Lahir pada tanggal 15 Juni 1902, di selatan Jerman, Erikson dibesarkan oleh Ibu dan ayah tirinya,... more Lahir pada tanggal 15 Juni 1902, di selatan Jerman, Erikson dibesarkan oleh Ibu dan ayah tirinya, namun ia tetap tidak tahu pasti identitas ayah kandungnya. Untuk mencari tempatnya dalam hidup, Erikson memberanikan diri pergi dari rumah selama masa remaja akhirnya dan hidup sebagai seniman serta penyair yang berkelana. Setelah hampir tujuh tahun mengembara dan mencari, ia pulang ke rumah dalam keadaan binggung, lelaha, depresi, dan tidak mampu menggambar atau melukis. Saat itu, kejadian tak sengaja mengubah hidupnya: Ia menerima surat dari temannya Peter Blos yang mengundangnya untuk mengajar anak-anak di sekolah baru di Wina. Salah satu pendiri sekolah tersebut adalah Anna Freud, yang tidak hanya menjadi atasan Erikson, namun juga psikoanalisnya. Selama dibawah penanganan analisis, ia menekankan pada Anna Freud bahwa masalah tersulitnya adalah pencariannya akan identitas ayah kandungnya. Akan tetapi, Anna Freud tidak terlalu menunjukkan empati dan menyuruh Erikson untuk berhenti berkhayal mengenai ketiadaan ayahnya. Walaupun Erikson mematuhi psikoanalisnya, ia tidak bisa mengikuti saran Freud untuk berhenti mencari tahu nama ayahnya. Selama di Wina, Erikson bertemu dan dengan izin Anna Freud, menikahi Joan Serson yang seorang penari, seniman dan guru kelahiran kanada yang juga dibawah penanganan psikoanalisis. Dengan latar belakang psikoanalis dan kemampuan berbahasa Inggrisnya, Joan Serson menjadi editor yang diperhitungkan dan mengarang beberapa buku bersama dengan Erikson. Keluarga Erikson terdiri atas empat orang anak yaitu anak-anak laki-laki bernama Kai, Jon, serta seorang anak perempuan bernama Sue. Kai dan Sue mengejar karier profesional, sedangkan Jon yang memiliki pengalaman seperti ayahnya yaitu sebagai seniman yang berkelana, bekerja sebagai buruh dan tidak memiliki kedekatan emosional dengan orang tuanya. Pencarian Erikson akan identitas membuatnya mengalami banyak pengalaman sulit selama tahap perkembangan dewasanya (Friedman, 1999). Menurut Erikson, pada tahapan ini seseorang harus merawat anak-anak, produk, dan gagasan yang dihasilkannya. Dalam hal ini, Erikson tidak mampu memenuhi standarnya sendiri. Ia tidak mampu mengasuh anaknya dengan baik, terutama Neil, yang lahir dengan sindrom Down. Dirumah sakit ketika Joan masih terbius, Erik setuju untuk menempatkan Neil di Institusi. Lalu ia pulang dan memberi tahu ketiga anaknya yang lain bahwa adik mereka telah meninggal saat lahir. Ia berbohong pada mereka, seperti ibunya dulu berbohong padanya mengenai ayah kandungnya. Pada akhirnya, ia memberi tahu anak laki-laki sulungnya Kai, mengenai kebenarannya. Akan tetapi, ia terus membohongi kedua anaknya yang lain, Jon dan Sue. Walaupun kebohongannya tentang Neil pada nantinya akan
Lahir pada tanggal 15 Juni 1902, di selatan Jerman, Erikson dibesarkan oleh Ibu dan ayah tirinya,... more Lahir pada tanggal 15 Juni 1902, di selatan Jerman, Erikson dibesarkan oleh Ibu dan ayah tirinya, namun ia tetap tidak tahu pasti identitas ayah kandungnya. Untuk mencari tempatnya dalam hidup, Erikson memberanikan diri pergi dari rumah selama masa remaja akhirnya dan hidup sebagai seniman serta penyair yang berkelana. Setelah hampir tujuh tahun mengembara dan mencari, ia pulang ke rumah dalam keadaan binggung, lelaha, depresi, dan tidak mampu menggambar atau melukis. Saat itu, kejadian tak sengaja mengubah hidupnya: Ia menerima surat dari temannya Peter Blos yang mengundangnya untuk mengajar anak-anak di sekolah baru di Wina. Salah satu pendiri sekolah tersebut adalah Anna Freud, yang tidak hanya menjadi atasan Erikson, namun juga psikoanalisnya. Selama dibawah penanganan analisis, ia menekankan pada Anna Freud bahwa masalah tersulitnya adalah pencariannya akan identitas ayah kandungnya. Akan tetapi, Anna Freud tidak terlalu menunjukkan empati dan menyuruh Erikson untuk berhenti berkhayal mengenai ketiadaan ayahnya. Walaupun Erikson mematuhi psikoanalisnya, ia tidak bisa mengikuti saran Freud untuk berhenti mencari tahu nama ayahnya. Selama di Wina, Erikson bertemu dan dengan izin Anna Freud, menikahi Joan Serson yang seorang penari, seniman dan guru kelahiran kanada yang juga dibawah penanganan psikoanalisis. Dengan latar belakang psikoanalis dan kemampuan berbahasa Inggrisnya, Joan Serson menjadi editor yang diperhitungkan dan mengarang beberapa buku bersama dengan Erikson. Keluarga Erikson terdiri atas empat orang anak yaitu anak-anak laki-laki bernama Kai, Jon, serta seorang anak perempuan bernama Sue. Kai dan Sue mengejar karier profesional, sedangkan Jon yang memiliki pengalaman seperti ayahnya yaitu sebagai seniman yang berkelana, bekerja sebagai buruh dan tidak memiliki kedekatan emosional dengan orang tuanya. Pencarian Erikson akan identitas membuatnya mengalami banyak pengalaman sulit selama tahap perkembangan dewasanya (Friedman, 1999). Menurut Erikson, pada tahapan ini seseorang harus merawat anak-anak, produk, dan gagasan yang dihasilkannya. Dalam hal ini, Erikson tidak mampu memenuhi standarnya sendiri. Ia tidak mampu mengasuh anaknya dengan baik, terutama Neil, yang lahir dengan sindrom Down. Dirumah sakit ketika Joan masih terbius, Erik setuju untuk menempatkan Neil di Institusi. Lalu ia pulang dan memberi tahu ketiga anaknya yang lain bahwa adik mereka telah meninggal saat lahir. Ia berbohong pada mereka, seperti ibunya dulu berbohong padanya mengenai ayah kandungnya. Pada akhirnya, ia memberi tahu anak laki-laki sulungnya Kai, mengenai kebenarannya. Akan tetapi, ia terus membohongi kedua anaknya yang lain, Jon dan Sue. Walaupun kebohongannya tentang Neil pada nantinya akan
Uploads
Papers by Ady Mahardika