Bab 4
Bab 4
Bab 4
Tabel 4.1
Daftar Objek Penelitian
No. Daftar Perusahaan
1. CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
2. INTP Indocement Tunggal Perkasa Tbk
3. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
4. KLBF Kalbe Farma Tbk
5. LPKR Lippo Karawaci Tbk
6. LSIP PP London Sumatera Plantation Tbk
7. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
8. SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
9. TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
10. UNTR United Tractors Tbk
11. UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber: idx.co.id data diolah, 2015
akan diuji apakah ada pengaruh dari perbedaan temporer dan perbedaan permanen
terhadap persistensi laba terdaftar dalam Jakarta Islamic Index selama tahun 2011-
2013.
4.1.2. Analisis Data
tentang data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis
Adapun nilai statistik deskriptif variabel penelitian disajikan dalam tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2
Hasil Statistik Deskriptif
Deskriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
PTBIt+1 (Y) 33 -.170 .304 -.00150 .112709
TBTD (X1) 33 -.018 .023 8.67879E-4 .007588
PBTD (X2) 33 -.088 .005 -.01242 .024642
Valid N 33
Sumber: idx.co.id data diolah, 2015
(PTBIt+1) memiliki nilai minimum -0,170 dan nilai maximum 0,304, sedangkan
(TBTD) memiliki nilai minimum -0,018 dan nilai maximum 0,023, serta nilai
memiliki nilai minimum -0,088 dan nilai maximum 0.005, serta nilai rata-rata
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
Data yang baik digunakan dalam penelitian adalah data yang berdistribusi normal.
Apabila data yang dihasilkan tidak berdistribusi secara normal maka tes statistik
regresi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji
Bila nilai probabilitas (Asymp. Sig.) < 0,05, maka distribusi adalah tidak
normal.
Bila nilai probabilitas (Asymp. Sig.) > 0,05, maka distribusi adalah normal.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas – One Sample Kolmogrov – Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 33
Positive .069
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .577
menunjukkan bagian Sig. dengan nilai sebesar 0,893, artinya nilai tersebut lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residual terdistribusi
Uji multikolinieritas salah satu asumsi model regresi linier adalah tidak
hanya korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi relatif
dapat ditentukan serta standart deviasi akan menjadi tidak terhingga. Jika
akan mempunyai standart deviasi yang besar yang berarti pula koefisien-
dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Sebagai
1. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa
2. Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa
ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
Hasil pengujian model regresi yang diperoleh menunjukkan nilai-nilai dan VIF
untuk masing-masing variabel sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Tolerance VIF
Model
1 (Constant)
bahwa semua variabel independen yang terdiri dari insentif pajak dan prinsip
sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Watson (DW test),
ini mempunyai masalah mendasar yaitu tidak diketahuinya secara tepat mengenai
tabel DW. Tabel DW terdiri atas dua nilai, yaitu batas bawah (dl) dan batas atas
Bila DW terletak antara batas atas (du) dan (4-du), maka koefisien
Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah (dl), maka koefisien
autokorelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif.
Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih
Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) ada DW
terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Bila nilai DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
Hasil uji Durbin-Watson (DW test) dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi – Durbin Watson
Model Summaryb
Uji statistik
DW = 2,311
dl = 1,3212
du = 1,5770
(4-dl) = 2,6788
(4-du) = 2,423
Keputusan
Hasil perhitungan diatas bahwa nilai DW sebesar 2,311 terletak diantara nilai
du dan (4-du) sebesar 1,5770 dan 2,423 (du < DW < 4-du) maka dapat
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara
satu pengamatan yang lain. Jika varians dari residual antara satu pengamatan
dengan pengamatan yang lain berbeda disebut Heteroskedastisitas, sedangkan
Rank Sperman yaitu mengkorekasikan antara absolut residual hasil regresi dengan
semua variabel bebas. Bila signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%)
antara absolut residual hasil regresi dengan semua variabel bebas (CLICT, 2002).
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Abs
N 33
N 33
Sig. (2-tailed) .
N 33
(TBTD) memiliki nilai Sig. (2-tailed) 0,157 > 0,05 dan variabel perbedaan
permanen (PBTD) memiliki nilai Sig. (2-tailed) 0,899 > 0,05. Dari hasil tersebut
dependen persistensi laba. Model regresi ini dikembangkan untuk dapat menguji
Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Dari tabel 4.7 di atas, maka dapat dilihat persamaan regresi yang
Dimana :
PTBIt+1 : Laba akuntansi sebelum pajak perioda t+1 (sebagai proksi persistensi
laba)
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai R (koefisien korelasi) sebesar
memiliki hubungan linier yang sedang. Nilai dari adjusted R Square sebesar 0,238
atau 23,8%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel persistensi laba dapat dijelaskan
sebesar 23,8%. Sedangkan sisanya 76,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar
kecil ini menunjukkan bahwa model regresi dapat dengan tepat memprediksi
variabel dependen, yang dimana semakin kecil SEE maka akan membuat model
nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka ini menjelaskan bahwa variabel
Tabel 4.9
Hasil Uji F
ANOVAb
Total .407 32
a. Predictors: (Constant), PBTD, TBTD
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa model persamaan ini
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,006 lebih kecil dibandingkan dengan alpha
0,05. Hal ini berarti semua variabel independen yang meliputi perbedaan temporer
F hitung = 5,996
F tabel = 3,32
Sig = 0,006
Alpha = 0,05
Keputusan
Hasil perhitungan diatas bahwa F hitung lebih besar dari F tabel dan Sig lebih
kecil dari alpha, maka secara simultan variabel bebas mempunyai pengaruh
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan
terikat) secara parsial (Ghozali, 2011). Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.10,
maka ini berarti suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
-1.930, nilai ini berada diantara t tabel sebesar -2.042 dan 2.042 yang berarti H 1
diterima bahwa TBTD berpengaruh terhadap persistensi laba. Dan t hitung dari
PBTD sebesar 1.867, nilai ini berada diantara t tabel sebesar -2.042 dan 2.042
4.2 Pembahasan
tersebut:
persistensi laba hal ini berarti bahwa komponen perbedaan temporer yang
peneliti temukan pada objek penelitian terdiri dari penyisihan imbalan kerja
pada karyawan, kerugian penilaian asset tetap, laba penjualan asset tetap,
amortisasi beban tangguhan, kerugian nilai piutang, sewa pembiayaan, selisih
kurs dan penyusutan berpengaruh negatif terhadap persistensi laba, hal tersebut
dilakukan oleh Martani dan Persada (2010) bahwa variabel perbedaan temporer
menunjukkan nilai yang signifikan secara statistik, selain itu nilai koefisien
variabel memiliki nilai yang negatif. Hasil penelitian ini sesuai dengan
dan Persada: 2010). Sloan (1996) dan Hanlon (2005) menemukan bahwa
laba yang tidak persisten. Nilai koefisien negatif adalah dampak dari
persistensi laba akan rendah apabila terdapat perbedaan temporer yang besar.
temporer tersebut.
4.2.2 Pengaruh Perbedaan Permanen Terhadap Persistensi Laba
terhadap persistensi laba hal ini berarti bahwa komponen perbedaan permanen
yang peneliti temukan pada objek penelitian terdiri dari beban bunga bukan
objek pajak, hadiah, sumbangan, penurunan nilai asset lain-lain, biaya yang
perbedaan permanen maka laba persistensi laba akan tinggi. Penelitian ini
persistensi laba yang berarti bahwa persistensi laba akan rendah apabila
terdapat perbedaan permanen yang kecil. Penelitian ini juga konsisten dengan
dan akuntansi akan berbeda, ketika beda tetap atau permanen yang harus
juga. Penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian dari Martani dan Persada
(2010) yang membuktikan bahwa adanya pengaruh negatif antara perbedaan
kembali dalam rekonsiliasi fiskal yaitu beban yang tidak dapat dikurangkan
Persistensi Laba
tergabung dalam Jakarta Islamic Index tahun 2011-2013. Hasil penelitian ini
secara signifikan terhadap persistensi laba hal ini berarti bahwa book tax
pada book tax differences memiliki pengaruh terhadap persistensi laba yang
sama.