dr.
Trestyawati , SpOG
SECTIO CAESAREA
Sectio caesarea berasal dari perkata
an Latin caedere yang artinya memot
ong.
Sectio caesarea adalah Kelahiran ja
nin melalui insisi pada dinding abdom
en dan
dinding uterussyarat dalam keadaan
utuh dan berat janin diatas 500 gr.
Indikasi Sectio Caesarea
Indikasi
Medis
Power, Passanger, Passage
Usia, Persalinan sebelumnya
dengan sectio caesarea, Panggul
sempit absolut, Tumor yang
Indikasi ibu dapat menyebabkan obstruksi,
Plasenta previa, Ruptura uteri,
Disfungsi Uterus, Solusio
plasenta.
Indikasi Kelainan letak, Gawat janin,
Janin Ukuran janin
Gemelli, Riwayat Sectio
Indikasi Ibu
& Janin
Caesarea, Preeklamsi dan
Eklamsi
JENIS :
S.C. KLASIK
Pembedahan secara Sanger
S.C. TRANSPERITONEAL SUPRA CERVICALIS (Provunda)
Lower Segmen Caesarean Section
S.C. diikuti dengan HYSTERECTOMY
Caesarean Hysterectomy
S.C. EXTRA PERITONEAL
S.C. VAGINAL
Indikasi Umum S.C
Indikasi Absolut
1. Panggul sempit absolut
2. Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
3. Stenosis cervicis / vaginae
Indikasi Relatif
1. Placenta previa
2Kelainan letak
CPD
Ruptura uteri imminent
Fetal distress
Kontra Indikasi
Janin mati
Shock, anemia berat
Kelainan kongenital berat (monster)
Tehnik S.C KLASIK
1. Dibuat incici pada dinding abdomen, cavum peritonei
terbuka daerah sekitar rahim dilingkari dengan
darmgass
2. Dibuat incici secara tajam dengan pisau pada SAR,
diperlebar secara sagital dengan gunting.
3. Cavum uteri terbuka ketuban dipecah, janin
dilahirkan dengan meluxir kepala dan mendorong
fundus uteri.
4. Setelah janin lahir, tali pusat dipotong, placenta
dilahirkan manual, suntikkan 10 µ oxytocin i.m.
5. Dinding SAR dijahit kembali.
Lapisan I : endometrium – myometrium delujur.
Lapisan II : hanya myometrium saja simpul
(karena otot SAR sangat tebal).
Lapisan III : perimetrium saja simpul.
6. Selesai dijahit kedua adnexa diexplorasi.
7. Cavum abdomen dibersihkan dari sisa darah dan
akhirnya dinding abdomen dijahit kembali.
Tehnik S.C TRANSPERITONEAL
SUPRA CERVICALIS
1. Sama dengan cara klasik.
1. Dibuat bladder flap dengan menggunting peritoneum
kandung seni (plica vesico uterina) didepan rahim.
Bladder flap disisihkan kearah samping dan bawah,
dinding SBR terlihat.
3. Dibuat incici pada SBR dengan scalpel, diperlebar
secara tumpul kearah transversal.
incici transversal metode Kerr
sagital ketode Kroning
4. Cavum uteri terbuka ketuban dipecah janin
dilahirkan dgn cara meluxir kepala
tali pusat dipotong
intra mural disuntikkan 10 µ oxytocin
placenta dilahirkan secara manual.
5. Dinding rahim dijahit kembali
lap. I delujur, endometrium dan myometrium
lap. II delujur anya myometrium saja
lap. III delujur pada plica vesico uterina
6. Sama dengan cara klasik.
7. Sama dengan cara klasik.
KEUNTUNGAN
S.C TRANSPERITONEAL S.
dibanding SC Klasik
Karena incici dibawah, dapat mengurangi bahaya
infeksi pasca bedah.
Mengurangi intestinal distension.
Incici pada SBR berarti suatu jaringan dengan
aktivitas paling minim.
Kemungkinan ruptura pada jaringan parut pada
kehamilan berikut kecil
Perdarahan lebih sedikit.
S.C KLASIK
dibanding SC TRANSPERITONEAL
Lebih mudah dan cepat
Tidak akan terjadi perlekatan-perlekatan kandung
seni pada rahim, sehingga mempermudah SC
berikutnya.
Baik untuk operasi pada placenta previa.
S.C disusul HYSTERECTOMY
INDIKASI :
1. Infeksi rahim yang berat.
2. Atonia uteri dengan HPP
3. Prophylaktik pada grandemulti, yaitu mencegah
keganasan dan perdarahan serta sekaligus sterilisasi.
SC. EXTRAPERITONEAL
Indikasi : pada infeksi intra uterin dimana rahim akan
tetap dipertahankan.
SC. VAGINAL
Sebenarnya ini suatu hysterectomy dan hanya dipakai
bila umur kehamilan triemster ke II.
Persalinan dengan bekas S.C
Cara pertolongan persalinan pada seorang yang pernah
menjalani SC, tergantuang indikasi SC tersebut :
Bila indikasi absolut persalinan berikut harus SC.
Indikasi relatif persalinan berikut dapat dicoba
pervaginam.
Hanya kala II sebaiknya diperpendek.