Laporan Praktek Lapang
Sosiologi Pertanian
HASIL PRAKTIKUM LAPANG SOSIOLOGI PERTANIAN
Nama : Nurul Magfirah Ashar
NIM : G021181301
Kelas : Sosiologi Pertanian B
Kelompok : 11
Asisten : Andi Azrarul Amri SP., M.Si
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2018
1. Tujuan Praktek Lapang
Tujuan dari praktikum lapang ini yaitu untuk mengetahui tentang konsep
status dan peranan petani dalam masyarakatnya berdasarkan pengamatan di di
Desa Limapoccoe, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros.
2. Kondisi Pertanian Pada Desa Lokasi Praktek Lapang
A. Observasi Keadaan Desa
Desa Limapoccoe merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Cencara, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Luas wilayah
Desa Limappoccoe sekitar ±23,37 km2. Letak Desa Limappoccoe di kelilingi
pegungungan yang berjarak tempuh ±2,5 jam dari Makassar. Desa Limappoccoe
memiliki 7 dusun. Di Desa Limappoccoe, rata-rata penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani. Itupun penduduk di Desa Limappoccoe tidak
semuanya menjadikan pertanian sebagai pekerjaan utamanya. Ada beberapa
penduduk yang menjadi petani hanya sebagai pekerjaan sampingannya. Banyak
juga penduduk di Desa Limappoccoe yang hanya sebagai ibu rumah tangga.
Luas jalanan di Desa Limappoccoe tidak terlalu luas tetapi tidak cukup sempit
juga karena dapat dilewati untuk dua jalur sekaligus. Di sepinggiran jalanan Desa
Limappoccoe banyak tanaman yang ditanam oleh penduduk Desa Limappoccoe.
Di pekarangan rumah penduduk desa juga banyak tanaman-tanaman yang
tumbuh. Rumah penduduk Desa Limappoccoe rata-rata tidak dipasangi pagar oleh
pemiliknya. Kebanyakan rumah di Desa Limappoccoe di depannya hanya
ditanami berbagai jenis tanaman.
Kondisi jalanan utama Desa Limappoccoe bisa dikatakan sudah baik karena
jalanannya teraspal, hanya beberapa bagian saja yang sudah rusak dan berlubang.
Di jalanan utama Desa Limappoccoe juga banyak terdapat kotoran hewan
terutama kotoran sapi yang diternakkan oleh penduduk Desa Limappoccoe. Di
depan rumah penduduk Desa Limappoccoe juga terdapat papan-papan yang
bertuliskan prinsip-prinsip penduduk Desa Limappoccoe seperti berotong royong,
kesehatan dan lain-lain.
Suasana lingkungan di Desa Limappoccoe bisa dikatakan sejuk dikarenakan
banyak pohon-pohon disepinggiran jalanan utama Desa Limappoccoe.
Lingkungan Desa Limappoccoe bersih dari sampah-sampah yang berserakan
karena tempat sampah di Desa Limappoccoe sangat rapi dan terawat, mungkin
juga karena penduduk desa sangat menjaga kebersihan lingkungannya. Kondisi
tempat tinggal penduduk Desa Limappoccoe masih sederhana. Rumah penduduk
Desa Limappoccoe rata-rata masih berbentuk rumah panggung, sebenarnya sudah
terdapat juga beberapa rumah yang terbuat dari batu. Luas rumah penduduk rata-
rata tidak terlalu besar. Keadaan rumah penduduk rata-rata berdempet-dempetan
dikarenakan bisa dibilang Desa Limappoccoe adalah desa yang padat penduduk.
Jumlah penduduk di Desa Limappoccoe ±200 kepala keluarga.
Balai Desa Limappoccoe bisa dikatakan bagus karena mempunyai aula yang
besar yang dapat digunakan oleh penduduk desa untuk pertemuan atau acara desa
lainnya. Di dalam aula balai desa juga, terlihat ada keranda mayat yang mungkin
digunakan penduduk desa jika ada penduduk yang meninggal.
Pada pagi hari, rata-rata penduduk desa sudah memulai aktivitasnya terutama
pada saat setelah selesai sholat subuh. Kegiatan masyarakat desa yang jika dilihat
dipagi hari adalah membersihkan halaman rumah mereka. Biasa pada pagi hari
penduduk Desa Limappoccoe sudah berangkat ke lahan persawahannya bagi yang
bermatapencaharian sebagai seorang petani, tetapi pada kegiatan praktek lapang,
tidak melihat adanya aktivitas di persawahan karena usahatani di Desa
Limappoccoe sedang tidak berjalanan karena keringnya lahan. Aktivitas penduduk
yang terlihat adalah beberapa penduduk yang mengendarai sepeda motornya
untuk mengolah dan mendistribusikan hasil usahataninya, ada juga penduduk
yang menggiring sapinya untuk mencari makanan di kebun, dan ada juga yang
membersihkan pekarangan rumahnya.
Di Desa Limappoccoe juga terdapat peternakan ayam yang dimiliki oleh
salah satu penduduk desa dan kondisi peternakan ayam tersebut sudah baik karena
kandang peternakan ayamnya sangat rapi dan bersih. Suasana desa apalagi pada
pagi hari sangat sejuk. Kondisi kebun yang ada tidak terawat karena pohon dan
tanaman yang tumbuh tidak teratur dan jika dilihat dari luar, kebun tersebut sangat
kotor.
Penduduk Desa Limappoccoe memiliki sifat yang sangat ramah karena setiap
jika bertemu dengan penduduk desa, mereka menyapa dengan hangat dan
tersenyum.
B. Observasi Lahan Persawahan
Disaat jam 05:30, suasana desa sangat dingin dan berkabut. Jarak pandang
sangat terbatas, hanya dapat melihat objek yang dekat saja, sekitar 100 meter.
Terdapat sawah yang pada saat ini tidak ada kegiatan usahatani pada persawahan
tersebut. Tidak ada kegiatan di persawahan tersebut karena saat ini masih musim
kemarau dan masyarakat Desa Limappoccoe menggunakan sistem sawah tadah
hujan oleh karena itu, tidak ada aktivitas usahatani pada saat melakukan observasi.
Tidak ada aktivitas menyebabkan lahan persawahan pada Desa Limappoccoe
terlihat kering dan gersang. Hal ini dapat dilihat dari warna tanah pada lahan
berwarna coklat gelap, keras dan jika pada siang hari hawa dan suasana yang
dirasakan sangat panas pada daerah dekat lahan persawahan tersebut. Hal ini
sesuai dengan pendapat Hardjowigeno dan Rayes (2005), yang menyatakan
bahwa Struktur tanah lapisan olah pada tanah kering adalah granuler sampai
membulat, berukuran halus sampai sedang dengan tingkat perkembangan yang
masih lemah. Pada tanah yang disawahkan lapisan olah menjadi tidak berstruktur
(massif) dan bahwa lahan kering mempunyai tekstur yang lebih kasar bila
dibandingkan dengan lahan yang disawahkan 1 kali atau 2 kali setahun.
Luas lahan persawahan yang terlihat bisa dikatakan sangat luas dan pada
semua lahan persawahan tersebut tidak ada kegiatan usahatani. Kondisi pada
lahan persawahan sangat kering dan tidak terdapat traktor atau alat-alat yang bisa
digunakan untuk kegiatan usaha tani. Pada lahan persawahan tersebut juga terlihat
masih ada bekas-bekas hasil panen yaitu bekas padi-padi dan gabah-gabah
disekitaran lahan tersebut. Lahan persawahan tersebut berada pada sisi kiri dan
kanan dari jalanan utama. Letak lahan persawahan di Desa Limappoccoe
kebanyakan berada didekat rumah penduduk Desa Limappoccoe. Terdapat juga
lahan persawahan di Desa Limappoccoe mempunyai tanah yang subur walaupun
tidak ada kegiatan usahatani dilahan tersebut karena dapat dilihat dari kondisi
tanahnya yang berwarna coklat gelap dan tanahnya gembur. Lahan persawahan
tersebut mungkin milik penduduk yang tinggal disebelah lahan persawahan
tersebut karena dapat saya lihat walaupun tidak ada kegiatan usahatani, tapi sang
pemilik lahan masih mengurus lahan persawahannya.
Selain lahan persawahan, ada juga kebun yang dimana kebun tersebut bisa
dikatakan tidak bagus karena kurang terawat tetapi masih bisa digunakan untuk
mempersejuk suasana desa kerena terdapat banyak pohon-pohon tinggi yang
tumbuh disekitar kebun tersebut. Letak kebun yang tersebut berada di sebelah kiri
jalanan utama jika kita berjalan dari balai desa menuju arah dusun yang lebih
dalam lagi.
Selain kebun, terdapat peternakan ayam yang kondisinya bisa dikatakan
sudah bagus karena kandang ayam yang terlihat sangat rapi dan bersih. Dan
jumlah ternak ayam pada kandang tersebut tidak terlalu banyak mungkin
peternakan ayam tersebut adalah pekerjaan sampingan dari salah saru penduduk
Desa Limappoccoe. Luas kandang peternakan yang tersebut bisa dikatakan tidak
terlalu luas dan kandang tersebut terbuat dari kayu. Kandang peternakan ayam
tersebut berada didekat lahan persawahan dan dekat dengan jembatan kecil.
Untuk masalah mengenai jalan tani yang berada didekat balai Desa
Limappoccoe dan berada disamping salah satu lahan persawahan. Kondisi jalan
tani tersebut tidak terawat, dapat dilihat tampaknya batu-batuan yang bereserakan
dan rumput-rumput disepinggiran jalan tani tersebut. Kondisi jalan tani tersebut
pada malam hari sangat tidak dapat diakses karena tidak adanya penerangan di
jalan tani tersebut. Jika pagi atau siang hari, jalan tani tersebut masih layak untuk
digunakan oleh petani dalam proses produksi usahataninya tetapi tidak dapat
digunakan dengan lancar karena jalan tani tersebut tidak teraspal dan berlubang-
lubang. Sehingga jika petani ingin menggunakan jalan tani tersebut maka petani
agak sedikit kesulitan. Di depan jalan tani terdapat penanda bahwa itu adalah jalan
tani dan ada juga batu pengesahan oleh kepala desa.
Ada juga sebuah pabrik penggilingan beras. Disebut sebagai pabrik
penggilingan beras karena bentuk bangunan tersebut besar dan seperti pabrik.
Lalu di sekitar pabrik ada alat-alat yang dapat digunakan dalam usahatani seperti
traktor, cangkul, dan lain sebagainya. Lalu terlihat juga banyak karung gabah
yang berada di sekitar pabrik dan ada petani yang sibuk mengurus gabahnya yang
akan akan digiling. Dengan sebagian besar penduduk Desa Limappoccoe bermata
pencaharian sebagai seorang petani, keberadaan pabrik penggilingan tersebut
sangat dibutuhkan oleh penduduk Desa Limappoccoe untuk mengolah hasil
produksinya. Untuk diaksesnya pabrik tersebut sangat mudah karena berada di
pinggir jalan dari jalanan utama Desa Limappoccoe.
Untuk masalah pengairan atau irigasi pada Desa Limappoccoe sangat kurang
pada lahan persawahan. Petani di Desa Limappoccoe menggunakan sistem tadah
hujan dalam mengolah hasil taninya sehingga tidak dibutuhkannya sistem irigasi.
Hanya terdapat sungai kecil yang berada dibawah jembatan yang dapat membantu
sebagai saluran air untuk penduduk, tetapi sungai tersebut juga tertutupi oleh
sampah dan batu-batuan sehingga terputus salutan air untuk penduduk. Oleh
karena itu, petani di Desa Limappoccoe rata-rata yang hanya dapat menanam
sebanyak 2 kali dalam setahun karena pada musim penanaman ketiga lahan
persawahan tersebut sudah kekeringan dan tidak bisa ditanami.
Untuk kondisi fisik rumah petani, masih berbentuk rumah panggung yang
terbuat dari kayu, tetapi ada juga yang terbuat dari bata. Luas rumah petani hampir
sama semua dan rata-rata tidak memiliki pagar. Rata-rata di sekitar rumah petani
di Desa Limappoccoe terdapat alat-alat yang digunakan untuk usahataninya dan
mengapa tidak dipasangi pagar mungkin karena dengan itu dapat memudahkan
petani untuk membawa hasil usahatani atau alat yang digunakannya. Di bawah
rumah petani yang mempunyai rumah panggung, terdapat juga melihat ada
beberapa karung yang didalamnya adalah hasil usahatani petani tesebut.
3. Identitas Petani
Nama : Suhardi
Umur : 52 tahun
Tanggungan keluarga : 1 orang (anak).
Pekerjaan Utama : Petani Sawah Ladang
Pekerjaan Sampingan : Buruh Angkut Pasir
Pendidikan : SMP
Lama Berusaha Tani : 20 tahun
4. Kondisi usahatani yang dikelola petani
Jumlah lahan usahatani yang dikelola oleh Pak Suhardi adalah 1 unit yang
berluaskan 30 are. Lahan yang beliau kelola berada di dekat rumah beliau. Lahan
tersebut adalah lahan milik temannya yanag beliau garap lalu dengan itu beliau
melakukan sistem bagi hasil dengan pemilik lahan.
Usahatani yang beliau lakukan adalah sistem tadah hujan yang dimana dalam
satu tahun, beliau memanen hanya 2 kali.
5. Status dan peran petani dalam struktur pertanian dan struktur sosial
yang lebih luas dalam masyarakatnya
A. Peran Dalam Struktur Pertanian
Pak Suhardi adalah seorang petani penggarap yang dimana dia menggarapi
lahan orang lain dengan sistem bagi hasil. Pak Suhardi melakukan usahatani
tersebut dengan sendiri tanpa ada bantuan orang lain. Alat yang digunakan adalah
alat milik sendiri dan bahan yang beliau gunakan adalah bahan milik sendiri,
melalui modal dan dananya sendiri.
Dalam proses pengolahan lahan, Pak Suhardi menggunakan alat yang bisa
dikatakan sudah cukup modern yaitu menggunakan traktor miliknya sendiri yang
berjumlah 1 unit. Traktor beliau gunakan untuk membajak lahan persawahan
miliknya. Sebelum membajak lahan, beliau membersihkan lahan persawahannya
dari semak-semak. Beliau menggemburkan dan membajak lahan persawahannya
dengan menggunakan traktor dan terkadang juga menggemburkan lahan
persawahannya dengan menggunakan cangkul dan sekop.
Dalam proses penanaman, Pak Suhardi menggunakan sistem tanam tabela.
Dimana bibit yang digunakan adalah bibit yang dibuat sendiri. Bibit tersebut
adalah hasil dari bibit yang sebelumnya ditanam. Bisa dikatakan bahwa
pembuatan bibit yang dilakukan oleh Pak Suhardi disebut sebagai daur ulang bibit
dari tanaman yang sebelumnya. Pak Suhardi melakukan penanamn tanpa melalui
persemaian terlebih dahulu. Sebelum menanam, Pak Suhardi menyiram lahan
persawahannya tetapi tidak sampai menggenang atau becek sehingga dapat
memudahkan untuk membuat lubang-lubang untuk ditanami tanaman. Sistem
tanam tabela merupakan sistem penanaman padi tanpa melalui persemaian dan
pemindahan bibit. Sistem tanam tabela pada dasarnya dibedakan atas dua cara,
yaitu tanam benih langsung dalam larikan atau tanam benih langsung secara
merata. Dimana Pak Suhardi melakukan penanaman secara menebar benih secara
merata. Mengapa beliau melakukan sistem tanam tabela dalam usahatani padinya
karena sistem tanam tabela tidak memerlukan banyak tenaga kerja dan tidak
menggunakan biaya yang banyak dan sistem tanam tabela juga dapat
meningkatkan hasil produksi usahatani padi Pak Suhardi menjadi lebih banyak
dan menurut Pak Suhardi, sistem tanam tabela mudah dilakukan untuk petani
seperti beliau. Hal ini sesuai dengan pendapat Djoyowasisto dkk, (2007) yang
menyatakan bahwa sistem tanam tabela adalah Komponen paket teknologi
produksi padi yang diharapkan dapat meningkatkan produksi dan efisiensi usaha
tani.
Dalam proses perawatan tanaman padi, terkadang Pak Suhardi melakukan
teknik penyulaman. Tetapi tidak semua tanaman padi yang rusak Pak Suhardi
sulam karena tanaman penyulaman yang Pak Suhardi buat hanya sedikit. Oleh
karena itu, tanaman padi yang layu atau tidak tumbuh, Pak Suhardi ganti hanya
sedikit karena tanaman padi sulaman tersebut juga tidak semuanya yang tumbuh.
Selain melakukan penyulaman, Pak Suhardi juga melakukan pemupukan pada
lahan persawahannya. Pemupukan yang dilakukan biasanya sebelum menanam
dan pada saat 7-10 hari setelah tanam. Biasanya pemupukan pertama beliau
lakukan adalah memberi pupuk urea sebanyak ±100 kg pada lahan persawahan
beliau sebelum ditanami tanaman. Lalu pemupukan kedua, biasanya Pak Suharadi
melakukannya pada masa tanaman 7-10 hari setelah tanam. Pemberian pupuk
yang dilakukan adalah menebar pupuk diatas tanaman padinya. Terkadang Pak
Suhardi melakukan pemupukan dengan menggunakan alat seperti tempat
penyiram bunga atau langsung ditabur dengan menggunakan tangan. Pupuk yang
biasanya Pak Suhardi gunakan adalah urea dan SP36. Sumber pupuk tersebut
adalah Pak Suhardi beli sendiri. Selain pemupukan, untuk memberantas hama
dan penyakit pada tanaman padinya, Pak Suhardi biasanya menggunakan
pestisida. Akan tetapi, Pak Suhardi tidak selalu menggunakan pestisida. Pak
Suhardi menggunakannya jika pada saat itu serangan hama yang terjadi memang
melampaui ambang batas pengendalian itupun jika beliau menggunakan
pestisidam Pak Suhardi menggunakannya sesuai dosis dan takarannya. Tetapi jika
hama yang digolongkan masih bisa diatasi dengan mudah, Pak Suhardi biasanya
melakukannya dengan cara yang sederhana yaitu seperti menggunakan DDT atau
dipasang lampu untuk menghindari serangan walang sangit pada tanaman padi
yang masih muda. Untuk menghindari ulat serangga-serangga yang jika bertelur
pada daun dan menetas maka akan merusak batang dan daun, Pak Suhardi
melakukan perawatan dengan menyemprotkan obat-obatan insektisida seperti
DDT, Aldrin, Endrin dan lain sebagainya. Sumber pestisida dan obat-obatan
insektisida tersebut Pak Suhardi membeli dengan dananya sendiri.
Dalam proses panen, Pak Suhardi melakukannya dengan sendiri dan
menggunakan sabit miliknya sebagai alat. Pak Suhardi melakukan panen pada saat
tanaman padinya siap untuk dipanen atau berumur sekitar 3 bulan. Hasil panen
usahatani yang Pak Suhardi dapatkan pada satu kali panen biasanya sekitar 15
karung. Hasil panen tersebut dalam bentuk gabah. Biasanya setelah memangkas
atau memotong padinya dengan menggunakan sabit, beliau menggebut batang-
batang padinya sehingga mengeluarkan gabah-gabah padi tersebur. Jika setelah
digebut, gabah tersebut dibawa oleh Pak Suhardi ke pabrik pengolahan beras yang
jaraknya tidak terlalu jauh dari lahan persawahannya. Pak Suhardi mengolah
gabahnya menjadi beras terlebih dahulu sebelum dipasarkan. Biasanya Pak
Suhardi membawa gabahnya menuju pabrik pengolahan beras menggunakan
sepeda motor atau gerobak. Di pabrik tersebut, pembayaran jika melakukan
pengolahan beras dilakukan dengan pemberian beras dimana jika 17 liter gabah
yang diolah menjadi beras maka dibayar dengan 1 liter beras. Setelah diolah
dipabrik, beras tersebut dijual oleh Pak Suhardi ke pedagang. Pedagang tersebut
mendatangi rumah Pak Suhardi karena bisa dikatakan bahwa Pak Suhardi dan
pedagang tersebut telah bekerjasama sejak lama. Hasil produksi yang Pak Suhardi
dapatkan pada satu kali panen ±Rp. 7.500.00.
Pada sistem bagi hasil, Pak Suhardi melakukannya dengan pemilik lahan yang
digarapnya. Pemilih lahan tersebut adalah teman dekat Pak Suhardi. Biasanya
3 1
bagi hasil yang dilakukan adalah untuk Pak Suhardi dan untuk pemilik lahan.
4 4
Jadi untuk satu kali panen, Pak Suhardi bisa mendapatkan Rp. 5.625.000.
B. Status Didalam Masyarakat
Pak Suhardi tidak memiliki peran yang penting dalam masyarakat Desa
Limappoccoe ataupun di Dusun Mappasaile. Pak Suhardi hanya seorang
masyarakat biasa. Pak Suhardi tiap harinya hanya bekerja dilahan persawahannya
dan jika sedang tidak bekerja pada mengolah usahataninya, Pak Suhardi bekerja
sebagi buruh angkut pasir. Pak Suhardi sebagai masyarakat biasa yang melakukan
aktivitasnya setiap hari hanya di Desa Limappoccoe terutama di Dusun
Mappasaile dimana tempat Pak Suhardi tinggal. Ketika pagi hari, Pak Suhardi
sudah keluar rumah pada saat sholat subuh untuk ke masjid melaksanakan sholat
berjamaah dengan masyarakat desa yang lainnya. Pak Suhardi biasanya
melakukan sholat berjamaah pada waktu sholat subuh, maghrib dan isya. Pak
Suhardi berperan sebagai anggota masjid di dekat rumahnya. Terkadang juga ikut
membantu membersihkan masjid atau perlengkapan masjid. Tetapi menurut Pak
Suhardi, dia tidak bisa dikatakan sebagai jamaah mesjid yang tetap karena dia
tidak terlalu sering aktif pada kegiatan-kegiatan mesjid karena menurut kegiatan
mesjid seperti pengajian atau kegiatan lainnya bertepan dengan pekerjaan
mengolah lahan persawahan miliknya. Biasanya setelah sholat subuh, Pak Suhardi
pulang dulu ke rumahnya untuk mempersiapkan alat dan keperluannya untuk
dibawa ke persawahan. Sekitar jam 6 pagi, Pak Suhardi berangkat menuju lahan
persawahannya. Pak Suhardi tinggal di Desa Limappoccoe, Dusun Mappasaile
bersama dengan seorang anaknya. Istrinya telah meninggal sejak tahun 2010
karena mengidap penyakit jantung. Saat ini berumur 20 tahun dan saat ini anak
beliau sedang menempuh jenjang pendidikan pada perguruan tinggi. Oleh karena
itu, Pak Suhardi bekerja keras untuk membiayai kehidupan anaknya.
Biasanya di lahan persawahannya, Pak Suhardi sampai sore. Jika di lahan,
selain mengolah usahataninya, Pak Suhardi juga bercengkrama dengan petani-
petani lainnya yang memiliki lahan persawahan yang berada di dekat dengan
lahan persawahannya. Jika sedang tidak beraktivitas di lahan persawahan karena
pada saat itu bukan musim untuk menanam, Pak Suhardi bekerja sebagai buruh
angkut pasir untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya jika tidak mendapatkan
hasil dari usahatani padinya. Pak Suhardi bekerja sebagai buruh angkut pasir di
bawah jembatan besar yang menjadi penghubung antara Dusun Mappasaile
dengan dusun sebelahnya. Pak Suhardi bekerja sebagai buruh angkut pasir dengan
upah yang seadanya. Pemberian upah pada pekerjaan sebagai buruh angkut pasir
tersebut tergantung dari jumlah teruk pasir yang datang dan jumlah tenaga kerja
yang bekerja bersama Pak Suhardi. Peran Pak Suhardi didalam kehidupan
masyarakat Desa Limappoccoe, Pak Suhardi hanya penduduk desa yang berusaha
agar tetap bisa menjaga dan menaati peraturan di Desa Dimappoccoe. Peraturan
yang ada di Desa Limappoccoe yang ada menurut beliau adalah tetap menjaga
kebersihan desa, menjaga tali silaturahmi didalam masyarakat Desa Limappoccoe
dan peraturan lainnya, tetapi hanya peraturan itu yang dapat beliau laksanakan
dengan baik. Dua peraturan utama tersebut yang paling penting untuk dapat
membantu memajukan Desa Limappoccoe. Pak Suhardi biasanya mengikuti
kegiatan-kegiatan didalam masyarakat Desa Limappoccoe. Pak Suhardi mengikuti
pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan di balai desa mengenai keadaaan dan
perkembangan Desa Limappoccoe. Biasanya pada pertemuan seperti itu, Pak
Suhardi memberikan pendapatnya atau hanya mendengarkan pembicaraan pada
pertemuan tersebut, tergantung dari pembahasan pada pertemuan tersebut.
Menurut Pak Suhardi, dia aktif dalam pertemuan tersebut jika pertemuan tersebut
membahas perkembangan masalah usahatani yang ada di Desa Limappoccoe.
Untuk mewujudkan pembangunan di suatu desa, diperlukannya masyarakat
desa yang berkualitas karena dari itulah potensi sumberdaya yang terdapat pada
desa tersebut akan dapat dikelola dengan baik, tepat, efisien dan maksimal dengan
tetap menjaga kelestarian lingkungan desa. Penduduk desa atau masyarakat
merupakan bagian penting atau titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan
karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari
pembangunan desa. Begitupula pada pembangunan di Desa Limappoccoe. Peran
masyarakat Desa Limappoccoe sangat penting dalam pembangunan Desa
Limappoccoe. Apalagi pada pembangunan dalam bidang pertanian. Karena di
Desa Limappoccoe mata pencaharian terbesar adalah sebagai petani. Banyak
kegiatan usahatani yang dilakukan di Desa Limappoccoe, contohnya adalah
penanaman kacang panjang, kacang tanah, rambutan, Lombok, semangka, padi
dan lain sebagainya.
Menurut Pak Suhardi, kondisi sumber daya alam yang ada di Desa
Limappoccoe bisa dikatakan bagus akan tetapi menurut beliau pengelolaan
sumber daya alam tesebut masih minim untuk masyarakat yang awam terhadap
teknologi, seperti dia. Oleh karena itu, Pak Suhardi sering untuk mengikuti
pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan oleh kepala desa karena menurut beliau,
pertemuan tersebut juga biasanya membahas perkembangan teknologi.
Pak Suhardi juga masuk pada kelompok tani desa yaitu pada kelompok tani
Dusun Mappasaile. Didalam kelompok tani tersebut, Pak Suhardi adalah seorang
anggota tetapi Pak Suhardi tidak terlalu aktif didalam kelompok tani tersebut.
Menurut Pak Suhardi, alasannya masuk pada kelompok tani tersebut agar
mendapatkan bantuan dari pemerintah dan Pak Suhardi juga tidak bisa terlalu
aktif pada kelompok tani tersebut karena memiliki juga pekerjaan sampingan
yaitu sebagai buruh angkut pasir.
Jadi, Pak Suhardi tetap berperan dalam masyarakat selain sebagai petani.
Beliau tetap aktif dalam pembangunan Desa Limappoccoe terutama di Dusun
Mappasaile.
6. Penutup
Desa Limapoccoe merupakan daerah dengan mayoritas masyarakatnya bekerja
sebagai petani. Selain sektor pertanian di desa ini juga terdapat peternakan,
perkebunan, perikanan, dan juga daerah hutan. Di desa ini juga telah
menggunakan teknologi yang cukup maju dan modern, petani disana telah
menggunakan alat alat seperti traktor dan lain sebagainya. Sistem pengairan lahan
pertanian di desa ini masih sangat bergantung pada alam yakni menggunakan
sistem tadah hujan. Sehingga petani hanya mampu berproduksi hanya saat musim
hujan saja, dimana lahan mereka mendapat persediaan air yang cukup.
Responden yang terdapat di Desa Limappoccoe bernama Pak Suhardi dan
mempunyai status dalam struktur pertanian sebagai petani penggarap dengan
sistem bagi hasil dan status di luar pertanian adalag sebagai masyarakat biasa
yang membantu pembangunan Desa Limappoccoe.