Talks by Galih Suryadmaja
Etnis.id, 2023
Memahami makna dalam budaya, serupa dengan memahami ragam nilai, visi, dan pola kehidupan masyara... more Memahami makna dalam budaya, serupa dengan memahami ragam nilai, visi, dan pola kehidupan masyarakat pemiliknya.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Etnis.id, 2023
Dibawakan secara repetitif, setiap instrumen dimainkan dalam pola nada yang monoton dan terus ber... more Dibawakan secara repetitif, setiap instrumen dimainkan dalam pola nada yang monoton dan terus berulang. Unsur magis dalam musik bangru' merupakan abstraksi dari perjalanan kesenian itu sendiri.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Keindahan alam pulau yang berjuluk Bumi Gora, tidak lagi dapat diragukan. Bentang pantai, tinggi ... more Keindahan alam pulau yang berjuluk Bumi Gora, tidak lagi dapat diragukan. Bentang pantai, tinggi tanah Rinjani berdiri, dan pesona Gili menjadi beberapa hal kuat yang menarik wisatawan untuk tidak menolak hadir di antaranya. Berpaling menjadi hal sulit dilakukan dari keindahan yang coba ditawarkan. Gencarnya promosi semakin menguak rasa penasaran untuk datang dan menikmati tanah-lautnya orang Sasak. Butuh waktu panjang untuk menuangkan segala keindahan dalam bingkai cerita, hingga tidak cukup waktu (hanya) dalam sekali kedatangannya. Wajar jika kebanyakan tidak berjumpa puas kala berkunjung, dan rencana untuk kembali seakan menjadi keharusan untuk dikonstruksi. Di berbagai media, banyak cerita tertuang mengulas keindahan tanah-lautan dalam ruang yang disebut Lombok. Mulai dari warna-warni pasir pantai, landscape menakjubkan di atas ketinggan, aroma kecantikan rupa pulau tersebar di antara pulau induk, dan masih banyak lagi cerita 'alam' yang dapat digali. Begitu besar potensi alam dimiliki, hingga keberadaannya harus dengan benar diproyeksikan di masa mendatang. Demi menuai rupa pariwisata khas berciri sesuai keinginan dari pemilik potensi. Perlahan Lombok menyemai identitas pariwisatanya di ruang interaksi. Ketika mengikuti perkembangan pariwisata di Lombok selama beberapa bulan terakhir, pemerintah daerah 'seakan' terfokus pada potensi alam saja. Di berbagai ruang informasi tentang pariwisata Lombok, hal terbanyak yang dapat ditemukan adalah tawaran tentang keindahan alam semata. Tentang bagaimana keindahan pantai di berbagai sudut pulau Lombok, air terjun, gunung, dan segala obyek yang bersifat 'alami'. Tidak hanya informasi tersaji, dalam beberapa pencarian testimoni kunjungan pun, tidak lain 'pengalaman menikmati alam' memiliki porsi lebih banyak untuk diwacanakan. Sejatinya masih banyak potensi yang dimiliki Lombok untuk semakin mendongkrak dunia pariwisata, salah satunya adalah kesenian. Keragaman seni yang dimiliki masyarakat, seharusnya mampu menjadi daya untuk memberikan pengalaman lain kepada para pengunjung. Sehingga hal itu tidak mengungkung wisatawan dalam wacana kekayaan alam semata, mengikuti arus konvensional atas pariwisata disuguhkan. Ketika orang hadir untuk berkunjung, mereka tidak hanya mengkonstruksi ruang kenangan tentang Lombok dengan hanya sekedar bayang pulaunya. Melainkan keberadaan masyarakat turut menjadi daya, menarik wisatawan untuk berkunjung. Jika digali akan banyak rupa seni yang cukup potensial untuk mendongkrak pariwisata seperti halnya Gendang Beleq, Gandrung, Cilokak, Cupak Garantang, dan lain sebagainya. Tentu menjadi hal menarik jika berbagai rupa seni itu digarap dengan 'konsep' yang baik. Sedikit banyak hal itu dapat meningkatkan 'nilai jual' dari apa yang ditawarkan dalam kunjungan wisatawan. Terlebih jika berbagai kesenian itu disandingkan dengan obyek wisata alam di Lombok. Realitas Seni dan Pariwisata Jika menghubungkan antara seni dan pariwisata, Bali seringkali menjadi satu ruang yang menggambarkan betapa erat kaitan kedua hal itu. Terlebih dalam menilai kesuksesan suatu program pariwisata, hal itu tidak dapat dipisahkan dari entitas yang disebut seni. Bagaimana keragaman kesenian yang dimiliki masyarakat Bali, mampu mendongkrang
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Papers by Galih Suryadmaja
Jantra: Jantra jurnal sejarah dan budaya , 2013
Seni tradisi, selalu berkembang sejalan dengan masyarakat pemiliknya secara dinamis.
Berbagai fen... more Seni tradisi, selalu berkembang sejalan dengan masyarakat pemiliknya secara dinamis.
Berbagai fenomena dapat disaksikan melalui keberadaannya, dipahami sebagai suatu bahan
pembelajaran dalam kehidupan. Salah satunya dengan memahami fenomena dalam kesenian
jemblungan yang menghadapi perubahan dari media dakwah menjadi hiburan. Di dalam perubahan
itu, pelaku salah satunya mengimplementasikan konsep yang disebut sebagai ngringkês. Konsep ini
diimplementasikan pada bentuk garap jemblungan. Memahami persoalan ngringkês sebagai sebuah
pesan dalam fenomena seni, merupakan satu upaya untuk menjelaskan seni sebagai ekspresi
masyarakat masyarakatnya. Bagaimana nilai-nilai itu hidup dalam sebuah budaya, dipahami serta
dimanfaatkan sebagai satu media pembelajaran. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjelaskan
tentang ngringkês jemblungan. Memahami fenomena yang terjadi pada jemblungan ini dituangkan
melalui metode deskriptif analisis untuk memaparkan mengenai implementasi ngringkês dalam
pertunjukan. Selain itu, melalui proses pemahaman terhadap ngringkês sebagai bentuk adaptasi
dalam konteks perubahan itu, dapat diperoleh penjelasan mengenai muatan nilai-nilai penting bagi
pembelajaran masyarakat. Penjelasan tentang ngringkês, dapat menjadi alternatif untuk memahami
nilai pendidikan, yang sedang belajar untuk menyesuaikan secara proporsional dalam berbagai
situasi dan kondisi.
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Jurnal Ilmiah Mandala Education, Oct 10, 2015
Bookmarks Related papers MentionsView impact
1. Nilai Budi Pekerti dalam Pementasan Seni Tradisional Dames 2. Pendidikan Bukti Pekerti dalam S... more 1. Nilai Budi Pekerti dalam Pementasan Seni Tradisional Dames 2. Pendidikan Bukti Pekerti dalam Seni Drama Tradisional 3. Dimensi Budi Pekerti dalam Revitalisasi Wayang Golek Menak Yogyakarta 4. "Ngringkes": Presentasi Atas Pesan Pendidikan 5. Seni Karawitan Jawa: Pendidikan Budi Pekerti 6. Nilai Gotong-royong dan Tenggang Rasa dalam Konthekan Lesung Banyumasan 7. Praktik 'Karakterisasi' dalam Pendidikan Seni-Budaya: Perspektif Kepengaturan 8. Wayang kulit sebagi media pendidikan Budi Pekerti 9. Kesenian Dongkrek, Pandangan dunia, dan Nilai Kebijaksanaan 10. Wayang Kancil dan Pendidikan Budi Pekert
Bookmarks Related papers MentionsView impact
In the change, the performing arts have a different concept. It is one of had happened on JAamblu... more In the change, the performing arts have a different concept. It is one of had happened on JAamblungan. Previously it's used as a medium for the spread of religion (da'wah), in its development has been used as a medium of entertainment. Within this change, JAamblungan also adjust (adapt) from the changes that occur with implement ngringkAas to change garap of the performing arts. In this study, to understand the JAamblungan's phenomenon is limited to the issue (a) How ngringkAas as a form of adaptation of garap JAamblungan
Bookmarks Related papers MentionsView impact
Uploads
Talks by Galih Suryadmaja
Papers by Galih Suryadmaja
Berbagai fenomena dapat disaksikan melalui keberadaannya, dipahami sebagai suatu bahan
pembelajaran dalam kehidupan. Salah satunya dengan memahami fenomena dalam kesenian
jemblungan yang menghadapi perubahan dari media dakwah menjadi hiburan. Di dalam perubahan
itu, pelaku salah satunya mengimplementasikan konsep yang disebut sebagai ngringkês. Konsep ini
diimplementasikan pada bentuk garap jemblungan. Memahami persoalan ngringkês sebagai sebuah
pesan dalam fenomena seni, merupakan satu upaya untuk menjelaskan seni sebagai ekspresi
masyarakat masyarakatnya. Bagaimana nilai-nilai itu hidup dalam sebuah budaya, dipahami serta
dimanfaatkan sebagai satu media pembelajaran. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjelaskan
tentang ngringkês jemblungan. Memahami fenomena yang terjadi pada jemblungan ini dituangkan
melalui metode deskriptif analisis untuk memaparkan mengenai implementasi ngringkês dalam
pertunjukan. Selain itu, melalui proses pemahaman terhadap ngringkês sebagai bentuk adaptasi
dalam konteks perubahan itu, dapat diperoleh penjelasan mengenai muatan nilai-nilai penting bagi
pembelajaran masyarakat. Penjelasan tentang ngringkês, dapat menjadi alternatif untuk memahami
nilai pendidikan, yang sedang belajar untuk menyesuaikan secara proporsional dalam berbagai
situasi dan kondisi.
Berbagai fenomena dapat disaksikan melalui keberadaannya, dipahami sebagai suatu bahan
pembelajaran dalam kehidupan. Salah satunya dengan memahami fenomena dalam kesenian
jemblungan yang menghadapi perubahan dari media dakwah menjadi hiburan. Di dalam perubahan
itu, pelaku salah satunya mengimplementasikan konsep yang disebut sebagai ngringkês. Konsep ini
diimplementasikan pada bentuk garap jemblungan. Memahami persoalan ngringkês sebagai sebuah
pesan dalam fenomena seni, merupakan satu upaya untuk menjelaskan seni sebagai ekspresi
masyarakat masyarakatnya. Bagaimana nilai-nilai itu hidup dalam sebuah budaya, dipahami serta
dimanfaatkan sebagai satu media pembelajaran. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjelaskan
tentang ngringkês jemblungan. Memahami fenomena yang terjadi pada jemblungan ini dituangkan
melalui metode deskriptif analisis untuk memaparkan mengenai implementasi ngringkês dalam
pertunjukan. Selain itu, melalui proses pemahaman terhadap ngringkês sebagai bentuk adaptasi
dalam konteks perubahan itu, dapat diperoleh penjelasan mengenai muatan nilai-nilai penting bagi
pembelajaran masyarakat. Penjelasan tentang ngringkês, dapat menjadi alternatif untuk memahami
nilai pendidikan, yang sedang belajar untuk menyesuaikan secara proporsional dalam berbagai
situasi dan kondisi.