Pardamean Simatupang
Pastor of GKSS (Christian Church of South Sulawesi). Youngest of a pastor that a lecturer of Christian Religion too. Graduated on 2015 from Theological Seminary of Eastern of Indonesia at Makassar, South Sulawesi. Became a vicar for 2 years, started from 2015, and being a full time servant of God (pastor) from 5 February 2018.
less
InterestsView All (9)
Uploads
Papers
Teaching Documents
Mengenai musik atau kemampuan kita dalam memainkan suatu alat musik, saya akan selalu menekankan bahwa tidak ada orang yang berbakat, hanya ada orang yang terlatih. Saya meyakini prinsip ini karena saya sudah merasakan sendiri. Ketika mulai mengenal alat musik saat masih berumur 15 tahun, saya jadi jatuh cinta dengan musik dan setiap hari pasti memainkan alat musik. Hanya berselang tiga tahun, saya sudah bisa memainkan empat instrumen (keyboard, gitar, bass dan drum).
Kegigihan saya melatih kemampuan bermusik masih bertahan ketika saya berkuliah. Puji Tuhan, saya menambah banyak skill selama kuliah: piano, latihan dan menjadi pelatih (musik dan Padus), aransemen dan menuliskan partitur, juga skill rekaman skala rumahan. Tapi sejak jadi Pendeta, saya sudah cukup jarang meluangkan waktu untuk berlatih dan mengasah kemampuan bermusik. Ketika ada tugas pelayanan baru memegang alat musik untuk latihan dan pelayanan. Dalam 5-6 tahun terakhir tidak ada perkembangan signifikan dalam skill bermusik. Ini yang membuat saya yakin bahwa makin banyak jam terbang untuk suatu skill, makin mahir kita dalam skill itu.
Jadi, jangan harap Pelatihan satu hari bisa membuat kita langsung jago. Tapi yakinilah pertemuan kita hari ini menjadi alat Tuhan - batu loncatan untuk melengkapi saudara sekalian dalam melayani Tuhan di bidang Musik Gereja. Terutama dalam pemahaman iman mendasar: untuk apa saya melayani Tuhan dalam pelayanan musik ini? Bagaimana saya utuh dan tulus melayani Tuhan dalam bidang ini?
Mengenai musik atau kemampuan kita dalam memainkan suatu alat musik, saya akan selalu menekankan bahwa tidak ada orang yang berbakat, hanya ada orang yang terlatih. Saya meyakini prinsip ini karena saya sudah merasakan sendiri. Ketika mulai mengenal alat musik saat masih berumur 15 tahun, saya jadi jatuh cinta dengan musik dan setiap hari pasti memainkan alat musik. Hanya berselang tiga tahun, saya sudah bisa memainkan empat instrumen (keyboard, gitar, bass dan drum).
Kegigihan saya melatih kemampuan bermusik masih bertahan ketika saya berkuliah. Puji Tuhan, saya menambah banyak skill selama kuliah: piano, latihan dan menjadi pelatih (musik dan Padus), aransemen dan menuliskan partitur, juga skill rekaman skala rumahan. Tapi sejak jadi Pendeta, saya sudah cukup jarang meluangkan waktu untuk berlatih dan mengasah kemampuan bermusik. Ketika ada tugas pelayanan baru memegang alat musik untuk latihan dan pelayanan. Dalam 5-6 tahun terakhir tidak ada perkembangan signifikan dalam skill bermusik. Ini yang membuat saya yakin bahwa makin banyak jam terbang untuk suatu skill, makin mahir kita dalam skill itu.
Jadi, jangan harap Pelatihan satu hari bisa membuat kita langsung jago. Tapi yakinilah pertemuan kita hari ini menjadi alat Tuhan - batu loncatan untuk melengkapi saudara sekalian dalam melayani Tuhan di bidang Musik Gereja. Terutama dalam pemahaman iman mendasar: untuk apa saya melayani Tuhan dalam pelayanan musik ini? Bagaimana saya utuh dan tulus melayani Tuhan dalam bidang ini?