[go: up one dir, main page]

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
129 tayangan21 halaman

Perilaku Aman Dan Pencegahan Kecelakaan Kerja

Diunggah oleh

kuromireyu
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
129 tayangan21 halaman

Perilaku Aman Dan Pencegahan Kecelakaan Kerja

Diunggah oleh

kuromireyu
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 21

Safety Environment

Perilaku Aman dan


Pencegahan
Kecelakaan Kerja
Workplace

Tim K3 Next Slide


Safety Environment

Importance of Why ??

Workplace
Safety
85% kecelakaan kerja yang terjadi
adalah kontribusi dari perilaku kerja
tidak aman

Masih tinggi angka kecelakaan kerja


karena masih rendah perilaku aman
dari pekerja
Workplace

Perilaku aman adalah tindakan yang


dilakukan pekerja untuk meminimalisir
potensi terjadinya kecelakaan kerja
(Tarwaka, 2014)
Safety Training

Importance of Why Safety Matters

Workplace
Safety Protects employees from harm

Reduces accidents and injuries

Complies with legal requirements


Workplace

Enhances productivity and morale


Safety Environment

Unsafe Condition
• Keadaan yang tidak aman (Unsafe Conditions) merupakan sebuah kondisi dalam lingkungan
kerja yang berpotensi untuk meningkatkan resiko kecelakaan pada pekerja proyek.
Workplace

• Sebagian besar penyebab kondisi yang tidak aman adalah dari sisi manajemen lapangan
• Contohnya perencanaan kesehatan dan keselamatan kerja yang kurang efektif, tidak
tersedia perlengkapan kerja yang memadai, penataan kondisi lapangan yang buruk, dan
kurang memperhatikan lingkungan kesehatan, pencahayaan, tata udara, dan lain-lain
Safety Training Pelaksanaan perilaku karyawan dalam
Keselamatan menerapkan perilaku keselamatan
seperti membawa tata krama
keselamatan dan mengikuti prosedur
keselamatan kedalam pekerjaan yang
dilakukan

perilaku karyawan dalam


Partisipasi
Keselamatan merealisasikan keselamatan meliputi
partisipasi dalam membantu rekan
kerja, mempromosikan program
keselamatan di tempat kerja, inisiatif
dalam mendemonstrasikan perilaku
keselamatan, dan ikut berusaha untuk

Aspek Perilaku
meningkatkan keamanan dan
Workplace

keselamatan di tempat kerja

Keselamatan
Borman dan Motowidlo (1993)
Safety Training
Melaporkan setiap
Contoh Perilaku
kecelakaan yang terjadi Keselamatan
Andi, Alifen, dan Chandra (2005)
Mengingatkan pekerja lain
tentang bahaya dalam
keselamatan kerja

Selalu menggunakan Mengikuti kerja sesuai dengan


perlengkapan keselamatan kerja perintah atasan
(APD)

Meletakkan material dan Tidak bergurau dengan rekan


peralatan kerja pada tempatnya kerja sewaktu bekerja
Workplace

Bekerja mengikuti prosedur Tidak pernah melakukan kegiatan


keselamatan kerja berbahaya seperti berlari,
melempar atau melompati
Contoh Perilaku Aman di Tempat Kerja
Bird dan Germain (1990)
• Melakukan pekerjaan sesuai wewenang yang diberikan.
• Berhasil memberikan peringatan terhadap adanya bahaya.
• Berhasil mengamankan area kerja dan orang-orang di sekitarnya.
• Bekerja sesuai dengan kecepatan yang telah ditentukan.
• Menjaga alat pengaman agar tetap berfungsi.
• Tidak menghilangkan alat pengaman keselamatan.
• Menggunakan peralatan yang seharusnya.
• Menggunakan peralatan yang sesuai.
• Menggunakan APD yang benar.
• Pengisian alat atau mesin yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
• Penempatan material atau alat-alat sesuai dengan tempatnya dan cara mengangkat yang benar.
• Memperbaiki peralatan dalam kondisi alat yang telah dimatikan.
• Tidak bersenda gurau atau bercanda ketika bekerja.
Faktor yang
Safety Training
Mempengaruhi Faktor Personal
Perilaku Keselamatan
Winarsunu (2008)
Kemampuan Kognitif
Faktor Kondisi Kesehatan
Lingkungan Kerja
Kelelahan
Lingkungan Fisik
Pengalaman Kerja
Jenis Industri
Karakteristik Kepribadian
Jam Kerja

Pencahayaan
Workplace

Temperatur

Desain Peralatan
Safety Training
ANALISIS POKAYOKE
KECELAKAAN
KERJA Poka Yoke (po-ka yo-ke) merupakan strategi
dan kebijaksanaan untuk mencegah defect
di dalam sumbernya dengan cara
melakukan inspeksi secara terus menerus
demi mencapai zero defect product

Namun, pada dasarnya metode poka yoke


juga merupakan salah satu metode yang
Workplace

tepat dapat mencegah cacat yang


diakibatkan oleh kesalahan manusia dalam
bekerja (Dudek-Burlikowska & Szewieczek,
2009)
sebagai pengingat dan pemberi
peringatan kepada petugas jika terjadi
Safety Training
Warning kesalahan, yaitu dengan memberikan
sinyal baik berupa suara, lampu yang
menyala dan sinyal lainnya

metode kontrol yang berfungsi dalam


mengontrol dan mendeteksi jalur atau
Control Yake proses produksi yang dapat
menimbulkan masalah

memeriksa parameter proses kritis dan


Shut Down menutup atau menghentikan proses
saat proses tersebut tidak dapat
ditoleransi (D. R. Putri & Handayani,
2019)
Workplace

3 FUNGSI DASAR POKA YOKE


DALAM MENCEGAH
KECACATAN
Safety Environment

• Poka yoke ini didasarkan pada filosofi bahwa orang tidak secara sengaja
membuat kesalahan atau melakukan pekerjaan dengan tidak benar,
tetapi kesalahan terjadi karena berbagai alasan. Prinsip dari poka yoke
adalah mencegah terjadinya kesalahan karena sifat manusiawi yaitu lupa,
Workplace

tidak tahu, dan tidak sengaja, sehingga tidak hanya menghabiskan energi
untuk mengigatkan dan menyalahkan orang untuk mencegah terjadinya
kesalahan (Hudori et al., 2017).
Workplace
Safety Environment
Workplace
Safety Environment
Safety Training
ANALISIS ETA & FTA
KECELAKAAN Analisis kecelakaan kerja menggunakan metode

KERJA
ETA (Event Tree Analysis) & FTA (Fault Tree
Analysis) metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi risiko-risiko yang memliki
potensi untuk menyebabkan kegagalan dalam
suatu proses produksi.

Pendekatan ini menggunakan cara dari atas ke


bawah, dimulai dari mengasumsikan bahwa
suatu peristiwa puncak atau kejadian utama
mengalami kegagalan, dan kemudian melakukan
Workplace

analisis penyebab peristiwa tersebut hingga


mencapai akar penyebab kegagalan dasar
(Dahlan, Leksono, Fathoni, 2021)
Safety Training
TAHAPAN ETA & FTA
PELAKSANAAN
(1) Mengenali maksud sistem, rancangan, atau produk,
(2) mengenali peristiwa utama dari rancangan atau produk, menelusuri setiap
cabang dengan detail,
(3) menyelesaikan fault tree dengan menggabungkan peristiwa yang
berkontribusi pada peristiwa utama,
(4) mengenali potensi kegagalan dan mengubahnya menjdi model yang sesuai,
(5) melakukan analisis kuantitatif, mengevaluasi hasil dan menyusun saran
perbaikan.
Workplace
Safety Training
ANALISIS FMEA
KECELAKAAN FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) adalah

KERJA
pendekatan metodologis yang digunakan dalam
pengelolaan pengembangan dan operasional
produk untuk mengevaluasi mode kegagalam
dengan tujuan mengategorikan tingkat
keparahan dan kegagalan dalam suatu sistem
(Zakaria, Wirawati, Mutawali, 2002)

FMEA menggunakan tiga input penting, yakni


tingkat keparahan (S), frekuensi kejadian (O), dan
tingkat deteksi (D), untuk menentukan nilai
Workplace

prioritas risiko (RPN). Perhitungan RPN


melibatkan perkalian dari nilai-nilai tingkat
keparahan (S), frekuensi kejadian (O), tingkat
deteksi (D).
Workplace Safety Training

Thank You
DAFTAR PUSTAKA
• Hudori, M., Simanjuntak, J. M., Studi, P., Logistik, M., Kelapa, P., Citra, S., Edukasi, W., & Belakang, L. (2017). Poka Yoke untuk Pembuatan Palet

Package Information di Bagian Shipping. 6(1), 16–21.

• Zhang, A. (2017). Quality improvement through Poka-Yoke : From engineering design to information system design Quality improvement

through Poka-Yoke : from engineering design to information system design. January 2014. https://doi.org/10.1504/IJSSCA.201 4.064260

• Dahlan, E. B. Leksono, and M. Z. Fathoni, “Identifikasi Dan Analisis Risiko Operasional Pada Divisi Produksi Perusahaan Vulkanisir Ban

Menggunakan Metode Risk Management Dengan Pendekatan Fmea Dan Fta,” JUSTI (Jurnal Sist. dan Tek. Ind., vol. 2, no. 1, p. 44, 2021, doi:

10.30587/justicb.v2i1.3183.

• Andi, Alifen, S dan Chandra, A. 2005. Model Persamaan Struktural Pengaruh Budaya Keselamatan Kerja pada Prilaku Pekerja Proyek

Konstruksi. Jurnal Teknik Sipil Universitas Petra Surabaya.

• Bird and Germain, F.J. 1990. Practicial Loss Control Leadership. USA: Institute Publising
DAFTAR PUSTAKA
• Borman, W.C., & Motowidlo, S.J. 1993. Expanding the Criterion Domain to Include Element of Extra Role Performance. Sanfransisco: Jossey-

Bass.

• Dudek-Burlikowska, M., & Szewieczek, D. (2009). The Poka-Yoke Method as an Improving Quality Tool of Operations in the Process. Journal of

Achievements in Materials and Manufacturing Engineering, 36(1), 95–102. https://www.researchgate.net/publication/44385 664

• Syaaf, Ridwan. 2007. Occupational Health And Safety Behaviour. Jakarta: Universitas Indonesia.

• T. Zakaria, S. M. Wirawati, and M. M. Mutawali, “Usulan Perbaikan Mesin Crusher Cds-V2 Dengan Metode Fmea Dan Poka Yoke Di Pt. Xyz,” J.

InTent, vol. 5, no. 2, pp. 36–49, 2022.

• Winarsunu, T. 2008. Psikologi Keselamatan Kerja. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai