Sehari hari kita masih dipenuhi dengan berita tentang makin merambaknya berbagai gejala sosial ya... more Sehari hari kita masih dipenuhi dengan berita tentang makin merambaknya berbagai gejala sosial yang salah : Kolusi, Korupsi, yang menjadi “budaya se hari-hari” , tatakrama dan perilaku yang tidak sesuai budaya yang kita yakini, maupun perilaku para pemimpin atau orang yang kita anggap dapat memimpin kita yang menjadi panutan kita. Penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan yang berakibat panutan yang salah dan diteruskan sebagai budaya untuk generasi penerus. Budaya yang disebutkan ini kemudian menjadi semacam “icon” dari bangsa ini, dan tercermin sebagai “karakter bangsa”.
Tatanilai manusia ( baca : karakter) bangsa Indonesia dikatakan makin berubah kearah yang tidak menentu : tidak mempunyai nilai-budaya lagi karena kurangnya pendidikan “budi-pekerti” sejak awal pendidikan dasar. Evaluasi terhadap “pendidikan di Indonesia” dikatakan oleh banyak pendapat, masih tertinggal dibandingkan negara negara tetangga kita sesama Asia. Ada rencana untuk maju, menambah dana untuk pendidikan dari alokasi Produk Domestik Bruto melalui APBN (sampai sejumlah 20%), termasuk bagaimana mendidik generasi yang akan datang. Mendidik dan memberi bantuan pendidikan, agar generasi penerus bangsa ini lebih terdidik, lebih pandai, lebih intelek, lebih tahu tatakrama dan bagaimana melaksanakan kewajiban bernegara dan berbangsa tersebut. Lebih tanggap dan mantap akan arti bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Tidak lagi dijajah orang lain, dari segi dan bentuk apapun juga. Juga termasuk tidak mau lagi diatur oleh orang lain, sesuai dengan kalimat pada Mukkadimah UUD-45 lagi : “bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa......” Kesemuanya, sebagai pembentuk karakter bangsa ada ditangan dunia pendidikan sehingga pembangunan martabat manusia berjalan dengan baik seiring masing masing individu memiliki pendidikan yang mendidik .
Sehari hari kita masih dipenuhi dengan berita tentang makin merambaknya berbagai gejala sosial ya... more Sehari hari kita masih dipenuhi dengan berita tentang makin merambaknya berbagai gejala sosial yang salah : Kolusi, Korupsi, yang menjadi “budaya se hari-hari” , tatakrama dan perilaku yang tidak sesuai budaya yang kita yakini, maupun perilaku para pemimpin atau orang yang kita anggap dapat memimpin kita yang menjadi panutan kita. Penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan yang berakibat panutan yang salah dan diteruskan sebagai budaya untuk generasi penerus. Budaya yang disebutkan ini kemudian menjadi semacam “icon” dari bangsa ini, dan tercermin sebagai “karakter bangsa”.
Tatanilai manusia ( baca : karakter) bangsa Indonesia dikatakan makin berubah kearah yang tidak menentu : tidak mempunyai nilai-budaya lagi karena kurangnya pendidikan “budi-pekerti” sejak awal pendidikan dasar. Evaluasi terhadap “pendidikan di Indonesia” dikatakan oleh banyak pendapat, masih tertinggal dibandingkan negara negara tetangga kita sesama Asia. Ada rencana untuk maju, menambah dana untuk pendidikan dari alokasi Produk Domestik Bruto melalui APBN (sampai sejumlah 20%), termasuk bagaimana mendidik generasi yang akan datang. Mendidik dan memberi bantuan pendidikan, agar generasi penerus bangsa ini lebih terdidik, lebih pandai, lebih intelek, lebih tahu tatakrama dan bagaimana melaksanakan kewajiban bernegara dan berbangsa tersebut. Lebih tanggap dan mantap akan arti bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Tidak lagi dijajah orang lain, dari segi dan bentuk apapun juga. Juga termasuk tidak mau lagi diatur oleh orang lain, sesuai dengan kalimat pada Mukkadimah UUD-45 lagi : “bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa......” Kesemuanya, sebagai pembentuk karakter bangsa ada ditangan dunia pendidikan sehingga pembangunan martabat manusia berjalan dengan baik seiring masing masing individu memiliki pendidikan yang mendidik .
Uploads
Papers by Afra Nuraini
Tatanilai manusia ( baca : karakter) bangsa Indonesia dikatakan makin berubah kearah yang tidak menentu : tidak mempunyai nilai-budaya lagi karena kurangnya pendidikan “budi-pekerti” sejak awal pendidikan dasar. Evaluasi terhadap “pendidikan di Indonesia” dikatakan oleh banyak pendapat, masih tertinggal dibandingkan negara negara tetangga kita sesama Asia. Ada rencana untuk maju, menambah dana untuk pendidikan dari alokasi Produk Domestik Bruto melalui APBN (sampai sejumlah 20%), termasuk bagaimana mendidik generasi yang akan datang. Mendidik dan memberi bantuan pendidikan, agar generasi penerus bangsa ini lebih terdidik, lebih pandai, lebih intelek, lebih tahu tatakrama dan bagaimana melaksanakan kewajiban bernegara dan berbangsa tersebut. Lebih tanggap dan mantap akan arti bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Tidak lagi dijajah orang lain, dari segi dan bentuk apapun juga. Juga termasuk tidak mau lagi diatur oleh orang lain, sesuai dengan kalimat pada Mukkadimah UUD-45 lagi : “bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa......” Kesemuanya, sebagai pembentuk karakter bangsa ada ditangan dunia pendidikan sehingga pembangunan martabat manusia berjalan dengan baik seiring masing masing individu memiliki pendidikan yang mendidik .
Tatanilai manusia ( baca : karakter) bangsa Indonesia dikatakan makin berubah kearah yang tidak menentu : tidak mempunyai nilai-budaya lagi karena kurangnya pendidikan “budi-pekerti” sejak awal pendidikan dasar. Evaluasi terhadap “pendidikan di Indonesia” dikatakan oleh banyak pendapat, masih tertinggal dibandingkan negara negara tetangga kita sesama Asia. Ada rencana untuk maju, menambah dana untuk pendidikan dari alokasi Produk Domestik Bruto melalui APBN (sampai sejumlah 20%), termasuk bagaimana mendidik generasi yang akan datang. Mendidik dan memberi bantuan pendidikan, agar generasi penerus bangsa ini lebih terdidik, lebih pandai, lebih intelek, lebih tahu tatakrama dan bagaimana melaksanakan kewajiban bernegara dan berbangsa tersebut. Lebih tanggap dan mantap akan arti bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Tidak lagi dijajah orang lain, dari segi dan bentuk apapun juga. Juga termasuk tidak mau lagi diatur oleh orang lain, sesuai dengan kalimat pada Mukkadimah UUD-45 lagi : “bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa......” Kesemuanya, sebagai pembentuk karakter bangsa ada ditangan dunia pendidikan sehingga pembangunan martabat manusia berjalan dengan baik seiring masing masing individu memiliki pendidikan yang mendidik .