[go: up one dir, main page]

Lompat ke isi

Ekuitas (keuangan)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Ekuitas)

Ekuitas adalah jumlah uang yang akan dikembalikan kepada pemegang saham suatu perusahaan, jika seluruh aset perusahaan dicairkan dan seluruh hutang perusahaan dibayar. Nilainya ditentukan dari total pencairan seluruh aset perusahaan dikurangi dengan total hutang perusahaan yang harus dibayar.[1] Nilai ekuitas merupakan salah satu indikator untuk mengecek kesehatan keuangan suatu perusahaan. Ekuitas dapat bernilai positif atau negatif. Jika ekuitas bernilai negatif, perusahaan tidak memiliki aset yang cukup untuk membayar hutang-hutangnya.

Ekuitas (berasal dari kata equity atau equity of ownership yang berarti kekayaan bersih perusahaan) adalah tuntutan atau bagian hak pemilik terhadap aktiva perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban perusahaan.[butuh rujukan] Dalam arti sempit ekuitas merupakan nilai jual dari perusahaan tersebut. Bisa juga disebut sebagai investasi di dalam perusahaan yang ditanam oleh pemilik.[2] Atau juga bisa disebut total aktiva dikurangi total pasiva. Ekuitas merupakan bagaimana besarnya hak atau kepentingan pemilik perusahaan atau pemegang saham pada harta perusahaan.[butuh rujukan]

Elemen ekuitas terdiri dari modal disetor, laba tidak dibagi, modal penilaian kembali, modal sumbangan, dan modal lain-lain.[3]

[sunting | sunting sumber]

Modal disetor disebut juga dengan modal yang dikontribusi.[4] Modal disetor menjadi sumber modal pertama yang berasal dari pemegang saham sebuah perurahaan. Sumber utama modal disetor berasal dari penerbitan saham atau disebut sebagai modal saham. Saham tersebut terbagi menjadi lebaran yang memiliki nilai tertertentu berdasarkan yang diterbitkan perseroan.[5]

Keuntungan yang ditahan

[sunting | sunting sumber]

Keuntungan atau laba ditahan sering juga disebut sebagai keuntungan tak dibagi. Keuntungan ditahan merupakan keuntungan bersih dari operasional perusahaan yang tidak dibagi atau diambil oleh para pemegang saham. Sehingga keuntungan tersebut tetap berada pada perusahaan.[6] Namun keuntungan ditahan dapat sebagian dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen tapi sebagiannya tetap ditahan oleh perusahaan.[7] Keputusan itu sepenuhnya berada pada tangan pemagang saham, apakah akan dibagi atau tidak.[2]

[sunting | sunting sumber]

Penilaian kembali dilakukan untuk memenuhi prinsip keadilan pada sebuah perusahaan. Tujuannya agar aset perusahaan masih berada pada keadaan yang wajar. Penilaian ini mengeluarkan biaya. Untuk ruginya akan ditanggung atau dibebankan pada masing-masing anggota.[8] Apabila dilakukan penilaian kembal terhadap aktiva-aktiva perusahaan, maka selisih nilai buku lama, yaitu buku periode sebelumnya dengan nilai buku yang baru dicatat sebagai modal penilaian kembali di dalam perusahaan.[9]

[sunting | sunting sumber]

Modal sumbangan merupakan aktiva yang berasal dari sumbangan atau perusahaan itu mendapatkan sumbangan dari luar perusahaan.[9] Jika perusahaan menerima modal sumbangan, perusahaan tersebut tidak perlu melakukan penjurnalan, tetapi cukup dengan catatan memorial.[10] Modal sumbangan yang diterima dapat menutup risiko kerugian diakui sebagai ekuitas. Sedangkan modal sumbangan yang merupakan pinjaman terdapat kewajiban perusahaan untuk membayarnya.[11] Perusahaan tidak mengeluarkan modal terkait modal sumbangan ini.[2]

[sunting | sunting sumber]

Yaitu modal yang terdapat pada cadangan laba. Modal ini tidak dibagi namun dapat dimiliki kembali oleh pemilik saham sebagai dividen.[9]

Jenis-jenis Ekuitas

[sunting | sunting sumber]

Ekuitas Pemegang Saham

[sunting | sunting sumber]

Merupakan nilai semua aset perusahaan yang nantinya akan kembali ke pemegang saham jika aset itu terlikuidasi. Namun kewajiban perusahaan harus telah terbayarkan. Ekuitas ini dapat menjadi penentu kondisi keuangan perusahaan dan menjadi nilai tersendiri.[12] Berdasarkan segi riwayat dan sumbernya, ekuitas pemegang saham dibagi menjadi dua, yaitu modal setoran dan laba ditahan.[13]

Ekuitas pemilik perusahaan

[sunting | sunting sumber]

Ekuitas ini biasa juga disebut dengan kekayaan bersih atau aset bersih. Ekuitas Pemilik Perusahaan merupakan ekuitas yang mengacu pada investasi pemilik dalam aset perusahaan setelah semua kewajiban telah dikurangi. Komponen ekuitas ini terdiri dari aset dan kewajiban. Ekuitas ini juga terdiri dari modal yang diinvestasikan dan laba ditahan. Cara menghasilkan ekuitas pemilik adalah dengan cara menggabungkan modal yang diinvestasikan dengan laba yang ditahan.[14]

Pembiayaan ekuitas

[sunting | sunting sumber]

Pembiayaan ekuitas merupakan penempatan dana dari investor yang nanti sebagai bagian dari pemilik perusahaan. Biasa disebut dengan penanaman modal pada perusahaan berupa saham.[15] Pembiayaan ekuitas adalah metode meningkatkan modal dengan menjual saham perusahaan ke investor. Sebagai imbalan atas investasi terhadap investor tersebut, ia mendapat kepentingan pada perusahaan.[16]

Tujuannya untuk memperoleh dana usaha bagi perusahaan, mendapatkan profit, majamin adanya investasi, memecahkan kesulitan keuangan, dan dapat memperbaiki kondisi perusahaan. Prosen pembiayaan ekuitas ini dilakukan dengan penjualan saham di IPO, penjualan saham di perusahaan, penjualan saham di media online, dan penjualan saham di pasar nego.[15]

Ekuitas rumah

[sunting | sunting sumber]

Biasa juga disebut dengan nilai rumah. Ekuitas ini juga sebagai salah satu jenis dari nilai kepemilikan yang merupakan sebuah cara untuk menilai sebuah rumah setelah mengurangi total hipoteknya. Ekuitas ini penting bagi mereka yang ingin membeli maupun yang menjual rumah.[12]

Ekuitas merek

[sunting | sunting sumber]

Merupakan nilai yang terdapat pada sebuah merek peruhaan. Semakin tinggi ekuitas merek maka akan memberikan keunggulan kompetitif terhadap sebuah perusahaan. Tinggi rendahknya ekuitas sebuah merek dapat dilihat dari loyalitas merek, kesadaran terhadap merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan aset-aset lainnya seperti paten.[17] Selain itu, kepercayaan yang tinggi terhadap merek juga mempengaruhi akuitas merek. Sehingga menjalin kepercayaan merupakan suatu yang penting bagi perusahaan untuk akuitas mereknya.[18] Contoh merek yang mimiliki akuitas tinggi adalah KFC, Toyota, Coca cola dan lain-lainnya.

  1. ^ Jason Fernando, Khadija Khartit (2021) Corporate Finance : Equity Investopedia
  2. ^ a b c Idris, Muhammad (2021-03-26). Idris, Muhammad, ed. "Apa Itu Ekuitas: Pengertian, Jenis, Perhitungan, dan Contohnya". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-11-09. 
  3. ^ Mediator, Prof Indra Bastian, Ph D. , MBA, CA, CMA (2021-09-16). MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK. Penerbit Andi. hlm. 224. ISBN 978-623-01-0463-3. 
  4. ^ MSi, Hery, Se (2014-03-18). Pengantar Akuntansi 2. Universitas Indonesia Publishing. hlm. 84. ISBN 978-979-24-5418-5. 
  5. ^ MSi, Hery, Se (2014-03-18). Pengantar Akuntansi 2. Universitas Indonesia Publishing. hlm. 86. ISBN 978-979-24-5418-5. 
  6. ^ Ermaini; Suryani, Ade Irma; Sari, Maheni Ika; Hafidzi, Achmad Hasan (2021-09-07). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Samudra Biru. hlm. 108. ISBN 978-623-261-252-5. 
  7. ^ Iswanaji, Chaidir; Khotijah, Siti Afidatul; Hasbi, M. Zidny Nafi’ (2021-09-07). LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH Buku Ajar Konsentrasi Syariah. Penerbit Adab. hlm. 101. ISBN 978-623-6233-72-6. 
  8. ^ M.Si, Rina Andriani, S. E. (2021-02-01). Akuntansi Keuangan Lanjutan I. Deepublish. hlm. 42. ISBN 978-623-02-2512-3. 
  9. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :1
  10. ^ Ak, Ni Kadek Sinarwati, S. E. , M. Si (2021-05-21). Pengantar Akuntansi II - Rajawali Pers. PT. RajaGrafindo Persada. hlm. 177. 
  11. ^ Teori Akuntansi. Niaga Swadaya. 1993. hlm. 169. ISBN 978-979-98899-5-9. 
  12. ^ a b [butuh rujukan]
  13. ^ Hasanudin, Agus Ismaya (2018-06-04). Teori Akuntansi. CV MARKUMI. hlm. 122. ISBN 978-602-60701-5-9. 
  14. ^ Gie (2021-06-25). "Ekuitas Pemilik: Pengertian, Cara Hitung, Contoh dan Cara Meningkatkannya". Accurate Online. Diakses tanggal 2021-11-10. 
  15. ^ a b Aletheia Rabbani (18 Agustus 2021). "Pengertian Pembiayaan Ekuitas, Sumber, Tujuan, Proses, Keuntungan, Kekurangan, dan Contohnya". sosial76 (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-10. 
  16. ^ Mediator, Prof Indra Bastian, Ph D. , MBA, CA, CMA (2021-09-16). MANAJEMEN KEUANGAN PUBLIK. Penerbit Andi. hlm. 189. ISBN 978-623-01-0463-3. 
  17. ^ Chalil, Rifyal Dahlawy (2021-02-06). BRAND, ISLAMIC BRANDING, & RE-BRANDING - Rajawali Pers. PT. RajaGrafindo Persada. hlm. 31. 
  18. ^ Yuswanto, Slamet (2019-12-01). Merek Nafas Waralaba. Deepublish. hlm. 59. ISBN 978-623-02-0397-8.