The privatization of public space has been an issue since '90 in America, when some people realiz... more The privatization of public space has been an issue since '90 in America, when some people realize that public space is not so public. Jürgen Habermas defines that public space is considered to be that space to which citizens of a polity have access and enjoy free right of use [1], but on the other hand the 'term' of public became ambiguous. The development of the phenomenon has been trend among the planner. Hayden bringing up the 'domestication of public space'[2], the other research was Anna Minton with the privatization of public space and there are some many research that conclude the public space (especially in the semi – public space) mostly have a individual or communal who's use the public space regularly as its own it. The Arabic kampong is a one of the cultural kampong in Surabaya. The pattern of the privatization of the public space, been an adaptation for their limited space. The non-existences of the large or massive public space in the area leave them with no options except to adapt with it. Comment [1]: Elsevier to update with volume and page numbers.
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science
This study focused on assessing the vulnerability of public rental housing (Rusunawa) residents f... more This study focused on assessing the vulnerability of public rental housing (Rusunawa) residents facing the risk of COVID-19 transmission. The level of vulnerability was measured through a Weighted Scoring Method (WSM), which considered various aspects that set Rusunawa apart, such as elderly population, occupancy rate, overcrowding, the number of confirmed positive cases in an area, access to clean water service and jobs vulnerable to the spread of the SARS-CoV-2 virus. Results showed that each of the Rusunawa had different levels of vulnerability, which was categorized into 4 clusters: Most Vulnerable (Dupak Bangunrejo and Siwalankerto), Vulnerable (Wonorejo, Pesapen, Jambangan and Dukuh Menanggal), Slightly Vulnerable (Penjaringansari, Keputih and Bandarejo) and Least Vulnerable (Romokalisari, Gununganyar and Tambak Wedi). Dupak Bangunrejo Rusunawa was identified to be one of the most vulnerable Rusunawa towards COVID-19 transmission in comparison to other Rusunawa due to a high a...
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 2021
This study focused on assessing the vulnerability of public rental housing (Rusunawa) residents f... more This study focused on assessing the vulnerability of public rental housing (Rusunawa) residents facing the risk of COVID-19 transmission. The level of vulnerability was measured through a Weighted Scoring Method (WSM), which considered various aspects that set Rusunawa apart, such as elderly population, occupancy rate, overcrowding, the number of confirmed positive cases in an area, access to clean water service and jobs vulnerable to the spread of the SARS-CoV-2 virus. Results showed that each of the Rusunawa had different levels of vulnerability, which was categorized into 4 clusters: Most Vulnerable (Dupak Bangunrejo and Siwalankerto), Vulnerable (Wonorejo, Pesapen, Jambangan and Dukuh Menanggal), Slightly Vulnerable (Penjaringansari, Keputih and Bandarejo) and Least Vulnerable (Romokalisari, Gununganyar and Tambak Wedi). Dupak Bangunrejo Rusunawa was identified to be one of the most vulnerable Rusunawa towards COVID-19 transmission in comparison to other Rusunawa due to a high a...
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 2019
Pedestrian ways of Tunjungan which is known as Central Business District is an important accessib... more Pedestrian ways of Tunjungan which is known as Central Business District is an important accessibility element in Surabaya. According to Guidelines for the Provision and Utilization of Pedestrian Infrastructure and Facilities in Urban Area (2014), pedestrian ways is important component that should be provided for increasing effectiveness of citizen mobility in urban area. In general fact, pedestrian ways of Surabaya is in good condition. In 2007 Surabaya has received Wahana Tata Nugraha Award from The Ministry of Transportation. It has been avowed that pedestrian ways of Surabaya is first ranked of 20 cities in Indonesia (Detiknews, 2007). However pedestrian ways in Surabaya especially in Tunjungan district frequently misused (Kompas, 2010). That condition shows unmaximize use of pedestrian ways in this district. Objectives: This study will focus on LOS (Level of Service) to determine walkability in Tunjungan. Hereafter, value ranking of this LOS and what solution should be done wil...
Rapid urbanization and land scarcity in Indonesia’s urban areas have caused the demand for housin... more Rapid urbanization and land scarcity in Indonesia’s urban areas have caused the demand for housing need of the low-income population to be more arduous to obtain. Regarding slum issues and the urgency of livable and low-cost housing, the government makes an effort to develop affordable rental flats for low income which is termed as Rusunawa. The use of Post Occupancy Evaluation (POE), focuses on the evaluation of the buildings. It is considered the rental flats as a physical building and not as a ‘home’ where the living area of the occupants should be a convenient place to live, which includes their social psychology aspect. Dandangan. This research aims to assess the livability of Dandangan Flats a rental flat in Kediri City that provides a comfortable home for low-income inhabitants and industrial workers as well as handling the slums. Determination of livable flat criteria uses expert judgment and assessment livability of Dandangan flats with service quality method. The result re...
CPTED studies has been popular since 1960-1970s, however studies in Indonesian city context showe... more CPTED studies has been popular since 1960-1970s, however studies in Indonesian city context showed limited references. This paper identified the need of CPTED study followed a massive MRT network development in Jakarta City, as the need for re-design and city beautification to fit with the vibrant TOD urban lifestyle may create moments as well to promote CPTED implementation. The perception survey was developed to understand the perceived crime risk level among the MRT users of Bundaran HI Station. The survey conducted in two scopes of context, i.e. the TOD precinct, an area of 800 radius from the station, and inside the station itself. Finding from the TOD context showed that the maintenance and information have been the most significant but often mostly ignored. These two component may lead to under-rated other CPTED components, weaken the territorial reinforcement and natural surveillance. Out of 56 parameters, 26 parameters or almost halve have rated below 3, alarmed for a more ...
Tingginya produksi jagung di Kabupaten Kediri per tahun rata-rata 3,3 juta kuintal dan lahan pote... more Tingginya produksi jagung di Kabupaten Kediri per tahun rata-rata 3,3 juta kuintal dan lahan potensial jagung di Kediri mencapai 54.650 ha/tahun, seharusnya kegiatan pengolah jagung bisa dimaksimalkan Tercatat dalam Dinas koperasi, industri dan perdagangan kabupaten Kediri menyebutkan bahwa jumlah Industri Kecil Menengah pengolah jagung sampai bulan Desember 2012 mencapai 25 industri. Namun, sistem pengolahan kurang maksimal dikarenakan pengembangan yang dilakukan tidak sesuai dengan potensi wilayah. Sehingga agroindustri jagung perlu dikembangkan untuk mendukung memaksimalkan kegiatan pengolah jagung. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode ganda, yakni kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan rasionalistik. Jenis data kuantitatif sebagai input dalam analisa LQ dan SSA untuk menentukan wilayah potensial penghasil jagung. Sedangkan jenis data kualitatif sebagai input analisa faktor dan analisa deskriptif untuk menentukan wilayah pengembangan agroindustri, faktor yang m...
Permukiman tradisional di Kecamatan Kamal teridentifikasi memiliki elemen pembentuk defensible sp... more Permukiman tradisional di Kecamatan Kamal teridentifikasi memiliki elemen pembentuk defensible space namun saat ini elemen-elemen tersebut telah mengalami perubahan. Meski Kecamatan Kamal cenderung mengalami penurunan angka kriminalitas, namun tingkat kriminalitas di Kecamatan Kamal termasuk tertinggi kedua dibandingkan kecamatan lain di Kabupaten Bangkalan. Untuk itu penelitian ini bertujuan mengetahui perwujudan faktor ruang yang dapat bertahan terhadap kriminalitas di Kecamatan Kamal saat ini. Peneliti berfokus pada empat faktor dari konsep defensible space yakni territoriality, natural surveillance, image, dan milieu. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif-kuantitatif (mix method) dengan pendekatan rasionalistik. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner, wawancara, dan observasi. Temuan menunjukkan bahwa keempat faktor defensible space berpengaruh pada tingkat kriminalitas di Kecamatan Kamal. Faktor territoriality (berfungsinya public space, aktifnya paguyuban warga...
Salah satu cara perwujudan suatu identitas kota dapat dilakukan dengan memperkuat citra visual ko... more Salah satu cara perwujudan suatu identitas kota dapat dilakukan dengan memperkuat citra visual kota atau kawasan. Pembentukan citra kota/kawasan dapat memperkuat karakter dan membuat tatanan kualitas lingkungan dan hidup masyarakat menjadi terarah dan terpelihara. Studi penelitian bermaksud mengoptimalkan potensi kawasan yang ada untuk dapat berkembang dengan pembentukan citra/image kawasan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Pengambilan data dilakukan dengan berdasarkan variabel yang telah ditentukan, yaitu kriteria non-fisik berupa identitas, struktur, dan makna. Kriteria fisik berupa path, edge, district, node, dan landmark. Pegambilan data untuk kriteria fisik dilakukan observasi dan behavior mapping pada wilayah studi dan dianalisis menggunakan empirical analyisis. Sedangkan untuk kriteria non-fisik dilakukan wawancara dengan stakeholder terkait dan dianalisis menggunakan content analysis. Data hasil berdasarkan kriteria non-fisik dan fisik kemudian diakumulasikan dan dijelas...
Perkembangan Ubud yang pesat diikuti oleh semakin meningkatnya jumlah sarana dan prasarana pariwi... more Perkembangan Ubud yang pesat diikuti oleh semakin meningkatnya jumlah sarana dan prasarana pariwisata menyebabkan pemanfaatan ruang yang berdasarkan pada aturan lokal setempat telah banyak berubah akibat tuntutan ruang untuk kepentingan fasilitas penunjang pariwisata. Fasilitas penunjang pariwisata tersebut menggeser atau menghilangkan ruang bernuansa lokal yang menjadi identitas permukiman setempat dan salah satu daya tarik wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kawasan pusat kota Ubud yang mencitrakan ruang tradisional Bali. Penelitian ini melakukan dua tahapan analisa. Evaluasi perubahan kawasan pusat kota Ubud menggunakan deskriptif kualitatif, dimana faktor-faktor yang mencirikan kawasan pusat kota Ubud antara lain pempatan agung, permukiman, Pura, Puri, natah, wantilan, bale banjar, bale kulkul, dan jaringan jalan. Sementara untuk perumusan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan diperoleh melalui content analysis . Te...
Keberadaan ekowisata membawa pengaruh positif bagi masyarakat sekitar, terutama di permukiman nel... more Keberadaan ekowisata membawa pengaruh positif bagi masyarakat sekitar, terutama di permukiman nelayan dalam hal peningkatan kesejahteraan lingkungan desa. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengembangan kawasan permukiman nelayan berbasis ekowisata di Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya). Agar arah pengembangan permukiman nelayan berbasis ekowisata di kawasan Pantai Timur Surabaya dapat terintegrasi dengan baik maka, dilakukan dengan cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan melalui potensi kelautan sekaligus melibatkan masyarakat dalam ekowisata. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik, karakteristik social-budaya dan ekonomi masyarakat nelayan; dan teknik analisa skoring untuk menentukan kawasan prioritas pengembangan permukiman nelayan dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan permukiman nelayan berbasis ekowisata. Serta teknik analisa triangulasi ...
The privatization of public space has been an issue since '90 in America, when some people realiz... more The privatization of public space has been an issue since '90 in America, when some people realize that public space is not so public. Jürgen Habermas defines that public space is considered to be that space to which citizens of a polity have access and enjoy free right of use [1], but on the other hand the 'term' of public became ambiguous. The development of the phenomenon has been trend among the planner. Hayden bringing up the 'domestication of public space'[2], the other research was Anna Minton with the privatization of public space and there are some many research that conclude the public space (especially in the semi – public space) mostly have a individual or communal who's use the public space regularly as its own it. The Arabic kampong is a one of the cultural kampong in Surabaya. The pattern of the privatization of the public space, been an adaptation for their limited space. The non-existences of the large or massive public space in the area leave them with no options except to adapt with it. Comment [1]: Elsevier to update with volume and page numbers.
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science
This study focused on assessing the vulnerability of public rental housing (Rusunawa) residents f... more This study focused on assessing the vulnerability of public rental housing (Rusunawa) residents facing the risk of COVID-19 transmission. The level of vulnerability was measured through a Weighted Scoring Method (WSM), which considered various aspects that set Rusunawa apart, such as elderly population, occupancy rate, overcrowding, the number of confirmed positive cases in an area, access to clean water service and jobs vulnerable to the spread of the SARS-CoV-2 virus. Results showed that each of the Rusunawa had different levels of vulnerability, which was categorized into 4 clusters: Most Vulnerable (Dupak Bangunrejo and Siwalankerto), Vulnerable (Wonorejo, Pesapen, Jambangan and Dukuh Menanggal), Slightly Vulnerable (Penjaringansari, Keputih and Bandarejo) and Least Vulnerable (Romokalisari, Gununganyar and Tambak Wedi). Dupak Bangunrejo Rusunawa was identified to be one of the most vulnerable Rusunawa towards COVID-19 transmission in comparison to other Rusunawa due to a high a...
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 2021
This study focused on assessing the vulnerability of public rental housing (Rusunawa) residents f... more This study focused on assessing the vulnerability of public rental housing (Rusunawa) residents facing the risk of COVID-19 transmission. The level of vulnerability was measured through a Weighted Scoring Method (WSM), which considered various aspects that set Rusunawa apart, such as elderly population, occupancy rate, overcrowding, the number of confirmed positive cases in an area, access to clean water service and jobs vulnerable to the spread of the SARS-CoV-2 virus. Results showed that each of the Rusunawa had different levels of vulnerability, which was categorized into 4 clusters: Most Vulnerable (Dupak Bangunrejo and Siwalankerto), Vulnerable (Wonorejo, Pesapen, Jambangan and Dukuh Menanggal), Slightly Vulnerable (Penjaringansari, Keputih and Bandarejo) and Least Vulnerable (Romokalisari, Gununganyar and Tambak Wedi). Dupak Bangunrejo Rusunawa was identified to be one of the most vulnerable Rusunawa towards COVID-19 transmission in comparison to other Rusunawa due to a high a...
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 2019
Pedestrian ways of Tunjungan which is known as Central Business District is an important accessib... more Pedestrian ways of Tunjungan which is known as Central Business District is an important accessibility element in Surabaya. According to Guidelines for the Provision and Utilization of Pedestrian Infrastructure and Facilities in Urban Area (2014), pedestrian ways is important component that should be provided for increasing effectiveness of citizen mobility in urban area. In general fact, pedestrian ways of Surabaya is in good condition. In 2007 Surabaya has received Wahana Tata Nugraha Award from The Ministry of Transportation. It has been avowed that pedestrian ways of Surabaya is first ranked of 20 cities in Indonesia (Detiknews, 2007). However pedestrian ways in Surabaya especially in Tunjungan district frequently misused (Kompas, 2010). That condition shows unmaximize use of pedestrian ways in this district. Objectives: This study will focus on LOS (Level of Service) to determine walkability in Tunjungan. Hereafter, value ranking of this LOS and what solution should be done wil...
Rapid urbanization and land scarcity in Indonesia’s urban areas have caused the demand for housin... more Rapid urbanization and land scarcity in Indonesia’s urban areas have caused the demand for housing need of the low-income population to be more arduous to obtain. Regarding slum issues and the urgency of livable and low-cost housing, the government makes an effort to develop affordable rental flats for low income which is termed as Rusunawa. The use of Post Occupancy Evaluation (POE), focuses on the evaluation of the buildings. It is considered the rental flats as a physical building and not as a ‘home’ where the living area of the occupants should be a convenient place to live, which includes their social psychology aspect. Dandangan. This research aims to assess the livability of Dandangan Flats a rental flat in Kediri City that provides a comfortable home for low-income inhabitants and industrial workers as well as handling the slums. Determination of livable flat criteria uses expert judgment and assessment livability of Dandangan flats with service quality method. The result re...
CPTED studies has been popular since 1960-1970s, however studies in Indonesian city context showe... more CPTED studies has been popular since 1960-1970s, however studies in Indonesian city context showed limited references. This paper identified the need of CPTED study followed a massive MRT network development in Jakarta City, as the need for re-design and city beautification to fit with the vibrant TOD urban lifestyle may create moments as well to promote CPTED implementation. The perception survey was developed to understand the perceived crime risk level among the MRT users of Bundaran HI Station. The survey conducted in two scopes of context, i.e. the TOD precinct, an area of 800 radius from the station, and inside the station itself. Finding from the TOD context showed that the maintenance and information have been the most significant but often mostly ignored. These two component may lead to under-rated other CPTED components, weaken the territorial reinforcement and natural surveillance. Out of 56 parameters, 26 parameters or almost halve have rated below 3, alarmed for a more ...
Tingginya produksi jagung di Kabupaten Kediri per tahun rata-rata 3,3 juta kuintal dan lahan pote... more Tingginya produksi jagung di Kabupaten Kediri per tahun rata-rata 3,3 juta kuintal dan lahan potensial jagung di Kediri mencapai 54.650 ha/tahun, seharusnya kegiatan pengolah jagung bisa dimaksimalkan Tercatat dalam Dinas koperasi, industri dan perdagangan kabupaten Kediri menyebutkan bahwa jumlah Industri Kecil Menengah pengolah jagung sampai bulan Desember 2012 mencapai 25 industri. Namun, sistem pengolahan kurang maksimal dikarenakan pengembangan yang dilakukan tidak sesuai dengan potensi wilayah. Sehingga agroindustri jagung perlu dikembangkan untuk mendukung memaksimalkan kegiatan pengolah jagung. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode ganda, yakni kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan rasionalistik. Jenis data kuantitatif sebagai input dalam analisa LQ dan SSA untuk menentukan wilayah potensial penghasil jagung. Sedangkan jenis data kualitatif sebagai input analisa faktor dan analisa deskriptif untuk menentukan wilayah pengembangan agroindustri, faktor yang m...
Permukiman tradisional di Kecamatan Kamal teridentifikasi memiliki elemen pembentuk defensible sp... more Permukiman tradisional di Kecamatan Kamal teridentifikasi memiliki elemen pembentuk defensible space namun saat ini elemen-elemen tersebut telah mengalami perubahan. Meski Kecamatan Kamal cenderung mengalami penurunan angka kriminalitas, namun tingkat kriminalitas di Kecamatan Kamal termasuk tertinggi kedua dibandingkan kecamatan lain di Kabupaten Bangkalan. Untuk itu penelitian ini bertujuan mengetahui perwujudan faktor ruang yang dapat bertahan terhadap kriminalitas di Kecamatan Kamal saat ini. Peneliti berfokus pada empat faktor dari konsep defensible space yakni territoriality, natural surveillance, image, dan milieu. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif-kuantitatif (mix method) dengan pendekatan rasionalistik. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner, wawancara, dan observasi. Temuan menunjukkan bahwa keempat faktor defensible space berpengaruh pada tingkat kriminalitas di Kecamatan Kamal. Faktor territoriality (berfungsinya public space, aktifnya paguyuban warga...
Salah satu cara perwujudan suatu identitas kota dapat dilakukan dengan memperkuat citra visual ko... more Salah satu cara perwujudan suatu identitas kota dapat dilakukan dengan memperkuat citra visual kota atau kawasan. Pembentukan citra kota/kawasan dapat memperkuat karakter dan membuat tatanan kualitas lingkungan dan hidup masyarakat menjadi terarah dan terpelihara. Studi penelitian bermaksud mengoptimalkan potensi kawasan yang ada untuk dapat berkembang dengan pembentukan citra/image kawasan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Pengambilan data dilakukan dengan berdasarkan variabel yang telah ditentukan, yaitu kriteria non-fisik berupa identitas, struktur, dan makna. Kriteria fisik berupa path, edge, district, node, dan landmark. Pegambilan data untuk kriteria fisik dilakukan observasi dan behavior mapping pada wilayah studi dan dianalisis menggunakan empirical analyisis. Sedangkan untuk kriteria non-fisik dilakukan wawancara dengan stakeholder terkait dan dianalisis menggunakan content analysis. Data hasil berdasarkan kriteria non-fisik dan fisik kemudian diakumulasikan dan dijelas...
Perkembangan Ubud yang pesat diikuti oleh semakin meningkatnya jumlah sarana dan prasarana pariwi... more Perkembangan Ubud yang pesat diikuti oleh semakin meningkatnya jumlah sarana dan prasarana pariwisata menyebabkan pemanfaatan ruang yang berdasarkan pada aturan lokal setempat telah banyak berubah akibat tuntutan ruang untuk kepentingan fasilitas penunjang pariwisata. Fasilitas penunjang pariwisata tersebut menggeser atau menghilangkan ruang bernuansa lokal yang menjadi identitas permukiman setempat dan salah satu daya tarik wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kawasan pusat kota Ubud yang mencitrakan ruang tradisional Bali. Penelitian ini melakukan dua tahapan analisa. Evaluasi perubahan kawasan pusat kota Ubud menggunakan deskriptif kualitatif, dimana faktor-faktor yang mencirikan kawasan pusat kota Ubud antara lain pempatan agung, permukiman, Pura, Puri, natah, wantilan, bale banjar, bale kulkul, dan jaringan jalan. Sementara untuk perumusan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan diperoleh melalui content analysis . Te...
Keberadaan ekowisata membawa pengaruh positif bagi masyarakat sekitar, terutama di permukiman nel... more Keberadaan ekowisata membawa pengaruh positif bagi masyarakat sekitar, terutama di permukiman nelayan dalam hal peningkatan kesejahteraan lingkungan desa. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengembangan kawasan permukiman nelayan berbasis ekowisata di Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya). Agar arah pengembangan permukiman nelayan berbasis ekowisata di kawasan Pantai Timur Surabaya dapat terintegrasi dengan baik maka, dilakukan dengan cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan melalui potensi kelautan sekaligus melibatkan masyarakat dalam ekowisata. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik, karakteristik social-budaya dan ekonomi masyarakat nelayan; dan teknik analisa skoring untuk menentukan kawasan prioritas pengembangan permukiman nelayan dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan permukiman nelayan berbasis ekowisata. Serta teknik analisa triangulasi ...
Kebijakan penutupan Kawasan Eks Lokalisasi Dolly di Kota Surabaya selain menimbulkan pro dan kont... more Kebijakan penutupan Kawasan Eks Lokalisasi Dolly di Kota Surabaya selain menimbulkan pro dan kontra juga menimbulkan dampak terhadap aspek sosial dan ekonomi masyarakatnya. Penurunan pendapatan masyarakat dan munculnya pengangguran baru akibat hilangnya mata pencaharian mereka yang bergantung pada aktivitas lokalisasi merupakan dampak yang paling dirasakan masyarakat. Pemerintah telah berupaya mengoptimalkan kawasan eks lokalisasi Dolly menjadi kawasan perekonomian baru dengan berbagai upaya dan program yang telah diberikan hingga saat ini. Dalam hal ini upaya pengembangan kawasan sangat diperlukan untuk menunjang terciptanya masyarakat dan kawasan Dolly yang lebih mandiri dan berdaya saing. Namun upaya pemerintah tersebut belum mempertimbangkan persepsi masyarakat sebagai landasan partisipasinya dalam pengembangan Kawasan Eks Lokalisasi Dolly. Oleh karena itu mengidentifikasi persepsi masyarakat menjadi sangat penting dilakukan, karena melalui persepsi masyarakat akan memberikan ga...
Uploads
Conference Presentations
Papers