Cahkwe
Cakwe (Youtiao) | |
---|---|
Jenis | Donat |
Sajian | Sarapan |
Tempat asal | Tiongkok |
Daerah | Asia Timur dan Asia Tenggara |
Hidangan nasional terkait | Cina, Kamboja, Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, Brunei, Myanmar, Thailand, Taiwan, dan Vietnam |
Suhu penyajian | Digoreng |
Bahan utama | Adonan |
Sunting kotak info • L • B |
Cakwe (Hanzi: 油条, Hanyu Pinyin: Yóutiáo) adalah salah satu penganan tradisional Tionghoa. Cakwe adalah dialek Hokkian yang berarti "hantu yang digoreng" (油炸鬼, Hanyu Pinyin: You Zha Gui). Nama ini berhubungan erat dengan asal usul penganan yang kecil namun sarat akan nilai sejarah ini.
Cakwe mulai populer pada zaman Dinasti Song, berawal dari matinya Jenderal Yue Fei yang terkenal akan nasionalismenya akibat fitnahan Perdana Menteri Qin Hui.
Mendengar kabar kematian Yue Fei, rakyat Tiongkok kemudian membuat 2 batang kecil dari adonan tepung beras yang melambangkan Qin Hui dan istrinya lalu digoreng untuk dimakan. Ini dilakukan sebagai simbolisasi kebencian rakyat atas Qin Hui.
Penyebutan nama
[sunting | sunting sumber]Cakwe disebut dengan berbagai nama di daratan Tiongkok karena perbedaan dialek daerah. You Tiao adalah nama umum Cakwe dalam bahasa Tionghoa dan sebenarnya diambil dari dialek Zhejiang.
Sedangkan dalam dialek Hokkian disebut Cakwe dari asalnya iû-chiā-kóe. Di dialek Chaozhou dan Shantou, penganan ini disebut "Zha Guo". Kata Guo dalam nama-nama tersebut berarti kue.
Cara penyajian
[sunting | sunting sumber]Indonesia
[sunting | sunting sumber]Di Indonesia, cakwe dijual di toko atau dijajakan oleh pedagang kaki lima di beberapa daerah. Cara penyajian pun beragam seperti di daerah Surakarta, Jawa Tengah, penyajiannya disertai susu kedelai. Sedangkan di daerah lain terutama Jawa Barat, cakwe disajikan dengan sambal saus cair atau sambal kacang cair.
Di Pontianak dan Ketapang, Kalimantan Barat, Cakwe umumnya manis dan kenyal. Disajikan dengan kacang hijau dan dikukus dengan daun pandan. Setelah itu kacang hijau diberi gula kental dan disajikan bersama cakwe yang diiris kecil-kecil.
Tiongkok
[sunting | sunting sumber]Cakwe juga banyak disajikan oleh pedagang kaki lima, Cakwe di Tiongkok dimakan dengan cara mencelupkannya ke dalam bubur panas. Sedangkan di Tiongkok Utara, Cakwe dimakan bersama susu kedelai manis maupun asin.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Sejarah cakwe sendiri masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan. Ada yang mengatakan bahwa makanan ini berasal dari Tiongkok, namun ada juga yang berpendapat bahwa makanan ini berasal dari Vietnam. Beberapa catatan sejarah menunjukkan bahwa cakwe diperkenalkan di Indonesia pada awal abad ke-20 oleh para pedagang Tionghoa. berikut ini sejarah yang berasal dari tiongkok Jenderal Yue Fei adalah salah satu Jenderal Dinasti Song dari Selatan yang terkenal akan keberhasilannya menekan suku Jurchen Dinasti Jin dari utara. Pada abad ke-12, Yue Fei adalah jenderal utama pasukan Kerajaan Song. Dengan perintah Kaisar Gaozong dari Dinasti Song, ia mengadakan kampanye perang untuk mengembalikan daerah yang direbut oleh Dinasti Jin.
Jenderal Yue Fei dengan gigih berhasil menaklukkan musuh dan mengembalikan beberapa kota milik Dinasti Song. Konon ada legenda yang menyebutkan sebelum masuk kemiliteran, ibunya pernah memberinya wejangan dan menorehkan tato berbunyi Setia Pada Negara. Tato inilah yang selalu diingat Yue Fei dan menjadi pedoman hidupnya.
Pada saat bersamaan di istana Kaisar Song, Gaozong ada seorang menteri bernama Qin Hui. Berbeda dengan Yue Fei, ia menganggap peperangan melawan Dinasti Jin adalah pemborosan uang negara. Dengan pengaruhnya, Qin Hui menghasut menteri dan Kaisar Gaozong untuk menghukum Yue Fei atas tuduhan palsu. Pada tahun 1144, ia kemudian dipanggil menghadap kaisar dan dihukum mati pada tahun 1163.
Kematian Yue Fei menyulut kemarahan rakyat. Di ibukota, ada seorang pedagang penganan kecil bernama Wang Xiaoer dan Li Si yang sedang mencari ide untuk menjual makanan. Wang Xiaoer melihat kemarahan rakyat pada Qin Hui dan akhirnya mendapat ide. Ia kemudian menggoreng dua adonan tepung yang ia bentuk seperti manusia yang saling memunggungi. Jika digoreng, adonan itu pasti mencuat ke permukaan.
Dengan lantang ia berteriak "Dijual Hui Goreng!". Hui mengacu pada Perdana Menteri Qin Hui. Hal ini menarik banyak orang yang kemudian datang untuk melihat Hui Goreng. Dengan cara itu, penganan ini menyebar dari Lin'an, ibukota Dinasti Song Selatan. Namanya pun secara bertahap berubah menjadi Cakwe.