LP Insomnia-Ernani
LP Insomnia-Ernani
Disusun Oleh:
ERNANI
NIM.P07224422244
PENDAHULUAN
A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Pengertian kehamilan Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita
membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi
pada saat sel telur perempuan lepas dan masuk kedalam saluran sel telur.
Pada saat persetubuhan, berjuta-juta cairan sel mani laki-laki masuk ke
Rahim. Dengan kompetesi yang sangat ketat, salah satu sperma tersebut
akan berhasil menembus sel telur dan bersatu dengan sel telur tersebut.
Peristiwa ini yang disebut dengan fertilisasi dan konsepsi.
2. Perubahan fisik kehamilan
Hamil merupakan suatu tahap dalam kehidupan seorang wanita.
Kehamilan akan membuat tubuh wanita berubah. Perubahan tubuh yang
terjadi selama hamil sesungguhnya merupakan suatu mekanisme adaptasi
yang dilakukan tubuh untuk menghadapi dan mempersiapkan berbagai
kebutuhan pada waktu hamil, melahirkan dan menyusui. Bertambahnya
berat badan dan membesarnya Rahim menyebabkan perubahan postur
tubuh, yang biasanya tampak jelas pada usia kehamilan mamasuki trimester
dan II dan semakin jelas pada trimester III. Hampir seluruh tubuh wanita
hamil mengalami perubahan, terutama pada pada system reproduksi, selain
itu organ lainnya juga mengalami perubahan, kebanyakan perubahan ini
kembali normal setelah persalinan dan perubahan ini dapat mengganggu
pola istrahat tidur.
3. Keluhan ibu hamil pda trimester III
Masalah yang sering dialami ibu hamil pada trimester III menurut
Ajeng, N (2019) sebagai berikut:
a. Sakit punggung
Perut yang mulai semakin membesar karena pertumbuhan janin
dalam rahim bisa membuat postur tubuh calon ibu berubah. Dan
hormon relaxin atau hormon kehamilan akan membuat tulang panggul
sedikit merenggang, hal ini terjadi untuk mengantisipasi kelahiran dan
membuka jalan lahir nantinya. Namun hal ini bisa saja memberikan
efek negatif pada bagian tubuh yang lain terutama bagian punggung.
Selain itu beban tubuh di bagian depan yang bertambah juga membuat
punggung harus menjadi tumpuan berat yang memperparah kondisi
sakit tersebut.
b. Sesak napas
Dalam trimester ketiga ini janin di dalam rahim akan tumbuh
dengan pesat, setiap bagian dari organnya akan tumbuh dan matang
agar ketika tiba waktunya untuk lahir maka bayi akan siap dilahirkan.
Dan karena perkembangannya ini, satu keluhan yang mungkin akan
sering dirasakan ialah mudah sesak napas. Hal ini terjadi karena janin
yang tumbuh akan menyita seluruh ruang di perut sang ibu dan hal ini
akan memnuat ibu akan merasa mudah sesak napas
c. Sembelit atau masalah pencernaan
Hal yang sering dirasakan oleh ibu hamil di akhir trimester yang
sering kali mengganggu ialah sembelit atau susah buang air besar. Hal
ini terjadi lagi-lagi karena perubahan hormon di dalam tubuh, yang
berpengaruh pada fungsi usus yang menjadi lebih lambat saat
mencerna makanan. Hal ini bisa diatasi dengan perbanyak minum air
putih dan juga mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat dan juga
vitamin. Akan cuma suplemen vitamin saja tetapi juga sayur-sayuran
organik yang sehat bagi tubuh. Dan jika masih terasa sulit buang air
besar, juga bisa menggunakan obat pencahar yang khusus untuk ibu
hamil yang bisa didapat di apotek sesuai dengan resep dokter.
d. Sering buang air kecil
Saat trimester terakhir kehamilan, biasanya janin akan mulai
bergerak turun ke arah panggul untuk mencari jalan lahir. Dan
karenanya mungkin akan membuat ibu hamil menjadi lebih sering
buang air kecil.
e. Edema atau kaki bengkak
Edema atau bengkak pada kaki selama kehamilan bisa saja
menjadi tanda serius yang harus diwaspadai. Karena hal ini terjadi
disebabkan oleh retensi cairan di bagian bawah tubuh yang terjadi
karena ibu hamil terlalu banyak beraktifitas. Meskipun bengkak atau
edema bisa saja mereda, namun pada sebagian orang hal ini tidak bisa
begitu saja hilang dengan sendirinya.
f. Gangguan tidur
Karena pengaruh hormon yang naik turun dan kekhawatiran
berlebihan akan proses kelahiran biasanya ibu hamil menjadi sulit tidur
atau insomnia. Keadaan ini tentu kurang baik untuk kesehatan ibu dan
juga janin yang dalam tahap pematangan organ tubuhnya. Sulit tidur
juga membuat emosi ibu hamil meningkat dan signifikan dan mudah
marah sehingga hal ini kurang baik bagi janin dalam kandungannya
g. Tekanan darah tinggi
Hal yang juga sering dikeluhkan saat usia kehamilan memasuki
trimester ketiga ialah tekanan darah tinggi. Kondisi ini umum terjadi
pada semua ibu hamil karena lagi-lagi pengaruh hormon kehamilan.
Namun kondisi hipertensi atau tekanan darah tinggi ini patut
diwaspadai jika tekanan darah ibu hamil lebih dari 140/90 mmHg.
Karena bisa menyebabkan kondisi preeklampsia atau keracunan
kehamilan yang sangat berbahaya bagi ibu bahkan janin
h. Mudah lelah
Kondisi perut yang mulai membesar di akhir trimester ketiga
tentu memberikan beban yang cukup berat pada tubuh. Sehingga ibu
hamil akan mudah sekali lelah. Usahakan untuk selalu beristirahat
dengan cukup setiap kali ada waktu. Dan hindari untuk memakai
sepatu berhak tinggi, selain berbahaya ibu hamil tentu akan sangat
mudah lelah
i. Sakit pinggang
Beban berat disebabkan janin yang tumbuh dalam rahim juga
dapat menimbulkan rasa sakit di pinggang. Keluhan ini akan semakin
meningkat seiring usia kehamilan dan biasanya akan menghilang
setelah melahirkan. Untuk mengatasinya banyak-banyak olahraga
dengan mengikuti kelas senam kehamilan misalnya. Di dalamnya
setiap ibu hamil akan diajari untuk melakukan gerakan yang bisa
mengurangi rasa sakit tersebut. Atau pun bisa meminta pasangan
untuk memberikan pijatan lembut agar nyerinya berkurang.
B. Gangguan Tidur Ibu Hamil
Pada trimester ketiga penyebab sulit tidur bukan karena hormon
melainkan perubahan fisik, bobot itu bertambah mengakibatkan punggung
terasa pegal, posisi tidur yang salah, dan juga gangguan psikis seperti
kecemasan.
1. Kualitas Tidur pada Kehamilan
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang
individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran disaat terbangun.
Kepuasan tidur pada masa kehamilan berkurang khususnya pada trimester
ketiga, hal ini diakibatkan kondisi fisik ibu hamil yang menyebabkan
sulitnya mendapatkan tidur yang dalam. Ketidakpuasan tidur disebabkan
tidur yang tidak melewati seluruh tahapan normal dalam tidur (Musbikin,
2005; dikutip Siallagan, 2015).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tidur pada ibu hamil, di
antaranya ialah keadaan perut yang semakin membesar sehingga sulit
untuk menentukan posisi tidur yang nyaman, gerakan janin, tertekannya
kandung kemih akibatnya sering berkemih sehingga wanita hamil sering
terjaga di malam hari , serta kekhawatiran calon ibu untuk tidur dalam
posisi tertentu karena takut janin di dalam kandungannya menjadi tidak
nyaman.
Semakin tua usia kehamilan, seorang perempuan lebih cepat terasa
letih. Pada kondisi seperti ini, perempuan hamil dianjurkan untuk
beristirahat secukupnya dan menghindari aktivitas yang berat.
Berbaringlah pada posisi kaki lebih tinggi.
Gangguan tidur yang dialami oleh wanita hamil biasanya terdiri dari satu atau
lebih masalah seperti insomnia, sering terbangun di malam hari, tidak bisa memulai
tidur dimalam hari dan merasakan kantuk di siang hari. Sekitar dua dari tiga wanita
hamil mengeluhkan pola tidur yang berubah atau tidak normal selama kehamilannya.
Gangguan tidur yang terjadi selama kehamilan biasanya dimulai dari trimester
pertama dan akan meningkat disetiap trimester (Shariat, et al, 2017). Gangguan tidur
yang dialami oleh wanita hamil dapat menyebabkan mengantuk disiang hari,
penurunan interaksi social, masalah pekerjaan dan penurunan interaksi social dengan
lingkungan. Gangguan tidur yang di alami oleh wanita hamil juga meingkatkan resiko
kelahiran premature dan berat badan lahir rendah. Gangguan tidur juga dapat
meningkatkan resiko mengalami komplikasi semasa kelahiran seperti persalinan
lama, seksio sesaria dan meningkatkan kejadian wanita mengalami postpartum blues
setelah melahirkan (Zahra & Saraylu, 2013).
Identitas Suami
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu
mengalami kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan
siapa bidan berunding. Dan saat ibu mendapat pendampingan saat
persalinan akan membuat psikologis ibu membaik dan membuat
motivasi dalam mengejan (Depkes RI, 2018).
4. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga
ditanyakan rencana KB setelah melahirkan (Hani dkk, 2018).
7. Riwayat Psikososiokulturalspiritural.
Beban psikologik partisipan pada penelitian ini disebabkan
karena trauma pada kehamilan sebelumnya, kekhawatiran tidak
mampu merawat anak karena jarak kehamilan terlalu dekat, karena
masih jadi satu dengan mertua ataupun kekhawatiran akan pekerjaan.
Selain itu faktor kelelahan karena merawat anak yang masih usia 6
bulan juga menyebabkan stres bagi partisipan. Kecemasan yang
dirasakan oleh ibu tersebut bisa mempengarui kualitas tidur pada ibu
hamil tersebut (Ardilah et al, 2019). Insomnia pada ibu hamil adalah
salah satu faktor kekhawatiran terkait kehamilan, yaitu jenis
kekhawatiran khusus yang mengacu pada ketakutan dan
kekhawatiran ibu selama kehamilan dan mencakup kekhawatiran
tentang kesehatan janin, gejala fisik, anak. bantalan, hubungan
interpersonal, dan kelahiran anak (Davoud & Abazari, 2020)
Kualitas asuhan dapat dinilai melalui kompetensi budaya atau
kemampuan seorang penyedia pelayanan untuk mengintegrasikan
pengetahuan tentang keyakinan dan norma budaya karena keyakinan
dan norma budaya terkait dengan pengalaman melahirkan. Pengkajian
budaya harus dilakukan untuk memastikan pemberi asuhan memiliki
pengetahuan yang adekuat mengenai keyakinan terhadap dukungan
persalinan, terapi obat, dan pantangan (Kennedy, 2018).
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu mengetahui sistem
dukungan terhadap ibu dan pengambil keputusan dalam keluarga
sehingga dapat membantu ibu dalam merencanakan persalinannya
yang lebih baik (Rukiyah,2018).
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran
Composmetis: kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
b. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan Darah
Bertujuan untuk menilai adaya gangguan pada sistem
kardiiovaskuler. Normal 100/60-140/90 mmHg.
Kualitas tidur yang buruk akan menyebabkan system
syaraf sympatif dan para siympatis menjadi tidak seimbang,
sehingga menyebabkan hormon seseorang didalam tubuh
menjadi meningkat. Meningkatnya hormon tersebut dapat
memicu pembuluh darah menjadi sangat tidak seimbang dan
dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah
(Sarifansyah et al., 2018).
2) Nadi
Pemeriksaan nadi disertai pemeriksaan jantung untuk
mengetahui pulsus defisit (denyut jantung yang tidak cukup
kuat untuk menimbulkan denyut nadi sehingga denyut
jantung lebih tinggi dari denyut nadi). Dilakukan pula
pemeriksaan frekuensi nadi. Kondisi takikardi (denyut
jantung lebih cepat dari kecepatan normal), dapat dijumpai
pada keadaan hipertermia, aktivitas tinggi, kecemasan, gagal
jantung, dehidrasi, dll. Normal antara 80-110 x/menit.
3) Suhu
Digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh
serta membantu menentukan diagnosis penyakit. Normal
antara 36,0°C-37,0°C.
4) Respirasi
Bertujuan untuk menilai frekuensi pernapasan, irama,
kedalaman, dan tipe/ pola pernapasan. Pernafasan normal
antara 18-24 kali per menit.
c. Antropometri
1) Berat badan :
2) Tinggi badan :
Berat Badan
3) IMT : 2
(Tinggi Badan ( m ))
4) Lingkar Lengan Atas (LiLA)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Warna rambut hitam, tebal, bersih, tidak teraba
massa, tidak ada nyeri tekan
b. Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak terdapat oedema
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih bersih
d. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran
e. Hidung : Bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak ada polip dan sinus
f. Mulut : Simetris, mukosa mulut lembab, lidah merah
V. PERENCANAAN
Rencana asuhan dibuat sesuai dengan masalah yang ditemukan
dalam pengkajian, meliputi:
1. Jelaskan hasil pemeriksaan
R/ menjelaskan hasil pemeriksaan dengan bahasa yang mudah
dimengerti sangat penting agar pasien memahami kondisinya dan
dapat mengambil keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi
2. Berikan KIE tentang kesehatan reproduksi, pemenuhan nutrisi.
R/ meningkatkan pengetahuan pasien tentang kesehatan reproduksi
dan pemenuhan nutrisi.
3. Berikan penjelasan tentang sulit tidur pada ibu hamil
R/ meningkatkan pengetahuan sulit tidur pada ibu hamil
4. Menganjurkan ibu untukk meningkatkan kualita tidur dengan senam
hamil, berjalan di pagi hari, berenang, bersepeda
R/ mengobati insomnia pada kehamilan dapat di lakukan dengan
meningkatkan kualitas tidur atau pendekatan nonfarmakologis
(Sedov et al., 2017)
5. Tidak menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi obat tidur
R/ Obat yang sering diresepkan untuk insomnia pada populasi
umum, seperti benzodiazepin dan zolpidem, dikaitkan dengan
peningkatan risiko aborsi spontan, berat badan lahir rendah,
kelahiran prematur, ukuran kecil untuk usia kehamilan, dan
persalinan sesar(Felder et al., 2020)
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan asuhan kebidanan dilakukan berdasarkan perencanaan
yang telah disusun sebelumnya dengan harapan mencapai tujuan sesuai
kriteria yang telah ditetapkan.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Ardilah, N. W., Setyaningsih, W., Narulita, S., Keperawatan, P. S., & Binawan, U.
(2019). Pengaruh Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III. 1, 148–153.
Davoud, A., & Abazari, M. (2020). The relationship between quality of life and
physical activity, worry, depression, and insomnia in pregnant women. Iranian
Journal of Psychiatry, 15(2), 159–168. https://doi.org/10.18502/ijps.v15i2.2688
Felder, J. N., Epel, E. S., Neuhaus, J., Krystal, A. D., & Prather, A. A. (2020).
Efficacy of Digital Cognitive Behavioral Therapy for the Treatment of Insomnia
Symptoms among Pregnant Women: A Randomized Clinical Trial. JAMA
Psychiatry, 77(5), 484–492. https://doi.org/10.1001/jamapsychiatry.2019.4491
Mawo, P. R., Rante, S. D. T., & Sasputra, I. N. (2019). Hubungan Kualitas Tidur
dengan Kadar Hemoglobin pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Undana.
Cendana Medical Journal, 17(2), 158–163.
Palagini, L., Cipollone, G., Masci, I., Novi, M., Caruso, D., Kalmbach, D. A., &
Drake, C. L. (2019). Stress-related sleep reactivity is associated with insomnia,
psychopathology and suicidality in pregnant women: preliminary results. Sleep
Medicine, 56, 145–150. https://doi.org/10.1016/j.sleep.2019.01.009
Román-Gálvez, R. M., Amezcua-Prieto, C., Salcedo-Bellido, I., Martínez-Galiano, J.
M., Khan, K. S., & Bueno-Cavanillas, A. (2018). Factors associated with
insomnia in pregnancy: A prospective Cohort Study. European Journal of
Obstetrics and Gynecology and Reproductive Biology, 221, 70–75.
https://doi.org/10.1016/j.ejogrb.2017.12.007
Sarifansyah, Utami, ngesti W., & Andinawati, M. (2018). Hubungan Kualitas Tidur
Dengan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Dinoyo
Malang. Nursing News, 3, 204–213.
Sedov, I. D., Goodman, S. H., & Tomfohr-Madsen, L. M. (2017). Insomnia
Treatment Preferences During Pregnancy. JOGNN - Journal of Obstetric,
Gynecologic, and Neonatal Nursing, 46(3), e95–e104.
https://doi.org/10.1016/j.jogn.2017.01.005
Syamsuddin, S., Lestari, H., & Fachlevy, A. F. (2018). Hubungan Antara Gastritis,
Stres, dan Dukungan Suami Pasien dengan Sindrom Hiperemesis Gravidarum di
Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 2(2), 102–107.
https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i2.136
Wardani, H. W., Agustina, R., & Damayanti, E. A. F. (2018). Tingkat Kecemasan
dengan KualitasTidur Ibu Hamil Primigravida Trimester III. Dunia
Keperawatan, 6(1), 1. https://doi.org/10.20527/dk.v6i1.4946
Widjayanti, Y. (2019). Hubungan Antara Kelelahan, Kebiasaan Konsumsi Susu
Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil. Jurnal Penelitian Kesehatan, 1.
KUTIPAN JURNAL
1 Davoud, A., & 2020 The relationship da hubungan yang signifikan antara QoL
Abazari, M between quality of umum, insomnia, dan kecemasan dengan
life and physical latar belakang pendidikan, jumlah anak,
activity, worry, dan pekerjaan (P < 0,05). Depresi
depression, and memiliki hubungan yang signifikan
insomnia in pregnant dengan pekerjaan (P < 0,05). PA tidak
women. Iranian memiliki hubungan yang signifikan
Journal of dengan informasi demografis. Namun,
Psychiatry, insomnia memiliki hubungan negatif
yang signifikan dengan kualitas hidup
umum, kesehatan umum, dan kesehatan
psikologis
2 Felder, J. N., 2020 Efficacy of Digital Semua hasil dinilai dari jarak jauh
Epel, E. S., Cognitive menggunakan kuesioner laporan diri
Neuhaus, J., Behavioral Therapy yang diberikan melalui survei online.
Krystal, A. D., for the Treatment of Hasil utama adalah perubahan keparahan
& Prather, A. A. Insomnia Symptoms gejala insomnia (diukur dengan Insomnia
among Pregnant Severity Index) dari baseline ke
Women: A postintervention. Hasil sekunder adalah
Randomized Clinical efisiensi tidur dan durasi tidur malam
Trial. (ditentukan oleh buku harian tidur),
kualitas tidur global (diukur dengan
Indeks Kualitas Tidur Pittsburgh), tingkat
keparahan gejala depresi (diukur dengan
Skala Depresi Postnatal Edinburgh), dan
tingkat keparahan gejala kecemasan
(diukur dengan Skala Gangguan
Kecemasan Umum-7). Untuk setiap hasil,
kami juga memeriksa perubahan dari
awal hingga tindak lanjut
3 Palagini, L., 2019 Stress-related sleep Wanita hamil dengan reaktivitas tidur
Cipollone, G., reactivity is terkait stres tinggi, relatif terhadap
Masci, I., Novi, associated with mereka dengan reaktivitas rendah,
M., Caruso, D., insomnia, melaporkan gejala insomnia yang lebih
Kalmbach, D. psychopathology and besar (t¼6.5, 0.004) serta tingkat depresi
A., & Drake, C. suicidality in yang lebih tinggi (62.0% vs 6.1%, p
L. pregnant women: 0.001), kecemasan (55.1% vs 15.1%,
preliminary results p¼0,030), dan bunuh diri (17,2% vs
3,0%, p¼0,025). Model multivariat
mengungkapkan reaktivitas tidur
berkorelasi secara independen dengan
gejala insomnia, depresi, dan kecemasan,
saat mengendalikan gejala komorbiditas.