Contoh Soal Bimbel Persalinan
Contoh Soal Bimbel Persalinan
Persalinan
Lia Kamila, S.S.T., Bd., M.Keb.
                                        1
Seorang perempuan, umur 21 tahun, G1P0A0, hamil 40 minggu, diantar suami ke PMB
dengan keluhan mulas sejak 3 jam yang lalu. Hasil anamnesis: keluar lendir bercampur
darah. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 88x/menit, S 36,5°C, N 22x/menit, TFU
36 cm, penurunan kepala 4/5, DJJ 140x/menit. Apakah pemeriksaan selanjutnya yang
paling tepat pada kasus tersebut?
A. Pengeluaran cairan per-vaginam
B. Pembukaan serviks
C. Posisi fontanela
D. Kondisi portio
E. Kontraksi
                                         1
Seorang perempuan, umur 21 tahun, G1P0A0, hamil 40 minggu, diantar suami ke PMB
dengan keluhan mulas sejak 3 jam yang lalu. Hasil anamnesis: keluar lendir bercampur
darah. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 88x/menit, S 36,5°C, N 22x/menit, TFU 36
cm, penurunan kepala 4/5, DJJ 140x/menit. Apakah pemeriksaan selanjutnya yang paling
tepat pada kasus tersebut?
A. Pengeluaran cairan per-vaginam
B. Pembukaan serviks
C. Posisi fontanela
D. Kondisi portio
E. Kontraksi
Pembahasan :
Pemeriksaan kontraksi merupakan kelanjutan dari pemeriksaan abdomen pada ibu bersalin
                                        2
Seorang perempuan, umur 25 tahun, G1P0A0, hamil 38 minggu, diantar suami ke PMB
dengan keluhan mulas sejak 3 jam yang lalu. Hasil anamnesis: keluar lendir bercampur
darah. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 88x/menit, S 36,5°C, N 22x/menit, TFU
36 cm, penurunan kepala 4/5, DJJ 140x/menit, kontraksi 3x/10’/41”. Bidan melanjutkan
dengan pemeriksaan dalam. Apakah bagian yang pertama kali yang ditemukan pada
kasus tersebut?
A. Denominator
B. Selaput ketuban
C. Konsistensi portio
D. Pembukaan serviks
E. Bagian terbawah janin
                                           2
Seorang perempuan, umur 25 tahun, G1P0A0, hamil 38 minggu, diantar suami ke PMB dengan
keluhan mulas sejak 3 jam yang lalu. Hasil anamnesis: keluar lendir bercampur darah. Hasil
pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 88x/menit, S 36,5°C, N 22x/menit, TFU 36 cm, penurunan
kepala 4/5, DJJ 140x/menit, kontraksi 3x/10’/41”. Bidan melanjutkan dengan pemeriksaan
dalam. Apakah bagian yang pertama kali yang ditemukan pada kasus tersebut?
A. Denominator
B. Selaput ketuban
C. Konsistensi portio
D. Pembukaan serviks
E. Bagian terbawah janin
Pembahasan :
Urutan penilaian pada pemeriksaan dalam adalah konsistensi porsio, pembukaan serviks,
selaput ketuban, penurunan, presentasi, posisi dan bagian lain yang menumbung jika ada.
                                         3
Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2P1A0, hamil 39 minggu, kala II, didampingi
suaminya di PMB dengan keluhan kepala janin seperti mau keluar sekarang. Hasil
anamnesis: keluar air sekitar 2 menit yang lalu: TD 120/80 mmHg, N 82x/menit, S 37°C,
N 22x/menit, TFU 34 cm, DJJ 140x/menit, teratur, kontraksi 4x/10’/50”, tampak kepala
janin di introitus vagina. Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Meminta bantuan kepada teman sejawat
B. Meminta ibu untuk menunda meneran sebentar
C. Memohon pada keluarga agar tetap menemani pasien
D. Melakukan persiapan perlengkapan alat untuk resusitasi
E. Melakukan persiapan pertolongan persalinan dengan segera
                                             3
Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2P1A0, hamil 39 minggu, kala II, didampingi suaminya
di PMB dengan keluhan kepala janin seperti mau keluar sekarang. Hasil anamnesis: keluar air
sekitar 2 menit yang lalu: TD 120/80 mmHg, N 82x/menit, S 37°C, N 22x/menit, TFU 34 cm,
DJJ 140x/menit, teratur, kontraksi 4x/10’/50”, tampak kepala janin di introitus vagina. Apakah
tindakan yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Meminta bantuan kepada teman sejawat
B. Meminta ibu untuk menunda meneran sebentar
C. Memohon pada keluarga agar tetap menemani pasien
D. Melakukan persiapan perlengkapan alat untuk resusitasi
E. Melakukan persiapan pertolongan persalinan dengan segera
Pembahasan :
Setelah tampak kepala janin di introitus vagina, dapat dipastikan bahwa pembukaan sudah
lengkap. Maka diperlukan persiapan pertolongan persalinan dengan segera
                                        4
Seorang perempuan, umur 27 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38 minggu, sedang dalam
kala II di PMB dengan keinginan meneran yang kuat. Hasil anamnesis: tidak kuat lagi.
Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 82x/menit, P 22X/menit, S 36,7°C, TFU 32 cm,
DJJ 134x/menit, kontraksi 5x10’/55”, penurunan kepala 1/5, pembukaan lengkap,
ketuban (-), UUK di depan simfisis, tampak perineum seperti akan ruptur. Apakah
langkah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Anjurkan tarik napas
B. Lakukan episiotomi
C. Atur posisi litotomi
D. Tahan perineum
E. Cegah defleksi
                                                 4
Seorang perempuan, umur 27 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38 minggu, sedang dalam kala II di PMB
dengan keinginan meneran yang kuat. Hasil anamnesis: tidak kuat lagi. Hasil pemeriksaan: TD 120/80
mmHg, N 82x/menit, P 22X/menit, S 36,7°C, TFU 32 cm, DJJ 134x/menit, kontraksi 5x10’/55”, penurunan
kepala 1/5, pembukaan lengkap, ketuban (-), UUK di depan simfisis, tampak perineum seperti akan
ruptur. Apakah langkah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Anjurkan tarik napas
B. Lakukan episiotomi
C. Atur posisi litotomi
D. Tahan perineum
E. Cegah defleksi
Pembahasan :
Bila tidak dilakukan episiotomi maka ruptur akan tidak beraturan. Indikasi episiotomi diantaranya gawat
janin, persalinan pervaginium dengan penyulit, jaringan parut pada perineum ataupun pada vagina,
perinium kaku dan pendek, bayi yang dilahirkan premature untuk mengurangi teknan pada kepala janin
(Nurasiah Ai dkk, 2014)
                                        5
Seorang perempuan, umur 27 tahun, G1P0A0, hamil 34 minggu, diantar suami ke PMB
dengan keluhan mulas sejak 4 jam yang lalu. Hasil anamnesis: disertai keluar lendir-
darah. Hasil pemeriksaan: TD 100/80 mmHg, N 82x/menit, S 36,5°C, N 22x/menit, TFU
28 cm, DJJ 144x/menit, penurunan kepala 4/5, kontraksi 3x/10’/50”, pembukaan 4 cm,
selaput ketuban (+), UUK kanan depan. Apakah tindakan yang paling tepat pada kasus
tersebut?
A. Pendkes tentang kemungkinan asfiksia
B. Observasi kemajuan persalinan
C. Persiapkan incubator
D. Percepat persalinan
E. Rujuk ke RS
                                                  5
Seorang perempuan, umur 27 tahun, G1P0A0, hamil 34 minggu, diantar suami ke PMB dengan keluhan
mulas sejak 4 jam yang lalu. Hasil anamnesis: disertai keluar lendir-darah. Hasil pemeriksaan: TD 100/80
mmHg, N 82x/menit, S 36,5°C, N 22x/menit, TFU 28 cm, DJJ 144x/menit, penurunan kepala 4/5, kontraksi
3x/10’/50”, pembukaan 4 cm, selaput ketuban (+), UUK kanan depan. Apakah tindakan yang paling tepat
pada kasus tersebut?
A. Pendkes tentang kemungkinan asfiksia
B. Observasi kemajuan persalinan
C. Persiapkan incubator
D. Percepat persalinan
E. Rujuk ke RS
Pembahasan :
Dalam Permenkes No. 04 Tahun 2019 Tentang Kebidanan Pasal 49 berisi kewenangan bidan dalam
kesehatan ibu adalah memberikan asuhan Kebidanan pada masa persalinan dan menolong persalinan
normal. Pada kasus tersebut usia kehamilan 34 minggu termasuk kehamilan preterm yang mana
merupakan keadaan patologis yang tidak dapat ditolong oleh bidan sehingga perlu di rujuk.
                                        6
Seorang perempuan, umur 24 tahun, G1P0A0, melahirkan di PMB. Riwayat persalinan:
usia kehamilan 37 minggu, kala II berlangsung normal dengan episiotomi, bayi sedang
IMD. Hasil pemeriksaan: bayi IMD, TFU setinggi pusat, kontraksi kuat, tali pusat
menjulur di luar vagina. Oksitosin sudah diberikan. Apakah langkah selanjutnya yang
dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menjahit luka perineum
B. Melakukan dorso-kranial
C. Menilai jumlah perdarahan
D. Menegangkan tali pusat ke arah tengah
E. Mendekatkan klem penjepit sekitar 5 cm dari vulva
                                             6
Seorang perempuan, umur 24 tahun, G1P0A0, melahirkan di PMB. Riwayat persalinan: usia
kehamilan 37 minggu, kala II berlangsung normal dengan episiotomi, bayi sedang IMD. Hasil
pemeriksaan: bayi IMD, TFU setinggi pusat, kontraksi kuat, tali pusat menjulur di luar vagina.
Oksitosin sudah diberikan. Apakah langkah selanjutnya yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menjahit luka perineum
B. Melakukan dorso-kranial
C. Menilai jumlah perdarahan
D. Menegangkan tali pusat ke arah tengah
E. Mendekatkan klem penjepit sekitar 5 cm dari vulva
Pembahasan :
Ibu sudah diberi oksitosin dan bayi sedang dilakukan IMD, artinya langkah selanjutnya adalah
melakukan MAK III. Langkah ke 33 dalam APN yaitu memindahkan klem pada tali pusat hingga
berjarak 5-10 cm dari vulva (Tim PD IBI Provinsi Jabar, 2023).
                                    7
Seorang perempuan, umur 23 tahun, G1P0A0, hamil 37 minggu, datang ke
Puskesmas dengan keluhan mulas sejak 3 jam yang lalu. Hasil anamnesis:
sering kencing. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 80x/menit, S 36,7°C,
P 20x/menit, TFU 31 cm, penurunan kepala 3/5, DJJ 140x/menit, His
3x/10’/41”, blood-slym (+), selaput ketuban (+) portio tipis, H III, teraba
bentuk segitiga pada bagian belakang kepala bayi. Apakah data yang belum
dikaji pada kasus tersebut?
A. Ubun-ubun kecil
B. Kontraksi uterus
C. Pembukaan serviks
D. Keluarnya darah-lendir
E. Presentasi bagian terbawah janin
                                               7
Seorang perempuan, umur 23 tahun, G1P0A0, hamil 37 minggu, datang ke Puskesmas dengan
keluhan mulas sejak 3 jam yang lalu. Hasil anamnesis: sering kencing. Hasil pemeriksaan: TD
120/80 mmHg, N 80x/menit, S 36,7°C, P 20x/menit, TFU 31 cm, penurunan kepala 3/5, DJJ
140x/menit, His 3x/10’/41”, blood-slym (+), selaput ketuban (+) portio tipis, H III, teraba bentuk
segitiga pada bagian belakang kepala bayi. Apakah data yang belum dikaji pada kasus tersebut?
A. Ubun-ubun kecil
B. Kontraksi uterus
C. Pembukaan serviks
D. Keluarnya darah-lendir
E. Presentasi bagian terbawah janin
Pembahasan :
PD dilakukan untuk mengkaji konsistensi porsio, pembukaan serviks, selaput ketuban,
penurunan, presentasi, posisi dan bagian lain yang menumbung jika ada. Pada kasus tersebut
belum terdapat hasil pemeriksaan pembukaan serviks.
                                        8
Seorang perempuan, umur 33 tahun, G2P1A0, hamil 42 minggu datang ke PMB dengan
keluhan tanggal persalinan telah lewat. Hasil anamnesis: cemas karena belum ada
tandatanda akan melahirkan, ibu yakin tidak lupa HPHT. Hasil pemeriksaan: TD 120/80
mmHg, N 88x/menit, P 22x/menit, S 36,5°C, TFU 34 cm, kepala sudah masuk PAP, DJJ
150x/menit, bidan merujuk pasien untuk USG. Apakah tujuan utama dari pemeriksaan
ini pada kasus tersebut?
A. Mendeteksi CPD
B. Menilai kesejahteraan janin
C. Memantau keselamatan ibu
D. Mengetahui usia kehamilan yang pasti
E. Menentukan taksiran persalinan yang tepat
                                                8
Seorang perempuan, umur 33 tahun, G2P1A0, hamil 42 minggu datang ke PMB dengan keluhan tanggal
persalinan telah lewat. Hasil anamnesis: cemas karena belum ada tandatanda akan melahirkan, ibu yakin
tidak lupa HPHT. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 88x/menit,        P 22x/menit, S 36,5°C, TFU 34
cm, kepala sudah masuk PAP, DJJ 150x/menit, bidan merujuk pasien untuk USG. Apakah tujuan utama dari
pemeriksaan ini pada kasus tersebut?
A. Mendeteksi CPD
B. Menilai kesejahteraan janin
C. Memantau keselamatan ibu
D. Mengetahui usia kehamilan yang pasti
E. Menentukan taksiran persalinan yang tepat
Pembahasan :
Pada kehamilan postterm perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti penilain warna air ketuban
dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa tekanan dinilai apakah reaktif atau tidak ada tes tekanan
oksitosin), pemeriksaan USG untuk menilai usia kehamilan, ologohidramion, derajat maturitas plasenta
dan pemeriksaan CTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
                                         9
Seorang perempuan, umur 34 tahun, G3P2A0, didampingi suami, kala II di Puskesmas
PONED dengan distosia bahu. Hasil anamnesis: cemas kalau bayi tidak dapat lahir. Hasil
pemeriksaan: TBJ 3200 gram, kepala sudah lahir tetapi tidak mengalami putar paksi,
perineum telah diepisiotomi. Tim kerja segera melakukan perasat Mc. Robert.
Bagaimanakah posisi yang tepat perasat ini pada kasus tersebut?
A. Setengah duduk
B. Bokong ibu diletakkan di pinggir tempat tidur
C. Kaki dibuka dan telapak kaki menyentuh tempat tidur
D. Kedua kaki ditekuk, dibuka dan ditarik ke arah dada ibu
E. Tubuh menyamping dengan satu kaki diangkat ke samping
                                                9
Seorang perempuan, umur 34 tahun, G3P2A0, didampingi suami, kala II di Puskesmas PONED dengan
distosia bahu. Hasil anamnesis: cemas kalau bayi tidak dapat lahir. Hasil pemeriksaan: TBJ 3200 gram,
kepala sudah lahir tetapi tidak mengalami putar paksi, perineum telah diepisiotomi. Tim kerja segera
melakukan prasat Mc. Robert. Bagaimanakah posisi yang tepat perasat ini pada kasus tersebut?
A. Setengah duduk
B. Bokong ibu diletakkan di pinggir tempat tidur
C. Kaki dibuka dan telapak kaki menyentuh tempat tidur
D. Kedua kaki ditekuk, dibuka dan ditarik ke arah dada ibu
E. Tubuh menyamping dengan satu kaki diangkat ke samping
Pembahasan :
Manuver Mc Robert yaitu posisi setengah duduk dengan hiperfleksi maksimal pada panggul dengan
melibatkan fleksi maksimal kaki ibu sampai menyentuh abdomen (Chapman, 2013). Posisi ini
membantu menggerakkan simfisis pubis dan membantu memperluas sakrum sehingga bahu bayi bisa
bergeser dari belakang ke depan lalu keluar dari bawah panggul.
                                         10
Seorang perempuan, umur 26 tahun, G1P0A0, melahirkan di PMB 15 menit yang lalu.
Riwayat persalinan: aterm, kala II dengan episiotomi, bayi sedang IMD. Hasil
pemeriksaan: TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi kuat, luka episiotomi derajad II, plasenta
lahir lengkap. Saat ini, bidan siap untuk melakukan penjahitan pada luka tersebut.
Semua alat telah disiapkan dan ibu telah diposisikan litotomi. Apakah langkah
selanjutnya yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menilai laserasi
B. Melakukan anestesi lokal
C. Memasang sarung tangan
D. Mendekatkan bak instrumen
E. Membersihkan vulva dan sekitarnya
                                                 10
Seorang perempuan, umur 26 tahun, G1P0A0, melahirkan di PMB 15 menit yang lalu. Riwayat persalinan:
aterm, kala II dengan episiotomi, bayi sedang IMD. Hasil pemeriksaan: TFU 1 jari bawah pusat, kontraksi
kuat, luka episiotomi derajad II, plasenta lahir lengkap. Saat ini, bidan siap untuk melakukan penjahitan
pada luka tersebut. Semua alat telah disiapkan dan ibu telah diposisikan litotomi. Apakah langkah
selanjutnya yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menilai laserasi
B. Melakukan anestesi lokal
C. Memasang sarung tangan
D. Mendekatkan bak instrumen
E. Membersihkan vulva dan sekitarnya
Pembahasan :
Standar Operasional Prosedur penjahitan laserasin perineum dibagi menjadi 3 yaitu tahap persiapan
penjahitan, tahan anestesi lokal dan tahap penjahitan robekan. Kasus tersebut terdapat pada tahap
persiapan. Setelah alat disiapkan maka dilanjutkan dengan melakukan langkah ke-9 yaitu membersihkan
vulva dan sekitarnya (Tim PD IBI Jabar, 2023).
                                         11
Seorang bidan dipanggil ke rumah seorang perempuan yang sedang melahirkan di atas
ranjang dalam kondisi terlentang. Hasil anamnesis: G2, kaki bayi telah lahir ½ jam yang
lalu. Hasil pemeriksaan: kaki bayi menjuntai di vulva, tidak teraba portio, bahu belakang
bayi lebih rendah dari bahu depan, tidak teraba denyut pada tali pusat yang menjulur ke
luar. Apakah langkah pertama yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mempersiapkan rujukan
B. Melonggarkan tali pusat
C. Menilai denyut jantung janin
D. Melahirkan bayi dengan perasat Lovset
E. Memposisikan bokong ibu di pinggir ranjang
                                           11
Seorang bidan dipanggil ke rumah seorang perempuan yang sedang melahirkan di atas
ranjang dalam kondisi terlentang. Hasil anamnesis: G2, kaki bayi telah lahir ½ jam yang lalu.
Hasil pemeriksaan: kaki bayi menjuntai di vulva, tidak teraba portio, bahu belakang bayi lebih
rendah dari bahu depan, tidak teraba denyut pada tali pusat yang menjulur ke luar. Apakah
langkah pertama yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mempersiapkan rujukan
B. Melonggarkan tali pusat
C. Menilai denyut jantung janin
D. Melahirkan bayi dengan perasat Lovset
E. Memposisikan bokong ibu di pinggir ranjang
Pembahasan :
untuk memberi ruang bebas agar ketika bayi diarahkan ke bawah tidak terhalang dengan alas
tempat tidur.
                                         12
0. Seorang bidan dipanggil ke rumah seorang perempuan yang sedang melahirkan di
atas dalam kondisi terlentang di tempat tidur. Hasil anamnesis: G2, kaki bayi telah lahir
½ jam yang lalu, Hasil pemeriksaan: kaki bayi menjuntai di vulva, tidak teraba portio,
tidak teraba denyut pada tali pusat yang menjulur ke luar. Apakah perasat yang paling
tepat digunakan pada kasus tersebut?
A. Deventer
B. Muller
C. Bracht
D. Lovset
E. Prague
                                         12
0. Seorang bidan dipanggil ke rumah seorang perempuan yang sedang melahirkan di
atas dalam kondisi terlentang di tempat tidur. Hasil anamnesis: G2, kaki bayi telah lahir
½ jam yang lalu, Hasil pemeriksaan: kaki bayi menjuntai di vulva, tidak teraba portio,
tidak teraba denyut pada tali pusat yang menjulur ke luar. Apakah perasat yang paling
tepat digunakan pada kasus tersebut?
A. Deventer
B. Muller
C. Bracht
D. Lovset
E. Prague
Pembahasan :
hampir selalu bisa dikerjakan tanpa harus melihat posisi lengan janin.
                                       13
Seorang bidan dipanggil ke rumah seorang perempuan yang sedang melahirkan anak
ke-2 satu jam yang lalu dalam kondisi setengah duduk di tempat tidur, didampingi oleh
kader kesehatan. Hasil anamnesis: tidak sempat ke faskes karena hujan lebat. Hasil
pemeriksaan: bokong bayi tampak di vulva dengan posisi antero-posterior. Apakah
teknik yang paling tepat untuk mengeluarkan janin pada kasus tersebut?
A. Deventer
B. Muller
C. Bracht
D. Lovset
E. Prague
                                       13
Seorang bidan dipanggil ke rumah seorang perempuan yang sedang melahirkan anak
ke-2 satu jam yang lalu dalam kondisi setengah duduk di tempat tidur, didampingi oleh
kader kesehatan. Hasil anamnesis: tidak sempat ke faskes karena hujan lebat. Hasil
pemeriksaan: bokong bayi tampak di vulva dengan posisi antero-posterior. Apakah
teknik yang paling tepat untuk mengeluarkan janin pada kasus tersebut?
A. Deventer
B. Muller
C. Bracht
D. Lovset
E. Prague
Pembahasan :
perasat yang dianjurkan pada pertolongan persalinan ‘bokong sempurna’.
                                        14
Seorang bidan dipanggil ke rumah seorang perempuan yang sedang melahirkan anak
ke-2 satu jam yang lalu dalam kondisi setengah duduk di tempat tidur dan didampingi
oleh kader kesehatan. Hasil anamnesis: tidak sempat ke faskes karena hujan lebat. Hasil
pemeriksaan: bokong bayi tampak di vulva dengan posisi antero-posterior. Bidan segera
mempersiapkan diri, posisi ibu, dan partus set. Apakah langkah selanjutnya yang
dilakukan pada kasus tersebut?
A. Mengeluarkan kaki bayi satu persatu
B. Membungkus bokong bayi dengan kain bersih
C. Membiarkan bayi lahir sendiri tanpa diintervensi
D. Melakukan putar paksi sehingga posisi bokong lateral
E. Menunggu sampai pusat dan sebagian dada tampak keluar dari vagina
                                         14
Seorang bidan dipanggil ke rumah seorang perempuan yang sedang melahirkan anak ke-2
satu jam yang lalu dalam kondisi setengah duduk di tempat tidur dan didampingi oleh kader
kesehatan. Hasil anamnesis: tidak sempat ke faskes karena hujan lebat. Hasil pemeriksaan:
bokong bayi tampak di vulva dengan posisi antero-posterior. Bidan segera mempersiapkan
diri, posisi ibu, dan partus set. Apakah langkah selanjutnya yang dilakukan pada kasus
tersebut?
A. Mengeluarkan kaki bayi satu persatu
B. Membungkus bokong bayi dengan kain bersih
C. Membiarkan bayi lahir sendiri tanpa diintervensi
D. Melakukan putar paksi sehingga posisi bokong lateral
E. Menunggu sampai pusat dan sebagian dada tampak keluar dari vagina
Pembahasan :
sesuai prosedur pertolongan persalinan dengan ‘bokong sempurna’
                                        15
Seorang bidan dipanggil ke rumah seorang perempuan yang sedang melahirkan anak
ke-2 satu jam yang lalu dalam kondisi setengah duduk di tempat tidur dan didampingi
oleh kader kesehatan. Hasil anamnesis: tidak sempat ke faskes karena hujan lebat. Hasil
pemeriksaan: bokong bayi tampak di vulva dengan posisi antero-posterior. Bidan segera
mempersiapkan diri, posisi ibu, dan partus set dan merencanakan menggunakan
perasat Bracht. Apakah indikator untuk melakukan intervensi pada kasus tersebut?
A. Saat putar paksi luar
B. Bahu depan lebih rendah
C. Setelah kedua kaki keluar
D. Posisi bokong antero-posterior
E. Pusat dan sebagian dada tampak
                                             15
Seorang bidan dipanggil ke rumah seorang perempuan yang sedang melahirkan anak ke-2
satu jam yang lalu dalam kondisi setengah duduk di tempat tidur dan didampingi oleh kader
kesehatan. Hasil anamnesis: tidak sempat ke faskes karena hujan lebat. Hasil pemeriksaan:
bokong bayi tampak di vulva dengan posisi antero-posterior. Bidan segera mempersiapkan
diri, posisi ibu, dan partus set dan merencanakan menggunakan perasat Bracht. Apakah
indikator untuk melakukan intervensi pada kasus tersebut?
A. Saat putar paksi luar
B. Bahu depan lebih rendah
C. Setelah kedua kaki keluar
D. Posisi bokong antero-posterior
E. Pusat dan sebagian dada tampak
Pembahasan :
sesuai prosedur pertolongan teknik Bracht.
                                     16
Seorang perempuan, umur 34 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38 minggu, dalam kala II
di Puskesmas. Hasil anamnesis: kurang keinginan meneran. Hasil pemeriksaan: TD
110/70 mmHg, N 82x/menit, P 20x/menit, S 37,5°C, TFU 32 cm, penurunan kepala 1/5,
DJJ 136x/menit, His 4x10’/50”, kepala teraba caput, infus RL. Ibu sudah dipimpin
meneran pada puncak His selama 60 menit. Apakah kemungkinan masalah yang paling
tepat pada kasus tersebut?
A. Kala II memanjang
B. His tidak adekuat
C. Lilitan tali pusat
D. Bayi besar
E. Primi Tua
                                          16
Seorang perempuan, umur 34 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38 minggu, dalam kala II di
Puskesmas. Hasil anamnesis: kurang keinginan meneran. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg,
N 82x/menit, P 20x/menit, S 37,5°C, TFU 32 cm, penurunan kepala 1/5, DJJ 136x/menit, His
4x10’/50”, kepala teraba caput, infus RL. Ibu sudah dipimpin meneran pada puncak His selama
60 menit. Apakah kemungkinan masalah yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Kala II memanjang
B. His tidak adekuat
C. Lilitan tali pusat
D. Bayi besar
E. Primi Tua
Pembahsan :
Indikator telah memimpin meneran selama 60 menit. Pada primigravida pimpinan meneran
dilakukan hingga 60 menit
                                     17
Seorang perempuan, umur 34 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38 minggu, dalam kala II
di Puskesmas. Hasil anamnesis: kurang keinginan meneran. Hasil pemeriksaan: TD
110/70 mmHg, N 82x/menit, P 20x/menit, S 37,5°C, TFU 32 cm, penurunan kepala 1/5,
DJJ 136x/menit, His 4x10’/50”, kepala teraba caput, infus RL. Ibu sudah dipimpin
meneran pada puncak His selama 60 menit. Apakah rencana tindakan pada kasus
tersebut?
A. Rujuk ke RS
B. Lakukan induksi
C. Rehidrasi per-parentral
D. Anjurkan relaksasi nafas
E. Lanjut pimpin persalinan
                                          17
Seorang perempuan, umur 34 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38 minggu, dalam kala II di
Puskesmas. Hasil anamnesis: kurang keinginan meneran. Hasil pemeriksaan: TD 110/70
mmHg, N 82x/menit, P 20x/menit, S 37,5°C, TFU 32 cm, penurunan kepala 1/5, DJJ
136x/menit, His 4x10’/50”, kepala teraba caput, infus RL. Ibu sudah dipimpin meneran
pada puncak His selama 60 menit. Apakah rencana tindakan pada kasus tersebut?
A. Rujuk ke RS
B. Lakukan induksi
C. Rehidrasi per-parentral
D. Anjurkan relaksasi nafas
E. Lanjut pimpin persalinan
Pembahasan :
Kasus patologi harus diselesaikan di RS
                                        18
Seorang perempuan, umur 35 tahun, P2A1, kala III di PMB 30 menit yang lalu, plasenta
belum lahir. Riwayat persalinan: episiotomi atas indikasi perineum rapuh. Pasien telah
diberi oksitosin ke-2. Apakah masalah yang tepat pada kasus tersebut?
A. Plasenta suksenturiata
B. Plasenta inkarserata
C. Retensio plasenta
D. Plasenta akreta
E. Sisa plasenta
                                           18
Seorang perempuan, umur 35 tahun, P2A1, kala III di PMB 30 menit yang lalu, plasenta
belum lahir. Riwayat persalinan: episiotomi atas indikasi perineum rapuh. Pasien telah
diberi oksitosin ke-2. Apakah masalah yang tepat pada kasus tersebut?
A. Plasenta suksenturiata
B. Plasenta inkarserata
C. Retensio plasenta
D. Plasenta akreta
E. Sisa plasenta
Pembahasan :
indikator plasenta tidak lahir setelah 30 menit sejak bayi lahir.
                                       19
Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2P0A0, usia kehamilan 38 minggu, datang ke
PMB dengan keluhan keluar air dari jalan lahir. Hasil anamnesis: mulas semakin sering
dan seperti mau BAB. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 88 x/menit, P 20 x/menit,
S 36,8°C, TFU 25 cm, penurunan kepala 2/5, DJJ 142x/menit, kontraksi 3x/10’/42”,
pembukaan 9 cm, ketuban (-), UUK di depan. Apakah tindakan yang tepat pada kasus
tersebut?
A. Immobilisasi
B. Percepat proses persalinan
C. Pantau tanda dan gejala kala II
D. Rujuk ke RS karena khawatir BBLR
E. Monitor kesejahteraan janin sesering mungkin
                                           19
Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2P0A0, usia kehamilan 38 minggu, datang ke PMB
dengan keluhan keluar air dari jalan lahir. Hasil anamnesis: mulas semakin sering dan seperti
mau BAB. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 88 x/menit, P 20 x/menit, S 36,8°C, TFU
25 cm, penurunan kepala 2/5, DJJ 142x/menit, kontraksi 3x/10’/42”, pembukaan 9 cm,
ketuban (-), UUK di depan. Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Immobilisasi
B. Percepat proses persalinan
C. Pantau tanda dan gejala kala II
D. Rujuk ke RS karena khawatir BBLR
E. Monitor kesejahteraan janin sesering mungkin
Pembasan :
Kemungkinan dalam waktu dekat, persalinan akan memasuki kala II
                                      20
Seorang perempuan, umur 29 tahun, G3P0A0, usia kehamilan 39 minggu, datang ke
PMB dengan keluhan keluar darah dan lendir dari jalan lahir. Hasil anamnesis: mulas
semakin sering dan seperti mau BAB. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 88
x/menit, P 20 x/menit, S 36,8°C, TFU 25 cm, penurunan kepala 3/5, DJJ 132x/menit,
kontraksi 3x/10’/42”, pembukaan 5 cm, ketuban (+). Apakah tindakan awal pada kasus
tersebut?
A. Rujuk ke RS
B. Lakukan resusitasi internal
C. Persiapkan pemancar panas
D. Pantau kemajuan persalinan
E. Jelaskan bahwa kemungkinan BBLR
                                        20
Seorang perempuan, umur 29 tahun, G3P0A0, usia kehamilan 39 minggu, datang ke PMB
dengan keluhan keluar darah dan lendir dari jalan lahir. Hasil anamnesis: mulas semakin
sering dan seperti mau BAB. Hasil pemeriksaan: TD 110/70 mmHg, N 88 x/menit, P 20
x/menit, S 36,8°C, TFU 25 cm, penurunan kepala 3/5, DJJ 132x/menit, kontraksi
3x/10’/42”, pembukaan 5 cm, ketuban (+). Apakah tindakan awal pada kasus tersebut?
A. Rujuk ke RS
B. Lakukan resusitasi internal
C. Persiapkan pemancar panas
D. Pantau kemajuan persalinan
E. Jelaskan bahwa kemungkinan BBLR
Pembahasan :
Dengan Tfu 25 cm maka TBJ sekitar 2015 gram yang termasuk kategori BBLR.