ABSTRAK Cholelithiasis atau penyakit batu empedu adalah suatu kondisi ditemukannya batu atau enda... more ABSTRAK Cholelithiasis atau penyakit batu empedu adalah suatu kondisi ditemukannya batu atau endapan di dalam kantung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada keduanya. Sebagian besar batu empedu, terutama batu kolesterol terbentuk di dalam kantung empedu. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui tahapan diagnosa, diagnosa banding, terapi, dan pencegahan cholelithiasis pada anjing. Pada kasus ini, seekor anjing Maltese betina berumur 1,5 tahun dibawa ke Animal Clinic Jakarta. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa anjing tersebut mengalami muntah beberapa kali, membran mukosa mulut dan mukosa mata tampak pucat, tapi nafsu makan masih bagus, feses dan urin juga masih normal, suhu tubuh 38,8 °C, kondisi umum aktif, palpasi daerah abdomen dan trakea tidak terasa sakit, limfoglandula normal, auskultasi pada jantung dan paru-paru normal. Hasil pemeriksaan darah lengkap menunjukkan peningkatan kadar neutrofil, MCH dan MCHC. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan peningkatan kadar AST, ALT, ALP, GGT, bilirubin total, kolesterol dan trigliserida. Hasil pemeriksaan USG menunjukkan adanya massa hyperechoic dan acoustic shadowing pada kantung empedu. Sehingga diagnosa penyakit dari kasus ini adalah cholelithiasis, dengan diagnosa banding yaitu cholestasis, cholangiohepatitis, cholecystitis, hepatitis dan mucocele gall bladder. Terapi yang diberikan pada kasus ini antara lain ondansetron, ampicillin, ursodeoxycholic acid, s-adenoxylmethionine, betaine, arginine, ornithine, citrulline, sorbitol, metacresol, dan infus yang mengandung Na, K, Cl, Ca, dan asetat. Pencegahan pada kasus ini meliputi pemberian pakan diet hepatik, sanitasi kandang, pembatasan aktivitas anjing ke area luar rumah, dan pemeriksaan rutin ke dokter hewan. Kata kunci : anjing Maltese, cholelithiasis, kantung empedu PENDAHULUAN Sistem hepatobiliar merupakan suatu sistem organ yang terdiri dari dua organ utama yaitu hepar dan kantung empedu. Hepar merupakan organ terbesar kedua di dalam tubuh dan memiliki fungsi biokimia esensial. Organ hepar dan kantung empedu berperan penting dalam proses pencernaan makanan, metabolisme nutrisi, detoksikasi, dan sintesis substansi penting bagi tubuh. Menurut Silva et al. (2010), kelainan pada organ hepar dan kantung empedu cukup sering ditemukan pada anjing. Kelainan-kelainan tersebut dapat disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal. Salah satu kelainan yang sering muncul adalah cholelithiasis. Cholelithiasis atau batu empedu adalah suatu kondisi ditemukannya endapan atau batu di dalam kantung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada keduanya. Sebagian besar batu empedu, terutama batu kolesterol terbentuk di dalam kantung empedu. Secara anatomi, kantung empedu ini terletak sangat dekat dengan organ hepar. Hepar terletak di kuadran kanan atas abdomen di atas ginjal kanan, kolon, lambung, pankreas, dan usus serta tepat di bawah diafragma. Hepar dibagi menjadi lobus kiri dan kanan, yang berawal di sebelah anterior di daerah kantung empedu dan meluas ke belakang vena cava. Kuadran kanan atas abdomen didominasi oleh hepar serta saluran empedu dan kantung empedu. Pembentukan dan ekskresi empedu merupakan fungsi utama hepar. Kantung empedu adalah sebuah kantung yang terletak di bawah hepar yang mengonsentrasikan dan menyimpan empedu
Hyperlipidemia is metabolic disorder caused by increase in circulating of fatty acids, triglyceri... more Hyperlipidemia is metabolic disorder caused by increase in circulating of fatty acids, triglycerides and cholesterol. One factor that can lead hyperlipidemia condition is induction of high doses of dexamethasone. One alternative therapy of hyperlipidemia is consuming antioxidants in purslane extract. Purslane extract contains highest levels of omega 3 fatty acids that act as antioxidants and can reduce lipid concentration in plasma. This study was aimed to determine the therapeutic effect of purslane extract on the activity of lipoprotein lipase (LPL) in hyperlipidemia rat model. Hyperlipidemia rat model made by inducing of dexamethasone 10 mg/kgBW subcutaneously and therapy of purslane extract treated orally for 8 days. Five group of rats were used in this research which were control group, hyperlipidemia group, therapy dose of 200 mg/kgBW group, therapy dose of 400 mg/kgBW group and therapy dose of 800 mg/kgBW group. The observed parameter was lipoprotein lipase (LPL) activity that measured quantitatively by alkalimetry. The result showed that the purslane extract could increase the activity of LPL significantly (p<0,05) in hyperlipidemia rat model with the effective dose was 800 mg/kgBW. The conclusion from this study was that purslane extract can be used as an alternative therapy in rat hyperlipidemia.
ABSTRAK Cholelithiasis atau penyakit batu empedu adalah suatu kondisi ditemukannya batu atau enda... more ABSTRAK Cholelithiasis atau penyakit batu empedu adalah suatu kondisi ditemukannya batu atau endapan di dalam kantung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada keduanya. Sebagian besar batu empedu, terutama batu kolesterol terbentuk di dalam kantung empedu. Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui tahapan diagnosa, diagnosa banding, terapi, dan pencegahan cholelithiasis pada anjing. Pada kasus ini, seekor anjing Maltese betina berumur 1,5 tahun dibawa ke Animal Clinic Jakarta. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa anjing tersebut mengalami muntah beberapa kali, membran mukosa mulut dan mukosa mata tampak pucat, tapi nafsu makan masih bagus, feses dan urin juga masih normal, suhu tubuh 38,8 °C, kondisi umum aktif, palpasi daerah abdomen dan trakea tidak terasa sakit, limfoglandula normal, auskultasi pada jantung dan paru-paru normal. Hasil pemeriksaan darah lengkap menunjukkan peningkatan kadar neutrofil, MCH dan MCHC. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan peningkatan kadar AST, ALT, ALP, GGT, bilirubin total, kolesterol dan trigliserida. Hasil pemeriksaan USG menunjukkan adanya massa hyperechoic dan acoustic shadowing pada kantung empedu. Sehingga diagnosa penyakit dari kasus ini adalah cholelithiasis, dengan diagnosa banding yaitu cholestasis, cholangiohepatitis, cholecystitis, hepatitis dan mucocele gall bladder. Terapi yang diberikan pada kasus ini antara lain ondansetron, ampicillin, ursodeoxycholic acid, s-adenoxylmethionine, betaine, arginine, ornithine, citrulline, sorbitol, metacresol, dan infus yang mengandung Na, K, Cl, Ca, dan asetat. Pencegahan pada kasus ini meliputi pemberian pakan diet hepatik, sanitasi kandang, pembatasan aktivitas anjing ke area luar rumah, dan pemeriksaan rutin ke dokter hewan. Kata kunci : anjing Maltese, cholelithiasis, kantung empedu PENDAHULUAN Sistem hepatobiliar merupakan suatu sistem organ yang terdiri dari dua organ utama yaitu hepar dan kantung empedu. Hepar merupakan organ terbesar kedua di dalam tubuh dan memiliki fungsi biokimia esensial. Organ hepar dan kantung empedu berperan penting dalam proses pencernaan makanan, metabolisme nutrisi, detoksikasi, dan sintesis substansi penting bagi tubuh. Menurut Silva et al. (2010), kelainan pada organ hepar dan kantung empedu cukup sering ditemukan pada anjing. Kelainan-kelainan tersebut dapat disebabkan oleh faktor eksternal maupun internal. Salah satu kelainan yang sering muncul adalah cholelithiasis. Cholelithiasis atau batu empedu adalah suatu kondisi ditemukannya endapan atau batu di dalam kantung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada keduanya. Sebagian besar batu empedu, terutama batu kolesterol terbentuk di dalam kantung empedu. Secara anatomi, kantung empedu ini terletak sangat dekat dengan organ hepar. Hepar terletak di kuadran kanan atas abdomen di atas ginjal kanan, kolon, lambung, pankreas, dan usus serta tepat di bawah diafragma. Hepar dibagi menjadi lobus kiri dan kanan, yang berawal di sebelah anterior di daerah kantung empedu dan meluas ke belakang vena cava. Kuadran kanan atas abdomen didominasi oleh hepar serta saluran empedu dan kantung empedu. Pembentukan dan ekskresi empedu merupakan fungsi utama hepar. Kantung empedu adalah sebuah kantung yang terletak di bawah hepar yang mengonsentrasikan dan menyimpan empedu
Hyperlipidemia is metabolic disorder caused by increase in circulating of fatty acids, triglyceri... more Hyperlipidemia is metabolic disorder caused by increase in circulating of fatty acids, triglycerides and cholesterol. One factor that can lead hyperlipidemia condition is induction of high doses of dexamethasone. One alternative therapy of hyperlipidemia is consuming antioxidants in purslane extract. Purslane extract contains highest levels of omega 3 fatty acids that act as antioxidants and can reduce lipid concentration in plasma. This study was aimed to determine the therapeutic effect of purslane extract on the activity of lipoprotein lipase (LPL) in hyperlipidemia rat model. Hyperlipidemia rat model made by inducing of dexamethasone 10 mg/kgBW subcutaneously and therapy of purslane extract treated orally for 8 days. Five group of rats were used in this research which were control group, hyperlipidemia group, therapy dose of 200 mg/kgBW group, therapy dose of 400 mg/kgBW group and therapy dose of 800 mg/kgBW group. The observed parameter was lipoprotein lipase (LPL) activity that measured quantitatively by alkalimetry. The result showed that the purslane extract could increase the activity of LPL significantly (p<0,05) in hyperlipidemia rat model with the effective dose was 800 mg/kgBW. The conclusion from this study was that purslane extract can be used as an alternative therapy in rat hyperlipidemia.
Uploads