The term Islam Nusantara has created pros and cons among Islamic leaders in Indonesia. For Nahdla... more The term Islam Nusantara has created pros and cons among Islamic leaders in Indonesia. For Nahdlatul Ulama (NU), Islam Nusantara is not a new teaching or sect in Islam, so that there is no need to worry. Meanwhile, other groups think that the term Islam Nusantara will reduce the universal of Islam. Therefore, this study focuses on how NU’s concept of Islam Nusantara and how the epistemological construction of Islam Nusantara and its application. This study found that Islam Nusantara is Islam practiced in Indonesia with the epistemological basis of maqāşid al-sharīa, manhaj al-fikr ahl al-sunnah wa al-jamā’ah, and al-‘urf. The epistemological foundation resulted in the typical ijtihad of Islam Nusantara. In the field of constitutional law, the results of the ijtihad Islam Nusantara gave birth to the concept that Indonesia is a peaceful country (dār al-şulḥ or dār al-salām). Meanwhile, in social, cultural, and religious realms, the epistemology of Islam Nusantara gave birth to the tra...
NU sebagai kekuatan civil society juga menuntut peran-peran yang lebih berdaya bagi problematika ... more NU sebagai kekuatan civil society juga menuntut peran-peran yang lebih berdaya bagi problematika sosio-budaya, sosio-ekonomi dan sosio-politik. Sebagaimana kita tahu, kekuatan civil society mutlak diperlukan dalam konteks demokratisasi keindonesiaan. NU sebagai civil society yang berdaya merupakan sumbangsih bagi bangsa dan negara, yakni bagaimana NU bisa menelorkan aksi-aksi dan gerakan sosial kolektif sebagai refleksi terhadap problematika kekinian masyarakat, bangsa dan negara. Sejak awal, NU tidak lepas dari sejarah keindonesiaan, akan tetapi keterlibatan dan peran NU terhadap kepentingan bangsa dan negara harus selalu dikontekstualisasikan. Karenanya wawasan kritis terhadap peran tersebut mutlak diperlukan untuk menimbang peran-peran kekinian yang seharusnya dilakukan.
Abstraks: Penelitian ini berangkat dari polemik tentang integrasi ilmu dan agama yang tak kunjung... more Abstraks: Penelitian ini berangkat dari polemik tentang integrasi ilmu dan agama yang tak kunjung selesai. Di tengah polemik tersebut, UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta menjadikan paradigma integratif-interkonektif sebagai basis pengembangan keilmuan yang mengintegrasikan ilmu dan agama. Penelitian ini akan menjawab dua permasalahan yaitu; bagaimana paradigma integratifinterkonektif sebagai payung keilmuan UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta serta implementasi paradigma tersebut ke dalam penyusunan kurikulum. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis interaktif, penelitian ini menghasilkan dua temuan. Pertama, secara epistemologis, paradigma keilmuan UIN Sunan kalijaga yang dikenal dengan paradigma integratif-interkonektif merupakan pengembangan dari epistemologi bayani, ‘irfani dan burhaniyang digagas oleh al-Jabiri.Dari aspek lain, paradigma integratif-interkonektif termasuk model integrasi ilmu (hadarat al-’ilm) dan agama (hadarat alnass)dengan tipologi triadik. Dalam mo...
INSIDA FI‘I Luthfi Hadi Aminuddin * Abstract: This work is based on historcal Islamic legal devel... more INSIDA FI‘I Luthfi Hadi Aminuddin * Abstract: This work is based on historcal Islamic legal development especially discourse of closing ijtiha > d ’authority’. Muslem and non-moslem specialist writers sure that this discourse happened pasca a’immat al-madha > hib phase. This phase refers to the era when the creative thinking is stagnant. Amount of Shafi’ithe ulama > who state a binding ruling in religious matters of closing ijtiha > d authority, according to them, are responsible. This paper is to show that closing ijtiha > d ’authority’ discourse ( insida > d ba > al-ijtiha > d ) begins from the times when al-Ghaza > li > , al-Ra > fi’i > , and al-Nawa > wi > clasify mujtahid prerequsites. Their ’mujtahid qualifications’ are efforts which can close ijtiha > d ’authority’ ( bab > al-ijtiha > d ). Mujtahids did do Ijtiha > d as a creative thinking such as insha > ’i > and intiqa > ’i > . But they did this as mujtahid ...
Di kalangan NU, Musyawarah Nasional (MUNAS) Alim Ulama pada tanggal 21-25 Januari 1992 di Bandar ... more Di kalangan NU, Musyawarah Nasional (MUNAS) Alim Ulama pada tanggal 21-25 Januari 1992 di Bandar Lampung adalah awal munculnya kesadaran formal akan pentingnya pengembangan pemikiran metodologis khususnya dalam rangka melakukan ijtihad untuk mengambil keputusan hukum. Munas Bandar Lampung memberikan 'lampu hijau' untuk memecahkan masalah dengan bermadhhab secara manhaji, ketika terjadi kebuntuaan (mawquf) dalam penerapan mazhab qawli. Yang dimaksud bermazhab secara manhaji adalah mengikuti jalan pikiran dan kaidah penetapan hukum yang telah disusun oleh imam. Tulisan ini akan mengkaji posisi istinbat jama'i dalam bermazhab manhaji, pengertiannya, prosedur pelaksanaannya serta penerapannya dalam bahsul masail. Dari kajian penulis dapat disimpulkan bahwa istinbat jama‘i merupakan salah satu metode dalam bermazhab secara manhaji dan dilaksanakan ketika bermazhab secara qawlimengalami kebuntuan.Adapun perangkat yang digunakan dalam istinbat jama'i adalah al-qawa&#...
Penelitian ini bertujuan mengungkap respons Nahdlatul Ulama Pono- rogo terhadap dakwah dan ajaran... more Penelitian ini bertujuan mengungkap respons Nahdlatul Ulama Pono- rogo terhadap dakwah dan ajaran dari gerakan Islam Fun Gerakan Islam Fundamentalis dicirikan sebagai gerakan-gerakan Islam yang hendak kembali kepada pondasi dasar ajaran Islam dan tradisi kenabian dengan pemahaman terhadap teks yang cenderung harfiah, menonjolkan klaim kebenaran, mempertentangkan Islam dan NKRI, serta menyerang praktik-praktik keagamaan ka tradisionalis. Gerakan Islam fundamentalis tersebut seka mulai mengembangkan dakwah dan ajarannya di kantong-kantong Nahdlatul Ulama seperti di Ponorogo dan sekitarnya. Untuk menggali data, penulis melakukan wawancara dengan beberapa tokoh sentral NU Ponorogo dan mengkaji beberapa dokumen serta literarur terkait. Penelitian ini mendapati bahwa untuk merespons gerakan Islam fundamentalis, para kiai NU di bawah koordinasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ponorogo, mendirikan Aswaja NU Center. Lembaga ini kemudian mengkoordinasi beberapa menyelenggarakan program dan kegiatan dalam rangka meng-counter gerakan Islam fundamentalis. Program tersebut adalah: 1) Daurah Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Dakwah), 2) Kajian Islam Ahl al- Sunnah wa al-Jama’ah (Kiswah), 3) Usaha sosialisasi Islam Ahl al- Sunnah wa al-Jama’ah (Uswah), 4) Maktabah Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Makwah); dan 5) Bimbingan Islam Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Biswah).
Membincang mengenai Islam di Indonesia melalui telaah organisasi Islam Muhammadiyah dan NU merupa... more Membincang mengenai Islam di Indonesia melalui telaah organisasi Islam Muhammadiyah dan NU merupakan cara yang sangat positif dan efektif, karena bangsa Indonesia mayoritas muslim. Dua organisasi Islam tersebut, melalui sejarah panjang bangsa Indonesia mampu bertahan di tengah-tengah gempuran eksternal maupun eksternal. Secara eksternal berhadapan dengan organisasi Islam yang punya jaringan Internasional semisal HTI, IM, Salafi, dan lain sebagainya. Secara internal NU dan Muhammadiyah, saling berhadapan secara ideologis, material, kultural maupun politik untuk punya pengaruh besar di kalangan masyarakat Muslim Indonesia. Embrional dari pertarungan tersebut menghasilkan perbedaan secara dikotomis dengan mengatakan Muhammadiyah lebih bercorak modernis sedangkan NU sebaliknya cenderung berperilaku tradisionalis. Dalam perjalanan sejarahnya, baik Muhammadiyah maupun NU mengalami pergeseran pemikiran dan identitas baru, seperti Liberalisme-Transformatif dan Islam Berkemajuan di Muhammadi...
In the history of Shafi'i’s madhhab, the figure of Imam al-Nawa wi has a very significant rol... more In the history of Shafi'i’s madhhab, the figure of Imam al-Nawa wi has a very significant role. The results of his ijtihad is always used as a Shafi`iyah scholar reference, even when the scholars differed in opinions, then his idea regarded as "the end" of that difference dispute. This paper, intended to explore why the figure of al-Nawa wi have such a privileged position in the madhhab Sha fi'i. Through the historical approach, the author have found the answer to that. First, al-Nawa wi is seen as a unifier Shafi'i’s madhhab. In his hands, two school of Shafi’i madhhab, Khurasan and Iraq can be reconciled. Second, Al-Nawa wi have managed to put the principles tarjih, to select the strongest opinion from a variety of opinion among al-Sha fi'i’s madhhab. Therefore, al-Nawawi is known as the al-mujtahid al-murajjih or mujtahid al-tarjih, the mujtahid who are not just memorize the ijtihad of Imam al-Shafi’i, but know the sources of Imam al-Shafi’i’s opinion...
Abstrak: <em>Faham aswaja yang dikembangkan oleh NU memiliki lima karakteristik; tawassut},... more Abstrak: <em>Faham aswaja yang dikembangkan oleh NU memiliki lima karakteristik; tawassut}, tas</em><em>></em><em>muh}, tawa</em><em>></em><em>zun, ta’a</em><em>></em><em>dul dan amr…
The term Islam Nusantara has created pros and cons among Islamic leaders in Indonesia. For Nahdla... more The term Islam Nusantara has created pros and cons among Islamic leaders in Indonesia. For Nahdlatul Ulama (NU), Islam Nusantara is not a new teaching or sect in Islam, so that there is no need to worry. Meanwhile, other groups think that the term Islam Nusantara will reduce the universal of Islam. Therefore, this study focuses on how NU’s concept of Islam Nusantara and how the epistemological construction of Islam Nusantara and its application. This study found that Islam Nusantara is Islam practiced in Indonesia with the epistemological basis of maqāşid al-sharīa, manhaj al-fikr ahl al-sunnah wa al-jamā’ah, and al-‘urf. The epistemological foundation resulted in the typical ijtihad of Islam Nusantara. In the field of constitutional law, the results of the ijtihad Islam Nusantara gave birth to the concept that Indonesia is a peaceful country (dār al-şulḥ or dār al-salām). Meanwhile, in social, cultural, and religious realms, the epistemology of Islam Nusantara gave birth to the tra...
NU sebagai kekuatan civil society juga menuntut peran-peran yang lebih berdaya bagi problematika ... more NU sebagai kekuatan civil society juga menuntut peran-peran yang lebih berdaya bagi problematika sosio-budaya, sosio-ekonomi dan sosio-politik. Sebagaimana kita tahu, kekuatan civil society mutlak diperlukan dalam konteks demokratisasi keindonesiaan. NU sebagai civil society yang berdaya merupakan sumbangsih bagi bangsa dan negara, yakni bagaimana NU bisa menelorkan aksi-aksi dan gerakan sosial kolektif sebagai refleksi terhadap problematika kekinian masyarakat, bangsa dan negara. Sejak awal, NU tidak lepas dari sejarah keindonesiaan, akan tetapi keterlibatan dan peran NU terhadap kepentingan bangsa dan negara harus selalu dikontekstualisasikan. Karenanya wawasan kritis terhadap peran tersebut mutlak diperlukan untuk menimbang peran-peran kekinian yang seharusnya dilakukan.
Abstraks: Penelitian ini berangkat dari polemik tentang integrasi ilmu dan agama yang tak kunjung... more Abstraks: Penelitian ini berangkat dari polemik tentang integrasi ilmu dan agama yang tak kunjung selesai. Di tengah polemik tersebut, UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta menjadikan paradigma integratif-interkonektif sebagai basis pengembangan keilmuan yang mengintegrasikan ilmu dan agama. Penelitian ini akan menjawab dua permasalahan yaitu; bagaimana paradigma integratifinterkonektif sebagai payung keilmuan UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta serta implementasi paradigma tersebut ke dalam penyusunan kurikulum. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis interaktif, penelitian ini menghasilkan dua temuan. Pertama, secara epistemologis, paradigma keilmuan UIN Sunan kalijaga yang dikenal dengan paradigma integratif-interkonektif merupakan pengembangan dari epistemologi bayani, ‘irfani dan burhaniyang digagas oleh al-Jabiri.Dari aspek lain, paradigma integratif-interkonektif termasuk model integrasi ilmu (hadarat al-’ilm) dan agama (hadarat alnass)dengan tipologi triadik. Dalam mo...
INSIDA FI‘I Luthfi Hadi Aminuddin * Abstract: This work is based on historcal Islamic legal devel... more INSIDA FI‘I Luthfi Hadi Aminuddin * Abstract: This work is based on historcal Islamic legal development especially discourse of closing ijtiha > d ’authority’. Muslem and non-moslem specialist writers sure that this discourse happened pasca a’immat al-madha > hib phase. This phase refers to the era when the creative thinking is stagnant. Amount of Shafi’ithe ulama > who state a binding ruling in religious matters of closing ijtiha > d authority, according to them, are responsible. This paper is to show that closing ijtiha > d ’authority’ discourse ( insida > d ba > al-ijtiha > d ) begins from the times when al-Ghaza > li > , al-Ra > fi’i > , and al-Nawa > wi > clasify mujtahid prerequsites. Their ’mujtahid qualifications’ are efforts which can close ijtiha > d ’authority’ ( bab > al-ijtiha > d ). Mujtahids did do Ijtiha > d as a creative thinking such as insha > ’i > and intiqa > ’i > . But they did this as mujtahid ...
Di kalangan NU, Musyawarah Nasional (MUNAS) Alim Ulama pada tanggal 21-25 Januari 1992 di Bandar ... more Di kalangan NU, Musyawarah Nasional (MUNAS) Alim Ulama pada tanggal 21-25 Januari 1992 di Bandar Lampung adalah awal munculnya kesadaran formal akan pentingnya pengembangan pemikiran metodologis khususnya dalam rangka melakukan ijtihad untuk mengambil keputusan hukum. Munas Bandar Lampung memberikan 'lampu hijau' untuk memecahkan masalah dengan bermadhhab secara manhaji, ketika terjadi kebuntuaan (mawquf) dalam penerapan mazhab qawli. Yang dimaksud bermazhab secara manhaji adalah mengikuti jalan pikiran dan kaidah penetapan hukum yang telah disusun oleh imam. Tulisan ini akan mengkaji posisi istinbat jama'i dalam bermazhab manhaji, pengertiannya, prosedur pelaksanaannya serta penerapannya dalam bahsul masail. Dari kajian penulis dapat disimpulkan bahwa istinbat jama‘i merupakan salah satu metode dalam bermazhab secara manhaji dan dilaksanakan ketika bermazhab secara qawlimengalami kebuntuan.Adapun perangkat yang digunakan dalam istinbat jama'i adalah al-qawa&#...
Penelitian ini bertujuan mengungkap respons Nahdlatul Ulama Pono- rogo terhadap dakwah dan ajaran... more Penelitian ini bertujuan mengungkap respons Nahdlatul Ulama Pono- rogo terhadap dakwah dan ajaran dari gerakan Islam Fun Gerakan Islam Fundamentalis dicirikan sebagai gerakan-gerakan Islam yang hendak kembali kepada pondasi dasar ajaran Islam dan tradisi kenabian dengan pemahaman terhadap teks yang cenderung harfiah, menonjolkan klaim kebenaran, mempertentangkan Islam dan NKRI, serta menyerang praktik-praktik keagamaan ka tradisionalis. Gerakan Islam fundamentalis tersebut seka mulai mengembangkan dakwah dan ajarannya di kantong-kantong Nahdlatul Ulama seperti di Ponorogo dan sekitarnya. Untuk menggali data, penulis melakukan wawancara dengan beberapa tokoh sentral NU Ponorogo dan mengkaji beberapa dokumen serta literarur terkait. Penelitian ini mendapati bahwa untuk merespons gerakan Islam fundamentalis, para kiai NU di bawah koordinasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Ponorogo, mendirikan Aswaja NU Center. Lembaga ini kemudian mengkoordinasi beberapa menyelenggarakan program dan kegiatan dalam rangka meng-counter gerakan Islam fundamentalis. Program tersebut adalah: 1) Daurah Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Dakwah), 2) Kajian Islam Ahl al- Sunnah wa al-Jama’ah (Kiswah), 3) Usaha sosialisasi Islam Ahl al- Sunnah wa al-Jama’ah (Uswah), 4) Maktabah Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Makwah); dan 5) Bimbingan Islam Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Biswah).
Membincang mengenai Islam di Indonesia melalui telaah organisasi Islam Muhammadiyah dan NU merupa... more Membincang mengenai Islam di Indonesia melalui telaah organisasi Islam Muhammadiyah dan NU merupakan cara yang sangat positif dan efektif, karena bangsa Indonesia mayoritas muslim. Dua organisasi Islam tersebut, melalui sejarah panjang bangsa Indonesia mampu bertahan di tengah-tengah gempuran eksternal maupun eksternal. Secara eksternal berhadapan dengan organisasi Islam yang punya jaringan Internasional semisal HTI, IM, Salafi, dan lain sebagainya. Secara internal NU dan Muhammadiyah, saling berhadapan secara ideologis, material, kultural maupun politik untuk punya pengaruh besar di kalangan masyarakat Muslim Indonesia. Embrional dari pertarungan tersebut menghasilkan perbedaan secara dikotomis dengan mengatakan Muhammadiyah lebih bercorak modernis sedangkan NU sebaliknya cenderung berperilaku tradisionalis. Dalam perjalanan sejarahnya, baik Muhammadiyah maupun NU mengalami pergeseran pemikiran dan identitas baru, seperti Liberalisme-Transformatif dan Islam Berkemajuan di Muhammadi...
In the history of Shafi'i’s madhhab, the figure of Imam al-Nawa wi has a very significant rol... more In the history of Shafi'i’s madhhab, the figure of Imam al-Nawa wi has a very significant role. The results of his ijtihad is always used as a Shafi`iyah scholar reference, even when the scholars differed in opinions, then his idea regarded as "the end" of that difference dispute. This paper, intended to explore why the figure of al-Nawa wi have such a privileged position in the madhhab Sha fi'i. Through the historical approach, the author have found the answer to that. First, al-Nawa wi is seen as a unifier Shafi'i’s madhhab. In his hands, two school of Shafi’i madhhab, Khurasan and Iraq can be reconciled. Second, Al-Nawa wi have managed to put the principles tarjih, to select the strongest opinion from a variety of opinion among al-Sha fi'i’s madhhab. Therefore, al-Nawawi is known as the al-mujtahid al-murajjih or mujtahid al-tarjih, the mujtahid who are not just memorize the ijtihad of Imam al-Shafi’i, but know the sources of Imam al-Shafi’i’s opinion...
Abstrak: <em>Faham aswaja yang dikembangkan oleh NU memiliki lima karakteristik; tawassut},... more Abstrak: <em>Faham aswaja yang dikembangkan oleh NU memiliki lima karakteristik; tawassut}, tas</em><em>></em><em>muh}, tawa</em><em>></em><em>zun, ta’a</em><em>></em><em>dul dan amr…
Uploads
Papers