This research aimed to analyze the phonological errors made by the students of Arabic department ... more This research aimed to analyze the phonological errors made by the students of Arabic department when processing of learning activity about reading skill. The research design used in this research was content analysis. The data collection method used was listening method with free listening-speaking technique, writting technique and recording technique. The result of this research showed up that the students " phonological errors that often occured were on fricative sound such as (ح ذ ص ظ ش خ and )ف whereas for the explosion sound was on ط ض and .ق Among of those errors, the most difficult and the biggest errors were ع and .ض Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan fonologis yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan bahasa Arab saat mereka melaksanakan aktivitas belajar keterampilan membaca. Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan analisis isi (content analysis). Untuk mengumpulkan data penelitian, metode yang digunakan adalah metode mendengarkan dengan teknik free listening-speaking, teknik menulis dan teknik perekaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan fonologis siswa yang sering terjadi pada saat kegiatan membaca adalah pada suara frikatif seperti (ح ذ ص ظ خ ش dan )ف sedangkan untuk suara letupan ada pada ط ض dan .ق Di antara kesalahan-kesalahan tersebut, kesalahan yang paling sulit dan paling banyak adalah pada pelafalan huruf ع dan .ض Kata Kunci: analisis kesalahan bahasa, fonologi, keterampilan membaca
Abstrak: Teori relevansi memandang penerjemahan sebagai ekspresi dan rekognisi dari intensi penul... more Abstrak: Teori relevansi memandang penerjemahan sebagai ekspresi dan rekognisi dari intensi penulis teks sumber. Penelitian ini bermaksud mengungkap aspek relevansi dalam terjemahan Al-Qur'an. Untuk itu dipilih 13 tindak-tutur kinâyah tentang jima' beserta terjemahannya, yakni terjemahan Depag RI dan terjemahan alternatif. Selanjutnya 30 mahasiswa dimintai tanggapannya tentang aspek relevansi kedua terjemahan tersebut. Hasilnya, terjemahan Depag RI kurang menghadirkan aspek relevansi terhadap maksud tuturan. Hal ini terjadi, selain karena bahasa Indonesia tidak memiliki konsep kinâyah, juga lantaran penggunaan diksi yang berpotensi menimbulkan ketaksaan. Sementara itu, terjemahan alternatif menggunakan diksi yang jelas dan tedas sehingga tidak memerlukan processing effort yang besar untuk sampai pada maksud tuturan. Abstract: According to relevance theory, translation is seen as the expression and recognition of intentions of the source text writer. This study intends to reveal aspects of relevance in the translations of the Qur'an. In relation to this research selected 13 kinâyah speech acts about coitus and its translations: Depag translation and alternative translations. The next, 30 students asked for his response about the relevance of these two aspects of the translation. As a result, Depag translation less relevance to the purpose of presenting aspects of speech. This occurs, in addition to Indonesian does not have a concept kinâyah, also because of the use of diction that could potentially cause ambiguity, while alternative translations using clear diction and thus do not require great processing effort to arrive at the intended meaning. Pendahuluan Hakikat penerjemahan sesungguh-nya merupakan upaya mengemas pesan ke dalam BT (Bahasa Target) sepadan dengan pesan yang terdapat dalam BS (Bahasa Sumber). Dalam hal ini,
Each language has its own uniqueness because of the existence of cultural concepts that exist in ... more Each language has its own uniqueness because of the existence of cultural concepts that exist in it. To bring clarity to the translation of the nuanced cultural speech, including those contained in the imperative verses, often becomes an obstacle in translation. The study, which used a qualitative-evaluative approach with the design of embedded case study research, aims to reveal the clarity of the translation of imperative verses that have cultural nuance meanings. Samples were selected purposively regarding imperative verses that have specific pragmatic meanings. The clarity of the translation of the imperative verses relies on the techniques and procedures of translation applied in dealing with micro-translation units. Couplet procedure that combines literal and amplification techniques may fulfill clarity aspect in translation. Setiap bahasa mempunyai keunikan tersendiri berkat keberadaan konsep-konsep budaya yang ada di dalamnya. Dalam penerjemahan, menghadirkan ketedasan terjemahan tuturan yang bernuansa budaya, termasuk dalam ayat-ayat imperatif, seringkali menjadi kendala tersendiri. Penelitian ini, yang menggunakan pendekatan kualitatif-evaluatif dengan desain studi kasus terpancang, bertujuan untuk mengungkap ketedasan terjemahan ayat-ayat imperatif yang bernuansa budaya. Sampel penelitian dipilih secara purposif berupa ayat-ayat imperatif yang memiliki makna pragmatik tertentu. Ketedasan terjemahan ayat-ayat imperatif tidak terlepas dari teknik dan prosedur penerjemahan yang diterapkan dalam menangani unit-unit mikro terjemahan. Prosedur kuplet yang memadukan teknik
In translation, the differences between SL (the source language) and TL (the target language) nec... more In translation, the differences between SL (the source language) and TL (the target language) necessitate adjustments. Adjustment often has implications for pragmatic aspects that are present in the form of redundancy and loss in TL. In certain cases redundancy and loss sometimes potentially cause legal impact. In relation to this, I examined a document of LEA (Letter Employment Agreement) and its Arabic translation as corpus linguistics. The data selected purposively with recognising that if there are any addition and deletion in TL. The research findings revealed the presence of a number of additions and deletions in the LEA translation, especially at the level of words and phrases. In general, the addition and deletion is intended to bring clarity and naturalness in translation. There is only one addition and seven deletions potentially causes legal impact due to violating the maxim of quality and quantity. Abstrak: Dalam penerjemahan, perbedaan BS (bahasa sumber) dan BT (bahasa target) meniscayakan penyesuaian. Penyesuaian sering kali berimplikasi terhadap aspek pragmatik yang hadir dalam bentuk kelewahan dan kelesapan dalam BT. Dalam kasus tertentu kelewahan dan kelesapan adakalanya berpotensi menimbulkan dampak hukum. Sekaitan dengan ini, ditelaah sebuah dokumen SPK (Surat Perjanjian Kerja) berbahasa Arab beserta terjemahannya sebagai korpus linguistik. Data dipilih secara purposif dengan memertimbangkan ada-tidaknya penambahan (addition) dan pelesapan (deletion) dalam BT. Temuan penelitian mengungkapkan adanya sejumlah penambahan dan pelesapan dalam terjemah SPK tersebut, terutama pada tataran kata dan frase. Secara umum, penambahan dan pelesapan dimaksudkan untuk menghadirkan ketedasan dan kenaturalan dalam terjemahan. Hanya terdapat satu penambahan dan tujuh pelesapan yang berpotensi menimbulkan dampak hukum antara lain karena melanggar maksim kualitas dan kuantitas. Kata kunci : pragmatik, penambahan, pelesapan, bahasa hukum
One of the stylistic features of the Qur'an is the existence of imperative verses that have certa... more One of the stylistic features of the Qur'an is the existence of imperative verses that have certain pragmatic meanings. The feature often makes the Indonesian translation of these verses complex. This is mainly related to the fulfillment of the aspect of clarity in translation. This study aims to reveal the subtle translation of imperative verses of the Qur'an with certain pragmatic meanings. This descriptive-evaluative study used the design of embedded case study because the findings apply only to the imperative verses that serve as the research sample. The sample of the study was chosen purposively from the Qur'anic verses that contain imperative speech. They are imperative verses that have certain pragmatic meanings, such as al-tahdid (threatening), al-ihanah (humiliating), and so forth. The focus of the study is on the subtle translation of imperative verses contained in the translation version by UMT. In general, based on the responses of respondents and the test results, the translations of imperative verses by UMT produce acceptable clarity.
Iltifat (shifting) speech act is distinctive and considered unique style of Arabic. It has potent... more Iltifat (shifting) speech act is distinctive and considered unique style of Arabic. It has potential errors when it is translated into Indonesian. Therefore, translation of iltifat speech act into another language can be an important issue. The objective of the study is to know translation procedures/techniques and ideology required in dealing with iltifat speech act. This research is directed at translation as a cognitive product of a translator. The data used in the present study were the corpus of Koranic verses that contain iltifat speech act along with their translation. Data analysis typically used descriptive-evaluative method with content analysis model. The data source of this research consisted of the Koran and its translation. The purposive sampling technique was employed, with the sample of the iltifat speech act contained in the Koran. The results showed that more than 60% of iltifat speech act were translated by using literal procedure. The significant number of literal translation of the verses asserts that the Ministry of Religious Affairs tended to use literal method of translation. In other words, the Koran translation made by the Ministry of Religious Affairs tended to be oriented to the source language in dealing with iltifat speech act. The number of the literal procedure used shows a tendency of foreignization ideology. Transitional pronouns contained in the iltifat speech act can be clearly translated when thick translations were used in the form of description in parentheses. In this case, explanation can be a choice in translating iltifat speech act.
This research aimed to analyze the phonological errors made by the students of Arabic department ... more This research aimed to analyze the phonological errors made by the students of Arabic department when processing of learning activity about reading skill. The research design used in this research was content analysis. The data collection method used was listening method with free listening-speaking technique, writting technique and recording technique. The result of this research showed up that the students " phonological errors that often occured were on fricative sound such as (ح ذ ص ظ ش خ and )ف whereas for the explosion sound was on ط ض and .ق Among of those errors, the most difficult and the biggest errors were ع and .ض Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan fonologis yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan bahasa Arab saat mereka melaksanakan aktivitas belajar keterampilan membaca. Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan analisis isi (content analysis). Untuk mengumpulkan data penelitian, metode yang digunakan adalah metode mendengarkan dengan teknik free listening-speaking, teknik menulis dan teknik perekaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan fonologis siswa yang sering terjadi pada saat kegiatan membaca adalah pada suara frikatif seperti (ح ذ ص ظ خ ش dan )ف sedangkan untuk suara letupan ada pada ط ض dan .ق Di antara kesalahan-kesalahan tersebut, kesalahan yang paling sulit dan paling banyak adalah pada pelafalan huruf ع dan .ض Kata Kunci: analisis kesalahan bahasa, fonologi, keterampilan membaca
Abstrak: Teori relevansi memandang penerjemahan sebagai ekspresi dan rekognisi dari intensi penul... more Abstrak: Teori relevansi memandang penerjemahan sebagai ekspresi dan rekognisi dari intensi penulis teks sumber. Penelitian ini bermaksud mengungkap aspek relevansi dalam terjemahan Al-Qur'an. Untuk itu dipilih 13 tindak-tutur kinâyah tentang jima' beserta terjemahannya, yakni terjemahan Depag RI dan terjemahan alternatif. Selanjutnya 30 mahasiswa dimintai tanggapannya tentang aspek relevansi kedua terjemahan tersebut. Hasilnya, terjemahan Depag RI kurang menghadirkan aspek relevansi terhadap maksud tuturan. Hal ini terjadi, selain karena bahasa Indonesia tidak memiliki konsep kinâyah, juga lantaran penggunaan diksi yang berpotensi menimbulkan ketaksaan. Sementara itu, terjemahan alternatif menggunakan diksi yang jelas dan tedas sehingga tidak memerlukan processing effort yang besar untuk sampai pada maksud tuturan. Abstract: According to relevance theory, translation is seen as the expression and recognition of intentions of the source text writer. This study intends to reveal aspects of relevance in the translations of the Qur'an. In relation to this research selected 13 kinâyah speech acts about coitus and its translations: Depag translation and alternative translations. The next, 30 students asked for his response about the relevance of these two aspects of the translation. As a result, Depag translation less relevance to the purpose of presenting aspects of speech. This occurs, in addition to Indonesian does not have a concept kinâyah, also because of the use of diction that could potentially cause ambiguity, while alternative translations using clear diction and thus do not require great processing effort to arrive at the intended meaning. Pendahuluan Hakikat penerjemahan sesungguh-nya merupakan upaya mengemas pesan ke dalam BT (Bahasa Target) sepadan dengan pesan yang terdapat dalam BS (Bahasa Sumber). Dalam hal ini,
Each language has its own uniqueness because of the existence of cultural concepts that exist in ... more Each language has its own uniqueness because of the existence of cultural concepts that exist in it. To bring clarity to the translation of the nuanced cultural speech, including those contained in the imperative verses, often becomes an obstacle in translation. The study, which used a qualitative-evaluative approach with the design of embedded case study research, aims to reveal the clarity of the translation of imperative verses that have cultural nuance meanings. Samples were selected purposively regarding imperative verses that have specific pragmatic meanings. The clarity of the translation of the imperative verses relies on the techniques and procedures of translation applied in dealing with micro-translation units. Couplet procedure that combines literal and amplification techniques may fulfill clarity aspect in translation. Setiap bahasa mempunyai keunikan tersendiri berkat keberadaan konsep-konsep budaya yang ada di dalamnya. Dalam penerjemahan, menghadirkan ketedasan terjemahan tuturan yang bernuansa budaya, termasuk dalam ayat-ayat imperatif, seringkali menjadi kendala tersendiri. Penelitian ini, yang menggunakan pendekatan kualitatif-evaluatif dengan desain studi kasus terpancang, bertujuan untuk mengungkap ketedasan terjemahan ayat-ayat imperatif yang bernuansa budaya. Sampel penelitian dipilih secara purposif berupa ayat-ayat imperatif yang memiliki makna pragmatik tertentu. Ketedasan terjemahan ayat-ayat imperatif tidak terlepas dari teknik dan prosedur penerjemahan yang diterapkan dalam menangani unit-unit mikro terjemahan. Prosedur kuplet yang memadukan teknik
In translation, the differences between SL (the source language) and TL (the target language) nec... more In translation, the differences between SL (the source language) and TL (the target language) necessitate adjustments. Adjustment often has implications for pragmatic aspects that are present in the form of redundancy and loss in TL. In certain cases redundancy and loss sometimes potentially cause legal impact. In relation to this, I examined a document of LEA (Letter Employment Agreement) and its Arabic translation as corpus linguistics. The data selected purposively with recognising that if there are any addition and deletion in TL. The research findings revealed the presence of a number of additions and deletions in the LEA translation, especially at the level of words and phrases. In general, the addition and deletion is intended to bring clarity and naturalness in translation. There is only one addition and seven deletions potentially causes legal impact due to violating the maxim of quality and quantity. Abstrak: Dalam penerjemahan, perbedaan BS (bahasa sumber) dan BT (bahasa target) meniscayakan penyesuaian. Penyesuaian sering kali berimplikasi terhadap aspek pragmatik yang hadir dalam bentuk kelewahan dan kelesapan dalam BT. Dalam kasus tertentu kelewahan dan kelesapan adakalanya berpotensi menimbulkan dampak hukum. Sekaitan dengan ini, ditelaah sebuah dokumen SPK (Surat Perjanjian Kerja) berbahasa Arab beserta terjemahannya sebagai korpus linguistik. Data dipilih secara purposif dengan memertimbangkan ada-tidaknya penambahan (addition) dan pelesapan (deletion) dalam BT. Temuan penelitian mengungkapkan adanya sejumlah penambahan dan pelesapan dalam terjemah SPK tersebut, terutama pada tataran kata dan frase. Secara umum, penambahan dan pelesapan dimaksudkan untuk menghadirkan ketedasan dan kenaturalan dalam terjemahan. Hanya terdapat satu penambahan dan tujuh pelesapan yang berpotensi menimbulkan dampak hukum antara lain karena melanggar maksim kualitas dan kuantitas. Kata kunci : pragmatik, penambahan, pelesapan, bahasa hukum
One of the stylistic features of the Qur'an is the existence of imperative verses that have certa... more One of the stylistic features of the Qur'an is the existence of imperative verses that have certain pragmatic meanings. The feature often makes the Indonesian translation of these verses complex. This is mainly related to the fulfillment of the aspect of clarity in translation. This study aims to reveal the subtle translation of imperative verses of the Qur'an with certain pragmatic meanings. This descriptive-evaluative study used the design of embedded case study because the findings apply only to the imperative verses that serve as the research sample. The sample of the study was chosen purposively from the Qur'anic verses that contain imperative speech. They are imperative verses that have certain pragmatic meanings, such as al-tahdid (threatening), al-ihanah (humiliating), and so forth. The focus of the study is on the subtle translation of imperative verses contained in the translation version by UMT. In general, based on the responses of respondents and the test results, the translations of imperative verses by UMT produce acceptable clarity.
Iltifat (shifting) speech act is distinctive and considered unique style of Arabic. It has potent... more Iltifat (shifting) speech act is distinctive and considered unique style of Arabic. It has potential errors when it is translated into Indonesian. Therefore, translation of iltifat speech act into another language can be an important issue. The objective of the study is to know translation procedures/techniques and ideology required in dealing with iltifat speech act. This research is directed at translation as a cognitive product of a translator. The data used in the present study were the corpus of Koranic verses that contain iltifat speech act along with their translation. Data analysis typically used descriptive-evaluative method with content analysis model. The data source of this research consisted of the Koran and its translation. The purposive sampling technique was employed, with the sample of the iltifat speech act contained in the Koran. The results showed that more than 60% of iltifat speech act were translated by using literal procedure. The significant number of literal translation of the verses asserts that the Ministry of Religious Affairs tended to use literal method of translation. In other words, the Koran translation made by the Ministry of Religious Affairs tended to be oriented to the source language in dealing with iltifat speech act. The number of the literal procedure used shows a tendency of foreignization ideology. Transitional pronouns contained in the iltifat speech act can be clearly translated when thick translations were used in the form of description in parentheses. In this case, explanation can be a choice in translating iltifat speech act.
Uploads
Papers by zaka alfarisi