A. Pengertian Pendidikan Non Formal Pendidikan Non Formal (PNF) merupakan kegiatan pendidikan yan... more A. Pengertian Pendidikan Non Formal Pendidikan Non Formal (PNF) merupakan kegiatan pendidikan yang diorganisir di luar sistem pendidikan formal apakah berfungsi secara terpisah atau sebagai komponen dari kegiatan pendidikan yang lebih luas dan dirancang untuk melayani sasaran dan tujuan pendidikan (Unesco, 1971), dalam pengertian lain PNF merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (UU No. 20/2003). Pendapat para pakar pendidikan non formal mengenai definisi pendidikan non formal cukup bervariasi. Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan non formal adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar system formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Menurut Soelaman Joesoef, pendidikan non formal adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidup, dengan jutuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal adalah pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, latihan, dan bimbingan sehingga mampu bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan negara. Pendidikan non-formal sebagai bagian dari sistem pendidikan memiliki tugas sama dengan pendidikan lainnya (pendidikan formal) yakni memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat. Layanan alternatif yang diprogramkan di luar sistem persekolahan tersebut bisa berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal sistem persekolahan. Sasaran pendidikan non
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian bimbingan. Di ... more A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian bimbingan. Di antaranya yang klasik dan sudah cukup lama berkembang di Amerika Serikat serta banyak dikutip oleh para penulis di Indonesia adalah sebagaimana dikemukakan oleh Crow& Crow (1960), Jones (1963), dan Mortensen & Schmuller (1964) sebagai berikut : Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian serta pendidikan yang memadai kepada individu dari semua usia untuk membantu mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Bimo, 1995). Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan pilihanpilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian secara bijaksana dengan lingkungannya. Tujuan utama bimbingan adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya (Fenti, 2010 :3)). Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan program pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan-layanan petugas ahli dengan mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kecakapan-kecakapannya secara penuh sesuai dengan yang diharapkan. Dari definisi diatas dapat diangkat makna sebagai berikut: a. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan. Bimbingan memiliki tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan. b. Bimbingan merupakan " helping " , yang identik dengan " aiding, assisting, atau awailing ". Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator. c. Individu yang dibantu adalah individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya. Sedangkan pengertian konseling selanjutnya mendefinisikan bahwa konseling merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana
Penelitian dalam dunia akademik khususnya di perguruan tinggi merupakan sebuah kewajiban, setiap ... more Penelitian dalam dunia akademik khususnya di perguruan tinggi merupakan sebuah kewajiban, setiap jenjang pendidikan tinggi yang akan menyelesaikan studi harus melewati tahapan yang disebut penelitian meskipun dikemas dalam nama yang berbeda. Di jenjang S1 disebut dengan Skripsi, S2 disebut dengan Tesis dan S3 disebut dengan Disertasi. Selain mahasiswa, di perguruan tinggi yang menjunjung tinggi Tri Darma yaitu Pendidikan/ pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat maka dosen/pengajar pun dituntut untuk mengembangkan diri melalui penelitian. Salah satu metode penelitian ditinjau dari jenis data yang biasa digunakan adalah metode penelitian kuliatatif. Metode Penelitian kualitatif sering disebut metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2013:14) Penelitian kualitatif bertolak dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif, dan suatu pertukaran informasi sosial yang diinterpresikan oleh individu-individu. Para peneliti kualitatif percaya bahwa kenyataan merupakan konstruksi sosial, bahwa individu-individu atau kelompok-kelompok memperoleh dan memberi makna terhadap kesatuan-kesatuan tertentu apakah itu peristiwa-peristiwa, orang-orang, proses-proses atau obyek-obyek. Orang membuat konstruksi untuk memahaminya dan menyusunnya kembali sebagai sudut pandang persepsi dan sistem kepercayaan. Persepsi orang adalah apa yang dia yakini " nyata " padanya, dan apa yang mengarahkan kegiatan , pikiran, dan perasaannya. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Penelitian kualitatif diarahkan lebih dari sekedar memahami fenomena tetapi juga mengembangkan teori. Menurut Lexy J. Moloeng (2004:6) dalam Aminah, mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (diunduh 20 Juli 2016, 08:54). Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah yaitu objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Instrumen yang digunakan adalah orang atau human instrument yaitu peneliti sendiri. Untuk itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.
Rencana pengembangan model pembelajaran untuk mengantisipasi keterbatasan perangkat Laboratorium ... more Rencana pengembangan model pembelajaran untuk mengantisipasi keterbatasan perangkat Laboratorium komputer dan memaksimalkan jaringan dan fasilitas internet kampus. Mohon koreksi dan masukan dari pembaca... Thanks
A. Pengertian Pendidikan Non Formal Pendidikan Non Formal (PNF) merupakan kegiatan pendidikan yan... more A. Pengertian Pendidikan Non Formal Pendidikan Non Formal (PNF) merupakan kegiatan pendidikan yang diorganisir di luar sistem pendidikan formal apakah berfungsi secara terpisah atau sebagai komponen dari kegiatan pendidikan yang lebih luas dan dirancang untuk melayani sasaran dan tujuan pendidikan (Unesco, 1971), dalam pengertian lain PNF merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (UU No. 20/2003). Pendapat para pakar pendidikan non formal mengenai definisi pendidikan non formal cukup bervariasi. Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan non formal adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar system formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajar. Menurut Soelaman Joesoef, pendidikan non formal adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidup, dengan jutuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal adalah pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, latihan, dan bimbingan sehingga mampu bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan negara. Pendidikan non-formal sebagai bagian dari sistem pendidikan memiliki tugas sama dengan pendidikan lainnya (pendidikan formal) yakni memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat. Layanan alternatif yang diprogramkan di luar sistem persekolahan tersebut bisa berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau pelengkap pendidikan formal sistem persekolahan. Sasaran pendidikan non
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian bimbingan. Di ... more A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian bimbingan. Di antaranya yang klasik dan sudah cukup lama berkembang di Amerika Serikat serta banyak dikutip oleh para penulis di Indonesia adalah sebagaimana dikemukakan oleh Crow& Crow (1960), Jones (1963), dan Mortensen & Schmuller (1964) sebagai berikut : Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian serta pendidikan yang memadai kepada individu dari semua usia untuk membantu mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri (Bimo, 1995). Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan pilihanpilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian secara bijaksana dengan lingkungannya. Tujuan utama bimbingan adalah untuk mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya (Fenti, 2010 :3)). Bimbingan dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan program pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan-layanan petugas ahli dengan mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan dan kecakapan-kecakapannya secara penuh sesuai dengan yang diharapkan. Dari definisi diatas dapat diangkat makna sebagai berikut: a. Bimbingan merupakan suatu proses, yang berkesinambungan. Bimbingan memiliki tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan. b. Bimbingan merupakan " helping " , yang identik dengan " aiding, assisting, atau awailing ". Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator. c. Individu yang dibantu adalah individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya. Sedangkan pengertian konseling selanjutnya mendefinisikan bahwa konseling merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana
Penelitian dalam dunia akademik khususnya di perguruan tinggi merupakan sebuah kewajiban, setiap ... more Penelitian dalam dunia akademik khususnya di perguruan tinggi merupakan sebuah kewajiban, setiap jenjang pendidikan tinggi yang akan menyelesaikan studi harus melewati tahapan yang disebut penelitian meskipun dikemas dalam nama yang berbeda. Di jenjang S1 disebut dengan Skripsi, S2 disebut dengan Tesis dan S3 disebut dengan Disertasi. Selain mahasiswa, di perguruan tinggi yang menjunjung tinggi Tri Darma yaitu Pendidikan/ pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat maka dosen/pengajar pun dituntut untuk mengembangkan diri melalui penelitian. Salah satu metode penelitian ditinjau dari jenis data yang biasa digunakan adalah metode penelitian kuliatatif. Metode Penelitian kualitatif sering disebut metode naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2013:14) Penelitian kualitatif bertolak dari filsafat konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif, dan suatu pertukaran informasi sosial yang diinterpresikan oleh individu-individu. Para peneliti kualitatif percaya bahwa kenyataan merupakan konstruksi sosial, bahwa individu-individu atau kelompok-kelompok memperoleh dan memberi makna terhadap kesatuan-kesatuan tertentu apakah itu peristiwa-peristiwa, orang-orang, proses-proses atau obyek-obyek. Orang membuat konstruksi untuk memahaminya dan menyusunnya kembali sebagai sudut pandang persepsi dan sistem kepercayaan. Persepsi orang adalah apa yang dia yakini " nyata " padanya, dan apa yang mengarahkan kegiatan , pikiran, dan perasaannya. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Penelitian kualitatif diarahkan lebih dari sekedar memahami fenomena tetapi juga mengembangkan teori. Menurut Lexy J. Moloeng (2004:6) dalam Aminah, mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (diunduh 20 Juli 2016, 08:54). Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah yaitu objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Instrumen yang digunakan adalah orang atau human instrument yaitu peneliti sendiri. Untuk itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.
Rencana pengembangan model pembelajaran untuk mengantisipasi keterbatasan perangkat Laboratorium ... more Rencana pengembangan model pembelajaran untuk mengantisipasi keterbatasan perangkat Laboratorium komputer dan memaksimalkan jaringan dan fasilitas internet kampus. Mohon koreksi dan masukan dari pembaca... Thanks
Uploads
Papers by Salmilah Saleh
Drafts by Salmilah Saleh