Bentuk sederhana dari |2x+1|+|3-x| adalah... 3. Nilai x yang memenuhi 3-|5-2x| = 0 4. Himpunan pe... more Bentuk sederhana dari |2x+1|+|3-x| adalah... 3. Nilai x yang memenuhi 3-|5-2x| = 0 4. Himpunan penyelesaian |x 2 -6x-4|=12 adalah Pembahasan
1. Vika mendorong sebuah meja dengan gaya yang diberikan sebesar 15 Newton. Meja tersebut berpind... more 1. Vika mendorong sebuah meja dengan gaya yang diberikan sebesar 15 Newton. Meja tersebut berpindah sejauh 15 cm. Hitunglah usaha yang dilakukan
Abstrak-Percobaan Cincin Newton bertujuan untuk mempelajari fenomena cincin Newton, menghitung pa... more Abstrak-Percobaan Cincin Newton bertujuan untuk mempelajari fenomena cincin Newton, menghitung panjang gelombang dari sumber cahaya yang dilakukan dengan perhitungan manual dan grafis, dan membandingkan hasil perhitungan dan hasil referensi. Pada percobaan ini prinsip yang digunakan ialah Prinsip Huygens dan Interferensi. Pada percobaan ini langkah kerja yang pertama kali dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan. Kemudian lensa dibersihkan menggunakan pembersih. Sumber cahaya dinyalakan. Cahaya pada cermin diatur sedemikian rupa, sehingga objek dapat teramati. Perbesaran mikroskop diatur agar objek teramati. Titik pusat pada cincin ditentukan. diukur jari-jarinya dengan cara menggeser skala vernier setiap ordenya dari orde 0 sampai 4 ke kiri dan ke kanan. Setelah itu dilakukan kembali dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Sehingga dari hasil percobaan tersebut diperoleh panjang gelombang dari hasil perhitungan dan regresi. Dari percobaan didapatkan kesimpulan bahwa cincin newton merupakan fenomena interferensi cahaya pada selaput tipis diantara lensa planconvex dan cermin. Panjang gelombang sisi kanan dan sisi kiri berdasarkan perhitungan sebesar1026 nm dan 1582 nm dengan error sebesar 97% dan 181%. Panjang gelombang sisi kanan dan panjang gelombang sisi kiri berdasarkan grafik sebesar 225 nm dan 138 nm dengan error sebesar 61,86% dan 76,61%, serta diketahui panjang gelombang berdasarkan grafik maupun perhitungan memiliki nilai yang jauh dibandingkan dengan panjang gelombang referensi. Kata Kunci-Cincin Newton, Huygens, Interferensi, Monokromatik. I. PENDAHULUAN Alam kehidupan sehari-hari tidak dapat terlepas dari cahaya, mulai dari cahaya alami yaitu Cahaya matahari maupun cahaya buatan seperti cahaya yang dihasilkan oleh lampu. Cahaya itu sendiri merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki beberapa sifat seperti dapat dipantulkan, dibiaskan, berinterferensi, polarisasi dan difraksi. Ketika suatu gelombang mengenai sebuah penghalang seperti misalnya sebuah cermin, gelombang-gelombang baru dibangkitkan dan bergerak menjauhi penghalang. Fenomena ini disebut pemantulan. Pemantulan terjadi pada bidang batas antara dua medium berbeda. Apabila hasil pantulan gelombang tersebut bergabung menjadi sebuah gelombang maka terjadilah fenomena Interferensi. Interferensi dapat membentuk pola cincin apabila dihasilkan dari dua gelomabang hasil pantulan pada bidang lengkung. Selain itu sering juga kita lihat dalam kehidupan sehari fenomena-fenomena interferensi cincin seperti warna-warni pelangi yang terjadi pada permukaan sabun yang terkena sinar matahari, genangan minyak diatas air, dan warna-warni pada bulu burung. Fenomena-fenomena tersebut merupakan aplikasi atau contoh nyata fenomena cincin newton. Oleh karena itu dilakukan percobaan Cincin Newton ini untuk mempelajari fenomena cincin newton. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang terbatas (spektrum optik atau spektrum tampak), dimana pada spektrum tertentu tersebut gelombang elektromagnetik dapat terlihat yang kemudian kita sebut sebagai cahaya. Spektrum tersebut berada pada rentang panjang gelombang 400 nm-700nm. Ada dua jenis cahaya, yaitu cahaya polikromatik dan cahaya monokromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Contoh cahaya polikromatik adalah cahaya putih. Adapun cahaya monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang. Contoh cahaya monokromatik adalah cahaya merah dan ungu. [1]. Gelombang cahaya memiliki empat sifat utama yaitu dispersi, interferensi, difraksi dan polarisasi. Mengenai sifat-sifat cahaya tadi maka tidak akan asing lagi dengan Hukum Snellius. Secara matematis hukum ini memberikan hubungan antara sudut datang dengan sudut pantul pada cahaya atau gelombang lainnya, Hukum Snellius menyatakan bahwa"Sudut datang dan sudut pantul adalah konstan." Sehingga dapat didilihat pada gambar. Secara matematis dapat dituliskan: [2] (1) (2) Interferensi merupakan perpaduan dua gelombang atau lebih yang memiliki beda fase konstan dan amplitudo yang hampir sama yang dapat menghasilkan suatu pola gelombang baru. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun (interferensi konstruktif) jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak (interferensi destruktif) jika beda fasenya adalah 180°, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan [3]. Hyugen menunjukkan teknik untuk menentukan bagaimana gelombang merambat. Menurut huygen, setiap muka gelombang dapat dianggap sebagai gelombang bari dengan panjang gelombang yang sama dgn sebelumnya. Jika cahaya dilewatkan celah, maka terjadi difraksi. Sebuah muka gelombang adalah sisi panjang yang bergerak. Setiap titik pada muka gelombang memancarkan gelombang berbentuk setengah lingkaran [3] Cahaya dapat mengalami interferensi. Hasil interferensi adalah pola gelap terang yang muncul saat jalannya cahaya monokromatik, sebagai suatu gelombang, terhambat. Bila cahaya yang digunakan bersifat polikromatik, akan akan muncul berbagai warna dan bukan hanya pola gelap terang. Salah satu gejala interferensi adalah cincin newton. Dalam
Abstrak-Telah dilakukan percobaan yang berjudul Franck Hertz yang memiliki tujuan untuk mempelaja... more Abstrak-Telah dilakukan percobaan yang berjudul Franck Hertz yang memiliki tujuan untuk mempelajari gejala difraksi, untuk mengukur panjang gelombang laser, untuk mengetahui pengaruh jarak kisi terhadap pola gelap terang yang dihasilkan serta mengetahui pengaruh panjang gelombang terhadap jarak kisi ke layar. Pada percobaan ini prinsip yang digunakan ialah Prinsip Huygens. Pada percobaan ini langkah kerja yang pertama kali dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan. Kemudian dipasang laser dan kisi pada statif. Lalu diletakkan kisi dan laser pada rel presisi dengan ketinggian sama. Setelah itu diatur jarak kisi ke laser sejauh 30 cm. Lalu diatur jarak layar ke kisi sejauh 15 cm. Setelah itu dinyalakan laser dan diarahkan kepada kisi. Kemudian dicatat jarak pola gelap terang dari terang pusat yang terbentuk. Setelah itu dilakukan kembali dengan variasi jarak layar ke kisi dan dengan variasi kisi dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Dari percobaan didapatkan kesimpulan bahwa difraksi terjadi pada cahaya monokromatik yang dilewatkan pada celah sempit. Panjang gelombang laser yang digunakan adalah í µí¿. í µí¿ í µí² í µí¿í µí¿ −í µí¿ í µí². Semakin jauh jarak layar ke kisi, maka semakin jauh pula jarak antara dua pola yang berdekatan. Panjang gelombang yang digunakan adalah tetap tidak dipengaruhi oleh jarak kisi ke layar.
Abstrak-Telah dilakukan percobaan yang berjudul Polarimeter yang memiliki tujuan untuk mengetahui... more Abstrak-Telah dilakukan percobaan yang berjudul Polarimeter yang memiliki tujuan untuk mengetahui prinsip polarimeter, mengukur sudut putar jenis larutan gula sebagai fungsi konsentrasi, mengetahui pengaruh konsentrasi larutan glukosa terhadap sudut putan jenis dan menentukan konsentrasi larutan gula dengan polarimeter. Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah polarisasi cahaya. Pada percobaan ini langkah kerja yang pertama kali dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian tabung diisi dengan aquades hingga penuh tanpa ada gelembung udara didalamnya. Lalu dimasukkan tabung ke dalam polarimeter. Setelah itu dinyalakan polarimeter. Lalu ditentukan dan dicatat titik nol polarimeter. Kemudian diputar alat putar hingga menemukan pola terang-terang. Lalu dicatat besar sudut yang muncul pada polarimeter. Langkah tersebut diulangi kembali hingga mendapatkan 3 pola gelap-terang dan 3 pola terang-terang. Kemudian dilakukan variasi larutan menggunakan larutan gula dengan konsentrasi yang berbeda pula. Berdasarkan percobaan, didapatkan hasil berupa data sudut putar pola terang-gelap dan terang-terang untuk setiap variasi. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sudut putar jenis untuk gula 1,5 gram sebesar 2.477 cm 2 ̊ C/gram dan untuk sudut putar jenis untuk gula 2,5 gram sebesar 33.834 cm 2 ̊ C/gram sehingga rata-rata sudut putar jenis adalah 18,155 cm 2 ̊ C/gram. Semakin besar konsentrasi larutan gula maka sudut putar jenis akan semakin kecil. Dan konsentrasi larutan gula dengan massa yang tidak diketahui sebesar 0.298 molar. Kata Kunci-Konsentrasi, Polarisasi dan Zat Optik Aktif. I. PENDAHULUAN AHAYA merupakan komponen alam yang sering dijumpai. Cahaya merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Pada saat kita melihat, membaca, dan lain-lain, kita memerlukan cahaya. Cahaya memiliki banyak sifat yang salah satunya adalah Polarisasi. Peristiwa polarisasi merupakan suatu peristiwa penyearahan arah getar suatu gelombang dengan arah sumbu polaroid. Peristiwa ini tidak dapat diamati secara langsung oleh mata manusia, sehingga diperlukan suatu alat yang dapat membantu untuk menunjukan gejala polarisasi tersebut. Melalui polarimeter gejala polarisasi dapat ditunjukan, selain itu melalui alat ini dapat dilihat pula bagaimana larutan optic aktif seperti larutan gula dapat membelokan cahaya yang telah dipolarisasi. Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan melalui polarimeter inilah yang melatar belakangi dilakukanya percobaan polarimeter. Cahaya adalah gelombanng elekromagnetik yang terdiri dari getaran medan listrik dan getaran medan magnet yang tegak lurus. Bidang getar ini tegak lurus terhadap arah rambatanya. Gelombang elektromagnetik adalah gelombanng yang tidak memerlukan medium untuk merambat. Berdasarkan panjang gelombangnya, Cahaya terbagi menjadi cahaya tampak dan cahaya tidak tampak. Cahaya tampak merupakan cahaya yang apabila mengenai benda maka benda tersebut akan dapat dilihat oleh mata manusia. Sedangkan cahaya tidak tampak merupakan cahaya yang apabila mengenai benda maka tidak akan tampak lebih terang atau masih sama dengan kondisi sebelum terkena cahaya tersebut. Cahaya tampak dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu cahaya monokromatik dan cahaya polikromatik. Cahaya monokromatik adalah cahaya yang terdiri dari satu spektrum warna dan satu panjang gelombang. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri dari banyak spektrum warna dan banyak panjang gelombang. Cahaya memiliki beberapa sifat utama seperti difraksi, dispersi, refleksi, refraksi, interferensi dan polarisasi. Cahaya yang dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya tersebut gelombang transversal. Cahaya yang tidak terpolarisasi terdiri atas dua arah getar dan saling tegak lurus. Namun setelah terpolarisasi cahaya hanya memiliki satu arah getar saja yaitu yang sejajar dengan arah sumbu polarisator [3]. Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang sehingga hanya tinggal memiliki satu arah getar saja. Teori Maxwell mengenai cahaya sebagai gelombang elektromagnetik meramalkan bahwa cahaya dapat terpolarisasi karena gelombang elektromagnetik merupakan gelombnag transversal. Arah polarisasi pada gelombang elektromagnetik yang terpolarisasi bidang diambil sebagai arah vektor medan listrik. Cahaya yang terpolarisasi bidang bisa didapat dari cahaya yang tidak terpolarisasi dengan menggunakan kristal-kristal tertentu atau dapat juga menggunakan polaroid. Polaroid berfungsi seperti serangkaian celah paralel yang memungkinkan satu polarisasi untuk lewat seluruhnya, sementara polarisasi tegak lurus terserap seluruhnya. Terdapat beberapa jenis polarisasi yaitu polarisasi linier, polarisasi lingkaran dan polarisasi elips. Suatu geombang dikatakan terporalisasi bidang (linier) apabila vektor medan elektrik atau medan magnetik pada suatu titik selalu diorientasikan sepanang garis lurus yang sama pada setiap waktu sesaat. Pada cahaya terpolarisasi bidang, arak getar medan listrik sembarang yang berada pada bidang XY dapat diuraikan menadi dua komponen, yaitu ke arah sumbu X dan ke arah sumbu Y. Amplitudo kedua gelombang yang saling tegak lurus pada polarisasi bidang menentukan sudut dari arah getar meda listrik cahaya resultannya. Polarisasi bidang terbentuk. hanya bila frekuensi dan fase awal dari kedua gelombang sama atau berbeda fase sebesar kelipatan π radian. Selanjutnya, suatu gelombang dikatakan terpolarisasi lingkaran apabila vektor medan listrik atau medan magnetik pada suatu titik membentuk suatu lingkaran sebagai fungsi waktu. Cahaya terpolarisasi lingkaran dapat terbentuk hanya bila beda fase antara kedua gelombang sebesar kelipatan ganjil dari π⁄2 dan amplitudo
Bentuk sederhana dari |2x+1|+|3-x| adalah... 3. Nilai x yang memenuhi 3-|5-2x| = 0 4. Himpunan pe... more Bentuk sederhana dari |2x+1|+|3-x| adalah... 3. Nilai x yang memenuhi 3-|5-2x| = 0 4. Himpunan penyelesaian |x 2 -6x-4|=12 adalah Pembahasan
1. Vika mendorong sebuah meja dengan gaya yang diberikan sebesar 15 Newton. Meja tersebut berpind... more 1. Vika mendorong sebuah meja dengan gaya yang diberikan sebesar 15 Newton. Meja tersebut berpindah sejauh 15 cm. Hitunglah usaha yang dilakukan
Abstrak-Percobaan Cincin Newton bertujuan untuk mempelajari fenomena cincin Newton, menghitung pa... more Abstrak-Percobaan Cincin Newton bertujuan untuk mempelajari fenomena cincin Newton, menghitung panjang gelombang dari sumber cahaya yang dilakukan dengan perhitungan manual dan grafis, dan membandingkan hasil perhitungan dan hasil referensi. Pada percobaan ini prinsip yang digunakan ialah Prinsip Huygens dan Interferensi. Pada percobaan ini langkah kerja yang pertama kali dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan. Kemudian lensa dibersihkan menggunakan pembersih. Sumber cahaya dinyalakan. Cahaya pada cermin diatur sedemikian rupa, sehingga objek dapat teramati. Perbesaran mikroskop diatur agar objek teramati. Titik pusat pada cincin ditentukan. diukur jari-jarinya dengan cara menggeser skala vernier setiap ordenya dari orde 0 sampai 4 ke kiri dan ke kanan. Setelah itu dilakukan kembali dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Sehingga dari hasil percobaan tersebut diperoleh panjang gelombang dari hasil perhitungan dan regresi. Dari percobaan didapatkan kesimpulan bahwa cincin newton merupakan fenomena interferensi cahaya pada selaput tipis diantara lensa planconvex dan cermin. Panjang gelombang sisi kanan dan sisi kiri berdasarkan perhitungan sebesar1026 nm dan 1582 nm dengan error sebesar 97% dan 181%. Panjang gelombang sisi kanan dan panjang gelombang sisi kiri berdasarkan grafik sebesar 225 nm dan 138 nm dengan error sebesar 61,86% dan 76,61%, serta diketahui panjang gelombang berdasarkan grafik maupun perhitungan memiliki nilai yang jauh dibandingkan dengan panjang gelombang referensi. Kata Kunci-Cincin Newton, Huygens, Interferensi, Monokromatik. I. PENDAHULUAN Alam kehidupan sehari-hari tidak dapat terlepas dari cahaya, mulai dari cahaya alami yaitu Cahaya matahari maupun cahaya buatan seperti cahaya yang dihasilkan oleh lampu. Cahaya itu sendiri merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki beberapa sifat seperti dapat dipantulkan, dibiaskan, berinterferensi, polarisasi dan difraksi. Ketika suatu gelombang mengenai sebuah penghalang seperti misalnya sebuah cermin, gelombang-gelombang baru dibangkitkan dan bergerak menjauhi penghalang. Fenomena ini disebut pemantulan. Pemantulan terjadi pada bidang batas antara dua medium berbeda. Apabila hasil pantulan gelombang tersebut bergabung menjadi sebuah gelombang maka terjadilah fenomena Interferensi. Interferensi dapat membentuk pola cincin apabila dihasilkan dari dua gelomabang hasil pantulan pada bidang lengkung. Selain itu sering juga kita lihat dalam kehidupan sehari fenomena-fenomena interferensi cincin seperti warna-warni pelangi yang terjadi pada permukaan sabun yang terkena sinar matahari, genangan minyak diatas air, dan warna-warni pada bulu burung. Fenomena-fenomena tersebut merupakan aplikasi atau contoh nyata fenomena cincin newton. Oleh karena itu dilakukan percobaan Cincin Newton ini untuk mempelajari fenomena cincin newton. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik dengan spektrum yang terbatas (spektrum optik atau spektrum tampak), dimana pada spektrum tertentu tersebut gelombang elektromagnetik dapat terlihat yang kemudian kita sebut sebagai cahaya. Spektrum tersebut berada pada rentang panjang gelombang 400 nm-700nm. Ada dua jenis cahaya, yaitu cahaya polikromatik dan cahaya monokromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Contoh cahaya polikromatik adalah cahaya putih. Adapun cahaya monokromatik adalah cahaya yang hanya terdiri atas satu warna dan satu panjang gelombang. Contoh cahaya monokromatik adalah cahaya merah dan ungu. [1]. Gelombang cahaya memiliki empat sifat utama yaitu dispersi, interferensi, difraksi dan polarisasi. Mengenai sifat-sifat cahaya tadi maka tidak akan asing lagi dengan Hukum Snellius. Secara matematis hukum ini memberikan hubungan antara sudut datang dengan sudut pantul pada cahaya atau gelombang lainnya, Hukum Snellius menyatakan bahwa"Sudut datang dan sudut pantul adalah konstan." Sehingga dapat didilihat pada gambar. Secara matematis dapat dituliskan: [2] (1) (2) Interferensi merupakan perpaduan dua gelombang atau lebih yang memiliki beda fase konstan dan amplitudo yang hampir sama yang dapat menghasilkan suatu pola gelombang baru. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun (interferensi konstruktif) jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat merusak (interferensi destruktif) jika beda fasenya adalah 180°, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan [3]. Hyugen menunjukkan teknik untuk menentukan bagaimana gelombang merambat. Menurut huygen, setiap muka gelombang dapat dianggap sebagai gelombang bari dengan panjang gelombang yang sama dgn sebelumnya. Jika cahaya dilewatkan celah, maka terjadi difraksi. Sebuah muka gelombang adalah sisi panjang yang bergerak. Setiap titik pada muka gelombang memancarkan gelombang berbentuk setengah lingkaran [3] Cahaya dapat mengalami interferensi. Hasil interferensi adalah pola gelap terang yang muncul saat jalannya cahaya monokromatik, sebagai suatu gelombang, terhambat. Bila cahaya yang digunakan bersifat polikromatik, akan akan muncul berbagai warna dan bukan hanya pola gelap terang. Salah satu gejala interferensi adalah cincin newton. Dalam
Abstrak-Telah dilakukan percobaan yang berjudul Franck Hertz yang memiliki tujuan untuk mempelaja... more Abstrak-Telah dilakukan percobaan yang berjudul Franck Hertz yang memiliki tujuan untuk mempelajari gejala difraksi, untuk mengukur panjang gelombang laser, untuk mengetahui pengaruh jarak kisi terhadap pola gelap terang yang dihasilkan serta mengetahui pengaruh panjang gelombang terhadap jarak kisi ke layar. Pada percobaan ini prinsip yang digunakan ialah Prinsip Huygens. Pada percobaan ini langkah kerja yang pertama kali dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan. Kemudian dipasang laser dan kisi pada statif. Lalu diletakkan kisi dan laser pada rel presisi dengan ketinggian sama. Setelah itu diatur jarak kisi ke laser sejauh 30 cm. Lalu diatur jarak layar ke kisi sejauh 15 cm. Setelah itu dinyalakan laser dan diarahkan kepada kisi. Kemudian dicatat jarak pola gelap terang dari terang pusat yang terbentuk. Setelah itu dilakukan kembali dengan variasi jarak layar ke kisi dan dengan variasi kisi dengan pengulangan sebanyak 3 kali. Dari percobaan didapatkan kesimpulan bahwa difraksi terjadi pada cahaya monokromatik yang dilewatkan pada celah sempit. Panjang gelombang laser yang digunakan adalah í µí¿. í µí¿ í µí² í µí¿í µí¿ −í µí¿ í µí². Semakin jauh jarak layar ke kisi, maka semakin jauh pula jarak antara dua pola yang berdekatan. Panjang gelombang yang digunakan adalah tetap tidak dipengaruhi oleh jarak kisi ke layar.
Abstrak-Telah dilakukan percobaan yang berjudul Polarimeter yang memiliki tujuan untuk mengetahui... more Abstrak-Telah dilakukan percobaan yang berjudul Polarimeter yang memiliki tujuan untuk mengetahui prinsip polarimeter, mengukur sudut putar jenis larutan gula sebagai fungsi konsentrasi, mengetahui pengaruh konsentrasi larutan glukosa terhadap sudut putan jenis dan menentukan konsentrasi larutan gula dengan polarimeter. Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah polarisasi cahaya. Pada percobaan ini langkah kerja yang pertama kali dilakukan yaitu disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian tabung diisi dengan aquades hingga penuh tanpa ada gelembung udara didalamnya. Lalu dimasukkan tabung ke dalam polarimeter. Setelah itu dinyalakan polarimeter. Lalu ditentukan dan dicatat titik nol polarimeter. Kemudian diputar alat putar hingga menemukan pola terang-terang. Lalu dicatat besar sudut yang muncul pada polarimeter. Langkah tersebut diulangi kembali hingga mendapatkan 3 pola gelap-terang dan 3 pola terang-terang. Kemudian dilakukan variasi larutan menggunakan larutan gula dengan konsentrasi yang berbeda pula. Berdasarkan percobaan, didapatkan hasil berupa data sudut putar pola terang-gelap dan terang-terang untuk setiap variasi. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sudut putar jenis untuk gula 1,5 gram sebesar 2.477 cm 2 ̊ C/gram dan untuk sudut putar jenis untuk gula 2,5 gram sebesar 33.834 cm 2 ̊ C/gram sehingga rata-rata sudut putar jenis adalah 18,155 cm 2 ̊ C/gram. Semakin besar konsentrasi larutan gula maka sudut putar jenis akan semakin kecil. Dan konsentrasi larutan gula dengan massa yang tidak diketahui sebesar 0.298 molar. Kata Kunci-Konsentrasi, Polarisasi dan Zat Optik Aktif. I. PENDAHULUAN AHAYA merupakan komponen alam yang sering dijumpai. Cahaya merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Pada saat kita melihat, membaca, dan lain-lain, kita memerlukan cahaya. Cahaya memiliki banyak sifat yang salah satunya adalah Polarisasi. Peristiwa polarisasi merupakan suatu peristiwa penyearahan arah getar suatu gelombang dengan arah sumbu polaroid. Peristiwa ini tidak dapat diamati secara langsung oleh mata manusia, sehingga diperlukan suatu alat yang dapat membantu untuk menunjukan gejala polarisasi tersebut. Melalui polarimeter gejala polarisasi dapat ditunjukan, selain itu melalui alat ini dapat dilihat pula bagaimana larutan optic aktif seperti larutan gula dapat membelokan cahaya yang telah dipolarisasi. Pengamatan-pengamatan yang dapat dilakukan melalui polarimeter inilah yang melatar belakangi dilakukanya percobaan polarimeter. Cahaya adalah gelombanng elekromagnetik yang terdiri dari getaran medan listrik dan getaran medan magnet yang tegak lurus. Bidang getar ini tegak lurus terhadap arah rambatanya. Gelombang elektromagnetik adalah gelombanng yang tidak memerlukan medium untuk merambat. Berdasarkan panjang gelombangnya, Cahaya terbagi menjadi cahaya tampak dan cahaya tidak tampak. Cahaya tampak merupakan cahaya yang apabila mengenai benda maka benda tersebut akan dapat dilihat oleh mata manusia. Sedangkan cahaya tidak tampak merupakan cahaya yang apabila mengenai benda maka tidak akan tampak lebih terang atau masih sama dengan kondisi sebelum terkena cahaya tersebut. Cahaya tampak dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu cahaya monokromatik dan cahaya polikromatik. Cahaya monokromatik adalah cahaya yang terdiri dari satu spektrum warna dan satu panjang gelombang. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang terdiri dari banyak spektrum warna dan banyak panjang gelombang. Cahaya memiliki beberapa sifat utama seperti difraksi, dispersi, refleksi, refraksi, interferensi dan polarisasi. Cahaya yang dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya tersebut gelombang transversal. Cahaya yang tidak terpolarisasi terdiri atas dua arah getar dan saling tegak lurus. Namun setelah terpolarisasi cahaya hanya memiliki satu arah getar saja yaitu yang sejajar dengan arah sumbu polarisator [3]. Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang sehingga hanya tinggal memiliki satu arah getar saja. Teori Maxwell mengenai cahaya sebagai gelombang elektromagnetik meramalkan bahwa cahaya dapat terpolarisasi karena gelombang elektromagnetik merupakan gelombnag transversal. Arah polarisasi pada gelombang elektromagnetik yang terpolarisasi bidang diambil sebagai arah vektor medan listrik. Cahaya yang terpolarisasi bidang bisa didapat dari cahaya yang tidak terpolarisasi dengan menggunakan kristal-kristal tertentu atau dapat juga menggunakan polaroid. Polaroid berfungsi seperti serangkaian celah paralel yang memungkinkan satu polarisasi untuk lewat seluruhnya, sementara polarisasi tegak lurus terserap seluruhnya. Terdapat beberapa jenis polarisasi yaitu polarisasi linier, polarisasi lingkaran dan polarisasi elips. Suatu geombang dikatakan terporalisasi bidang (linier) apabila vektor medan elektrik atau medan magnetik pada suatu titik selalu diorientasikan sepanang garis lurus yang sama pada setiap waktu sesaat. Pada cahaya terpolarisasi bidang, arak getar medan listrik sembarang yang berada pada bidang XY dapat diuraikan menadi dua komponen, yaitu ke arah sumbu X dan ke arah sumbu Y. Amplitudo kedua gelombang yang saling tegak lurus pada polarisasi bidang menentukan sudut dari arah getar meda listrik cahaya resultannya. Polarisasi bidang terbentuk. hanya bila frekuensi dan fase awal dari kedua gelombang sama atau berbeda fase sebesar kelipatan π radian. Selanjutnya, suatu gelombang dikatakan terpolarisasi lingkaran apabila vektor medan listrik atau medan magnetik pada suatu titik membentuk suatu lingkaran sebagai fungsi waktu. Cahaya terpolarisasi lingkaran dapat terbentuk hanya bila beda fase antara kedua gelombang sebesar kelipatan ganjil dari π⁄2 dan amplitudo
Uploads
Drafts