Referat Word - Sutomo - Gambaran Radiologi Atelektasis
Referat Word - Sutomo - Gambaran Radiologi Atelektasis
Dosen Pembimbing :
dr. Yvonne N. J. Palijama, Sp. Rad. MARS.
Disusun oleh :
Sutomo
2065050098
PENDAHULUAN
Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 1994 secara kesuluruhan telah terjadi
74,4 juta penderita yang mengalami atelectasis. Terdapat sekitar 5.5 juta penderita atelectasis
di Amerika, di Jerman sendiri terdapat sekitar 6 juta penduduk yang menderita atelectasis.
Ankga yang cuuckp besar tersebut terhitung besar seingga membutuhkan perhatian secara
komprehensif bio psiko social dan spiritual.2
Atelectasis sendiri di Indoneisa ditemukan sejak tahun 1971 dan terus berkembang
hingga saat ini. Penyebaran ke seluruh provinsi di Indonesia dicatatkan pada tahun 1980. Pada
penelitian yang dilakukan pada tahun 2003 sendiri dicatat sebebsar 23,87 angka insidensi
(incidence rate).2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.ANATOMI PARU-PARU
Saluran pernafasan terbagi menajadi dua, yaitu saluran pernfasan atas dan
saluran pernafasan bawah. Saluran pernafasan atas terdiri dari hidung dan faring untuk
saluran pernafasan bawah terdiri dari laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveolus.3
Paru-paru merupakan organ penting pada proses respirasi, jumlahnya ada dua,
terletak di samping kanan dan kiri mediastinum, dan terpisah satu saa lain oleh jantung
dan organ lain pada mediastinum. Paru-paru memiliki area permukaan alveolar kurang
lebih seluasa 40 m2 untuk menjalankan proses pertukaran udara.3
Karakter dari paru sendiri yaitu berpori-pori, kenyal ringan, mengapung di air,
dan elastis. Permukaannya halus, bersinar, dan membentuk bebrapa daerah polyhedral,
ang menunjukan lobules organ: masing-masing daerah dibatasi oleha garis-garis yang
lebih ringan (fisura). Paru kana dibagi leh fisura transversa dan oblique menjadi tiga
lobus: lobus atas, tengah dan bawah. Sedangkan paru kiri memiliki fisura oblikua dan
dua lobus, yaitu lobus atas dan lobus bawah.3
Dalam anatomi normal, pulmo dextra sedikit lebih besar dibandingkan dengan
pulmo sinistra, karena mediastinum medium, yang berisi jantung lebih menonjol ke kiri
dibanding ke kanan. 3
Tiap pulmo memiliki bentuk separuh kerucut, yang terdiri dair bagian puncak
yang disebut apeks, bagian dasar yang disebut basis, tiga perbatasan dan dua
permukaan. Apeks memiliki permukaan halus dan tumpul. Puncak apeks menonjol ke
atas dan ke dalam leher sekitar 2,5cm diatas klavikual. Basis paru memiliki permukaan
luas, konkaf, dan terletak di atas diafragma. Diafragma sebelah kanan lebih tinggi
daripada sebelah kiri, kecenguna dasar paru kanan lebih dalam dari yang sebelah krii.
Basis paru turun selama inspirasi dan naik selam ekspirasi. Apex paru terletak pad
tulang iga pertama dan berada d dalam pangkal leher.3
Setiap paru-paru mempunyai apek dan basis. Pembuluh darah paru-paru dan
bronchial, saraf dan pembuluh darah limfe memasuki tiap paru-paru pada bagian hilus
dan membentuk akar paru-paru.3
Paru-paru memiliki bronkus untuk masing-masing paru kiri dan paru kanan.
Bronkus merupakan perpanjangan dari trakea dan memiliki struktur yang sama yaitu
disokong oleh cincin tulang rawan yang erbentuk seperti sepatu kuda. Struktur
keduanya dianalogikan sebagai suatu pohon dan olehkarena itu dinamakn pohon
trakeobronkial. Bronkus terdiri dari bronkus kiri dan kanan yang tidak simetris, bronkus
kanan lebih pendek dan lebar daripada bronkus kiri. Bronkus kemudian masuk ke dalam
paru dan bercabang sesuai lobus dari masing-masing paru yang disbeut bronkus lobaris
dan bronkus segmentalis, terus bercabang hingga percabangan ynag lebih kecil dan
dinamakan bronus terminalis. Bronkus terminalis mengandung alveolus dan asinus
ynag merupakan tempat pertukaran gas.3
Radiks setiap paru adalah kumpulan struktur tabung pendek yang bersama
melekatkan paru ke struktur-struktur di mediastinum. Radiks tertutup oleh selubung
pleura mediastinalis yang terefleksi ke permukaan paru sebagai pleura visceralis.
Daerah yang dibatasi oleh refleksi pleura di permukaan medial paru adalah hilum,
tempat struktur-struktur masuk dan keluar.
Arteria pulmonalis
Dua venae pulmonales
Satu bronchus principalis
Pembuluh-pembuluh darah bronchialis
Nervi
Lymphatici
Biasanya, arteri pulmonalis dextra dan sinistra berada di bagian superior hilum,
vena pulmonales di bagian inferior, dan bronchus berada di bagian posteriornya.
Pulmo Dextra
Pada Paru kanan terdapat tiga lobus dan dua fissura. Normalnya, lobus bergerak
bebas terhadap satu dengan yang lain karena terpisah, sampai di hilum, oleh invaginasi
pleura visceralis. Invaginasi ini membentuk:
Fissura obliqua memisahkan lobus inferior dari lobus superior dan lobus medius pulmo
dextra.
Fissura horizontalis memisahkan lobus superior dari lobus medius.
Pulmo Sinistra
Paru sinistra lebih kecil dibandingkan dengan paru kanan dan hanya memiliki
dua lobus yang terpisah oleh fissura obliqua. Permukaan terbesar lobus superior
berkontak dengan bagian atas dinding anterolateral dan apex lobus ini berproyeksi ke
dalam pangkal leher. Facies costalis lobus inferior berkontak dengan dinding posterior
dan inferior. Dari margo anterior bagian bawah lobus superior, pemanjangan berbentuk
seperti lidah dan berproyeksi di atas tonjolan cor.
Cor
Arcus aortae
Aorta thoracica
Esphagus
Vaskularisasi
Paru memiliki dua sistem arteri, yaitu arteri pulmonalis dan arteri bronkialis.
Arteri pulmonalis memiliki percabangan dua buah mengikuti bronkus utama kanan dan
bronkus utama kiri dan bercabang-cabnag lagi membentuk ramifikasi untuk memasok
darah ke bagian interstitial paru. Pada pembuluh darah arteri pulmonalis memiliki ujung
akhir. Tekanan darah pada arteri pulmonalis sangat rendah sehingga memungkinkan
pertukaran gas dengan baik, sedankgan pada ateri bronlkialis tekanan lebih tinggi
dibandingkan dengan arteri pulmonalis. Pada pembuluh darah arteri bronkialis
percabnagannya tidak memiliki ujung akhir. Darah yang dipasok oleh arteri bronkialis
sampai ke saluran pernafasan, septa interlobular, dan pleura. Sepertiga darah yang
meninggalkan paru melalui vena azigos menuju vena cava sedangkan yang dua pertiga
lagi melalui vena pulmonasi ke atrium kiri.4
Inervasi
Paru diinervasi oleh saraf parasimpatis nervus vagus dan saraf simpatif.
Otot polos saluran pernafasan diinervasi oleh nervus vagus aferen, nervus vagus
eferen kolinergik posganglionik. Pleura parietalis diinervasi oleh nervus
interkostalis dan nervus frenikus, sedangkan pada pleura viseralis tidak terdapat
inervasi.4
Gambar 2.3 Saraf yang mempersarafi paru-paru
2.2.ATELEKTASIS
2.2.1. DEFINISI ATELEKTASIS
Atelectasis merupakan keadaan seluruh atau sebagian dari paru yang
mengalami hambatan berkembang secara sempurna sehingga berkurangnya
aerasi paru atau tidak sama sekali berisi udara. Atelektasi juga dapat diartikan
sebagai hilangnya sebagian atau seluruh volume paru, yang mengarah pad
meningkatnya densitas pada paru. Pada hasil pemeriksaan radiologi thoraks
paru normal, udara akan tampak berwarna hitam di dalam paru. Pada atelectasis
5
tampak warna putih (dense atau opaque) pada bagian dari paru.
a. Elevasi diafragma
Elevasi diafragma terjadi akibat kehilangan
volume di daerah ipsilateral. Umumnya
atelektasis di daerah lobus bawah daripada
atelektasis lobus atas. Walaupun sangan sulit
untuk melihat daerah lobus bawah akibat adanya
suatu konsolidasi. Untuk mendiagnosis harus
mengetahui posisi normal diafragma.
Hemidiafragma lebih tinggi 2 cm daripada
hemidiafragma kiri pada orang normal sekitar 90
%.9,10
b. Pergeseran mediastinum
Pergeseran mediastinum terjadi dengan
atelektasis. Pergeseran mediastinum anterior
biasanya terjadi dengan kolaps lobus atas dan
mudah dikenal dengan pergeseran dari trakea.
Pergeseran dari jantung dan mediastinum
posterior tampak dengan atelektais lobus
bawah.8,9
c. Compensatory overinflation
Compensatory overinflation dari paru normal
pada satu sisi dengan terjadi atelektasis akibat
dari peningkatan volume dan penurunan dari
densitas dari paru. 9,10
d. Pergeseran hilus
Pergeseran dari hilus terjadi akibat atelektasis
didaerah lobus atas atau lobus bawah. Elevasi
dari hilus akibat dari kolaps pada lobus atas.
Hilus kiri lebih tinggi dari hilus kanan pada
keadaan normal. Jika kedua hilus berada pada
posisi sama terjadi akibat kolaps dari lobus atas
kanan atau kolaps dari lobus bawah kiri.8,9
e. Reorientation of the hilum or bronchi
berhubungan dengan pergeseran dari hilus.
Dengan kolaps pada lobus atas , hilus berputar
keluar dan arteri pulmonal descending dan
bronkus kelihatan vertikal daripada normal dan
lebih mudah terlihat .9,10
f. Approximation of ribs
Pada iga-iga didaerah ipsilateral akan saling
mendekati satu sama lain oleh karena adanya
kehilangn volume paru. Walaupun gambaran ini
bisa terlihat pada penderita dengan kolaps ,
gambaran atelektasis lain selalu terlihat ; jangan
mendiagnosis berdasarkan tanda hanya
pendekatan antara iga-iga ini.10,11
g. Peningkatan opasitas paru
Peningkatan opasitas dari paru bisa terlihat tetapi
tidak begitu spesifik. Ini menunjukkan bahwa
tidak adanya udara di jarungan paru. 9,10
h. Tidak ada air broncogram
Pada penderita dengan konsolidasi paru tidak
tampak air bronchogram . Ini menunjukkan
terjadinya obstruksi bronkus didaerah sentral .
Adapun, air bronchogram bisa terjadi dari
obstruksi bronkus didaerah sentral atau
resorption atelectasis dan mungkin juga akibat
dari mucus plaque didaerah perifer.
i. Mucous bronchogram
Mucous bronchogram terjadi akibat dari
obstruksi pada bronkhus. Gambaran CT
menunjukkan low attenuation mukus dan terjadi
obstruksi di bronkus.
j. Tanda indirect dengan tipe spesifik pada
atelektasis
Tanda indirect yang lain dari atelektasis yang
diikuti oleh tipe yang spesifik dari atelektasis
termasuk :
Golden’s S sign : Atelektasis lobus bawah
atas
Juxtaphrenic peak : Atelektasis lobus
atas.
Luftsichel sign : Atelektasis lobus atas
kiri.
Flat waist sign : Atelektasis lobus bawah
kiri.
Comet tail sign : Rounded atelectasis.8,9
Secara umum, kolaps lobus pada konfigurasi ‘fanlike’ dengan basal dari
‘fan-shaped triangle’ berlabuh/menetap pada permukaan pleura dan apeks
segitiga pada hilum6
Pada lobus yang tidak terpengaruh akan mengalami hiperinflasi akibat
kompensasi yang berfungsi untuk mengisi sebelah rongga dada yang
terpengaruhi, dan hiperinflasi yang terjadi akan membatasi besar pergeseran
dari struktur dada yang mobile.6
Atelectasis lobus atas paru kanan6
o Pada frontal radiografi
Terdapat pergeseran ke arah atas dari fissure minor
Terdapat pergeseran trakea ke arah kanan
o Pada lateral radiografi
Terdapat pergeseran ke arah atas dari fissure minor dan
pergeseran kea rah depa dari fissure mayor
o Jika terdapat massa yang cukup besar pada hilum bagian kanan,
maka dapat terjadi atelectasis pada lobus atas paru kanan,
combinasi dari massa pada hilus dan akan mengambarkan
karakteristik S Sign of Golden
Gambar 2.4 atelektasis lobus atas paru kanan.
Gambar 2.9 Atelektasis lobus atas paru kanan dan kiri akibat pemasangan endotrakeal tube
Atelectasis subsegmental6
o Memberi gambaran densitas yang linear dengan ketebalan
bervariasi biasanya terdapat parallel dengan diafragma,
ditemukan pada dasar paru
o Paling sering terjadi pada seseorang yang menggunakan belat,
pasien postoperative, dan memiliki nyeri dada pleuritic
o Berhubungan dengan deaktivasi surfaktan
o Terlihan identical dengan proses garis linear scarring yang
kronis, dan menghilang dalam beberapa hari namun bekas luka
akan menetap
Gambar 2.12 Atelektasis akibat kompresi Gambar 2.13 Atelektasis akibat kompresi
KESIMPULAN
Semua jenis atelectasis disebabkan oleh hilangnya volume udara dalam paru, namun
gambaran radiografi nya akan berbeda sesuai dengan jenis-jenis dari atelectasis. Tiga jenis
atelectasis yang paling sering dijumpai adalah tipe subsegmental, kompresi atau atelektasi
pasif, dan atelectasis obstruktif.
Atelektasis subsegmental biasanya terjadi pada pasien yang tidak tebiasa mengambil nafas
dalam dan memberi gambaran radiologi densitas berbebntuk linear dan biasanya terdapat pad
dasar paru. Atelectasis kompresi terjadi jika terjadi miskin inspirasi dan menyebabkan kolpas
paru yang diakibatkan oleh efusipleura atau pneumothoraks. Ketika abnormalitas yang
mendasari diobati maka paru akankembali mengembang dan sehat. Pada round atelectasis
biasanya paru tidak dapat mengembang kembali walaupun efusi pleura sudah hilang, yang
diakibatkan penyakit paru pendahulu. Round atelektasi dapat memberi gambaran lesi seperti
tumor pada pemeriksaan radiografi dan dapat memiliki gambaran sama dengan tumor.
Atelectasis obstruktif terjadi pada distal pada lesi yang menghambat pada pohon
bronkias dikarenakan reabsorbsi dari air pada ruang udara distal melalui bantalan pulmonary
kapiler. Atelectasis obstruktif memiliki pola kolaps yang dapat dikenali dan kosisten
berdasarkan dari asumsi bahwa plura visceral dan pleura parietal tetap bersentuhan satu sama
lain dan setiap lobus dari paru terfiksasi di dekat hilum. Tanda dari atelectasis obsturiktif
termasuk perpindahan fissure, peningkatan densitas dari paru yang terpengaruh, pergeseran
dari struktur bergerak pada thorax menuju bagian atelectasis dan terjadi inflasi kompensasi dari
paru yang ipsilaterl atau kontralteral.
Atelectasis cenderung akan sembuh dengan cepat jika prosesnya akut, semakin berat
prosesnya, maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh
DAFTAR PUSTAKA
1. Woodring JH, Reed JC. Types and mechanisms of pulmonary atelectasis. Vol. 11,
Journal of Thoracic Imaging. 1996. p. 92–108.
3. Drake, R. L., Vogl, A, W., et al. 2014. Gray Dasar-Dasar Anatomi. Elsevier. Singapura:
82-90
6. Herring W. Learning Radiology Recognizing The Basics. Edisi 3. USA: Elsevier, 2016.
12. Kella, A.A., Despande, SB Pulmonary surfactants anda their role in phatofisiology of
Lung disorders. Indian journal.2013