Bab Iii
Bab Iii
Bab Iii
METODOLOGI PENELITIAN
Aster Argis
gdem 10.4.1
1
Map Flow
Stream Link
Algebra Accumulation
Setelah data aster gdem didapatkan, pertama adalah memotongnya agar sesuai dengan
wilayah penelitian. Pemotongan citra menggunakan tools extract by mask. Kemudian
mengkondisikan kesalahan - kesalahan pada gdem. Yaitu menghilangkan flat area dan
cekungan - cekungan untuk menjamin konektivitas jaringan sungai, sehingga aliran
sungai tetap kontinu dari hulu ke hilir. Pada DEM biasanya terdapat cekungan yang
mungkin mempresentasikan suatu danau, lembah atau keberadaan sungai. Bisa juga
terdapat flat area yang melambangkan wilayah datar. Meskipun hal ini sebenarnya
merupakan representasi nyata dari keadaan alam yang sebenarnya, tetapi kurang
menguntungkan untuk permodelan hidrologi.
Dari hasil Flow Accumulation, kemudian dihasilkan jaringan sungai. Jaringan sungai
dibuat dengan data dari Flow Accumulation kemudian dikalkulasikan dengan metode
Map Algebra yang telah tersedia pada toolbox hidrologi. Dari jaringan sungai tersebut
kemudian ditentukan titik persimpangannya untuk kemudian ditentukan ordo sungai pada
tool Stream Link pada tollbox hidrologi. Penentuan ordo sungai pada tool ini
menggunakan klasifikasi Horton, dimana sungai awal adalah ordo satu dan setiap
pertemuan ordo satu adalah ordo dua dan setiap pertemuan ordo dua adalah ordo tiga dan
2
seterusnya. Terakhir adalah deliniasi subDAS berdasarkan tiap ordo tersebut
menggunakan Archidro pada Arcgis.
a. Peralatan di Lapangan
- Peta Topografi
- Palu Geologi
- Kompas
- GPS (Global Positioning System)
- Papan Scanner
- Buku Lapangan
- Kamera
- Alat Tulis
3
Pada tahap ini dilakukan analisis deskriptif dan analisis keruangan tentang karakteristik
masing - masing variabel morfometrik tiap DAS untuk melihat karakteristik morfometrik
yang terbentuk.
- Seperangkat Komputer/Laptop
- Perangkat Lunak ArcGis 10.4.1
- Printer
4.1Analisis Morfometri
4
5.1 Diagram Alir Penelitian
Editing
Batas DAS
5
6.1Rencana Jadwal Penelitian
Adapun rencana jadwal kegiatan penelitian dilihat pada Tabel 3.4 yaitu:
6
DAFTAR PUSTAKA
Allen, G.P. and Chambers. J. L.C, 1998, Sedimentation in the Modern and Miocene
Mahakam Delta, Indonesian Petroleum Association Proceeding, Jakarta, Indonesia.
Bachtiar, A., Kurniawan, E., dan Widodo, K.S., 2003. Regional Kutai Basin and
Mahakam Delta Field Trip, Guide Book, PT. GDA Daya Ayfedha.
Bate, Dominikus Victorius. 2018. Analisis Risiko dan Mitigasi Bencana Tanah Longsor
di Kecamatan Cibal Kabupaten Nusa Tenggara Timur. Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.
Faizana, Fina dkk 2015. Pemetaan Risiko Bencana Tanah Longsor Kota Semarang.
Program Studi Teknik Geodesi. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro:
Semarang.
Fauziy, Okky Ahmad. 2015. Prioritas Penanganan Penurunan Badan Jalan (amblasan)
Pada Ruas Jalan Nasional Sumedang-Cijelag Provinsi Jawa Barat. Program Studi
Teknik Sipil. Universitas Katolik Parahyangan: Bandung.
Modul Validasi Peta Rencana Detail Tata Ruang. Badan Informasi Geospasial.
Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor Peraturan Mentri Pekerjaan
Umum NO.22/PRT/M/2007: Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
Penataan Ruang.
7
Prahasta, Eddy 2001. Sistem Informasi Geografi. Nova. Bandung.
Raharjo, Puguh Dwi dkk. 2014. Penggunaan Model Analytical Hierarchy Process untuk
Penentuan Potensi Ancaman Longsor Secara Spasial. UPT Balai Informasi
Konservasi Kebumian Karangsambung LIPI.
Supriatna S., Sukardi R., Rustandi E., 1995, Peta Geologi Lembar Samarinda,
Kalimantam Timur, Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Umar, dkk 2017. Buku Penuntun Kuliah Lapangan 2017. Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman.
Utomo, Waluyo Yogo. 2013. Analisis Potensi Rawan (Hazard) dan Risiko (Risk)
Bencana Banjir dan Longsor (Studi Kasus Provinsi Jawa Barat). Skripsi.
Diterbitkan. Sekolah Pascasarjana. Institut Teknologi Bandung: Bandung.