[go: up one dir, main page]

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2020.37.2.

860
Vol 37, No 2 Mei 2020 : 97-105

Potensi Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Mencegah Nefrotoksisitas


pada Tikus Wistar yang Terpapar Pb Asetat
1 1 2
Devi Etivia Purlinda , S.B. Ida Simanjutak , Saryono
1
Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman
2
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman
Email: devietivia12@gmail.com.

Abstract
Lead is a heavy metal with hazardous toxicity causing dysfunction, especially the kidneys as excretion organs. Pb
pollution in Indonesia is mostly derived from transportation emissions such as Tetraetillead, which can change into
trietillead, a free radical that can reduce endogenous enzyme activity, one of which is SOD pollution. (Superoxide
dismutase) which is in various organs, especially the kidneys. A decrease in SOD activity in the kidneys indicates
oxidative stress because the enzyme is unable against superoxide anions and causes renal glomerular damage.
Kidney damage can increase serum creatinine levels. Papaya juice contains flavonoids, vitamins C, E, and beta-
carotene can prevent nephrotoxicity of Pb. The study aimed to obtain the best dose of papaya juice on the SOD
activity of Wistar rats kidney tissue and serum creatinine level that exposed by lead acetate. The experiment was
conducted experimentally with Completely Randomized Design, which was divided into 6 treatments, P1, P2, P3, of
papaya juice, Lead ace with dose: 3.6; 7.2; 14.4 g / 200g of weight and exposed to Pb acetate 50 mg/kg weight.
Treatment P4 (rats were given vitamin E 400 IU/kg weight and exposure to Pb acetate 50 mg/kg weight), P5 (rat
exposed Pb acetate 50 mg/kg weight), P6 (normal mice) for 28 days. The results showed that papaya juice was the
best dose of 14.4 g / 200g weight because the SOD activity of renal tissue was increased, and serum creatinine level
decreased significantly. The conclusion is papaya juice can be used to prevent Pb acetate nephrotoxicity.
Keywords: Carica papaya L., Lead acetate, SOD, Creatinin

Abstrak
Timbal merupakan logam berat dengan tokksisitas sangat berbahaya karena menimbulkan disfungsi terutama ginjal
sebagai organ ekskresi. Pencemaran Pb di Indonesia sebagian besar berasal dari emisi transportasi antara lain
Tetraetillead yang dapat berubah bentuk menjadi trietillead, suatu radikal bebas yang dapat menurunkan aktivitas
enzim endogen salah satunya adalah SOD (Superoxidedismutase) yang ada di berbagai organ terutama ginjal.
Penurunan aktivitas SOD dalam ginjal menandakan stres oksidatif, karena enzim tersebut tidak mampu melawan
anion superoksida dan mengakibatkan kerusakan glomerulus ginjal. Kerusakan ginjal dapat meningkattan kadar
kreatinin serum. Jus pepaya mengandung flavonoid, vitamin C, E dan betakaroten dapat mencegah nefrotoksisitas
Pb. Tujuan penelitian adalah menentukan dosis terbaik jus pepaya terhadap aktivitas SOD jaringan ginjal dan kadar
kreatinin serum tikus wistar yang dipapar Pb asetat. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan RAL
(Rancangan Acak Lengkap) yang dibagi dalam 6 perlakuan, yaitu P1, P2, P3 merupakan pemberian jus pepaya
dengan dosis: 3,6; 7,2; 14,4 g/200g BB dan dipapar Pb asetat 50 mg/kg BB. Perlakuan P4 (tikus yang diberi vitamin
E 400 IU / kg BB dan dipapar Pb asetat 50 mg/kg BB), P5 (tikus yang dipapar Pb asetat 50 mg/kg BB), P6 (tikus
normal). Perlakuan dilakukan selama 28 hari. Hasil penelitian bahwa jus pepaya dosis 14,4 g/200g BB terbaik karena
aktivitas SOD jaringan ginjal meningkat dan kadar kreatinin serum menurun secara signifikan. Kesimpulan jus
pepaya dapat dipakai untuk mencegah nefrotosisitas Pb asetat.
Kata kunci: Carica papaya L., Timbal asetat, SOD, Kreatinin.

Pendahuluan oksida (NO) agar tidak membentuk peroksi nitrit


(ONOO*) sehingga disfungsi endotel dan
Pencemaran udara tertinggi di Indonesia mitokondria dapat dicegah (Werdhasari,2014).
85% berasal dari emisi transportasi. Tetraethyl Penurunan aktivitas antioksidan endogen seperti
lead (TEL) dan Tetrametillead (TML) dalam SOD, Catalase (CAT), Glutation S Transferase
bensin, yang dipakai sebagai zat anti knock (GST), Glutation Peroxsidase (GPx) adalah
menjadi sumber pencemaran Pb di Indonesia indikator terjadinya stres oksidatif (Flora et al.,
(Gusnita, 2012). Tetraetil lead masuk ke tubuh 2012 dan Hamadouche dan Hadi, 2015).
manusia berubah bentuk menjadi trietillead suatu
Menurut D'Souza et al., (2003) dan Flora et
radikal bebas Pb yang mudah terabsorbsi di
al., (2012) stres oksidatif karena paparan Pb
dalam jaringan yang mengandung lemak seperti
dapat menimbulkan gangguan kesehatan
hati, ginjal, otak. (Hariono, 2005). Tubuh manusia
disfungsi organ seperti ginjal. Ginjal merupakan
memiliki sistem pertahanan endogen terhadap
organ ekskresi, tingginya aliran darah arteri dari
kerusakan oksidatif akibat serangan radikal
jantung ke ginjal menyebabkan Pb mudah
bebas, salah satunya adalah Superoksida
terakumulasi dalam ginjal (Muliyadi et al., 2015).
dismutase (SOD). Enzim SOD berfungsi sebagai
Kreatinin merupakan hasil akhir senyawa nitrogen
sistem pertahanan terdepan yang menetralisir
dari metabolisme protein yang diekskresikan oleh
anion superoksida (O₂*), menginaktivasi nitrogen
ginjal dalam bentuk urin. Kerusakan ginjal

97
Potensi Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) … Purlinda, dkk.

terutama glomerulus dan tubulus menyebabkan atau Natur E ® 100 IU, Phosphat Buffer Salin
disfungsi ginjal yang ditandai oleh pe nurunan (PBS) 0,1 M pH 7,4, CMC-Na 1 %, reagen
Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) menyebabkan Randox SOD, dan Creatinin diasys®.
kadar kreatinin serum meningkat dalam darah
Alat yang digunakan antara lain:
(Oyagbemi et al.,2014; Salem dan Salem, 2016).
Upaya kuratif akibat toksisitas Pb salah spektrofotometer UV-Visible, kuvet, sentrifus,
satunya mengggunakan Meso-2,3 homogenizer, sseperangkat kandang hewan,
dimercaptosuksinat acid (DMSA) akan tetapi freezer, mikropipet, neraca analitik, vortex mixer,
distribusi chelator ke ekstraseluler tergolong sentrifus, blender, pipet volume, pipet ukur,
rendah karena tidak mampu melewati membran gunting, spuit oral, mikrotube ependroff, beaker
sel dan menimbulkan efek ketidaknyamanan glass, rak tabung reaksi, Aluminium foil.
seperti pada saluran gastrointestinal, alergi pada
kulit, neutropenia ringan, dan peningkatan enzim Rancangan Penelitian
di hati, oleh karena itu upaya preventif lebih Penelitian ini menggunakan metode
diutamakan daripada kuratif, salah satunya eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap
menggunakan antioksidan eksogen baik yang (RAL). Berdasarkan rumus Federer, (2008)
alami maupun yang sintesis (Flora dan Pachauri, jumlah sampel tikus putih (Rattus novergicus)
2010). jantan galur wistar yang dipakai dalam penelitian
Buah pepaya (Carica papaya L.) ini adalah 24 ekor tikus. Ada enam perlakuan dan
merupakan salah satu antioksidan alami yang pengulangan sebanyak empat kali sebagai
mudah didapat, rasanya manis, harganya berikut:
terjangkau oleh semua kalangan masyarakat P1 : perlakuan jus pepaya dosis 3,6 g /200 g
akan tetapi masyarakat masih jarang BB / hari dan dipapar Pb asetat 50 mg/kg
memanfaatkannya (Sutomo et al., 2015). Jus BB/hari secara oral.
pepaya dapat mencegah peroksidasi lipid hati P2 : perlakuan diberi jus pepaya dosis 7,2 g
akibat induksi Cadmium (Cd) dan kemampuannya /200 g BB dan dipapar Pb asetat 50
lebih baik dibandingkan jus mangga dalam mg/kg BB/hari secara oral.
menghambat peroksidasi lipid karena nilai P3 : perlakuan jus pepaya dosis 14,4 g /200 g
Inhibitory Concentration (IC 50) buah pepaya 1,37 BB / hari dan dipapar Pb asetat 50 mg/kg
lebih kecil daripada buah mangga 3,87. Buah BB/hari secara oral.
pepaya mengandung senyawa fenolik antara lain P4 : perlakuan Vitamin E (α-tokoferol) 400 IU/
flavonoid, dan beberapa vitamin seperti asam kg BB / hari dan 50 mg/kg BB/hari dan
askorbat (vitamin C), α-tokoferol (vitamin E) dan dipapar Pb asetat secara oral.
β- karoten yang berpotensi sebagai antioksidan P5 : perlakuan Pb asetat 50 mg/kg BB/hari
melawan radikal bebas (Ramdani et al., 2013 dan secara oral.
Suhartono et al, 2015). P6 : perlakuan tanpa paparan Pb asetat dan
Menurut Ramadhan dan Sudarsono (2013) jus pepaya (tikus normal).
buah papaya tua dibandingkan dengan yang
muda memiliki kandungan vitamin C lebih tinggi Perlakuan diberikan selama 28 hari dan pada hari
maka dapat menghambat radikal bebas lebih ke 29 tikus dilakukan pengambilan sampel
tinggi 62,93% daripada yang muda 32,07%. Cara Kerja
Menurut Rahmat et al., (2004) mengkonsumsi 1. Persetujuan dari Komisi Etik
buah pepaya matang 400 g/hari mampu Mengajukan surat permohonan izin dari
meningkatkan total antioksidan, aktivitas (GSSR) Komite Etik Kesehatan di Universitas Negeri
glutathione reduktase dalam darah, mengurangi Surakarta, sebelum melakukan penelitian,
stres oksidatif dan meninimalisir terjadinya dan didapatkan surat dengan No:
penyakit akibat radikal bebas. Tujuan penelitian 1.117/XII/HREC/2017
ini adalah untuk mendapatkan dosis terbaik jus 2. Penentuan Varietas Buah Pepaya
pepaya terhadap aktivitas SOD jaringan ginjal dan Identifikasi tumbuhan pepaya dilakukan di
kadar kreatinin serum tikus wistar yang dipapar Fakultas Biologi Laboratorium Sistematika
Pb asetat. Tumbuhan Universitas Gadjah Mada. Hasil
uji berdasarkan Surat Keterangan Nomor:
Metode 01226/S. Tb/I/2018 menunjukkan bahwa
pepaya tersebut adalah (Carica papaya L.
Bahan dan Alat var. Calina IPB - 9 atau sering dikenal
Bahan yang digunakan dalam penelitian
dengan nama pepaya California.
meliputi: Buah pepaya matang Varietas California 3. Binatang Percobaan
yang dibeli langsung dari petani pepaya di Rajek Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih
wetan Tirtoadi Mlati Sleman. Reagen seperti jantan (Rattus norvegicus) wistar berumur
Timbal Asetat Pb (CH3.CO2)2Pb.3H2O Merck 13-14 minggu, berat tikus 180-250 g, sehat
Darmstadt, Jerman, Vitamin E (Alfa tokoferol) (aktif bergerak, mau makan, tidak cacat fisik,
yang diberi pakan pelet standar dan

98
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2020.37.2.860
Vol 37, No 2 Mei 2020 : 97-105

minuman akuades yang diberikan secara ad yang berisi substrat SOD yang dilarutkan
libitium). Aklimasi tikus selama 7 hari dengan 20 ml Buffer SOD dan R2 berisi
sebelum perlakuan dan perlakuan selama 28 reagen xantin oksidase yang dilarutkan
hari. Lingkungan laboratorium tempat dengan 10 ml akuades dan larutan standar
pemeliharaan tikus bersuhu (25 ± 2ºC) dan dilarutkan dengan 10 ml akuades untuk
cahaya 12 jam (terang-gelap) bergantian. kalibrasi.
4. Pembuatan Jus Pepaya Prosedur kerja sebagai berikut:
Buah pepaya matang, atau siap panen yang a. Larutan blanko berisi larutan buffer 1000
berusia ± 3 bulan, daging buah berwarna µL
jingga, beraroma harum dan khas pepaya. b. Larutan standar berisi larutan buffer 1000
Pepaya yang sudah siap kemudian dikupas µL, larutan xantin oksidase 100 µL dan 20
dan diolah menjadi jus menggunakan larutan standar
blender tanpa tambahan air. Jus pepaya c. Larutan sampel berisi larutan buffer 1000
selalu dibuat dalam kondisi baru setiap hari µL, larutan xantin oksidase 100 µL dan 20
dan disimpan dalam tempat yang bersih. µL homogenat jaringan ginjal.
Pemberian jus pepaya pada tikus putih
(Rattus norvegicus) jantan galur wistar Masing-masing larutan blanko, standar
secara oral sebanyak 2 kali / hari dan sampel kemudian dicampur
menggunakan sonde lambung. menggunakan vortex dan, kemudian
5. Pembuatan Serum langsung dibaca menggunakan
Pengambilan sampel darah di daerah vena spektrofotometer UV-Visible pada panjang
orbitalis yang terletak pada bagian mata gelombang 520 nm. Aktivitas SOD jaringan
tikus. Darah yang diambil sebanyak ± 3 ml, ginjal tikus putih (Rattus norvegiccus)
ditampung ke dalam tabung eppendorf tanpa dihitung menggunakan rumus sebagai
diberi antikoagulan dan diendapkan selama berikut:
30 menit pada suhu kamar. Sampel
(𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 𝑥 30,65
3000 rpm selama 20 menit. Bagian yang (𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟)
jernih (serum) dipisahkan dan diambil 8. Pengukuran Kadar Kreatinin Serum
sebagai bahan pemeriksaan kadar kreatinin Pengukuran kadar kreatinin serum
serum. secara spektrofotometri berdasarkan metode
Jaffe Kinetik tanpa deproteinasi, di mana
6. Pembuatan Homogenat Jaringan Ginjal kreatinin bereaksi dengan asam pikrat dalam
Sebelum dilakukan pengambilan suasana alkalis membentuk kompleks yang
organ ginjal. Semua tikus diterminasi satu berwarna kuning oranye. Intensitas warna
hari pada hari ke-29 setelah perlakuan. Tikus yang terbentuk diukur secara
dianestesi menggunakan larutan dietil eter, spektrofotometri karena berbanding lurus
kemudian organ ginjal sebelah kanan diambil dengan jumlah kreatinin dalam sampel.
dan kemudian dicuci menggunakan larutan Prosedur dan reagen menggunakan
NaCl Fisiologis 0,9 %. Penimbangan organ Creatinin diasys®. Langkah kerjanya adalah
ginjal menggunakan neraca analitik. Organ mempersiapkan working reagen yang terdiri
ginjal sebelah kanan diiris, terutama bagian dari 1 ml NaOH dan 4 ml akuades, dicampur
korteks ginjal dan ditimbang sebanyak 100 dan dihomogenkan. Working reagen dibuat
mg, untuk membuat homogenate ginjal. dengan perbandingan 1:1 dengan asam
Organ ginjal yang sudah ditimbang, pikrat.
kemudian dihancurkan menggunakan vortex a. Larutan sampel berisi working reagen 1 ml
bersamaan dengan larutan Phosphat Buffer (1000µl) dan 200 µl serum.
Salin (PBS) derajat Keasaman (pH) adalah b. Larutan blanko berisi working reagen 1 ml
7,4. Perbandingan larutan PBS yang dipakai (1000µl) dan 200 µl akuades.
dengan jaringan ginjal adalah (10 : 1) c. Larutan Standar berisi working reagen 1
Homogenat ginjal dimasukkan ke dalam ml (1000µl) dan 200µl reagen standar
tabung reaksi dan disentrifugasi dengan (konsentrasi 2µl/dl).
kecepatan 10000 rpm selama sepuluh menit, Pengukuran absorban sampel dan standar
kemudian supernatan diambil dan dituang menggunakan spektrofotometer UV-visible
dalam tabung eppendorf yang bersih dan pada panjang gelombang 492 nm, yang
disimpan pada lemari es suhu (-20₀C), jika dilakukan pada menit ke-1 (A1), ke-2 (A2)
tidak segera dianalisis. dan ke-3 (A3). Kadar Kreatinin dihitung
7. Pengukuran Aktivitas SOD Jaringan ginjal menggunakan rumus sebagai berikut:
Aktivitas SOD ditentukan secara
spektrofotometri, metode Randox Kit (˄ 𝐴1+ ˄ 𝐴2)
Laboratories Ltd menggunakan reagen 2 mg/dl
2
RanSOD kit. Reagen SOD terdiri dari R1

99
Potensi Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) … Purlinda, dkk.

Keterangan dibandingkan dengan P1 jus pepaya dosis 3,6


˄ A1 adalah A2 pada menit ke-2 - A1 pada g /200 g BB dengan rerata 2,30 mg/dl dan P2
menit ke-1 jus pepaya dosis 7,2 g /200 g BB dengan
˄ A2 adalah A3 pada menit ke-3 - A2 pada rerata 1,49 mg/dl.
menit ke-2 Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis jus
papaya yang diberikan maka dapat
Analisis Data menurunkan kadar kreatinin serum, meskipun
Data hasil pengukuran kadar kreatinin pada pemberian dosis 14,4 g/200 g BB kadar
serum dan aktivitas SOD jaringan ginjal kreatinin serum masih lebih tinggi
dipresentasikan dalam bentuk rerata ± SD. Data dibandingkan dengan P6 yaitu 0,65 mg/dl.
dianalisis menggunakan Anava dan uji lanjut Dengan demikian pemberian dosis jus papaya
Duncan untuk mengidentifikasikan perbedaan 14,4 g /200 g BB memiliki pengaruh paling
antar kelompok (P<0,05). efektif dalam penurunan kadar kreatinin serum
tikus Wistar.

Hasil dan Pembahasan 2. Aktivitas SOD Jaringan Ginjal

1. Kadar Kreatinin Serum Pengujian hipotesis menggunakan One-Way


Pengujian hipotesis menggunakan One-Way ANOVA untuk mengetahui apakah jus pepaya
ANOVA untuk mengetahui apakah jus pepaya berpotensi untuk meningkatkan aktivitas SOD
berpotensi untuk menurunkan kadar kreatinin jaringan ginjal pada tikus yang dipapar Pb
serum pada tikus yang dipapar Pb asetat asetat pada (tabel 2) berikut ini:
pada (tabel 1) berikut ini:
Tabel 2. Hasil Pengukuran Aktivitas SOD Jaringan
Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar Kreatinin Ginjal
Serum
Perlakuan Aktivitas SOD JaringanGinjal
Perlakuan Kadar Kreatinin Serum mg/dl (Rerata ± SD (u/ml) homogenat
(Rerata ± SD) P1 31,73±2,76 a
P1 2,30±0,04 a P2 36,46±0,49 b
P2 1,49±0,03 b P3 39,24±1,87 c
P3 0,89±0,05 c P4 40,53±0,37 c
P4 0,87±0,04 c P5 21,64±2,91 d
P5 3,34±0,05 d P6 43,82±0,46 e
P6 0,65±0,03 e Keterangan: kolom yang diikuti dengan huruf yang
Keterangan: kolom yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda secara signifikan pada taraf nyata
sama tidak berbeda secara signifikan pada taraf P < 0,05.
nyata P < 0,05
Hasil analisis varians aktivitas SOD
Hasil analisis varians kadar kreatinin jaringan ginjal tikus Wistar menunjukkan bahwa
serum tikus Wistar menunjukkan bahwa pemberian jus pepaya pada berbagai dosis
pemberian jus pepaya pada berbagai dosis memberikan pengaruh yang nyata terhadap
memberikan pengaruh yang nyata terhadap aktivitas SOD jaringan ginjal (p=0,000) < α (0,05)
kadar kreatinin serum (p=0,000) < α (0,05) yang berarti ada perbedaan sangat signifikan nilai
yang berarti ada perbedaan sangat signifikan rerata keenam perlakuan atau dengan kata lain
nilai rerata kadar kadar kreatinin serum varian populasi adalah tidak sama. Oleh karena
keenam perlakuan atau dengan kata lain itu, hipotesis nol (H0) ditolak yang berarti ada
varian populasi adalah tidak sama. Oleh pengaruh pemberian jus papaya terhadap
karena itu, hipotesis nol (H0) ditolak yang peningkatan aktivitas SOD jaringan ginjal Wistar.
berarti ada pengaruh pemberian jus pepaya Setelah diketahui bahwa ada pengaruh, maka
terhadap penurunan kadar kreatinin serum dilanjutkan dengan Uji Duncan’s. Uji Duncan’s
tikus Wistar. Setelah diketahui bahwa ada dilakukan untuk mengetahui tingkat perlakuan
pengaruh, maka dilanjutkan dengan Uji atau dosis yang paling efektif dalam
Duncan’s. Uji Duncan’s dilakukan untuk meningkatkan aktivitas SOD jaringan ginjal tikus
mengetahui tingkat perlakuan atau dosis yang Wistar.
paling efektif dalam menurunkan kadar Hasil uji lanjut Duncan: (Tabel 2)
kreatinin serum tikus Wistar. menunjukkan aktivitas SOD jaringan ginjal
Hasil uji lanjut Duncan: (Tabel 1) tertinggi P3 tikus yang diberi jus pepaya dosis
menunjukkan kadar kreatinin serum terendah 14,4 g/200 g BB dan dipapar Pb asetat 50 mg/kg
P3 tikus yang diberi jus pepaya dosis 14,4 BB secara oral dengan rerata 39,24 u/ml
g/200 g BB dan dipapar Pb asetat 50 mg/kg bb homogenat dibandingkan dengan P1 jus pepaya
secara oral dengan rerata 0,89 mg/dl dosis 3,6 g /200 g BB dengan rerata 31,73 u/ml

100
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2020.37.2.860
Vol 37, No 2 Mei 2020 : 97-105

homogenat dan P2 jus pepaya dosis 7,2 g /200 g terbentuknya peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid
BB dengan rerata 36,46 u/ml homogenat. menyebabkan hilangnya fungsi sel, dikarenakan
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan membran sel rusak terutama Polyunsaturated
bahwa semakin tinggi dosis jus pepaya yang (PUFA) atau asam lemak tak jenuh ganda.
diberikan aktivitas SOD jaringan ginjal meningkat, Peroksidasi lipid menyebabkan degradasi lemak
meskipun pada pemberian dosis 14,4 g/200 g BB dan menghasilkan produk Malondialdehyde
aktivitas SOD jaringan ginjal masih lebih rendah (MDA) yang sangat toksik, yang dapat merusak
dibandingkan dengan P6 yaitu 43,82 u/ml DNA, bersifat mutagenik dan menimbulkan
homogenat. Dengan demikian pemberian dosis perubahan fungsional pada sel (Abdel Moneim et
jus papaya 14,4 g /200 g BB memiliki pengaruh al., 2011; Abdel Moneim et al., 2014;
paling efektif dalam peningkatan aktivitas SOD Hamaudouche dan Hadi, 2015; dan Salem dan
jaringan ginjal, tikus Wistar. Salem, 2016).
Metallothionine yang ada di hati akan Berdasarkan hasil penelitian pada (Tabel
2+
mengikat ion Pb , sebelum ke ginjal, kemudian 1), menunjukkan bahwa pada (P5) tikus yang
hasil konjugasi ikatan Pb dengan metallothionine dipapar Pb, kadar kreatinin serum lebih tinggi
2+
dibawa ke jaringan ginjal. Ion Pb juga mudah disebabkan karena tikus tidak diberi perlakuan jus
terikat dengan protein plasma, dalam bentuk pepaya dan vitamin E. Paparan Pb selama 28
garam bebas di membran apikal. Melalui ikatan hari menyebabkan akumulasi Pb dalam ginjal
tersebut menyebabkan Pb sulit meninggalkan yang memicu stres oksidatif mengakibatkan
aliran darah, dan terjadi akumulasi pada disfungsi ginjal. Menurut Abdel-Moneim et al.,
membran baso lateral ginjal menyebabkan stres (2011); Abdel-Moneim et al., (2014) dan Salem
oksidatif pada ginjal (Ghenioa et. al., 2015). dan Salem (2016) disfungsi ginjal akibat paparan
2+
Menurut Orr dan Bridges, (2017) ion Pb bersifat Pb asetat disebabkan oleh kerusakan terutama
2+
antagonis terhadap ion Ca , maka mudah masuk pada membran glomerulus, tubulus ginjal
ke sel melalui satu atau lebih saluran ion kalsium mengalami vakuolisasi, degenerasi hidrofik, hal ini
2+
(Ca ), mengakibatkan Pb mudah terakumulasi di dapat menyebabkan penurunan Laju Filtrasi
tubulus proksimal ginjal. Glomerulus (LFG). Laju Filtrasi Glomerulus yang
Berdasarkan hasil penelitian pada (Tabel 1 menurun antara 60-89 ml/menit menandakan
dan 2) menunjukkan bahwa pada (P5) tikus yang ginjal sudah mengalami kerusakan, walaupun
dipapar Pb asetat aktivitas SOD jaringan ginjal disfungsi ginjal masih dalam kategori ringan
lebih rendah dibandingkan dengan yang diberi (Verdiansyah, 2016). Kreatinin adalah produk
perlakuan jus pepaya dan (P6) tikus normal. limbah metabolisme asam amino yang
Rendahnya aktivitas SOD jaringan ginjal karena diekskresikan oleh ginjal. Penurunan LFG
paparan Pb dapat memicu peningkatan Reactive disebabkan karena kemampuan glomerulus
Oxygen Species (ROS) antara lain anion berkurang dalam mengfiltrasi kreatinin
superoksida yang sangat banyak yang mengakibatkan kadar kreatinin serum meningkat.
merupakan radikal bebas yang berasal dari Menurut Yaswir dan Maiyesi, (2012) kadar
derivat oksigen yang dapat menekan kerja enzim kreatinin serum mulai meningkat apabila LFG
SOD dan mengganggu sintesis SOD sudah kurang dari 75 ml/menit.
menyebabkan SOD tidak mampu menetralisir Menurut Missoun et al., (2010) stres
anion superoksida. oksidatif akibat paparan Pb mengakibatkan
Penurunan sintesis SOD dikarenakan ion sebagian besar glomerulus hilang, terdistribusi
2+
Pb bersifat antagonis terhadap mineral tembaga tidak teratur dan mengalami fibrosis
2+ 2+
(Cu ) dan mangan (Mn ). Mineral tersebut periglomerular atau pembengkaan di glomerular.
dipakai sebagai kovaktor SOD melakukan Organel sitoplasma ditemukan benda inklusi Pb di
2+
aktivitas menetralisir superoksida. Mineral Cu ekstraseluler dan intraseluler, mengakibatkan
sebagai kovaktor SOD di sitoplasma, ruang gangguan metabolisme di tingkat seluler seperti
intermembran mitokondria seperti nukelus, adanya perubahan permeabilitas pada membran
lisosom dan peroksisom, matrik ekstraseluler dan plasma dan inti sel, mengakibatkan sklerosis
2+
cairan ekstraseluler. Mineral Mn sebagai glomerulus yang dapat menurunkan LFG
kovaktor SOD di mitokondria (Fukai dan Fukai mengakibatkan kadar kreatinin serum meningkat.
2011). Penelitian sebelumnya menggunakan
Akumulasi Pb di jaringan ginjal ekstrak air buah pepaya dosis 250 mg/kg/hari
menyebabkan penurunan aktivitas enzim pada tikus, namun diinduksi oleh akrilamida 0,05
endogen seperti SOD, Glutation Peroksidase % dalam air minumnya dapat meningkatkan
(GPx), CAT, dan Glutation S-transferase (GST); aktivitas enzim CAT, GSH, SOD di jaringan hati,
(GR) Glutathion reductase (Abdel Moneim et al., ginjal, lambung dan meningkatkan fungsi imun
2011; Abdel Moneim et al., 2014). Akumulasi Ion (IgG). Berdasarkan hasil tersebut, membuktikan
2+
Pb di jaringan ginjal memicu pembentukan ROS bahwa antioksidan dalam buah pepaya dapat
yang berlebihan seperti superoksida, hidrogen mencegah stres oksidatif menurunkan peroksidasi
peroksida dan radikal hidroksil, menyebabkan lipid (Sadek, 2012). Radikal hidroksil merupakan
stres oksidatif. Manifestasi stres oksidatif adalah salah satu inisiator yang paling poten

101
Potensi Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) … Purlinda, dkk.

menimbulkan reaksi berantai karena ekstrak air Carica papaya dan diinduksi dengan
menimbulkan peroksidasi lipid dan radikal akrilamida dibandingkan dengan tikus yang hanya
organik. Radikal hidroksil terbentuk melalui reaksi diinduksi dengan akrilamida. Hal ini membuktikan
fenton dan Haber Weiss, yang dapat bahwa ekstrak air Carica papaya dapat digunakan
menyebabkan kerusakan sel karena dapat untuk mencegah stres oksidatif akibat akrilamida.
mengoksidasi protein, asam nukleat (DNA) dan Pada tikus kontrol aktivitas SOD, CAT, GSH
lipid, mengakibatkan kematian sel (Flora et al., jaringan ginjal dan kadar IgG lebih rendah
(2012) dan Hamaudoche dan Hadi (2015). dibandingkan dengan yang diberi ekstrak air
Berdasarkan hasil penelitian membuktikan Carica papaya, hal ini membuktikan ekstrak air
bahwa jus pepaya dapat meningkatkan aktivitas Carica papaya dapat dipakai sebagai
SOD jaringan ginjal pada tikus yang dipapar Pb imunostimulan (Sadek, 2012).
asetat. Berdasarkan hasil penelitian pada (Tabel Pemberian jus pepaya dosis 14,4 g/ 200 g
1) menunjukkan peningkatan aktivitas SOD BB, aktivitas SOD jaringan ginjal dan kadar
jaringan ginjal tertinggi pada tikus yang diberi jus kreatinin serum tidak berbeda secara signifikan
papaya dosis 14, 4 g/ 200g BB/hari, dibandingkan dengan tikus yang diberi vitamin E dosis 400
dosis jus papaya perlakuan P1 dan P2. Dengan IU/kg BB dan dipapar Pb asetat. Menurut
demikian, jus pepaya dengan dosis 14, 4 g/200g Sadeque et al., (2012) ekstrak air Carica papaya
BB/hari adalah yang terbaik karena dapat dan vitamin E (α-tokoferol) dapat mencegah
menetralisir anion superoksida untuk diubah nekrosis degenerasi lemak, hepatotosisitas tikus
menjadi Hidrogen peroksida yang kurang reaktif akibat induksi Karbon Tetraklorida (CCl4).
(Flora et al., 2012 dan Nisar et al., 2013). Menurut Penelitian sebelumnya Mehdipour et al., (2006)
Weydert & Cullen, (2010) dan Werdhasari, (2014) menyatakan bahwa jus Carica papaya kering
senyawa hidrogen peroksida merupakan zat kemampuannya sebanding dengan antioksidan
pengoksidasi dengan adanya Fe atau logam standar α tokoferol 10 mg/kg/hari sehingga dapat
transisi lainnya dapat memicu terbentuknya menurunkan peroksida lipid dan menaikkan total
radikal hidroksil (OH*) melalui reaksi fenton. antioksidan dalam darah tikus.
Maka hidrogen peroksida oleh enzim CAT akan Pemberian Vitamin E 400 IU/kgBB/hari,
diubah menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). memberikan perlindungan terhadap organ hati
(Yuniastuti, 2016) dari paparan uap bensin pada tikus (Uboh et al.,
Meningkatnya aktivitas SOD pada tikus 2012). Mekanisme α-tokoferol melawan radikal
wistar yang diberi berbagai dosis jus pepaya juga bebas dengan mendonorkan atom H dari gugus
memberikan pengaruh terhadap kadar kreatinin hidroksil (OH-) ke radikal bebas dan dapat
serum pada tikus yang diberi berbagai dosis jus melindungi Glutathione dari hidogen peroksida (Al
papaya. Berdasarkan (tabel 2) semakin tinggi Attar, 2011). Glutation merupakan antioksidan
dosis jus pepaya yaitu 14,4 g/200g BB pada tikus metabolik dalam tubuh atau sebagai kovaktor
yang dipapar Pb asetat maka dapat menurunkan enzim GPx dalam melawan hidrogen peroksida
kadar kreatinin serum, walaupun kadar kreatinin (Aziz et al., 2012 dan Wang et al., 2013).
serum relatif masih tinggi jika dibandingkan Menurut Suhartono et al., (2015) jus
dengan (P6) tikus normal. Demikian juga aktivitas pepaya dapat mencegah peroksidasi lipid karena
SOD jaringan ginjal pada tikus yang diberi jus mengandung antioksidan, metabolit sekunder
pepaya dosis 14,4 g/200g BB relatif masih rendah seperti flavonoid dan beberapa vitamin seperti
atau berbeda nyata dengan (P6) tikus normal vitamin C, α-tokoferol, dan betakaroten. Menurut
(tabel 1). Hal tersebut dikarenakan beberapa Patthamakanokporn, (2008); Ramdani 2013;
sebab seperti kurun waktu pemberian jus pepaya Suhartono et al., (2015); Lamjuda et al., (2016);
kurang lama, dan pemberian jus pepaya yang Susanto et al., (2018) senyawa fenolik antara lain
dilakukan secara bersamaan dengan pemaparan flavonoid (quercetin) cenderung berpotensi dalam
Pb asetat kurang efektif dalam mencegah mencegah peroksidasi lipid karena mempunyai
toksisitas Pb asetat karena pada penelitian gugus hidroksil dan karboksil sehingga mampu
sebelumnya, menyatakan bahwa pemberian mendonorkan atom H lebih banyak ke radikal
nutrisi seperti kalsium dalam jumlah kurang dari 4 bebas dibandingkan beberapa vitamin seperti
mmol sebelum paparan Pb pada tikus dapat vitamin C (asam askorbat), vitamin E (α-
menurunkan absorbsi Pb di usus dan pemberian tokoferol), betakaroten.
kalsium lebih dari 4 mmol, mengakibatkan tidak Menurut Fajrin dan Tunjung, (2013)
ada gangguan absorbsi kalsium di usus tikus kandungan flavonoid buah pepaya California 59
(Meredith et al., 1977). mg/100g. Kandungan flavonoid pepaya California
Upaya preventif mencegah toksisitas Pb lebih tinggi dibandingkan dengan pepaya
lebih diutamakan dengan meningkatkan sistem Malaysia 38,12 mg/100g, pepaya Hongkong
kekebalan tubuh melalui pemberian 36,26 mg/100 g, dan pepaya breeding lines 15,9
imunostimulan yang dapat menginduksi sistem mg/100 g (Addai, 2013; Zuhair, 2013 dan Lamjud
kekebalan tubuh. Aktivitas SOD, CAT, GSH di et al., 2016). Flavonoid memiliki posisi orto di-OH
jaringan ginjal dan kadar Imunoglobulin (IgG dan pada C-3’-C-4’, yang berpotensi kuat sebagai
IgM) lebih tinggi pada tikus yang diberi perlakuan antioksidan dalam menetralisir radikal bebas dan

102
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2020.37.2.860
Vol 37, No 2 Mei 2020 : 97-105

menginduksi aktivitas enzim GST dan SOD (Heim mampu menangkap oksigen singlet. Betakaroten
et al., 2002; Hamadouche dan Hadi 2015; dan menetralisir radikal peroksil (LOO*) dengan
Ruslan et al., 2016). Senyawa fenolik dapat mendonorkan atom H dari ikatan rangkap yang
menjaga integritas membran sel dengan terkonjugasi menyebabkan betakaroten menjadi
mencegah difusi radikal bebas yang masuk ke radikal dan dapat distabilkan melalui reaksi
dalam membran sel. (Michalak, 2006; Suhartono resonansi, maka reaksi propagasi dan peroksidasi
et al., 2015 dan Hamadouche dan Hadi 2015; lipid dapat dicegah. (Wall, 2006; OECD 2010;
Sasmita et al., 2017). Fiedor dan Burda, 2014 dan Suhartono et al.,
Selain senyawa fenol buah pepaya juga 2015). Likopen pigmen merah dalam pepaya
mengandung vitamin C. Menurut Lamjud et al., dapat menginduksi sintesis enzim SOD dan GST
2016 kandungan vitamin C dalam buah pepaya sehingga dapat melindungi sel dari radikal bebas
82,7 mg/100g, lebih tinggi dibandingkan buah (Agarwal et al., 2000; Goo, 2007; D’ Souza 2008;
tropis yang lain seperti mangga 26,9 mg/100g, Fiedor dan Burda, 2014).
nanas 7,2 mg/100g, pisang 67,0 mg/100g dan
jeruk 8,0 mg/100g. Menurut Sancho et al., (2011) Simpulan
dan Ehginia dan Marjani, (2013) mekanisme kerja
vitamin C adalah dengan mendonorkan atom H Jus pepaya dosis 14,4 g/200 g BB merupakan
kepada radikal bebas seperti superoksida, radikal dosis terbaik karena berpotensi mampu
hidroksil dan bersinergis dengan α-tokoferol mencegah nefrotoksisitas Pb asetat yaitu dapat
karena dapat meregenerasi radikal α-tokoferoksil, meningkatkan aktivitas SOD jaringan ginjal dan
meningkatkan adsorbsi zat besi untuk bersaing menurunkan kadar kreatinin serum.
dengan Pb dalam usus sehingga dapat
mencegah anemia dan dapat meningkatkan Ucapan Terima Kasih
ekskresi Pb melalui urin dan feses (El-neweshy et Ucapan terimakasih disampaikan kepada
al., 2011). Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM
Antioksidan selain vitamin C dalam buah Kesehatan (BBPSDMK) yang telah membantu
pepaya adalah karotenoid seperti likopen, pendaaan penelitian ini melalui anggaran 2018.
betakriptoxantin, dan betakaroten. Betakaroten

Daftar Referensi Aziz, F.M., 2012. Protective Effects of Latex of


Ficus Carica L. Against Lead Acetate-
Abdel Moneim, A.E., Dkhil, M.A. and Al-Quraishy, Induced Acetate-Induced Hepatotoxicity in
S., 2011. The Protective Effect of Flaxseed Rats. Jordan Journal of Biological Sciences
Oil on Lead Acetate-Induced Renal Toxicity 5(3), pp.175–182. ISSN 1995-6673
in Rats. Journal of Hazardous Materials, D’Souza, H.S., Menezes, G., and Venkatesh, T.,
[online] 194, pp.250–255. Available at: 2003. Role of Essential Trace Minerals on
<http://dx.doi.org/10.1016/j.jhazmat.2011.0 The Absorption of Heavy Metals with
7.097>. Special Reference to Lead. Journal, Indian
Abdel-Moneim, A.M.H., 2014. The Protective Biochemistry, Clinical, 18 (2), pp.154–160.
Effect of Green Tea Extract against Lead D’Souza, L.M., Ferreira, K.S., Paes, J.B., Chaves,
Toxicity in Rats Kidneys. Asian Journal of and Teixeira, S.L., 2008. L-Ascorbic Acid, B
Biomedical and Pharmaceutical Sciences, B-Carotene and Lycopene Content in
[online] 4(39), pp.30–34. Available at: Papaya Fruits (Carica papaya) With or
<http://www.jbiopharm.com/index.php/ajbps Without Physiological Skin Freckles. Sci.
/article/view/648/pdf>. Agric, 65(3), pp.246-250
Addai, Z.R., Abdullah, A., Mutalib, S.A., Musa, El-Neweshy, M.S. and Said El-Sayed, Y., 2011.
K.H., and Douqan, E.M.A., 2013. Influence of vitamin C supplementation on
Antioxidant Activity and Physicochemical lead-induced histopathological alterations in
Properties of Mature Papaya Fruit (Carica male rats. Experimental and Toxicologic
papaya L. cv. Eksotika). Adv J Food Sci Pathology, [online] 63(3), pp.221–227.
Tech 5, 859–65. Available at:
Agarwal, S. and Rao, A.V., 2000. Tomato <http://dx.doi.org/10.1016/j.etp.2009.12.003
Lycopene and Its Role in Human Health >.
and Chronic Diseases. CMAJ: Canadian Eshginia, S. and Marjani, A., 2013. The Effect of
Medical Association 163(6), pp.739–44 Vitamin C on the Erythrocyte Antioxidant
Al-Attar, A.M., 2011. Vitamin E Attenuates Liver Enzymes in Intoxicated-Lead Rat
Injury Induced by Exposure to Lead, Offsprings. Journal of Clinical and
Mercury, Cadmium and Copper in Albino Diagnostic Research, 7(6), pp.1078–1081.
Mice. Saudi Journal of Biological Sciences, Fajrin A., and Tunjung, W.A.S., 2013. The
18(4), pp.395–401. Flavonoids Content in Leaves and Fruits of
http://doi.org/10.1016/j.sjbs.2011.07.004 Papaya (Carica Papaya L.) Var. California

103
Potensi Jus Buah Pepaya (Carica Papaya L.) … Purlinda, dkk.

and Var. Gandul. Proceeding ICBS 2013 Meredith, P.A., Moore, M.R., and Goldberg, A.
BIO-UGM. ISBN: 978-979-8969-10-2 1977. The effect of lead absorption in rats.
Fiedor, J. and Burda, K., 2014. Potential Role of Biochem Journal.; 166(3):531-537.
Carotenoids as Antioxidants in Human Mehdipour, S., Yasa, N., Dehghan, G., Khorasani,
Health and Disease. Nutrients, 6(2), R., Mohammadirad, A., Rahimi, R. and
pp.466–488.http:// Abdollahi, M., 2006. Antioxidant Potentials
www.mdpi.com/journal/nutrients/doi.org/10. of Iranian Carica papaya juice in vitro and
3390/nu6020466 in vivo are Comparable to α -Tocopherol.
Flora, S.J.S. and Pachauri V., 2010. Chelation in Phytother. Res.20, pp 591–594. doi:
Metal Intoxication. International Journal of 10.1002/ptr.1932.
Environmental Research and Public Health, Michalak, A., 2006. Phenolic Compounds and
7(7):2745-2788. Their Antioxidant Activity in Plants Growing
https://doi.org/10.3390/ijerph7072745. under Heavy Metal Stress. Plant Cell,
Flora, G., Gupta, D. and Tiwari, A., 2012. Toxicity [online] 15(4), Polish J. of Environ.
of Lead: A Review with Recent Updates. Stud.15(4), pp. 523–530. Available at:
Interdisciplinary Toxicology, 5(2), pp.47–58. <http://www.pjoes.com/pdf/15.4/523-
Fukai, T. and Ushio-Fukai, M., 2011. Superoxide 530.pdf>.
Dismutases: Role in Redox Signaling, Missoun, F., Slimani, M. and Aoues, A., 2010.
Vascular Function, and Diseases. Toxic effect of lead on kidney function in rat
Antioxidants & Redox Signaling, [online] Wistar. African Journal of Biochemistry
15(6), pp.1583–1606. Available at: Research, 4(2), pp. 21-27,
<http://www.liebertonline.com/doi/abs/10.10 http://www.academicjournals.org/AJBR
89/ars.2011.3999>. ISSN 1996-0778
Ghenioa, A.M., El, O.S., Nazem, A.M. and Ashry, Muliyadi, Mukono H.J. and Notopuro, H., 2015.
K.M., 2015. Protective Effect of Probiotic Paparan Timbal Udara Terhadap Timbal
Bactosac® Against Induced Sub Chronic Darah, Hemoglobin, Cystatin C Serum
Lead Toxicity in Broiler Chicks. Journal of Pekerja Pengecatan Mobil. Jurnal
Veterinary Sciences, 47, pp.53-64. Kesehatan Masyarakat.11 (1), pp. 87-95.
https://doi.org /10.5455/ajvs.200070 ISSN 1858-1196
Goo, Y.A., Li, Z., Pajkovic, N., Shaffer, S., Taylor, Nisar, N.A., Sultana, M., Waiz, H.A., Para, P.A.
G., and Chen, J., 2007. Systematic and Baba, N.A., 2013. Experimental Study
Investigation of Lycopene Effects in LNCaP on the Effect of Vitamin C Administration on
Cells by Use of Novel Large-Scale Lipid Peroxidation and Antioxidant Enzyme
Proteomic Analysis Software. Proteomics Activity in Rats Exposed to Chlorpyriphos
Clinical Applications, 1, pp.513−523. and Lead Acetate.
Gusnita, D., 2012. Pencemaran Logam Berat www.veterinaryworld.org. pp.461–466.
Timbal (Pb) di Udara dan Upaya doi:10.5455/vetworld.2013.461-466
Penghapusan Bensin Bertimbal. Berita OECD Organisation for Economic Co-operation
Dirgantara, 13(3), pp.95–101 and Development. 2010. Series on the
Hamaudouche and Hadi, 2015. The Protective Safety of Novel Foods and Feeds No. 21
Effect of Green Tea Extract on Lead Consensus Document on Compositional
Induced Oxidative and Damage on Rat Considerations for New Varieties of Papaya
Kidney. International J. Pharm Sci. 6 (1), (Carica papaya L.): Key Food and Feed
pp. 97-107.www.ijpbs.net Nutrients, Anti Nutrients, Toxicants and
Hariono, 2005. Efek Pemberian Plumbum (Timah Allergens. ENV/JM/Mono 28
Hitam) Anorganik pada Tikus Putih (Rattus Orr, S.E. and Bridges, C.C., 2017. Chronic Kidney
norvegicus). J. Sain Vet. 23(2), pp 107-118 Disease and Exposure to Nephrotoxic
Heim, K.E., Tagliaferro, A.R., and Bobilya DJ., Metals. International Journal of Molecular
2002. Flavonoid antioxidants: Chemistry, Sciences, 18, 1039, pp.1-35.
Metabolism and Structureactivity doi:10.3390/ijms18051039
Relationships. J Nutr Bioche. 13: pp.572 www.mdpi.com/journal/ijms
584. Oyagbemi, A.A, Omobowale, T.O., Akinrinde,
Lamjud, K., Srimat, S., Sangwanangkul, P. and A.S., Saba, A.B., Ogunpolu, B.S. and
Wasee, S., 2016. Antioxidant Properties Daramola, O., 2014. Lack of Reversal of
and Fruit Quality of Selected Papaya Oxidative Damage in Renal Tissues of
Breeding lines. Science Asia. 42, pp.332– Lead Acetate-Treated Rats. Environmental
339. Toxicology. pp.1-9. doi: 10.1002/tox,
Lim, Y.Y., Lim, T.T., and Tee, J.J., 2007. Patthamakanokporn, O. and Puwastien, P., 2008.
Antioxidant properties of several tropical Changes of Antioxidant Activity and Total
fruits: A comparative study. Food Chem Phenolic Compounds During Storage of
103, 1003–8 Selected Fruits. J. Food. Compost Anal. pp.
21: 241- 248

104
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal DOI: 10.20884/1.mib.2020.37.2.860
Vol 37, No 2 Mei 2020 : 97-105

Rahmat, A., Abu Bakar, M.F., Faezeh, N. and Susanto, A., Ratnaningtyas, N.I. and Ekowati, N.,
Hambali, Z., 2004. The Effects of 2018. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Tubuh
Consumption of guava (Psidium guajava) Buah Jamur Paha Ayam (Coprinus
or Papaya (Carica papaya) on Total comatus) dengan Pelarut Berbeda. Majalah
antioxidant and Lipid Profile in Normal Male Ilmiah Biologi Biosfera: A Scientific Journal.
Youth. Asia Pac J Clin Nutr 13: S106. 35(2), pp.63–68. DOI:
Ramadhan, E. and Sudarsono, 2013. Radicals 10.20884/1.mib.2018.35.2.566
Arrest of 2, 2-diphenyl-1-pycryl hydrazyl Suhartono, E., Nijka, J.A., Anhar, V.Y., Sari, R.A.
(DPPH) in Ripe and Raw Papaya Fruit and Marisa, D., 2015. Anti-Lipid
(Carica papaya L. (Orentang). Traditional Peroxidation Activities of Three Selected
Medicine Journal, 18(September), pp.167– Fruits Juices Against Cadmium Induced
172. Liver Damage In Vitro. The Journal of
Ramdani, F.A., Dwiyanti, G. and Siswaningsih, Tropical Life Science. 5 (2), pp.75–79.
W., 2013. Penentuan Aktivitas Antioksidan Sutomo, H., Sukanata, I.K. and Martani K.R.,
Buah Pepaya (Carica Papaya. L) dan 2015. Perilaku Konsumen Terhadap
Produk Olahannya Berupa Manisan Pembelian Pepaya California. Jurnal
Pepaya. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, Agrijati. 28 (1), pp.114-144
4(2), pp.115–124. Uboh, F.E., Eong, P.E., Akpan, H.D., and Usoh,
Ruslan, K., Nurfitri, A. and Fidrianny, I., 2016. I.F., 2012. Hepatoprotective Effect of
Influence of Processing in Two Cultivar of Vitamins C and E Against Gasoline Vapor-
Carica papaya from West Java-Indonesia Induced Liver Injury in Male Rats. Turk J
to Antioxidant Activities, Total Phenolic, Biol. 36:217-23
Flavonoid and Carotenoid Content. Verdiansah, 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal.
International Journal of Pharmacognosy Cermin Dunia Kesehatan, 43(2), pp.148–
and Phytochemical Research 8(5), pp.820– 154.
826. Wang, J., Zhu, H., Yang, Z., and Liu, Z. 2013.
Sadeque, M.Z., Begum, Z.A., Umar, B.U., Antioxidative Effects of Hesperetin Against
Ferdous, A.H., Sultana, S. and Uddin, M.K., Lead Acetate-Induced Oxidative Stress in
2012. Original Article Comparative Efficacy Rats. Indian Journal of Pharmacology,
of Dried Fruits of Carica papaya Linn. and 45(4), 395–8. http://doi.org/10.4103/0253-
Vitamin-E on Preventing Hepatotoxicity in 7613.115015
Rats. Faridpur Med. Coll. J. 7(1), pp.29–32. Wall, M.M., 2006. Ascorbic acid, Vitamin A, and
Sadek, K.M., 2012. Antioxidant and Mineral Composition of Banana (Musa sp.)
Immunostimulant Effect of Carica papaya and Papaya (Carica papaya) Cultivars
Linn. Aqueous Extract in Acrylamide Grown in Hawaii. Journal of Food
Intoxicated Rats. Acta Informatica Composition and Analysis, 19(5), pp.434–
Medica, 20(3), 180–185. 445.
http://doi.org/10.5455/aim.2012.20.180-185 Weydert, C.J. and Cullen, J.J., 2010.
Sancho, L.E.G., Yahia, E.M. and González- Measurement of Superoxide dismutase,
aguilar, G.A., 2011. Identification and Catalase and Glutathione peroxidase in
Quantification of Phenols, Carotenoids, and Cultured Cells and Tissue. Nature
Vitamin C from Papaya Carica Papaya L., Protocols, 5(1), pp.51–66.
CV. Maradol Fruit Determined by HPLC- Werdhasari, A., 2014. Peran Antioksidan Bagi
DAD-MS / MS-ESI. FRIN, [online] 44(5), Kesehatan. Jurnal Biomedik Medisiana
pp.1284–1291. Indonesia, 3(2), pp.59–68.
http://dx.doi.org/10.1016/j.foodres.2010.12. Yaswir, R. and Maiyesi, A., 2012. Pemeriksaan
001 Laboratorium Cystatin C untuk Uji Fungsi
Salem and Salem, 2016. Protective Antioxidant Ginjal. Jurnal Kesehatan Andalas, 1 (1), pp.
Efficiency of Garlic against Lead-Induced 10-14
Renal and Testicular Toxicity in Adult Male Yuniastuti, A., 2016. Dasar Molekuler Glutation
Rats.Journal of Heavy Metal Toxicity and dan Perannya Sebagai Antioksidan, FMIPA
Diseases 1(3), pp.15 Unnes: UNNES Semarang.
https://doi.org/10.21767/2473-6457.100015 https://www.researchgate.net/publication/32
Sasmita, F.W., Susetyarini, E., Husamah, H. and 0441822
Pantiwati, Y., 2017. Efek Ekstrak Daun Zuhair R.A., Aminah, A., Sahilah, A.M. and Eqbal
Kembang Bulan (Tithonia diversifolia) D., 2013. Antioxidant Activity and
terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Physicochemical Properties Changes of
Wistar (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Papaya (Carica papaya L. cv. Hongkong)
Alloxan. Biosfera, 34(1), p.22. during Different Ripening Stage. Int Food
Res J 20, pp.1653–1659.

105

Anda mungkin juga menyukai