[go: up one dir, main page]

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan10 halaman

Akar Istimewa

Laporan ini membahas tentang akar istimewa pada tanaman, termasuk akar bermikoriza, akar bintil, akar napas, dan akar banir, serta fungsinya dalam penyerapan hara dan air. Penelitian menunjukkan bahwa akar memiliki peran penting dalam pertumbuhan tanaman, dengan berbagai tipe akar yang beradaptasi sesuai dengan lingkungan. Kesimpulan menekankan pentingnya akar dalam menunjang fisiologi tanaman dan interaksi simbiosis dengan mikroorganisme.

Diunggah oleh

hanwati665
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan10 halaman

Akar Istimewa

Laporan ini membahas tentang akar istimewa pada tanaman, termasuk akar bermikoriza, akar bintil, akar napas, dan akar banir, serta fungsinya dalam penyerapan hara dan air. Penelitian menunjukkan bahwa akar memiliki peran penting dalam pertumbuhan tanaman, dengan berbagai tipe akar yang beradaptasi sesuai dengan lingkungan. Kesimpulan menekankan pentingnya akar dalam menunjang fisiologi tanaman dan interaksi simbiosis dengan mikroorganisme.

Diunggah oleh

hanwati665
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI POHON

ACARA 2 AKAR ISTIMEWA

OLEH:

NAMA : JIHAN ISMAHWATI

NIM : H1021046

KELAS :B

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN HUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA
ACARA II
AKAR ISTIMEWA
A. Tujuan
1. Mengenal berbagai macam karakteristik akar tanaman
2. Menggambarkan berbagai macam struktur akar tanaman
3. Memahami struktur akar tanaman

B. Tinjauan Pustaka

Akar adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tanaman dan mempunyai fungsi
yang sama pentingnya dengan bagian atas tanaman. Akar adalah organ penting dalam
menunjang pertumbuhan tanaman karena di dalamnya terdapat fungsi seperti penyerapan
hara, air, dan penopang tegaknya tanaman (Widiastuti et al., 2003). Arsitektur akar
merupakan aspek penting dalam produktivitas tanaman (Lynch, 1995). Semakin ekstensif
sistem perakaran maka semakin tinggi efisiensi penyerapan hara dan air (Van Noordwijk &
de Willigen, 1991). Pertumbuhan akar sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik
tanahnya. Karena tanah merupakan tempat berkembangnya akar pohon serta interaksi
hara dengan pohon (Rusdiana et al., 2000).

Tipe perakaran pada beberapa pohon memiliki perbedaan. Mikoriza merupakan


bentuk simbosis antara cendawan dengan tumbuhan khususnya pada perakaran. Akar
bermikoriza, masih mampu menyerap hara P\sekalipun konsentrasi ion fosfat berada di
bawah konsentrasi minimum yang dapat diserap oleh akar (Bolan 1991). Proses ini terjadi
karena afinitas hifa eksternal yang lebih tinggi atau peningkatan daya tarik-menarik ion-ion
fosfat yang menyebabkan pergerakan P lebih cepat ke dalam hifa FMA (Smith & Read 1997;
Swift 2004). Mekanisme seperti ini belum pernah dilaporkan apakah terjadi atau tidak pada
tanah-tanah organik (Sasli & Ruliansyah, 2012).

Bakteri bintil akar atau rhizobia merupakan bakteri rizosfir yang mampu melakukan
penambatan nitrogen udara melalui simbiosis dan secara genetik sangat beragam dan secara
fisiologi merupakan kelompok mikroorganisme yang heterogen, oleh karena itu
diklasifikasikan sesuai kemampuannya membentuk bintil akar pada sekelompok tanaman.
Klasifikasi ini mengacu pada kelompok ”inokulasi silang”, dimana satu spesies Rhizobium
dapat membentuk bintil akar pada semua jenis legum dalam satu kelompok legum (Saraswati,
Husen, & Simanungkalit, 2007).
Akar napas adalah akar yang naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti pada
tanaman bakau. Akar nafas berfungsi untuk penyerap air dan fotosintesis. Berdasarkan
hasil pengamatan ciri-ciri akar napas yaitu, Akar muncul di permukaan tanah dan juga
ada sebagian lagi berada di dalam tanah. Akar tersebut dapat terlihat seperti sedang
menopang tegaknya batang. Akar napas memiliki banyak celah tempat untuk masuknya
udara, berbentuk seperti pensil atau kerucut yang menonjol ke atas,dan berwarna kecoklat
–coklatan, tinggi hampir mencapai 31 cm dan diameter 1cm (Tumangger, 2019).

Akar banir merupakan ciri khas dari beberapa jenis pohon yang hidup hutan dan dapat
dibedakan karena termasuk dalam famili tertentu. Dengan melihat bentuk akar pohon
tersebut, apakah mempunyai banir atau tidak maka kita dapat menggolongkan pohon tersebut
dalam famili tertentu yang dikenal mempunyai akar banir (Warsodirejo, 2020).

C. Alat dan Bahan

1. Akar bermikoriza
2. Akar bintil
3. Akar nafas
4. Akar banir
5. Jurnal/prosiding/hasil penelitian

D. Cara Kerja

1. Pilihlah 4 jenis pohon yang masing masing memiliki akar bintil, akar bermikorisa,
akar nafas, dan akar banir.
2. Tiap jenis pohon yang dipilih, kemudian carilah masing-masing satu penelitian dari
jurnal ataupun prosiding untuk yang membahas mengenai sistem perakaran pohon
tersebut
3. Susunlah hasil pengamatan dan pembahasan berupa gambar akar pohon yang kalian
pilih serta karakteristik khasnya dan uraian dari jurnal/prosiding yang kalian baca
berkaitan dengan sistem perakaran pohon tersebut kaitkan dengan proses
fisiologinya.
E. Hasil pengamatan

Tabel 4. Pengamatan macam-macam akar

Tipe akar : Akar bermikoriza Tipe akar : Akar bintil

Jenis pohon : Tusam (Pinus merkusii) Jenis pohon : Sengon Laut (Paraserianthes
falcataria)
Keterangan : -
Keterangan : -

Dari : Jurnal Penelitian dan Konservasi


“EFEKTIVITAS BENTUK INOKULUM
CENDAWAN Scleroderma citrinum Persoon
Dari : Jopfe Journal “Pengaruh Biochar
DALAM MENINGKATKAN
pada Simbiosis Rhizobium dan Akar Sengon
PERTUMBUHAN SEMAI Pinus merkusii
Laut (Paraserianthes falcataria) dalam Media
Jungh. et de Vriese”.
Tanam”.

Tipe akar : Akar nafas Tipe akar : Akar banir

Jenis pohon : Api-api hitam (Avicennia alba) Jenis pohon : Tualang (Koompassia excelsa)

Keterangan : - Keterangan : -
Dari : JURNAL BIOLOGICA “Identifikasi
dan Karateristik Jenis Akar Mangrove
Dari : Bioscience “Abundance Study of
Berdasarkan Kondisi Tanah dan Salinitas Air
Koompassia excelsa in Maintaining
Laut di Kuala Langsa”.
Conservation of Ecosystems in Tangkahan
Langkat Nature Reserve, North Sumatra”.

F. Pembahasan

1. Akar bermikoriza : Tusam (Pinus merkusii)


Cendawan Scleroderma citrinum Persoon mampu bersimbiosis dengan baik
pada semai Pinus merkusii Jungh. et de Vriese. Inokulum serbuk spora Scleroderma
citrinum Persoon mampu meningkatkan pertambahan tinggi, diameter, dan berat
kering total semai Pinus merkusii Jungh. et de Vriese. Semakin banyak persentase
akar tanaman yang terinfeksi mikoriza semakin tinggi serapan haranya. Menurut
Smith dan Read (1997) bahwa ektomikoriza yang terbentuk mampu secara efektif
meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan mikro yang lebih baik. Permukaan
akar yang luas, percabangan lebih banyak serta adanya benang-benang hifa
meningkatkan kemampuan tanaman untuk menyerap air dan unsur hara dari dalam
tanah (Hadi, 1994). Menurut Setiadi (1989) pembentukan ektomikoriza selain
ditentukan oleh tingkat efektivitas cendawannya juga dipengaruhi oleh kondisi
fisiologis akar. Ektomikoriza hanya terbentuk pada daerah-daerah khusus, yaitu
diantara ujung akar dan daerah dinding korteks dan tidak akan terbentuk pada sel-sel
yang hampir mati atau pada daerah akar yang telah suberasi. Oleh sebab itu, dalam
inokulasi mikoriza lebih baik dilaksanakan pada saat tanaman dalam fase semai
( Sugiarati, Darwo, & Panjaitan, 2007).
2. Akar bintil : Sengon Laut (Paraserianthes falcataria)
Sengon laut (Paraserianthes falcataria) merupakan tanaman yang
bersimbiosis secara mutualisme dengan Rhizobium. Rhizobium adalah bakteri yang
menginfeksi akar tanaman yang berfungsi dalam fiksasi nitrogen. Adanya rhizobium
ditunjukkan dengan timbulnya tonjolan berupa bintil pada akar. Pertumbuhan akar
yang baik dipengaruhi oleh media yang digunakan. Media tanam berfungsi menjadi
tempat berjangkar akar, penyedia air dan unsur hara, penyedia oksigen pada proses
fisiologi akar serta kehidupan dan aktivitas mikroba tanah. Walaupun demikian, pada
kondisi tanah yang miskin unsur hara dapat menghambat pertumbuhan tanaman
sengon laut. Kondisi pada media tanam dapat dibenah dengan biochar untuk
meningkatkan ruang tumbuh akar dan penyerapan unsur hara salah satunya nitrogen.
Rhizobia merupakan salah satu kelompok mikroorganisme yaitu bakteri tanah yang
bersimbiosis dengan tanaman legum dan mampu menyediakan hara, khususnya unsur
nitrogen, untuk dimanfaatkan secara langsung oleh tanaman dalam proses
metabolisme. Bakteri yang bersimbiosis dengan bintil akar tanaman legum ini telah
terbukti dapat memacu pertumbuhan tanaman, khususnya pada lahan marginal
(Tarigan et al., 2021).

3. Akar nafas : Api-api hitam (Avicennia alba)


Akar napas adalah akar yang naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti
pada tanaman bakau. Akar nafas berfungsi untuk penyerap air dan fotosintesis.
Berdasarkan hasil pengamatan ciri-ciri akar napas yaitu, Akar muncul di
tanah dan juga ada sebagian lagi berada di dalam tanah. Akar tersebut dapat terlihat
seperti sedang menopang tegaknya batang. Akar napas memiliki banyak celah
tempat untuk masuknya udara, berbentuk seperti pensil atau kerucut yang
menonjol ke atas,dan berwarna kecoklat –coklatan, tinggi hampir mencapai 31 cm
dan diameter 1cm. Tanaman mangrove dari segi fisiologis yang menonjol adalah
tanaman yang dapat tumbuh dan tahan pada tanah yang mengandung garam dan
genangan air laut sehingga dikenal dengan istilah halofit. Kemampuan tanaman
mangrove untuk berdaptasi yaitu morfologi sistem perakaran mangrove yang
bervariasi dapat berfungsi sebagai alat pernapasan (Tumangger, 2019).

4. Akar banir : Tualang (Koompassia excelsa)


Tipe banir biasanya dibedakan menjadi beberapa tipe antara lain: 1. Banir
kembang atau lateral: Banir berukuran pendek tetapi melebar dan menjalar. 2. Banir
kuncup: Banir tinggi namun pada bagian bawahnya tidah lebar, sehingga terlihat
seperti menguncup. 3. Banir papan: Banir tinggi dan lebar, membentuk seperti
dinding dari papan, sehingga orang menyebutnya banir papan. Biasanya terdapat pada
famili Dipterocarpaceae (Putra, Manuri, & Heriyanto, 2011). Tumbuhan Kayu
Tualang memiliki tipe akar yang berbentuk khas, dengan ciri melebar, memanjang,
dan juga bertingkat. Ciri jenis akar ini disebut dengan tipe akar papan atau akar banir.
Akar banir merupakan ciri khas dari beberapa jenis pohon yang hidup hutan dan dapat
dibedakan karena termasuk dalam famili tertentu. Dengan melihat bentuk akar pohon
tersebut, apakah mempunyai banir atau tidak maka kita dapat menggolongkan pohon
tersebut dalam famili tertentu yang dikenal mempunyai akar banir. Meskipun terkenal
dengan nama daerah nya sebagai Pohon Tualang yang hidup didataran tinggi, namun
pohon Tualang ini dapat tumbuh di daerah dataran rendah atau tropis. Dikenal sebagai
pohon paling tinggi didaerah tropis dengan penyebaran mulai dari Asia Tenggara,
sampai Asia Tengah. Namun dominasi jumlah spesies ada di Asia Tenggara
(Warsodirejo, 2020).

G. Kesimpulan

1. Akar merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tanaman dan juga organ
penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman karena di dalamnya terdapat fungsi
seperti penyerapan hara, air, dan penopang tegaknya tanaman.
2. Ada beberapa tipe perakaran seperti : akar bermikoriza, masih mampu menyerap hara
P\sekalipun konsentrasi ion fosfat berada di bawah konsentrasi minimum yang dapat
diserap oleh akar dan terjadi karena afinitas hifa eksternal yang lebih tinggi atau
peningkatan daya tarik-menarik ion-ion fosfat yang menyebabkan pergerakan P lebih
cepat ke dalam hifa FMA. Bakteri bintil akar atau rhizobia merupakan bakteri rizosfir
yang mampu melakukan penambatan nitrogen udara melalui simbiosis dan secara
genetik sangat beragam dan secara fisiologi merupakan kelompok mikroorganisme
yang heterogen, oleh karena itu diklasifikasikan sesuai kemampuannya membentuk
bintil akar pada sekelompok tanaman. Akar napas adalah akar yang naik ke atas
tanah, khususnya ke atas air seperti pada tanaman bakau dan berfungsi untuk
penyerap air dan fotosintesis. Dan, akar banir atau akar yang menonjol atau
menjorok ke luar serta akar banir ini dijumpai pada daerah tropis.
3. Akar bermikoriza pada Pinus merkusii membentuk ektomikoriza yang berada diantara
ujung akar dan daerah dinding korteks dan tidak akan terbentuk pada sel-sel yang
hampir mati atau pada daerah akar yang telah suberasi. Akar bintil pada
Paraserianthes falcataria bersimbiosis dengan bintil akar tanaman legum dan terbukti
dapat memacu pertumbuhan tanaman, khususnya pada lahan marginal. Akar napas
pada Avicennia alba memiliki banyak celah tempat untuk masuknya udara,
berbentuk seperti pensil atau kerucut yang menonjol ke atas,dan berwarna kecoklat
–coklatan, tinggi hampir mencapai 31 cm dan diameter 1cm. Dan, akar banir pada
Koompassia excelsa termasuk dalam banir papan yang memiliki bentuk khas, dengan
ciri melebar, memanjang, dan juga bertingkat.
DAFTAR PUSTAKA

Bolan NS. (1991). A critical review on the role of mycorrhizal in the uptake of phosphorus by
plants. Plant Soil 134:189-209.

Hadi, S. (1994). Ekofisiologi Cendawan. DalamProgram Pelatihan Biologi dan Bioteknologi


Mikoriza, 2-22 April 1994. SEAMEO BIOTROP. Bogor.Hal. 79-99.

Lynch, J. (1995). Root architecture and plant productivity. Plant Physiol., 109, 7-13.

Putra, C. A. S., Manuri, S., & Heriyanto, S. C. (2011). Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa
Gambut Merang. MRPP-GIZ, Palembang.

Rusdiana, O., Fakuara, Y., Kusmana, C., & Hidayat, Y. (2000). Respon pertumbuhan akar
tanaman sengon (Paraserianthes falcataria) terhadap kepadatan dan kandungan air
tanah podsolik merah kuning. Jurnal Manajemen Hutan Tropika, 6(2).

Saraswati, R., Husen, E., & Simanungkalit, R. D. M. (2007). Metode Analisis Biologi Tanah.
Balai Besar Litbang Sumbedaya Lahan Pertanian Baan Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian.

Sasli, I., & Ruliansyah, A. (2012). Pemanfaatan mikoriza arbuskula spesifik lokasi untuk
efisiensi pemupukan pada tanaman jagung di lahan gambut tropis. Agrovigor: Jurnal
Agroekoteknologi, 5(2), 65-74.

Setiadi,Y. (1989). Pemanfaatan Mikro-organisme Dalam Kehutanan. De-partemen Pen-


didikan dan Kebuda-yaan. Direktorat Perguruan Tinggi PAU Bioteknologi. IPB.
Bogor.

Smith SE, Read DJ. (1997). Mycorrhizal Symbiosis. Akademic Press. California USA 35 p.

Sugiarti, S., Darwo, D., & Panjaitan, D. J. (2007). EFEKTIVITAS BENTUK INOKULUM
CENDAWAN Scleroderma citrinum Persoon DALAM MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN SEMAI Pinus merkusii Jungh. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam, 4(1), 1-12.

Tarigan, A. A. L. B., Riniarti, M., Prasetia, H., Hidayat, W., Niswati, A., Banuwa, I. S., &
Hasanudin, U. (2021). Pengaruh biochar pada simbiosis rhizobium dan akar sengon
laut (paraserianthes falcataria) dalam media tanam. Journal of People, Forest and
Environment, 1(1), 11-20.

Tumangger, B. S. (2019). Identifikasi Dan Karateristik Jenis Akar Mangrove Berdasarkan


Kondisi Tanah Dan Salinitas Air Laut Di Kuala Langsa. Biologica Samudra, 1(1), 09-
16.

Van Noordwijk, M. & P. De Willigen (1991). Root functions in agricultural systems. Plant
roots and their environment. Elsevier, Amsterdam p. 381-395

Warsodirejo, P. P., Hasibuan, A. S., Listiana, L., & Ritonga, A. (2020). Abundance study of
Koompassia excelsa in maintaining conservation of ecosystems in Tangkahan
Langkat Nature Reserve, North Sumatra. Bioscience, 4(1), 21-30.

Widiastuti, H., Guhardja, E., Sukarno, N., Darusman, L. K., Goenadi, D. H., & Smith, S.
(2003). Arsitektur akar bibit kelapa sawit yang diinokulasi beberapa cendawan
mikoriza arbuskula. Menara perkebunan, 71(1), 28-43.

Anda mungkin juga menyukai