[go: up one dir, main page]

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan16 halaman

Praktikum Makroorganisme Tanah

Diunggah oleh

Fuji Juniarti
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan16 halaman

Praktikum Makroorganisme Tanah

Diunggah oleh

Fuji Juniarti
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 16

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI TANAH

FUJI JUNIARTI MATONDANG


05101382328104
ILMU TANAH B

JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2024
PRAKTIKUM I
MAKROORGANISME TANAH

Tujuan
Untuk mempelajari populasi dan spesies makrofauna tanah di permukaan
tanah dengan metode pitfall trap dan makrofauna di dalam tanah dengan metode
monolit.

Bahan
1. Bejana bergaris tengah 8 cm dengan tinggi 10 cm atau botol gelas dengan lebar
mulut 10-15 cm yang akan digunakan sebagai perangkap (pitfall)
2. Meteran
3. Sekop
4. Kantong plastik kapasitas 50 kg
5. Larutan Formalin 4%
6. Larutan deterjen

Prosedur

1. Pengambilan Contoh Fauna di Permukaan Tanah

- Lokasi pengamatan dilakukan di lahan yang ditumbuhi tanaman karet, kelapa


sawit, dan semak belukar
- Tanam bejana pitfall di permukaan tanah. Permukaan bejana harus rata dengan
permukaan tanah.
- Di atas bejana pitfall tersebut, beri atap/tutup dari kayu/plastik dengan
ukuran 20 cm x 20 cm, kuatkan dengan ranting di atasnya, jaga agar tidak
terbawa hanyut air hujan.
- Hindarkan air hujan masuk ke dalam pitfall maupun sinar matahari dan kotoran
yang mungkin terjatuh ke dalam bejana.
- Bejana pitfall diisi larutan formalin 4% sebanyak 150 ml dan sedikit deterjen
untuk menghilangkan tegangan permukaan agar spesimen tidak bergerak-gerak
pada saat tenggelam.
- Bejana pitfall diletakkan pada sore hari atau pada permulaan malam hari dan
dibiarkan selama 24 jam. Dalamnya perangkap tidak terlalu berpengaruh, tetapi
mulutnya harus persis sama rata dengan permukaan tanah.
- Ambil bejana setelah 24 jam, amati makrofauna yang terperangkap.
- Pisah-pisahkan contoh hewan permukaan tanah dari lapangan dengan metode
sortasi dengan tangan, menurut jenisnya, setelah dihitung kemudian awetkan
dalam larutan formalin 4%.

2. Pengambilan Contoh Fauna di dalam Tanah

- Tentukan dan tandai dengan ajir titik pengambilan contoh untuk ’monolit’
- Pada titik pengambilan contoh, sekitar luasan 25 cm x 25 cm bersihkan
dari sampah dengan tangan. Tetapkan secara pasti posisi monolit dengan
menggunakan penggaris dengan luas 25 cm x 25 cm pada dimensi luar
(Gambar 2A)
- Isolasi monolit dengan memotong ke bawah menggunakan sekop beberapa
cm di luar penggaris dan gali pada lebar 20 cm dan kedalaman parit 30 cm
mengelilinginya (Gambar 2B dan 2C).
- Pada sisi lain blok monolit arah vertikal cungkil dengan sekop, dan arah
horisontal potong dengan parang sehingga diperoleh blok-blok monolit dengan
kedalaman 0-10 cm, 10-20 cm, 20-30 cm apabila diperlukan 30-40 cm (Gambar
2D).
- Tanah hasil galian pada parit sekitar blok monolit, wadahi pada kantong plastik
kapasitas 50 kg, kemudian lakukan sortasi dengan tangan atau dengan metode
lain. Setelah sortasi pada blok monolit selesai, kumpulkan semua
invertebrata yang mempunyai panjang tubuh lebih dari 10 cm, seperti kaki
seribu, dan cacing-cacing tanah. Walau kepadatan populasinya rendah namun
dianggap mewakili biomassa yang penting. Konversi kelimpahan kepada

volume 0,42m3 contoh, yaitu lebar blok ditambah dua lebar parit persegi
dikalikan kedalaman 30 cm (Gambar 2E).
- Lakukan sortasi dengan tangan secara terpisah pada masing-masing lapisan
blok monolit. Jika waktu yang tersedia terbatas atau cahaya kurang, masukkan
tanah ke dalam plastik untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk sortasi.
Pisahkan semut-semut dengan hati-hati menggunakan kuas kecil pada
sekepal (sejumlah kecil) tanah lalu diayak pada ayakan 5 mm di atas nampan;
ayakan akan menahan semut. Hindarkan plastik tempat tanah dari cahaya
matahari langsung dan lakukan sortasi dalam waktu maksimum 24 jam dari
pengambilan contoh, lebih cepat lebih bagus.
- Catat jumlah dan berat utuh (basah) semua binatang dan identifikasi jenisnya
- Buat daftar spesies, jika mungkin golong-golongkan sampai subfamili atau
family dengan masing-masing gunakan nama genus dengan urutan alfabetik.
Gabungkan dengan hasil dari perangkap ”pitfall” dan monolit untuk kompilasi
dalam tabel ini.
- Videokan kegiatan praktikum ini dalam durasi 3 menit.

A B

E C D

Gambar 1. Tahapan pengambilan contoh tanah monolit: (A) tetapkan posisi blok
monolit dengan penggaris persegi 25 cm x 25 cm; (B, C dan E) gali parit
sedalam 25 cm pada 2 sisi blok monolit; dan (D) ambil tiap lapisan blok monolit
(0-10 cm, 10-20 cm, dan 20-30 cm) (Sumber: Anderson & Ingram, 199
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan salah satu komponen kerak bumi yang terdiri atas berbagai
mineral dan bahan organik. Tanah menjadi media tumbuh yang baik bagi
tumbuhan dan habitat seperti organisme seperti hewan, jamur, dan mikroba.
Sebagai bagian dari ekosistem, tanah tersusun atas faktor abiotik dan biotik.
Interaksi faktor abiotik dan biotik pada tanah memunculkan habitat yang sesuai
bagi beragam jenis makhluk hidup termasuk hewan tanah. Berdasarkan ukuran
tubuhnya, hewan darat dikelompokkan menjadi mikrofauna, mesofauna, dan
makrofauna. Makrofauna tanah adalah sekelompok hewan besar penghuni tanah
yang merupakan bagian dari keanekaragaman hayati tanah yang berperan penting
dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Saputra dan
Agustina,2019).
Organisme di dalam tanah terdiri atas mikroorganisme dan makroorganisme,
organisme tanah memiliki peranan yang sangat penting terhadap kelangsungan
kehidupan tumbuhan di atasnya Makrofauna tanah adalah sekelompok hewan
besar penghuni tanah yang merupakan bagian dari keanekaragaman hayati tanah
yang berperan penting dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah
(Lubis, 2021).
Sifat biologi tanah terutama populasi mikroorganisme merupakanparameter
penting guna menduga produktivitas suatu lahan karena mikroorganisme tanah
merupakan pemecah primer, sehingga perlu untuk mengetahui perbedaan sifat
biologi tanah yang didekati dengan pengukuran respirasi tanah, populasi total
bakteri, dan populasi total jamur pada beberapa tipe penggunaan lahan di tanah
Andisol, Inceptisol, dan Vertisol (Tullah, 2019).
Fauna tanah menggunakan tanah sebagai habitat alami untuk keberlanjutan
hidupnya. Fauna tanah berperan penting dalam mengendalikan keseimbangan
ekosistem, penyedia nutrisi, dekomposisi, daur ulang bahan organik, menjaga
struktur tanah, dan proses pembentukan tanah. Keanekaragaman fauna tanah
dipengaruhi oleh faktorfaktor lingkungan misalnya suhu tanah, curah hujan,
penggunaan pupuk kimia, pestisida sintetik dan pola penanaman tomat secara
monokultur (Baideng et al., 2019).
Hal ini diduga karena adanya pengaruh perbedaan faktor topografi dan faktor
abiotik di tempat tersebut, terutama suhu, kadar air, pH tanah, kadar organic tanah
dan faktor lingkungan biotik organisme lain di sekitarnya, seperti Microflora.
Makrofauna tanah sangat dipengaruhi oleh factor lingkungan sekitarnya.
Perubahan pada lingkungan akan berdampak pada keberadaan makrofauna tanah,
baik secara langsung maupun tidak langsung (Pariyanto et al., 2020).
Pitfall Trap merupakan jenis perangkat yang sederhana namun efektif dan
berguna untuk menjerat serangga. Terdiri dari piring atau baskom kecil, kaleng
atau bak kecil. Perangkat jebakan dibenamkan di dalam tanah dimana permukaan
tanah sejajar dengan ujung atas bibir kaleng/bak yang berisi cairan alkohol atau
etilen glikol sebagai agen pembunuh (Hanafiah,2007 dalam Jaya dan Widayat,
2020). Pitfall trap biasanya digunakan untuk menangkap dan mempelajari
serangga penggali tanah, rayap, kumbang ataupun serangga-serangga lain yang
mempunyai mobilitas di atas tanah (Jaya dan Widayat, 2020).
Pengertian monolit di sini adalah kesatuan terorganisasi yang membentuk
kekuatan tunggal dan berpengaruh. Struktur beton bertulang merupakan struktur
yang paling banyak digunakan atau dibangun, dibandingkan dengan jenis struktur
yang lainnya (Ridha et al., 2021).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Hari/Tgl Jenis Jumlah makrofauna
Lahan Karet Lahan Kelapa Sawit
Di dalam Permukaan Di dalam Permukaan
tanah tanah
semut
Cacing tanah
dll
Hari/Tgl Jenis Jumlah makrofauna
Lahan Arboretum Lahan Semak Belukar
Di dalam Permukaan Di dalam Permukaan
tanah tanah
semut
Cacing tanah
dll
Foto Cara Kerja Pit Fall Trap

Foto Cara Kerja Monolit

*Foto ukuran 4x4, tanpa perlu kasih keterangan


*Minimal 9 foto
No Semak
Gambar Karet Sawit Arboretum
. Belukar
1. Foto serangga yg *Jumlah yg
terperangkap didapatkan
*Ukuran 4x4

2. Semut 7 0 3 2

*Foto serangga harus yg didapatkan kelompok masing2


*Serangga yg didapatkan kelompok lain, tulis nama saja
Indeks Keanekaragaman Makrofauna Tanah
Lahan Metode Monolit Metode PitFall Trap
H’ Kategori H’ Kategori
Lahan Karet
Lahan Sawit
Arboretum
Semak Belukar

Pembahasan
Praktikum ini dilaksanakan di Aboretum Fakultas PertanianUniversitas Sriwijaya
dimana praktikum ini dilaksanakan pada hari rabut, 4 September 2024 dan objek
pengamatan makroorganisme dilakukan padakamis, 5 September 2024 pada pukul
15.00 WIB. Praktikum dengan metode pitfall trap dilakukan untuk mengetahui
makroorganisme yang adadi didalam permukaan tanah maupun didalam tanah.
Hewan yang masuk ke dalam jebakan kemudian diambil dan di identifikasi serta
dihitung jumlahnya. Berdasarkan hasil tabulasi data, diketahui bahwa secara
keseluruhan ditemukan 3 spesies makrofaunatanah dengan jumlah total individu
sebanyak 16 individu. Yaitu; Semut, Laba-laba, Kecoa. Daridata tersebut dapat
diketahui bahwa jenis Arthropoda tanah di lahan Aboretum terdiri dari 3 ordo
antara lain Hymenoptera, Araneae dan Blattodea.
A. Pitfall Trap
Pitfall trap merupakan metode yang paling baik untuk menjebak serangga aktif
di atas permukaan tanah. Pitfall Trap merupakan jenis perangkat yang cukup
sederhana namun efektif dan sangat berguna untuk menjerat serangga. Perangkat
jebakan dibenamkan di dalam tanah dimana permukaan tanah sejajar dengan
ujung atas bibir kaleng /bak yang berisi cairan alkohol atau etilen glikol sebagai
agen pembunuh. Lalu, dibiarkan selama 24 jam dan dicek kembali. Pitfall ini
berguna untuk menangkap serangga penggali tanah seperti rayap ataupun
serangga lain yang ada di dalam tanah. Kehidupan fauna tanah sangat tergantung
pada habitatnya, karena keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis fauna
tanah di suatu daerah sangat ditentukan oleh keadaan daerah tersebut. Dengan
perkataan lain keberadaan dan kepadatan populasi suatu jenis fauna tanah di suatu
daerah sangat tergantung dari faktor lingkungan, yaitu lingkungan biotik dan
lingkungan abiotik.
Pitfall trap adalah lubang perangkap untuk pengambilan sampel berupa hewan
kecil, seperti serangga, amfibi dan reptil. Perangkap metode Pitfall Trap ini ialah
teknik pengambilan sampel yang sering digunakan untuk studi ekologi dan
pengendalian hama ekologi. Hewan yang masuk perangkap perangkap tidak dapat
melarikan diri. Pitfall trap menggunakan cawan jebak yang dibenamkan dalam
tanah dengan bibir cawan sejajar pada permukaan tanah. Pada metode pitfall trap
didapat mikroorganisme berupa semut, laba-laba, dan kecoa. Metode pitfall ini
adalah metode yang umum digunakan karena bahan dan alat yang mudah didapat.
Klasifikasi Jenis Serangga yang didapat pada Metode Pitfall Trap:
 Semut
Kingdom : Animalia
Famili : Formicidae
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Spesies : Dolichoderus sp.
Semut adalah semua serangga anggota suku formicidae, semut
memiliki lebih dari 12.000 jenis, pada total dari hari pertama dan hari
kedua di temukan sebanyak 11 individu yang tertangkap pada Pitfall.
 Laba-Laba
Kingdom : Animalia
Famili : Araneae
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Araneae
Spesies : Gnaphosidae
Laba-laba (Ordo Araneae) merupakan anggota Filum Artropoda yang
memiliki adaptasi tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan, lebih dari
20.000 spesies laba-laba di alam yang hidup di darat. Pada total
pengamatan terdapat 1 laba-laba yang terperangkap pada jebakan Pitfall.
 Kecoa
Kingdom : Animalia
Famili : Blattidae
Filum : Artropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Blattodea
Spesies : Periplaneta americana
Ordo Orthoptera yang diperoleh ditemukan Famili Balttidae, memiliki
ciri-ciri : bentuk tubuh oval, pipih dorsoventral. Pada toal pengamatan
terdapat 2 Kecoa yang tertangkap pada jebakan Pitfall.
B. Monolit
Monolit merupakan salah satu metode pengambilan makrofauna dalam tanah.
Metode monolit I ini menggunakan alat seperti cangkul yang gunanya untuk
mencangkul tanah mencari makrofauna di dalam tanah. Dengan metode
monolitakan banyak mendapatkan makrofauna seperti cacing. Metode ini
membutuhkan tenaga tetapi tidak banyak memerlukan waktu. Pengamatan
makrofauna menggunakan metode monolit dilakukan dengan tidak terlalu lama
dan menggunakan biaya yang lebih murah jika dibandingkan dengan metode
pitfall trap.
Metode monolit merupakan salah satu metode pengambilan makrofauna dalam
tanah dengan menggali setiap lapisan pada tanah dan mengamati setiap
makroorganisme yang ada di setiap lapisan tanah. Dengan metode monolit akan
banyak mendapatkan makrofauna seperti cacing. Metode ini membutuhkan tenaga
tetapi tidak banyak memerlukan waktu seperti pitfall trap yang harus di tunggu
kurang lebih 1 x 24 jam untuk mendapatkan makrofauna. Pada lapisan pertama
yaitu dengan kedalaman 0-10 cm ditemukan semut dan Laba-Laba.
Makroorganisme di kedalaman ini jumlahnya sangat banyak terutama pada ordo.
Pada lapisan kedua yaitu kedalaman 10-20 cm ditemukan makroorganisme tanah
yaitu kelabang dan kumbang tanah. Pada lapisan yang ketigayaitu kedalaman 20-
30 cm , pada lapisan akhir, makroorganisme berjumlah sangat sedikit bahkan
tidak ada. Hal ini dikarenakan sumber vegetasi sudah sangat berkurang di dalam
tanah. Makrofauna tanah memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga
kesuburan tanah melalui dekomposisi bahan organik, distribusi hara, peningkatan
aerasi tanah dan sebagainya. Keberadaan makrofauna tanah sangat penting dalam
membantu proses rehabilitasi lahan pasca tambang karena berperan dalam
perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Klasifikasi Jenis Serangga yang didapat pada Metode Monolit:
 Semut
Kingdom : Animalia
Famili : Formicidae
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Spesies : Dolichoderus sp.
Semut adalah semua serangga anggota suku formicidae, semut
memiliki lebih dari 12.000 jenis. Pada total dari hari pertama dan hari
kedua di temukan sebanyak 3 individu yang tertangkap pada metode
Monolit.
 Laba-Laba
Kingdom : Animalia
Famili : Araneae
Filum : Arthropoda
Kelas : Arachnida
Ordo : Araneae
Spesies : Gnaphosidae
Laba-laba (Ordo Araneae) merupakan anggota Filum Artropoda yang
memiliki adaptasi tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan, lebih dari
20.000 spesies laba-laba di alam yang hidup di darat. Pada total dari hari
pertama dan hari kedua di temukan sebanyak 1 individu yang tertangkap
pada metode Monolit.
 Kelabang
Kingdom : Animalia
Famili : Scolopendridae
Filum : Arthropoda
Kelas : Chilopoda
Ordo : Centipedes
Spesies : Scolopendra sp.
Kelabang termasuk dalam kelas chiopoda yang terdapat bergerak decap
dan gesit. Bertempat tinggal di daratan atau permukaan tanah dengan
memiliki antena yang Panjang di kepalanya, hewan ini memiliki dua
rahang yang beracun. Pada total dari hari pertama dan hari kedua di
temukan ssebanyak 1 individu yang tertangkap pada metode Monolit.

*Minimal 6 halaman
*Jurnal pendukung minimal 3
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
*Point minimal 4
Saran
*Paragraf
DAFTAR PUSTAKA

Lias, S. A., Rhamadani, N., dan Jayadi, M. 2023. Keanekaragaman Biota Tanah
pada Kebun Kakao di Desa Parenring Kecamatan Lilirilau Kabupaten
Soppeng. Jurnal Ecosolum, 12(1), 44-55.
*Contoh penulisan dapus jurnal

Anda mungkin juga menyukai