Integrasi horizontal
Integrasi horizontal adalah keadaan dimana sebuah perusahaan mengintegrasikan produksi dari barang atau jasa yang masih ada di dalam satu tahap produksi di dalam rantai suplai, baik melalui ekspansi internal, akuisisi, ataupun merger.[1][2][3]
Integrasi ini dapat mengarah ke monopoli, jika barang atau jasa yang mereka integrasikan, berhasil menguasai sebagian besar pangsa pasar.[3]
Integrasi horizontal berbeda dengan integrasi vertikal, dimana perusahaan mengintegrasikan berbagai tahap produksi di dalam satu rantai suplai.
Aliansi Horizontal
[sunting | sunting sumber]Selain integrasi horizontal, dimana sebuah perusahaan akan mengakusisi ataupun bergabung dengan perusahaan lain untuk menciptakan integrasi, juga terdapat aliansi horizontal, dimana sebuah perusahaan akan mengadakan kontrak dengan perusahaan lain agar tercipta integrasi, namun kedua perusahaan tersebut tetap dapat berdiri sendiri, tanpa ada akusisi ataupun penggabungan.
Contoh
[sunting | sunting sumber]Contoh dari integrasi horizontal dalam industri makanan adalah bergabungnya Heinz dan Kraft pada tanggal 25 Maret 2015.[4][5] Keduanya sama-sama merupakan produsen makanan olahan.
Sysco awalnya juga ingin mengakusisi US Foods, sebelum akhirnya pemerintah melarangnya.[10] Pemerintah beralasan bahwa akuisisi ini akan menciptakan integrasi horizontal, karena keduanya sama-sama mendistribusikan makanan, perawatan kesehatan, dan fasilitas pendidikan.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Horizontal Integration Definition". economicshelp.org. Diakses tanggal 5 February 2016.
- ^ "Definition of Horizontal Integration in a Supply Chain". smallbusiness.chron.com. Diakses tanggal 5 February 2016.
- ^ "horizontal integration". businessdictionary.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-30. Diakses tanggal 5 February 2016.
- ^ http://www.nytimes.com/2015/03/26/business/dealbook/kraft-and-heinz-to-merge.html?
- ^ http://time.com/3770785/heinz-kraft-merger/