[go: up one dir, main page]

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
230 tayangan31 halaman

LP Insomnia-Ernani

Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III dengan sulit tidur. Secara garis besar dibahas mengenai latar belakang masalah sulit tidur pada ibu hamil trimester III, tujuan penelitian untuk mengimplementasikan asuhan kebidanan, serta tinjauan teori mengenai kehamilan dan keluhan yang sering dialami pada trimester III seperti sakit punggung, sesak napas, sembelit, sering buang air

Diunggah oleh

Fadia Farras
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
230 tayangan31 halaman

LP Insomnia-Ernani

Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada kehamilan trimester III dengan sulit tidur. Secara garis besar dibahas mengenai latar belakang masalah sulit tidur pada ibu hamil trimester III, tujuan penelitian untuk mengimplementasikan asuhan kebidanan, serta tinjauan teori mengenai kehamilan dan keluhan yang sering dialami pada trimester III seperti sakit punggung, sesak napas, sembelit, sering buang air

Diunggah oleh

Fadia Farras
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 31

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER III


DENGAN SULIT TIDUR DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADANG PANGRAPAT

Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan


Stase Kehamilan Praktik Profesi Bidan

Disusun Oleh:
ERNANI
NIM.P07224422244

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Kehamilan merupakan terjadinya proses pertemuan antara sperma dan
ovum secara alami yang menghasilkan sel tunggal (zigot) (Janiwarti & Pieter,
2013; Taufan, 2018). Selama kehamilan seorang wanita hamil akan
mengalami perubahan fisiologis. Rasa mual, muntah, meriang dan lemas akan
dirasakan pada wanita yang hamil muda. Akan tetapi pada kehamilan
trimester ketiga terjadinya pembesaran perut, perubahan anatomis dan
perubahan hormonal hal tersebut menimbulkan berbagai keluhan pada wanita
hamil (Venkata & Venkateshiah, 2018).
Macam-macam keluhan yang dirasakan oleh wanita hamil di trimester
tiga yaitu napas terasa sesak, nyeri punggung bagian bawah, haemorrhoid,
gangguan tidur, nyeri pada area pelvis, pusing, kram perut, sering buang air
kecil dan rasa tidak nyaman akibat kontraksi yang muncul tiba-tiba. Salah satu
keluhan pada wanita hamil yang sering terjadi yaitu adanya gangguan dengan
tidurnya, walaupun kehamilannya normal (Pieter & Lubis, 2010;
Prawirohardjo, 2010; Santiago, Nolledo, & Kinzier, 2001). Salah satu kondisi
yang menyebabkan gangguan tidur pada wanita hamil, yaitu perubahan fisik
maupun psikologis karena adanya pertumbuhan dan perkembangan alat
reproduksi dan janin.Perubahan fisik yang terjadi pada wanita hamil selama
kehamilan diantaranya berupa mulai membesarnya payudara, perut dan juga
panggul, berat badan bertambah, kaki dan tangan membesar, terlihat lemah
dan tubuh tampak lesu (Pieter & Lubis, 2010; Rafknowledge, 2004; Susanti,
2018).
Selain terjadi perubahan fisik, wanita hamil juga mengalami
perubahan emosi diantaranya seperti perasaan takut, sedih dan senang
meskipun hanya dalam beberapa menit, cenderung sensitif, mudah cemburu,
minta perhatian lebih, perasaan ambivalen dan insomnia (Pieter & Lubis,
2010). Pada trimester tiga, perubahan fisik yang meningkat seperti kondisi
perut yang semakin besar mengakibatkan wanita hamil susah bergerak, cepat
lelah dan cemas sehingga menyebabkan suasana emosi susah untuk diatur dan
menjadi lebih sensitif (Urva & Wasisto, 2019). Membesarnya uterus
memengaruhi jumlah kebutuhan waktu dari tidur, hal ini di karenakan wanita
hamil tidak bisa mendapatkan posisi yang menurutnya nyaman. Dan penyebab
lain terjadinya insomnia pada wanita hamil yaitu karena adanya perubahan
psikis akibat perubahan hormone yang dialaminya (Tiran, 2007 dalam Wita,
2011).
Manusia selama hidup memanfaatkan sepertiga waktu dalam sehari
untuk tidur. Menurut Sharma dan Franco (2004) menjelaskan wanita hamil
97% mendapatkan masalah gangguan pada trimester tiga. Sedangkan dari
hasil penelitian yang dilakukan National Sleep Foundation menyatakan bahwa
sebanyak 97.3% pada trimester ketiga wanita hamil setiap malam selalu
terbangun 3-11 kali. Gangguan tidur pada wanita hamil akan menimbulkan
depresi dan stress yang akan berdampak langsung pada janin yang dikandung.
Stress ringan akan menyebabkan peningkatan denyut jantung pada janin.
Sedangkan stress yang berat dan lama membuat janin menjadi hiperaktif
(Field, Diego, Reif, Figueiredo, Schan, & Khun, 2006). Gejala depresi dan
kecemasan umumnya dialami oleh wanita selama kehamilan dan dapat
berdampak negatif pada ibu dan bayi baru lahir. Penurunan kualitas
tidur selama kehamilan meningkatkan insomnia, yang dapat
menyebabkan hasil yang merugikan termasuk peningkatan psikopatologi
pada periode perinatal. Dengan demikian, mengidentifikasi wanita yang
berisiko tinggi mengalami insomnia mungkin memiliki implikasi klinis
yang penting pada ibu hasil janin(Palagini et al., 2019)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan kehamilan pada trimester III dengan sulit tidur menggunakan pola
pikir manajemen kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya dalam
bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu:
1) Melakukan pengkajian data subjektif dan objektif kehamilan pada
trimester III dengan sulit tidur
2) Melakukan analisis data yang telah diperoleh untuk merumuskan
diagnosa dan masalah aktual pada ibu trimester III dengan sulit tidur
3) Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada ibu hamil
trimester III dengan sulit tidur
4) Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera dan rujukan pada ibu hamil
trimester III dengan sulit tidur
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan kehamilan pada ibu hamil
trimester III dengan sulit tidur
6) Melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III
dengan sulit tidur
7) Melakukan evaluasi hasil asuhan yang telah dilakukan pada ibu hamil
trimester III dengan sulit tidur
8) Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada
ibu hamil trimester III dengan sulit tidur
9) Menganalisis asuhan kebidanan kehamilan pada ibu hamil trimester III
dengan sulit tidur yang telah dilaksanakan dengan teori yang ada.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Pengertian kehamilan Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita
membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi
pada saat sel telur perempuan lepas dan masuk kedalam saluran sel telur.
Pada saat persetubuhan, berjuta-juta cairan sel mani laki-laki masuk ke
Rahim. Dengan kompetesi yang sangat ketat, salah satu sperma tersebut
akan berhasil menembus sel telur dan bersatu dengan sel telur tersebut.
Peristiwa ini yang disebut dengan fertilisasi dan konsepsi.
2. Perubahan fisik kehamilan
Hamil merupakan suatu tahap dalam kehidupan seorang wanita.
Kehamilan akan membuat tubuh wanita berubah. Perubahan tubuh yang
terjadi selama hamil sesungguhnya merupakan suatu mekanisme adaptasi
yang dilakukan tubuh untuk menghadapi dan mempersiapkan berbagai
kebutuhan pada waktu hamil, melahirkan dan menyusui. Bertambahnya
berat badan dan membesarnya Rahim menyebabkan perubahan postur
tubuh, yang biasanya tampak jelas pada usia kehamilan mamasuki trimester
dan II dan semakin jelas pada trimester III. Hampir seluruh tubuh wanita
hamil mengalami perubahan, terutama pada pada system reproduksi, selain
itu organ lainnya juga mengalami perubahan, kebanyakan perubahan ini
kembali normal setelah persalinan dan perubahan ini dapat mengganggu
pola istrahat tidur.
3. Keluhan ibu hamil pda trimester III
Masalah yang sering dialami ibu hamil pada trimester III menurut
Ajeng, N (2019) sebagai berikut:
a. Sakit punggung
Perut yang mulai semakin membesar karena pertumbuhan janin
dalam rahim bisa membuat postur tubuh calon ibu berubah. Dan
hormon relaxin atau hormon kehamilan akan membuat tulang panggul
sedikit merenggang, hal ini terjadi untuk mengantisipasi kelahiran dan
membuka jalan lahir nantinya. Namun hal ini bisa saja memberikan
efek negatif pada bagian tubuh yang lain terutama bagian punggung.
Selain itu beban tubuh di bagian depan yang bertambah juga membuat
punggung harus menjadi tumpuan berat yang memperparah kondisi
sakit tersebut.
b. Sesak napas
Dalam trimester ketiga ini janin di dalam rahim akan tumbuh
dengan pesat, setiap bagian dari organnya akan tumbuh dan matang
agar ketika tiba waktunya untuk lahir maka bayi akan siap dilahirkan.
Dan karena perkembangannya ini, satu keluhan yang mungkin akan
sering dirasakan ialah mudah sesak napas. Hal ini terjadi karena janin
yang tumbuh akan menyita seluruh ruang di perut sang ibu dan hal ini
akan memnuat ibu akan merasa mudah sesak napas
c. Sembelit atau masalah pencernaan
Hal yang sering dirasakan oleh ibu hamil di akhir trimester yang
sering kali mengganggu ialah sembelit atau susah buang air besar. Hal
ini terjadi lagi-lagi karena perubahan hormon di dalam tubuh, yang
berpengaruh pada fungsi usus yang menjadi lebih lambat saat
mencerna makanan. Hal ini bisa diatasi dengan perbanyak minum air
putih dan juga mengkonsumsi makanan yang kaya akan serat dan juga
vitamin. Akan cuma suplemen vitamin saja tetapi juga sayur-sayuran
organik yang sehat bagi tubuh. Dan jika masih terasa sulit buang air
besar, juga bisa menggunakan obat pencahar yang khusus untuk ibu
hamil yang bisa didapat di apotek sesuai dengan resep dokter.
d. Sering buang air kecil
Saat trimester terakhir kehamilan, biasanya janin akan mulai
bergerak turun ke arah panggul untuk mencari jalan lahir. Dan
karenanya mungkin akan membuat ibu hamil menjadi lebih sering
buang air kecil.
e. Edema atau kaki bengkak
Edema atau bengkak pada kaki selama kehamilan bisa saja
menjadi tanda serius yang harus diwaspadai. Karena hal ini terjadi
disebabkan oleh retensi cairan di bagian bawah tubuh yang terjadi
karena ibu hamil terlalu banyak beraktifitas. Meskipun bengkak atau
edema bisa saja mereda, namun pada sebagian orang hal ini tidak bisa
begitu saja hilang dengan sendirinya.
f. Gangguan tidur
Karena pengaruh hormon yang naik turun dan kekhawatiran
berlebihan akan proses kelahiran biasanya ibu hamil menjadi sulit tidur
atau insomnia. Keadaan ini tentu kurang baik untuk kesehatan ibu dan
juga janin yang dalam tahap pematangan organ tubuhnya. Sulit tidur
juga membuat emosi ibu hamil meningkat dan signifikan dan mudah
marah sehingga hal ini kurang baik bagi janin dalam kandungannya
g. Tekanan darah tinggi
Hal yang juga sering dikeluhkan saat usia kehamilan memasuki
trimester ketiga ialah tekanan darah tinggi. Kondisi ini umum terjadi
pada semua ibu hamil karena lagi-lagi pengaruh hormon kehamilan.
Namun kondisi hipertensi atau tekanan darah tinggi ini patut
diwaspadai jika tekanan darah ibu hamil lebih dari 140/90 mmHg.
Karena bisa menyebabkan kondisi preeklampsia atau keracunan
kehamilan yang sangat berbahaya bagi ibu bahkan janin
h. Mudah lelah
Kondisi perut yang mulai membesar di akhir trimester ketiga
tentu memberikan beban yang cukup berat pada tubuh. Sehingga ibu
hamil akan mudah sekali lelah. Usahakan untuk selalu beristirahat
dengan cukup setiap kali ada waktu. Dan hindari untuk memakai
sepatu berhak tinggi, selain berbahaya ibu hamil tentu akan sangat
mudah lelah
i. Sakit pinggang
Beban berat disebabkan janin yang tumbuh dalam rahim juga
dapat menimbulkan rasa sakit di pinggang. Keluhan ini akan semakin
meningkat seiring usia kehamilan dan biasanya akan menghilang
setelah melahirkan. Untuk mengatasinya banyak-banyak olahraga
dengan mengikuti kelas senam kehamilan misalnya. Di dalamnya
setiap ibu hamil akan diajari untuk melakukan gerakan yang bisa
mengurangi rasa sakit tersebut. Atau pun bisa meminta pasangan
untuk memberikan pijatan lembut agar nyerinya berkurang.
B. Gangguan Tidur Ibu Hamil
Pada trimester ketiga penyebab sulit tidur bukan karena hormon
melainkan perubahan fisik, bobot itu bertambah mengakibatkan punggung
terasa pegal, posisi tidur yang salah, dan juga gangguan psikis seperti
kecemasan.
1. Kualitas Tidur pada Kehamilan
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang
individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran disaat terbangun.
Kepuasan tidur pada masa kehamilan berkurang khususnya pada trimester
ketiga, hal ini diakibatkan kondisi fisik ibu hamil yang menyebabkan
sulitnya mendapatkan tidur yang dalam. Ketidakpuasan tidur disebabkan
tidur yang tidak melewati seluruh tahapan normal dalam tidur (Musbikin,
2005; dikutip Siallagan, 2015).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tidur pada ibu hamil, di
antaranya ialah keadaan perut yang semakin membesar sehingga sulit
untuk menentukan posisi tidur yang nyaman, gerakan janin, tertekannya
kandung kemih akibatnya sering berkemih sehingga wanita hamil sering
terjaga di malam hari , serta kekhawatiran calon ibu untuk tidur dalam
posisi tertentu karena takut janin di dalam kandungannya menjadi tidak
nyaman.
Semakin tua usia kehamilan, seorang perempuan lebih cepat terasa
letih. Pada kondisi seperti ini, perempuan hamil dianjurkan untuk
beristirahat secukupnya dan menghindari aktivitas yang berat.
Berbaringlah pada posisi kaki lebih tinggi.

2. Kebutuhan tidur pada ibu hamil


Dalam Bobak (2004) dalam juga menjelaskan bahwa kebutuhan tidur
pada ibu hamil dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tidur siang
Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Tidur
siang dilakukan kurang lebih selama 2 jam dan dilakukan lebih
sering dari pada sebelum hamil. Tidur siang dilakukan untuk
mengistirahatkan tubuh dan fisik serta pikiran ibu hamil. Tidur
siang dilakukan setelah jam makan siang tetapi tidak langsung tidur
agar ibu hamil tidak merasa mual
b. Tidur malam
Ibu hamil hendaknya lebih banyak tidur pada malam hari
selama kurang lebih selama 8 jam. Ibu hamil sebaiknya tidur lebih
awal dan jangan tidur terlalu malam karena berdampak negatif bagi
kesehatan ibu dan janin.
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi kualita tidur pada ibu hamil
Sharma dan Franco (2004), mengatakan bahwa 97% wanita
hamil pada trimester ketiga mengalami gangguan tidur. Gangguan
tidur yang sering dialami oleh ibu hamil adalah penurunan durasi
tidur. Penurunan durasi tidur pada ibu hamil dapat membuat kondisi
ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa
pegal, tidak mood bekerja, dan cenderung emosional. Hal ini dapat
membuat beban kehamilan menjadi semakin berat (Bambang BR,
2004). Gangguan tidur menimbulkan depresi dan stres yang
berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres ringan
menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut jantung, tetapi
stresyang berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif.
Akibat lanjut dari gangguan tidur ini adalah depresi dan bayi yang
dilahirkan memiliki sedikit waktu tidur yang dalam (Field dkk., 2007).
Gangguan tidur pada kehamilan meliputi:
a. Gangguan Fisik
1) Nyeri Punggung
Hormon relaksin dan progesteron bekerja pada
kartilago dan jaringan ikat pada sendi, tetapi hormon tersebut
dapat menimbulkan ketidaknyamanan (nyeri) pada ibu hamil,
terutama pada akhir kehamilan saat kadar hormon tersebut
meningkat hal ini menyebabkan perubahan gaya berjalan
sehingga dapat mempengaruhi keseimbangan. Relaksasi sendi
sakroiliaka dan perubahan postur dapat menyebabkan sakit
punggung karena otot abdomen menjadi semakin teregang
(Kamariyah dkk, 2016). Kehamilan juga menyebabkan stres
kalsium yang nyata pada rangka, kadar hormon kalsitonin
meningkat jauh lebih tinggi khususnya pada trimester III
(Weiss dkk, 1998:Whitehead dkk., 1981 dalam Cunningham.
[et.al],2005). Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami
perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga
untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih
tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang
belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung
pada beberapa wanita hamil (Pantiawati, Ika., Saryono, 2010).
2) Dispnea Kehamilan
Pembesaran uterus meningkatkan tekanan diafragma
dan menurunkan kapasitas residu fungsional. Progesteron
bekerja pada pusat pernapasan untuk meningkatkan ambang
oksigen. Peningkatan volume tidal membuat PCO2 turun, yang
menyebabkan dispnea dianatara 60-70% wanita
hamil(Sinclair,Constantence, 2018).
3) Edema Ektremitas Bawah
Edema fisiologis memburuk seiring penambahan usia
kehamilan karena aliran balik vena terganggu akibat berat
uterus yang membesar(Sinclair,Constantence, 2018).
4) Keletihan
Pada wanita hamil basal metabolisme rate (BMR) meninggi.
BMR meningkat hingga 15-20 % yang umumnya terjadi pada
triwulan terakhir. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh
terutama dari pembekaran hidratarang, khususnya sesudah
kehamilan 20 minggu ke atas
5) Kram Kaki
Kram kaki disebabkan oleh rendahnya kalsium dalam tubuh
atau tidak pernah melakukan aktivitas seperti olahraga. Tekanan
uterus dapat mempengaruhi sirkulasi arteri pada ke ekstremitas
bawah dan dapat memebri tekanan pada saraf yang berjalan
melewati foramen obturator (Sinclair,Constantence, 2018)
6) Nokturia
Nokturia atau berkemih pada malam hari dapat mengganggu
tidur dan siklus tidur (Potter&Perry, 2005) Nokturia pada
kehamilan terjadi karena wanita berada dalam posisi rekumben
dan kekuatan yang lebih menekan vena kava inferior, yang
menambah aliran darah ke ginjal dan meningkatkan kecepatan
filtrasi glomerulus (Sinclair,Constantence, 2018).
b. Lingkungan
Lingkungan fisik tempat sesorang tidur berpengaruh penting
pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang
baik adalah esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan
dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur. Suara juga
mempengaruhi tidur . Tingkat suara yang diperlukan untuk
membangunkan orang tergantung pada tahap tidur (Webster &
Thompson,1986 dalam Perry & Potter, 2005). Tingkat cahaya dapat
mempengaruhi kemampuan untuk tidur. Karena dengan adanya
cahaya dapat mempengaruhi hormon melatonin yang berpengaruh
terhadap kualitas tidur. Selain itu suhu ruangan yang terlalu hangat
atau terlalu dingin seringakali menyebabkan klien gelisah sehingga
mempengaruhi kualitas tidur (Perry &Potter, 2005)
c. Posisi tidur
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat tidur
yang teratur dan cukup, istirahat tidur dapat dicapai dengan
pengaturan posisi tidur untuk mencapai tidur yang berkualitas.
Wanita hamil sangat dianjurkan untuk tidur dengan posisi miring ke
kiri, terutama dikehamilan 16 minggu, sebab janin akan
mendapatkan aliran darah dan nutrisi yang lebih maksimal. Posisi
ini juga membantu ginjal membuang sisa produk dan cairan dari
tubuh, sehingga mengurangi pembengkakkan di kaki, pergelangan
kaki dan tangan. Supaya lebih nyaman dengan posisi ke kiri atau ke
kanan dengan cara menaruh bantal diantara lutut dan bantal lainnya
di punggung. Jadi manfaat yang diperoleh oleh wanita hamil
dengan posisi ini adalah mengurangi resiko edema, darah rendah
dan pusing (Dewi, 2018).
Menghindari posisi tidur terlentang , uterus yang besar akan
menekan sistem vena yang mengembalikan darah dari badan bagian
sehingga pengisisan jantung berkurang dan curah jantung menurun.
Sekitar 10% wanita menyebabkan hipotensi arteri yang nyata sering
disebut dengan hipotensi telentang. Pada posisi telentang uterus
gravid yang besar dapat menekan vena dan aorta sehingga
menurunkan tekanan darah arteri di bagian bawah. Hal ini dapat
mempengaruhi sirkulasi pada janin (Cunningham, dkk: 2005).
Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi uterus dan
oksigenasi fetoplasma dengan mengurangi tekanan pada vena kava
asenden (hipotensi supine) (Bobak, 2005).
Ibu diajarkan cara untuk bangkit dari posisi miring kiri secara
perlahan untuk menghindari ketegangan pada punggung dan
meminimalkan hipotensi yang disebabkan oleh perubahan posisi,
yang umum terjadi pada tahap akhir kehamilan (Bobak, 2005)
4. Penanganan untuk meningkatkan kualitas tidur
a. Berenang
Manfaat berenang bagi ibu hamil yaitu melatih paru-paru dan
jantung agar berfungsi dengan baik, menguatkan otot pinggang,
melancarkan peredaran darah. Adapun kekurangan olahraga
berenang bagi ibu hamil yaitu tidak semua ibu hamil dapat
melakukan renang, membutuhkan energi yang lebi (Murkoff, 2013)
b. Bersepeda
Manfaat dari bersepeda untuk ibu hamil yaitu dapat mengurangi
resiko diabetes, menguatkan otot punggung, memberikan manfaat
pada kardiovaskuler. Adapun kekurangan dari olahraga bersepeda
yaitu resiko jatuh pada ibu lebih tinggi, membutuhkan energi yang
lebih (Murkoff, 2013).
c. Yoga
Yoga dapat memberikan manfaat bagi ibu hamil karena dapat
meningkatkan konsentrasi ibu, melatih pernafasan, dan mengurangi
nyeri pada ibu hamil. Namun kekurangan yoga pada ibu hamil yaitu
tidak ada gerakan untuk melatih otot dan rangka pada ibu
hamil(Murkoff, 2013).
d. Senam hamil
Senam hamil dapat memberikan efek relaksasi pada ibu hamil
sekaligus dapat melatih otot yang dapat digunakan untuk
mempersiapkan kelahiran
e. Diit makanan
Makanan yang mengandung triptofan suatu protein alami yang
dapat meningkatkan kualitas tidur seperti susu, keju, daging namun
tidak semua ibu hamil menyukai makanan tersebut karena alergi
atau sebagai pantangan terhadap penyakit atau keluhan yang sedang
dialami

Gangguan tidur yang dialami oleh wanita hamil biasanya terdiri dari satu atau
lebih masalah seperti insomnia, sering terbangun di malam hari, tidak bisa memulai
tidur dimalam hari dan merasakan kantuk di siang hari. Sekitar dua dari tiga wanita
hamil mengeluhkan pola tidur yang berubah atau tidak normal selama kehamilannya.
Gangguan tidur yang terjadi selama kehamilan biasanya dimulai dari trimester
pertama dan akan meningkat disetiap trimester (Shariat, et al, 2017). Gangguan tidur
yang dialami oleh wanita hamil dapat menyebabkan mengantuk disiang hari,
penurunan interaksi social, masalah pekerjaan dan penurunan interaksi social dengan
lingkungan. Gangguan tidur yang di alami oleh wanita hamil juga meingkatkan resiko
kelahiran premature dan berat badan lahir rendah. Gangguan tidur juga dapat
meningkatkan resiko mengalami komplikasi semasa kelahiran seperti persalinan
lama, seksio sesaria dan meningkatkan kejadian wanita mengalami postpartum blues
setelah melahirkan (Zahra & Saraylu, 2013).

C. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Dengan Sulit Tidur


I. Pengkajian
Tanggal Pengkajian :
Waktu :
Tempat :
Oleh :
A. Data Subjektif
1. Identitas Klien dan Suami
a. Nama :
b. Umur : Organ reproduksi ibu hamil yang berumur
dibawah usia 20 tahun belum matang tidak siap
menerima kehamilan sehingga berdampak buruk
terhadap ibu hamil sendiri maupun janin yang
dikandung serta ibu yang berusia lebih dari 35
tahun berisiko lebih tinggi mengalami penyulit
kehamilan (Astria, 2018 dalam Wardani,
Agustina, & Damayanti, 2018). Insomnia
:
kehamilan pada wanita berusia di atas 20
:
tahun dan pada mereka yang mengalami
c. Agama
d. Pendidika depres(Román-Gálvez et al., 2018)
n
Semakin tinggi tingkat pendidikan, kedewasaan
seseorang akan semakin matang, mudah untuk
memahami dan menerima suatu informasi positif.
Ibu hamil dengan pendidikan tinggi cenderung
lebih memperhatikan kesehatan dirinya. Tingkat
pendidikan sangat mempengaruhi tindakan
seseorang, bagaimana seseorang mencari solusi
:
masalah dalam hidupnya (Anggraini, 2013 dalam
Wardani, Agustina, & Damayanti, 2018).
e. Pekerjaan
Ibu hamil yang bekerja dapat berinteraksi dengan
masyarakat sehingga dapat menambah
pengetahuan, Ibu hamil yang bekerja menunjukan
adanya interaksi ibu hamil dengan orang lain,
sehingga ibu yang memiliki pekerjaan akan
menerima informasi yang lebih cepat dan
pengetahuan yang lebih tinggi daripada ibu yang
:
tidak memiliki pekerjaan (Said, 2015 dalam
Wardani, Agustina, & Damayanti, 2018).
f. Alamat

Identitas Suami
Hal ini akan memberikan jaminan jika saat persalinan ibu
mengalami kegawatdaruratan maka bidan sudah tahu harus dengan
siapa bidan berunding. Dan saat ibu mendapat pendampingan saat
persalinan akan membuat psikologis ibu membaik dan membuat
motivasi dalam mengejan (Depkes RI, 2018).

2. Alasan datang/Keluhan Utama


a. Alasangan datang : Ingin periksa hamil
b. Keluhan utama : Sulit tidur dimalam hari ,

3. Riwayat Kesehatan Klien


Wanita saat hamil muda yang sebelumnya mempunyai riwayat
penyakit maag, sangat berisiko kambuh, apalagi apalagi saat
mengidam. Saat mengidam, terkadang ibu hamil muda tidak berselera
makan, mual dan muntah akibat pengaruh hormone chorionic
gonadotropin. Karena perut sering dalam keadaan kosong, maka sakit
tidak bisa dihindari. Begitupun sebaliknya, penyakit maag yang
diderita sebelumnya bisa memperburuk masa mengidam wanita hamil,
yaitu mual muntah berlebihan hiperemesis gravidarum (Syamsuddin et
al., 2018)(Syamsuddin et al., 2018). Insomnia merupakan salah satu
faktor risiko hipertensi dan preeklampsia pada kehamilan.
diabetes melitus gestasional depresi kelahiran prematur dan
operasi caesar yang tidak direncanakan (Román-Gálvez et al.,
2018)

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

5. Riwayat Obstetri dan Ginekologi


a. Riwayat Haid
Anamnesis haid memberikan kesan tentang faal alat
reproduksi/kandungan meliputi hal-hal berikut ini (Hani et al,
2018):
1) HPHT/TP
2) Usia Kehamilan
3) Umur menarche
4) Frekuensi, jarak/siklus jika normal
5) Lamanya
6) Jumlah darah yang keluar
7) Karakteristik darah (misal bergumpal)
8) Dismenorhea
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, persalinan yang
aterm, persalinan yang premature, keguguran atau kegagalan
kehamilan, persalinan dengan tindakan (dengan forcep, atau dengan
SC), riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan atau nifas,
sebelumnya, hipertensi disebabkan kehamilan pada kehamilan
seelumnya, berat bayi sebelumnya ,2500 atau > 4000, masalah-
masalah lain yang dialami, riwayat kebidanan yang lalu membantu
dalam mengelola asuhan pada kehamilan ini (konseling khusus, test,
tindak lanjut, dan rencana persalinan) (Rukiyah, 2018).
3. Riwayat Perkawinan
a. Nikah atau tidak
b. Berapa kali menikah
c. Berapa lama menikah

4. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga
ditanyakan rencana KB setelah melahirkan (Hani dkk, 2018).

6. Pola Fungsional Kesehatan


a. Nutrisi Ibu hamil yang sering mengkonsumsi kopi bisa
menyebabkan kualitas tidur yang buruk.

b. Eliminasi Salah satu factor yang mempengaruhi kualitas tidur


pada ibu hamil adalah seringnya buang air kecil pada ibu
hamil, termasuk ibu hamil di TM III (Ardilah et al, 2019)
Penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon
estrogen dan progesteron sehingga menyebabkan sering
buang air kecil (Rukiyah, 2018).

c. Aktivitas Kualitas tidur yang buruk pada ibu hamil bisa


mempengaruhi aktivitas sehari-hari ibu, karena dengan
kualitas tidur yang kurang baik ibu akan lebih merasakan
kelelahan (Widjayanti, 2019).
Ibu hamil Trimester III biasanya sering mengeluh
mudah lelah karena terjadinya perubahan fisik pada ibu
hamil.

d. Personal Perlu dikaji karena kebersihan umum perorangan


hygiene merupakan persoalan penting. Infeksi kulit harus segara
diobati (Farrer, 2001)
Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit
(ketiak, bawah buah dada, daerah genitalia) dengan cara
membersihkan dengan air dan dikeringkan (Saifuddin,
2018).
Baju hamil yang praktis selama enam bukan
kehamilan menggunakan baju biasa yang longgar, pilihlah
bahan yang tidak panas dan mudah menyerap keringat,
bagian dada harus longgar karena payudara akan
membesar, bagian pinggang harus longgar kalau perlu
terdapat tali untuk menyesuaikan perut yang terus
membesar (Rukiyah, 2018).

e. Istirahat Ibu primigravida biasanya mengalami gangguan tidur.Ibu


umumnya mudah terbangun apabila mual dirasakan secara
berlebihan. Waktu istirahat yang kurang akan
mengakibatkan ketidaknyamanan pada ibu primigravida
Penurunan waktu tidur hingga kurang dari 6 jam dapat
menyebabkan gangguan embrio dan persalinan lama
(Davoud & Abazari, 2020)

f. Seksualita Jika seorang wanita hamil memiliki riwayat abortus


s spontan atau persalinan prematur maka sanggama tidak
boleh dilakukan selama 2-3 bulan pertama kehamilannya
dan juga dalam bulan terakhir. Kalau tidak terdapat riwayat
seperti di atas, aktivitas seksual dapat dianjurkan untuk
dilajutkan menurut keinginan pasangan suami-isteri
tersebut (Farrer, 2010).
Gaya gravitasi uterus (yang hamil) menyebabkan agar
berhati-hati dalam melakukan hubungan seksual
(Saifuddin, 2018).

g. Pola Untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki kebiasaan


kebiasaan minum alcohol, jamu-jamuan, dan merokok.

7. Riwayat Psikososiokulturalspiritural.
Beban psikologik partisipan pada penelitian ini disebabkan
karena trauma pada kehamilan sebelumnya, kekhawatiran tidak
mampu merawat anak karena jarak kehamilan terlalu dekat, karena
masih jadi satu dengan mertua ataupun kekhawatiran akan pekerjaan.
Selain itu faktor kelelahan karena merawat anak yang masih usia 6
bulan juga menyebabkan stres bagi partisipan. Kecemasan yang
dirasakan oleh ibu tersebut bisa mempengarui kualitas tidur pada ibu
hamil tersebut (Ardilah et al, 2019). Insomnia pada ibu hamil adalah
salah satu faktor kekhawatiran terkait kehamilan, yaitu jenis
kekhawatiran khusus yang mengacu pada ketakutan dan
kekhawatiran ibu selama kehamilan dan mencakup kekhawatiran
tentang kesehatan janin, gejala fisik, anak. bantalan, hubungan
interpersonal, dan kelahiran anak (Davoud & Abazari, 2020)
Kualitas asuhan dapat dinilai melalui kompetensi budaya atau
kemampuan seorang penyedia pelayanan untuk mengintegrasikan
pengetahuan tentang keyakinan dan norma budaya karena keyakinan
dan norma budaya terkait dengan pengalaman melahirkan. Pengkajian
budaya harus dilakukan untuk memastikan pemberi asuhan memiliki
pengetahuan yang adekuat mengenai keyakinan terhadap dukungan
persalinan, terapi obat, dan pantangan (Kennedy, 2018).
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu mengetahui sistem
dukungan terhadap ibu dan pengambil keputusan dalam keluarga
sehingga dapat membantu ibu dalam merencanakan persalinannya
yang lebih baik (Rukiyah,2018).

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran
Composmetis: kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
b. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan Darah
Bertujuan untuk menilai adaya gangguan pada sistem
kardiiovaskuler. Normal 100/60-140/90 mmHg.
Kualitas tidur yang buruk akan menyebabkan system
syaraf sympatif dan para siympatis menjadi tidak seimbang,
sehingga menyebabkan hormon seseorang didalam tubuh
menjadi meningkat. Meningkatnya hormon tersebut dapat
memicu pembuluh darah menjadi sangat tidak seimbang dan
dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah
(Sarifansyah et al., 2018).
2) Nadi
Pemeriksaan nadi disertai pemeriksaan jantung untuk
mengetahui pulsus defisit (denyut jantung yang tidak cukup
kuat untuk menimbulkan denyut nadi sehingga denyut
jantung lebih tinggi dari denyut nadi). Dilakukan pula
pemeriksaan frekuensi nadi. Kondisi takikardi (denyut
jantung lebih cepat dari kecepatan normal), dapat dijumpai
pada keadaan hipertermia, aktivitas tinggi, kecemasan, gagal
jantung, dehidrasi, dll. Normal antara 80-110 x/menit.
3) Suhu
Digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh
serta membantu menentukan diagnosis penyakit. Normal
antara 36,0°C-37,0°C.
4) Respirasi
Bertujuan untuk menilai frekuensi pernapasan, irama,
kedalaman, dan tipe/ pola pernapasan. Pernafasan normal
antara 18-24 kali per menit.
c. Antropometri
1) Berat badan :
2) Tinggi badan :
Berat Badan
3) IMT : 2
(Tinggi Badan ( m ))
4) Lingkar Lengan Atas (LiLA)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Warna rambut hitam, tebal, bersih, tidak teraba
massa, tidak ada nyeri tekan
b. Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak terdapat oedema
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih bersih
d. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran
e. Hidung : Bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak ada polip dan sinus
f. Mulut : Simetris, mukosa mulut lembab, lidah merah

muda dan tremor, gigi bersih tidak ada lubang,


g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
h. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada, bunyi jantung

teratur, tidak ada suara napas tambahan seperti


ronki atau mengi.
i. Payudara :
Payudara simetris, terdapat hiperpigmentasi,
tidak teraba massa dan benjolan pada payudara,
puting susu menonjol, tidak ada pengeluaran
cairan.
j. Abdomen :
1. Lepold I : menentukan letak bagian tertinggi
rahim
2. Leopold II : menentukan punggung bayi.
3. Lepold III : menentukan sisi terendah rahim
4. Lepold IV : menentukan apakah bagan
terendah sudah masuk panggul atau belum
5. TFU : pada pemeriksaan TFU harus di
perhatikan dengan baik karena pada ibu
hamil mual munta berlebih rentan terjadinya
gangguan pertumbhan dan perkembangan
buah kehamilan, maka kemungkinan akan
menyebakan terjadinya pertumbuhan janin
terhambat atau TFU tidak sesuai dengan
masa kehamilan.
6. DJJ : normal DJJ adalah 120-160 x/m
Tidak ada pengeluaran abnormal
Atas : Simetris, tidak oedem, refleks trisep dan

k. Genetalia : bisep positif, CRT <2 dtk


l. Ekstremitas : Bawah : simetris, tidak oedem, refleks patella
positif, CRT <2 dtk
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Albumin
2) Protein urin
3) GDS
4) Hemoglobin : Gangguan tidur merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin dalam darah.
Gangguan tidur menyebabkan kualitas tidur seseorang
menjadi buruk, hal ini merupakan pemicu terjadinya stres
oksidatif yang apabila berlangsung lebih dari 12 jam dapat
menyebabkan lisisnya eritrosit lebih cepat dari waktunya.
Lisisnya eritrosit menyebabkan hemoglobin dalam darah
rendah (Mawo et al., 2019)
5) Golongan darah dan rhesus
6) HbsAg
7) HIV/AIDS
8) IMS (Sifilis)
b. Pemeriksaan Penunjang
1) USG : Pemeriksaan USG pada wanita hamil diperlukan
untuk mengetahui apakah kondisi janin di dalam Rahim
dalam keadaan normal atau tidak. Pemeriksaan USG juga
bisa mentehui apakah janin yang di kandung gemelli,
molahidatidosa, KET.

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosis : GPapah usia kehamilan …. Minggu …. Hari
Masalah : Sulit Tidur

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Identifikasi masalah atau diagnosis potensial ditegakkan
berdasarkan diagnosis dan masalah yang telah ditentukan.

IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN


Kebutuhan segera : Tidak ada

V. PERENCANAAN
Rencana asuhan dibuat sesuai dengan masalah yang ditemukan
dalam pengkajian, meliputi:
1. Jelaskan hasil pemeriksaan
R/ menjelaskan hasil pemeriksaan dengan bahasa yang mudah
dimengerti sangat penting agar pasien memahami kondisinya dan
dapat mengambil keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi
2. Berikan KIE tentang kesehatan reproduksi, pemenuhan nutrisi.
R/ meningkatkan pengetahuan pasien tentang kesehatan reproduksi
dan pemenuhan nutrisi.
3. Berikan penjelasan tentang sulit tidur pada ibu hamil
R/ meningkatkan pengetahuan sulit tidur pada ibu hamil
4. Menganjurkan ibu untukk meningkatkan kualita tidur dengan senam
hamil, berjalan di pagi hari, berenang, bersepeda
R/ mengobati insomnia pada kehamilan dapat di lakukan dengan
meningkatkan kualitas tidur atau pendekatan nonfarmakologis
(Sedov et al., 2017)
5. Tidak menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi obat tidur
R/ Obat yang sering diresepkan untuk insomnia pada populasi
umum, seperti benzodiazepin dan zolpidem, dikaitkan dengan
peningkatan risiko aborsi spontan, berat badan lahir rendah,
kelahiran prematur, ukuran kecil untuk usia kehamilan, dan
persalinan sesar(Felder et al., 2020)

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan asuhan kebidanan dilakukan berdasarkan perencanaan
yang telah disusun sebelumnya dengan harapan mencapai tujuan sesuai
kriteria yang telah ditetapkan.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan
asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.
DAFTAR PUSTAKA

Ardilah, N. W., Setyaningsih, W., Narulita, S., Keperawatan, P. S., & Binawan, U.
(2019). Pengaruh Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Trimester III. 1, 148–153.
Davoud, A., & Abazari, M. (2020). The relationship between quality of life and
physical activity, worry, depression, and insomnia in pregnant women. Iranian
Journal of Psychiatry, 15(2), 159–168. https://doi.org/10.18502/ijps.v15i2.2688
Felder, J. N., Epel, E. S., Neuhaus, J., Krystal, A. D., & Prather, A. A. (2020).
Efficacy of Digital Cognitive Behavioral Therapy for the Treatment of Insomnia
Symptoms among Pregnant Women: A Randomized Clinical Trial. JAMA
Psychiatry, 77(5), 484–492. https://doi.org/10.1001/jamapsychiatry.2019.4491
Mawo, P. R., Rante, S. D. T., & Sasputra, I. N. (2019). Hubungan Kualitas Tidur
dengan Kadar Hemoglobin pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Undana.
Cendana Medical Journal, 17(2), 158–163.
Palagini, L., Cipollone, G., Masci, I., Novi, M., Caruso, D., Kalmbach, D. A., &
Drake, C. L. (2019). Stress-related sleep reactivity is associated with insomnia,
psychopathology and suicidality in pregnant women: preliminary results. Sleep
Medicine, 56, 145–150. https://doi.org/10.1016/j.sleep.2019.01.009
Román-Gálvez, R. M., Amezcua-Prieto, C., Salcedo-Bellido, I., Martínez-Galiano, J.
M., Khan, K. S., & Bueno-Cavanillas, A. (2018). Factors associated with
insomnia in pregnancy: A prospective Cohort Study. European Journal of
Obstetrics and Gynecology and Reproductive Biology, 221, 70–75.
https://doi.org/10.1016/j.ejogrb.2017.12.007
Sarifansyah, Utami, ngesti W., & Andinawati, M. (2018). Hubungan Kualitas Tidur
Dengan Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Dinoyo
Malang. Nursing News, 3, 204–213.
Sedov, I. D., Goodman, S. H., & Tomfohr-Madsen, L. M. (2017). Insomnia
Treatment Preferences During Pregnancy. JOGNN - Journal of Obstetric,
Gynecologic, and Neonatal Nursing, 46(3), e95–e104.
https://doi.org/10.1016/j.jogn.2017.01.005
Syamsuddin, S., Lestari, H., & Fachlevy, A. F. (2018). Hubungan Antara Gastritis,
Stres, dan Dukungan Suami Pasien dengan Sindrom Hiperemesis Gravidarum di
Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan, 2(2), 102–107.
https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i2.136
Wardani, H. W., Agustina, R., & Damayanti, E. A. F. (2018). Tingkat Kecemasan
dengan KualitasTidur Ibu Hamil Primigravida Trimester III. Dunia
Keperawatan, 6(1), 1. https://doi.org/10.20527/dk.v6i1.4946
Widjayanti, Y. (2019). Hubungan Antara Kelelahan, Kebiasaan Konsumsi Susu
Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil. Jurnal Penelitian Kesehatan, 1.
KUTIPAN JURNAL

NO AUTORS TAHUN JUDUL HASIL

1 Davoud, A., & 2020 The relationship da hubungan yang signifikan antara QoL
Abazari, M between quality of umum, insomnia, dan kecemasan dengan
life and physical latar belakang pendidikan, jumlah anak,
activity, worry, dan pekerjaan (P < 0,05). Depresi
depression, and memiliki hubungan yang signifikan
insomnia in pregnant dengan pekerjaan (P < 0,05). PA tidak
women. Iranian memiliki hubungan yang signifikan
Journal of dengan informasi demografis. Namun,
Psychiatry, insomnia memiliki hubungan negatif
yang signifikan dengan kualitas hidup
umum, kesehatan umum, dan kesehatan
psikologis

2 Felder, J. N., 2020 Efficacy of Digital Semua hasil dinilai dari jarak jauh
Epel, E. S., Cognitive menggunakan kuesioner laporan diri
Neuhaus, J., Behavioral Therapy yang diberikan melalui survei online.
Krystal, A. D., for the Treatment of Hasil utama adalah perubahan keparahan
& Prather, A. A. Insomnia Symptoms gejala insomnia (diukur dengan Insomnia
among Pregnant Severity Index) dari baseline ke
Women: A postintervention. Hasil sekunder adalah
Randomized Clinical efisiensi tidur dan durasi tidur malam
Trial. (ditentukan oleh buku harian tidur),
kualitas tidur global (diukur dengan
Indeks Kualitas Tidur Pittsburgh), tingkat
keparahan gejala depresi (diukur dengan
Skala Depresi Postnatal Edinburgh), dan
tingkat keparahan gejala kecemasan
(diukur dengan Skala Gangguan
Kecemasan Umum-7). Untuk setiap hasil,
kami juga memeriksa perubahan dari
awal hingga tindak lanjut

3 Palagini, L., 2019 Stress-related sleep Wanita hamil dengan reaktivitas tidur
Cipollone, G., reactivity is terkait stres tinggi, relatif terhadap
Masci, I., Novi, associated with mereka dengan reaktivitas rendah,
M., Caruso, D., insomnia, melaporkan gejala insomnia yang lebih
Kalmbach, D. psychopathology and besar (t¼6.5, 0.004) serta tingkat depresi
A., & Drake, C. suicidality in yang lebih tinggi (62.0% vs 6.1%, p
L. pregnant women: 0.001), kecemasan (55.1% vs 15.1%,
preliminary results p¼0,030), dan bunuh diri (17,2% vs
3,0%, p¼0,025). Model multivariat
mengungkapkan reaktivitas tidur
berkorelasi secara independen dengan
gejala insomnia, depresi, dan kecemasan,
saat mengendalikan gejala komorbiditas.

4 Román-Gálvez, 2018 Factors associated Prevalensi insomnia tinggi sejak awal


R. M., with insomnia in kehamilan, terkait dengan insomnia
Amezcua-Prieto, pregnancy: A pregestasional. Pada akhir kehamilan,
C., Salcedo- prospective Cohort dua dari tiga ibu hamil menderita
Bellido, I., Study insomnia. Pencegahan insomnia harus
Martínez- ditargetkan terutama pada mereka yang
Galiano, J. M., memiliki indeks massa tubuh tinggi dan
Khan, K. S., & insomnia pra-kehamilan.
Bueno-
Cavanillas, A
5 Sedov, I. D., 2017 Insomnia Treatment Peserta menunjukkan bahwa jika mereka
Goodman, S. H., Preferences During mengalami insomnia, mereka lebih
& Tomfohr- Pregnancy memilih CBT-I daripada pendekatan lain,
Madsen, L. M C2(2)¼38.10,hal < .001. Mereka menilai
CBT-I sebagai pengobatan yang paling
kredibel (H2 sebagian¼ .22,hal < .001)
dan lebih kuat reaksi positif untuk itu
daripada dua pendekatan lainnya (H2
sebagian¼ .37,hal < .001)

Anda mungkin juga menyukai