The aims of this research were: (1) to test the difference of self regulated learning based on go... more The aims of this research were: (1) to test the difference of self regulated learning based on goal orientation of senior high school students in Yogyakarta, (2) to test difference of self regulated learning based on causal attribution of senior high school students in Yogyakarta, (3) to test difference of self regulated learning based on interaction between goal orientation and causal attribution of high school students in Yogyakarta. Participants were 488 Grade XI students of SMA Negeri ”A” Bantul, SMA Negeri “B” Bantul, SMA Negeri “C” Sanden, and SMA Negeri “D” Bambanglipuro. Data were collected using self regulated learning scale, mastery goal orientation scale, performance goal orientation scale, causal attribution scale of success, and causal attribution scale of failure. The data were analyzed using the technique of analysis of variance. The results suggest that: (1) there is significant difference of self regulated learning based on goal orientation (F=36.814 p=0.000), (2) t...
The aims of this research were: (1) to test the difference of self regulated learning based on go... more The aims of this research were: (1) to test the difference of self regulated learning based on goal orientation of senior high school students in Yogyakarta, (2) to test difference of self regulated learning based on causal attribution of senior high school students in Yogyakarta, (3) to test difference of self regulated learning based on interaction between goal orientation and causal attribution of high school students in Yogyakarta. Participants were 488 Grade XI students of SMA Negeri ”A” Bantul, SMA Negeri “B” Bantul, SMA Negeri “C” Sanden, and SMA Negeri “D” Bambanglipuro. Data were collected using self regulated learning scale, mastery goal orientation scale, performance goal orientation scale, causal attribution scale of success, and causal attribution scale of failure. The data were analyzed using the technique of analysis of variance. The results suggest that: (1) there is significant difference of self regulated learning based on goal orientation (F=36.814 p=0.000), (2) there is significant difference of self regulated learning based on causal attribution of success (F=31.081 p=0.000), (3) there is significant difference of self regulated learning based on causal attribution of failure (F=21.837 p=0.000), 4) there is significant difference of self regulated learning based on interaction between goal orientation and causal attribution of success (F=2.983 p=0.031), and 5) there is no significant difference of self regulated learning based on interaction between goal orientation and causal attribution of failure (F=2.444 p=0.063) Keywords: self regulated learning, mastery goal orientation, performance goal orientation, causal attribution of success, causal attribution of failure
Abstrak: Constructivism adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan ... more Abstrak: Constructivism adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentuk) diri kita sendiri. Knowiedge bukan ide realitas. Pengetahuan selalu merupakan hasil dari konstruksi kognitif realitas oleh aktivitas seseorang. Beberapa psikolog yang mulai dengan pendekatan konstructivism adalah Plaget dan Vygostky. Bedanya adalah Plget lebih menekankan dan membahas konstruksi proses pembelajaran secara pribadi tapi Wgostky mengembangkan konstruksi proses belajar secara sosial. Baik dari teori kognitif Individual, Constructivist dan konstruksi-sosiokultural mendominasi konsep constructivism. Saya Constructivsm learning menganggap bahwa siswa terus mempelajari informasi baru yang berbeda dengan peraturan lama dan merevisi aturan yang sudah tidak sesuai lagi. Untuk mendorong siswa yang lebih aktif melibatkan dalam proses pembelajaran, seharus bahwa:) suasana pembelajaran demokratis 2) kegiatan pembelajaran berlangsung secara interaktif dan berpusat pada siswa; 3) guru menganjurkan pelajar untuk belajar secara mandiri dan bertanggung jawab untuk kegiatan belajar mereka. Melihat pada praktik Pendidikan di Indonesia, konstrukvism konsep ini belum diimplementasikan, meskipun konsepnya dimaksudkan, misalnya dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan) yang secara jelas memberi unit Pendidikan kebebasan termasuk para guru untuk membangun kompetensi siswa yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Salah satu masalah utama dalam pembelajaran di pendidikan formal (sekolah) baru-baru ini adalah rendah
Abstrak: Constructivism adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan ... more Abstrak: Constructivism adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentuk) diri kita sendiri. Knowiedge bukan ide realitas. Pengetahuan selalu merupakan hasil dari konstruksi kognitif realitas oleh aktivitas seseorang. Beberapa psikolog yang mulai dengan pendekatan konstructivism adalah Plaget dan Vygostky. Bedanya adalah Plget lebih menekankan dan membahas konstruksi proses pembelajaran secara pribadi tapi Wgostky mengembangkan konstruksi proses belajar secara sosial. Baik dari teori kognitif Individual, Constructivist dan konstruksi-sosiokultural mendominasi konsep constructivism. Saya Constructivsm learning menganggap bahwa siswa terus mempelajari informasi baru yang berbeda dengan peraturan lama dan merevisi aturan yang sudah tidak sesuai lagi. Untuk mendorong siswa yang lebih aktif melibatkan dalam proses pembelajaran, seharus bahwa:) suasana pembelajaran demokratis 2) kegiatan pembelajaran berlangsung secara interaktif dan berpusat pada siswa; 3) guru menganjurkan pelajar untuk belajar secara mandiri dan bertanggung jawab untuk kegiatan belajar mereka. Melihat pada praktik Pendidikan di Indonesia, konstrukvism konsep ini belum diimplementasikan, meskipun konsepnya dimaksudkan, misalnya dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan) yang secara jelas memberi unit Pendidikan kebebasan termasuk para guru untuk membangun kompetensi siswa yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Salah satu masalah utama dalam pembelajaran di pendidikan formal (sekolah) baru-baru ini adalah rendah
A B S T R A K Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan yang harus dilakukan di sekolah s... more A B S T R A K Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan yang harus dilakukan di sekolah sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan oleh berbagai lembaga pendidikan dapat bersaing dan berkontribusi secara global. Melalui kajian literatur dan analisis isi, penulis menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum saat ini dan di masa depan harus melengkapi kemampuan siswa dalam dimensi akademik, keterampilan hidup, kemampuan untuk hidup bersama dan berpikir secara kritis dan kreatif. Keterampilan tak kasat mata seperti keterampilan interpersonal, berpikir global, dan literasi media dan informasi. Kurikulum juga harus dapat membentuk siswa dengan penekanan pada bidang STEM, merujuk pada pembelajaran berbasis TIK, internet of things, big data dan komputer, serta kewirausahaan dan magang. Selain guru memiliki kompetensi mengajar dan mendidik, literasi media, competence in globalization, competence in future strategies, dan konseling, juga perlu memiliki sikap ramah teknologi, kolaborasi, menjadi kreatif dan mengambil risiko, memiliki selera humor yang baik, serta mengajar secara holistik. Sekolah dan guru perlu mempertimbangkan pembelajaran terbuka dan daring dalam memutuskan bagaimana menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran.
Aliran filsafat Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa. Pertemuan antar... more Aliran filsafat Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan, yaitu dunia idea. Pokok pemikiran Idealisme ialah (1) menyakini adanya Tuhan sebagai ide tertinggi dari kejadian alam semesta ini. (2) Dunia adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual. (3) Kenyataan sejati ialah bersifat spiritual (4) Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi kehidupan manusia. (5) Idealisme menganggap bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang muncul dan terlahir dari kejadian di dalam jiwa manusia. (6) Menurut idealisme, tujuan pendidikan untuk menciptakan manusia yang berkepribadian mulia dan memiliki taraf kehidupan rohani yang lebih tinggi dan ideal serta memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Aliran filsafat realisme adalah suatu aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Dunia ini mempunyai hakikat realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani. Pokok pemikiran realisme yaitu (1) pengetahuan adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata. Hal ini tidak ubahnya seperti sebuah gambar hasil lensa kamera yang merupakan representasi dari gambar aslinya. (2) Suatu teori dianggap benar bila memang riil, dan secara subtantif ada, dan memang benar, bukan menyajikan fiksi. (3). Konsep filsafat menurut realisme adalah Metafisika-realisme, Humanologi-realisme; Epistemologi-realisme, Aksiologi-realisme. (4) Hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani. (5) Pendidikan lebih dihargai dari pada pengajaran sebab pendidikan mengembangkan semua kemampuan manusia Kata kunci: idealisme, realisme, dan pendidikan References Amsal Amri, Studi Filsafat Pendidikan. Banda Aceh: Yayasan Pena, 2009.
Aliran filsafat Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa. Pertemuan antar... more Aliran filsafat Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan, yaitu dunia idea. Pokok pemikiran Idealisme ialah (1) menyakini adanya Tuhan sebagai ide tertinggi dari kejadian alam semesta ini. (2) Dunia adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual. (3) Kenyataan sejati ialah bersifat spiritual (4) Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi kehidupan manusia. (5) Idealisme menganggap bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang muncul dan terlahir dari kejadian di dalam jiwa manusia. (6) Menurut idealisme, tujuan pendidikan untuk menciptakan manusia yang berkepribadian mulia dan memiliki taraf kehidupan rohani yang lebih tinggi dan ideal serta memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Aliran filsafat realisme adalah suatu aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Dunia ini mempunyai hakikat realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani. Pokok pemikiran realisme yaitu (1) pengetahuan adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata. Hal ini tidak ubahnya seperti sebuah gambar hasil lensa kamera yang merupakan representasi dari gambar aslinya. (2) Suatu teori dianggap benar bila memang riil, dan secara subtantif ada, dan memang benar, bukan menyajikan fiksi. (3). Konsep filsafat menurut realisme adalah Metafisika-realisme, Humanologi-realisme; Epistemologi-realisme, Aksiologi-realisme. (4) Hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani. (5) Pendidikan lebih dihargai dari pada pengajaran sebab pendidikan mengembangkan semua kemampuan manusia
The aims of this research were: (1) to test the difference of self regulated learning based on go... more The aims of this research were: (1) to test the difference of self regulated learning based on goal orientation of senior high school students in Yogyakarta, (2) to test difference of self regulated learning based on causal attribution of senior high school students in Yogyakarta, (3) to test difference of self regulated learning based on interaction between goal orientation and causal attribution of high school students in Yogyakarta. Participants were 488 Grade XI students of SMA Negeri ”A” Bantul, SMA Negeri “B” Bantul, SMA Negeri “C” Sanden, and SMA Negeri “D” Bambanglipuro. Data were collected using self regulated learning scale, mastery goal orientation scale, performance goal orientation scale, causal attribution scale of success, and causal attribution scale of failure. The data were analyzed using the technique of analysis of variance. The results suggest that: (1) there is significant difference of self regulated learning based on goal orientation (F=36.814 p=0.000), (2) t...
The aims of this research were: (1) to test the difference of self regulated learning based on go... more The aims of this research were: (1) to test the difference of self regulated learning based on goal orientation of senior high school students in Yogyakarta, (2) to test difference of self regulated learning based on causal attribution of senior high school students in Yogyakarta, (3) to test difference of self regulated learning based on interaction between goal orientation and causal attribution of high school students in Yogyakarta. Participants were 488 Grade XI students of SMA Negeri ”A” Bantul, SMA Negeri “B” Bantul, SMA Negeri “C” Sanden, and SMA Negeri “D” Bambanglipuro. Data were collected using self regulated learning scale, mastery goal orientation scale, performance goal orientation scale, causal attribution scale of success, and causal attribution scale of failure. The data were analyzed using the technique of analysis of variance. The results suggest that: (1) there is significant difference of self regulated learning based on goal orientation (F=36.814 p=0.000), (2) there is significant difference of self regulated learning based on causal attribution of success (F=31.081 p=0.000), (3) there is significant difference of self regulated learning based on causal attribution of failure (F=21.837 p=0.000), 4) there is significant difference of self regulated learning based on interaction between goal orientation and causal attribution of success (F=2.983 p=0.031), and 5) there is no significant difference of self regulated learning based on interaction between goal orientation and causal attribution of failure (F=2.444 p=0.063) Keywords: self regulated learning, mastery goal orientation, performance goal orientation, causal attribution of success, causal attribution of failure
Abstrak: Constructivism adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan ... more Abstrak: Constructivism adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentuk) diri kita sendiri. Knowiedge bukan ide realitas. Pengetahuan selalu merupakan hasil dari konstruksi kognitif realitas oleh aktivitas seseorang. Beberapa psikolog yang mulai dengan pendekatan konstructivism adalah Plaget dan Vygostky. Bedanya adalah Plget lebih menekankan dan membahas konstruksi proses pembelajaran secara pribadi tapi Wgostky mengembangkan konstruksi proses belajar secara sosial. Baik dari teori kognitif Individual, Constructivist dan konstruksi-sosiokultural mendominasi konsep constructivism. Saya Constructivsm learning menganggap bahwa siswa terus mempelajari informasi baru yang berbeda dengan peraturan lama dan merevisi aturan yang sudah tidak sesuai lagi. Untuk mendorong siswa yang lebih aktif melibatkan dalam proses pembelajaran, seharus bahwa:) suasana pembelajaran demokratis 2) kegiatan pembelajaran berlangsung secara interaktif dan berpusat pada siswa; 3) guru menganjurkan pelajar untuk belajar secara mandiri dan bertanggung jawab untuk kegiatan belajar mereka. Melihat pada praktik Pendidikan di Indonesia, konstrukvism konsep ini belum diimplementasikan, meskipun konsepnya dimaksudkan, misalnya dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan) yang secara jelas memberi unit Pendidikan kebebasan termasuk para guru untuk membangun kompetensi siswa yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Salah satu masalah utama dalam pembelajaran di pendidikan formal (sekolah) baru-baru ini adalah rendah
Abstrak: Constructivism adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan ... more Abstrak: Constructivism adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentuk) diri kita sendiri. Knowiedge bukan ide realitas. Pengetahuan selalu merupakan hasil dari konstruksi kognitif realitas oleh aktivitas seseorang. Beberapa psikolog yang mulai dengan pendekatan konstructivism adalah Plaget dan Vygostky. Bedanya adalah Plget lebih menekankan dan membahas konstruksi proses pembelajaran secara pribadi tapi Wgostky mengembangkan konstruksi proses belajar secara sosial. Baik dari teori kognitif Individual, Constructivist dan konstruksi-sosiokultural mendominasi konsep constructivism. Saya Constructivsm learning menganggap bahwa siswa terus mempelajari informasi baru yang berbeda dengan peraturan lama dan merevisi aturan yang sudah tidak sesuai lagi. Untuk mendorong siswa yang lebih aktif melibatkan dalam proses pembelajaran, seharus bahwa:) suasana pembelajaran demokratis 2) kegiatan pembelajaran berlangsung secara interaktif dan berpusat pada siswa; 3) guru menganjurkan pelajar untuk belajar secara mandiri dan bertanggung jawab untuk kegiatan belajar mereka. Melihat pada praktik Pendidikan di Indonesia, konstrukvism konsep ini belum diimplementasikan, meskipun konsepnya dimaksudkan, misalnya dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan) yang secara jelas memberi unit Pendidikan kebebasan termasuk para guru untuk membangun kompetensi siswa yang sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. Salah satu masalah utama dalam pembelajaran di pendidikan formal (sekolah) baru-baru ini adalah rendah
A B S T R A K Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan yang harus dilakukan di sekolah s... more A B S T R A K Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan yang harus dilakukan di sekolah sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan oleh berbagai lembaga pendidikan dapat bersaing dan berkontribusi secara global. Melalui kajian literatur dan analisis isi, penulis menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum saat ini dan di masa depan harus melengkapi kemampuan siswa dalam dimensi akademik, keterampilan hidup, kemampuan untuk hidup bersama dan berpikir secara kritis dan kreatif. Keterampilan tak kasat mata seperti keterampilan interpersonal, berpikir global, dan literasi media dan informasi. Kurikulum juga harus dapat membentuk siswa dengan penekanan pada bidang STEM, merujuk pada pembelajaran berbasis TIK, internet of things, big data dan komputer, serta kewirausahaan dan magang. Selain guru memiliki kompetensi mengajar dan mendidik, literasi media, competence in globalization, competence in future strategies, dan konseling, juga perlu memiliki sikap ramah teknologi, kolaborasi, menjadi kreatif dan mengambil risiko, memiliki selera humor yang baik, serta mengajar secara holistik. Sekolah dan guru perlu mempertimbangkan pembelajaran terbuka dan daring dalam memutuskan bagaimana menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran.
Aliran filsafat Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa. Pertemuan antar... more Aliran filsafat Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan, yaitu dunia idea. Pokok pemikiran Idealisme ialah (1) menyakini adanya Tuhan sebagai ide tertinggi dari kejadian alam semesta ini. (2) Dunia adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual. (3) Kenyataan sejati ialah bersifat spiritual (4) Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi kehidupan manusia. (5) Idealisme menganggap bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang muncul dan terlahir dari kejadian di dalam jiwa manusia. (6) Menurut idealisme, tujuan pendidikan untuk menciptakan manusia yang berkepribadian mulia dan memiliki taraf kehidupan rohani yang lebih tinggi dan ideal serta memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Aliran filsafat realisme adalah suatu aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Dunia ini mempunyai hakikat realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani. Pokok pemikiran realisme yaitu (1) pengetahuan adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata. Hal ini tidak ubahnya seperti sebuah gambar hasil lensa kamera yang merupakan representasi dari gambar aslinya. (2) Suatu teori dianggap benar bila memang riil, dan secara subtantif ada, dan memang benar, bukan menyajikan fiksi. (3). Konsep filsafat menurut realisme adalah Metafisika-realisme, Humanologi-realisme; Epistemologi-realisme, Aksiologi-realisme. (4) Hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani. (5) Pendidikan lebih dihargai dari pada pengajaran sebab pendidikan mengembangkan semua kemampuan manusia Kata kunci: idealisme, realisme, dan pendidikan References Amsal Amri, Studi Filsafat Pendidikan. Banda Aceh: Yayasan Pena, 2009.
Aliran filsafat Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa. Pertemuan antar... more Aliran filsafat Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mengagungkan jiwa. Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan, yaitu dunia idea. Pokok pemikiran Idealisme ialah (1) menyakini adanya Tuhan sebagai ide tertinggi dari kejadian alam semesta ini. (2) Dunia adalah suatu totalitas, suatu kesatuan yang logis dan bersifat spiritual. (3) Kenyataan sejati ialah bersifat spiritual (4) Idealisme berpendapat bahwa manusia menganggap roh atau sukma lebih berharga dan lebih tinggi dari pada materi bagi kehidupan manusia. (5) Idealisme menganggap bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang muncul dan terlahir dari kejadian di dalam jiwa manusia. (6) Menurut idealisme, tujuan pendidikan untuk menciptakan manusia yang berkepribadian mulia dan memiliki taraf kehidupan rohani yang lebih tinggi dan ideal serta memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat. Aliran filsafat realisme adalah suatu aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Dunia ini mempunyai hakikat realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani. Pokok pemikiran realisme yaitu (1) pengetahuan adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata. Hal ini tidak ubahnya seperti sebuah gambar hasil lensa kamera yang merupakan representasi dari gambar aslinya. (2) Suatu teori dianggap benar bila memang riil, dan secara subtantif ada, dan memang benar, bukan menyajikan fiksi. (3). Konsep filsafat menurut realisme adalah Metafisika-realisme, Humanologi-realisme; Epistemologi-realisme, Aksiologi-realisme. (4) Hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani. (5) Pendidikan lebih dihargai dari pada pengajaran sebab pendidikan mengembangkan semua kemampuan manusia
Uploads
Papers by Agnes Indra