Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketuntasan belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk siswa kelas VI. Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil belajar siswa yang rendah. Dalam penelitian ini guru memilih metode demonstrasi dalam proses pembelajaran. Metode demonstrasi adalah pembelajaran yang dilakukan dengan media peraga yang ditunjukkan oleh guru untuk menunjukkan suatu proses.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan pilihan tempat penelitian ditetapkan di SD Negeri 2 Harjowinangun. Yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI. Jumlah siswa di kelas ini adalah 24 siswa yang terdiri dari 13 orang siswa perempuan dan 11 orang siswa laki-laki. Hasil penelitian diperoleh dari pengamatan dan tes formatif. Data hasil pengamatan tentang keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada siklus I sampai dengan siklus II, masing-masing disajikan dalam bentuk data tabel. Dari hasil analisis data, motivasi belajar dan keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, tetapi masih perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Pada siklus II, sebagian besar siswa mencapai ketuntasan belajar, yakni 20 dari 24 siswa (83,33%) tuntas belajarnya, sedangkan yang belum tuntas belajarnya ada 4 siswa (16,67 %). Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Metode demonstrasi, sdn 2 Harjowinangun dan hasil belajar
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran cooperative learning mod... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran cooperative learning model STAD yang berbantukan meda video pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA Siswa kelas V SD negeri Baratan 2 Jember.Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Baratan 02 dengan populasi semua siswa, dan sampel siswa kelas V pada pokok bahasan daur air. Dalam penelitian ini data yang dianalisis adalah prosentase keaktifan siswa dan ketuntasan hasil belajar.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Rata-rata Aktifitas siswa pada siklus I, aktifitas mencapai 75, 7 %. Pada siklus II aktifitas siswa mencapai 81, 1 %. Persentase rata-rata aktifitas siswa pada siklus I dan siklus II sebagai berikut; Memperhatikan pembelajaran (82,0 %); Kerjasama dalam melakukan percobaan (84,7 %); Presentasi hasil percobaan (88,3 %); Bertanya atau menjawab (62,6 %). Aktifitas yang paling rendah dilakukan siswa adalah bertanya dan menjawab.Persentase hasil belajar mengalami peningkatan terlihat pada siklus I adalah 64, 9 % dengan 13 siswa belum tuntas dan pada siklus II adalah 83, 8 % dengan 6 siswa belum tuntas. Abstract This study aims to determine the application of learning cooperative learning model of STAD that using instructional media video to enhance the activity and results of the fifth grade students learn science SD Negeri Baratan 2 Jember. This research using classroom action research conducted in SD Negeri Baratan 2 Jember with a population of all students, and a sample of fifth grade students on the subject of the water cycle. In this study analyzed data is the percentage of student activity and study thoroughness. Based on the results can be concluded that: the average activity of students in the first cycle, the activity reached 75, 7%. In the second cycle student activity reached 81, 1%. The average percentage of the activity of students in the first cycle and second cycle as follows; Noting learning precentace (82.0%); Cooperation in the trials (84.7%); Presentation of the results of the experiment (88.3%); Ask or answer (62.6%). Low activity most students do is ask and answer. Learning outcomes increase seen in the first cycle was 64, 9% to 13 students has not been completed and the second cycle is 83, 8% with 6 students not yet complete.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA yang interaktif berba... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA yang interaktif berbasis animasi komputer menggunakan program macromedia flash 8 serta mengetahui kelayakan media pembelajaran yang telah dibuat. Metode pengembangan media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pengembangan ADDIE yang meliputi 5 tahap yaitu Analysis (analisis), Design (perencanaan), Development (produksi), Implementation (implementasi), Evaluation (evaluasi). Kesimpulan dari penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis animasi komputer pada materi Bunyi untuk SD kelas IV ini telah memenuhi syarat kelayakan melalui pengujian ahli materi dengan persentase 96,36% termasuk dalam kategori sangat baik, pengujian ahli media dengan persentase 81,53% termasuk dalam kategori sangat baik, pengujian guru IPA SD dengan persentase 86,13% termasuk dalam kategori sangat baik, pengujian peer reviewer dosen dengan persentase 83,1% termasuk dalam kategori sangat baik, dan pengujian siswa SD kelas IV dengan persentase 95,97% termasuk dalam kategori sangat baik. Maka dari hasil pengujian tersebut, media pembelajaran yang dikembangkan layak dijadikan sebagai media pembelajaran IPA berbasis animasi komputer pada materi Bunyi untuk SD kelas IV. Kata Kunci: animasi komputer, bunyi, macromedia flash 8, media pembelajaran IPA Abstract The aim of the research were to know the influence of cooperative learning type STAD and GI viewed from students' learning activities toward students' cognitive capability. The research used an experimental method and was conducted at SMPN 2 Kartasura. The population was all students in seventh grade of SMPN 2 Kartasura. The employed sampling technique was cluster random sampling. The sampling consists of 2 classes. Technique of collecting data used questionnaire for students' learning activities and test for students' cognitive capability. Technique of analyzing data used two ways Anova with different cell, followed by Scheffe method. The result of the research showed that: (1) there was an influence between using cooperative learning model type of STAD and GI through the experimental method toward students' cognitive capability at Motion subject; (2) there was an influence between high and low category of students' learning activities toward students' cognitive capability at Motion subject; (3) there was no interaction between the influence of using cooperative learning model and students' learning activities toward students' cognitive capability at Motion subject.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran fisika dengan strategi... more Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran fisika dengan strategi PBMP yang valid, praktis, dan efektif guna memberdayakan berpikir siswa SMP. Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model 4-D dan diujicobakan di kelas VII SMP Negeri 2 Yosowilangun semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dengan One-Group Pretest-Posttest Design. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, tes, dan angket. Temuan hasil penelitian, yaitu: 1) Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berkategori valid; 2) Kepraktisan perangkat pembelajaran ditinjau dari keterlaksanaan RPP berkategori baik dan sesuai dengan tahap-tahap pada strategi PBMP; dan 3) Keefektifan perangkat pembelajaran ditinjau dari: (a) Peningkatan keterampilan berpikir siswa terlihat dari ketuntasan individual, dan klasikal; dan (c) Respon siswa terhadap perangkat dan pelaksanaan pembelajaran sangat positif. Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran IPA Fisika dengan Strategi PBMP, valid, praktis dan efektif guna memberdayakan kemampuan berpikir siswa SMP. Abstract The purpose of this research is produce instructional learning through teaching TEQ strategies that valid, practical, and effective to empowering students' thinking of junior high school students. The development of learning material used the 4-D models and was tested VII of SMPN 2 Yosowilangun second semester in academic year 2013/2014 with One-Group Pretest-Posttest Design. Data of the study collected through observation, test, and questioner. The results of this research are: 1) Learning material developed has a valid category. 2) Learning material in terms of a practical category in feasibility of lesson plans and the students' activities in accordance with steps of TEQ strategies. 3) The learning material effectiveness in terms of: (a) the increasing of students learning outcomes seen from exhaustiveness of indicator, individual, and classical; (b) the increasing of students' comprehensiveness seen from high level of gain; (c) The students' responds toward material and implementation of learning are very positive. Based on the findings of the study, It's conclusion that the learning material through TEQ strategies are valid, practical, and effective to to empowering thinking skills of junior high school students.
Uploads
Papers