[go: up one dir, main page]

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
183 tayangan4 halaman

FS Pantai

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 4

DAYA TARIK PANTAI TIRIS SEBAGAI DESTINASI WISATA PANTAI DI

INDRAMAYU

BAB I
PENDAHULUAN

Sektor pariwisata ditetapkan sebagai sektor yang penting untuk


dikembangkan secara sinergi sebagai sektor unggulan. Melalui pendekatan
pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) perlu sinergi, antara upaya
pelestarian alam dan budaya beserta warisannya untuk menunjang percepatan
pembangunan nasional, khususnya di wilayah Indonesia. Pemanfaatan alam dan
budaya di sektor pariwisata terus berkembang, namun besarnya potensi
sumberdaya alam dan budaya yang tersebar di hampir 17 ribu pulau di Indonesia
belum dimanfaatkan sesuai dengan potensi yang dimiliki masing - masing destinasi.

Pembangunan sektor pariwisata dilakukan dihampir seluruh wilayah


Indonesia. Dengan ditetapkannya beberapa destinasi wisata baru oleh pemerintah,
maka potensi di setiap destinasi menjadi hal utama untuk dipahami dalam
mendukung kesiapan destinasi menerima jumlah kunjungan wisatawan, terutama
wisatawan mancanegara, yang pada tahun 2019 ditargetkan mencapai 20 juta.
Potensi wisata yang dimiliki oleh Pantai Tiris, Kabupaten Indramayu sebagai salah
satu destinasi yang masuk dalam kawasan strategis pariwisata Kabupaten
Indramayu dan destinasi baru yang ada di Kabupaten Indramayu, tentunya memiliki
daya dukung yang berbeda dengan kawasan lain yang dikembangkan.

Pantai tiris yang terletak di Kabupaten Indramayu, merupakan wilayah yang


termasuk ke dalam administrasi Desa Pabean Ilir, Kecamatan Pasekan, Kabupaten
Indramayu sudah sejak zaman dahulu kala, serta memiliki sejarah sebagai kawasan
basis pertahanan Jepang selama perang dunia II sebagai tempat persembunyian
Nakamura (tentara Jepang) selama bertahun - tahun. Sejarah inilah yang menjadi
daya tarik tersendiri di Pantai Tiris yang dapat dikembangkan sebagai salah satu
destinasi untuk menarik minat wisatawan berkunjung. Berdasarkan latar belakang
Pantai Tiris sebagai destinasi baru yang akan di kembangkan oleh Pemerintah
Kabupaten Indramayu, maka kesiapan Pantai Tiris perlu dianalisa dari sisi Study
Kelayakannya dengan komponen pariwisata 4A (attractions, accessibilities,

1
DAYA TARIK PANTAI TIRIS SEBAGAI DESTINASI WISATA PANTAI DI
INDRAMAYU

amenities dan ancillary) menurut Cooper dkk (2005), sehingga dapat disusun
strategi untuk menentukan rancangan kunjungan wisatawan ke Pantai Tiris.

Dalam studi lain yang dilakukan Lamoureux (2014), tahapan analisis


kesiapan destinasi pada wilayah yang dikembangkan sebagai destinasi wisata,
tourism assessment process dilakukan menggunakan model yang dikembangkan
Gutierrez (2010). Dalam hal ini, model yang dikembangkan Gutierrez, digunakan
juga untuk menganalisis potensi pariwisata di Kabupaten Indramayu. Model
tersebut menunjukkan proses yang dilakukan untuk menganalisis potensi pariwisata
yang penggunaannya disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Kesiapan destinasi dipengaruhi oleh beragam faktor, atraksi, kesenian dan


budaya lokal merupakan faktor yang paling dasar bagi suatu destinasi. Atraksi
dapat berupa tangible dan intangible. Atraksi tangible natural seperi pemandangan
yang indah, danau, hutan, taman, pantai, air terjun, gua atau binatang. Atraksi
intangible kultural berupa kehidupan tradisional, ritual, upacara keagamaan,
festival, events, seni dan musik, tarian, makanan daerah atau aktivitas ekonomi
masyarakat (nelayan, petani). Atraksi intangible dapat berupa tatanan kehidupan.
Atraksi sejarah, bangunan heritage (benteng, istana, museum, gereja, masjid,
candi, areal arkeologi, monumen, pemakanan, rumah tempat orang ternama, kota
bersejarah, desa. Aktivitas rekreasi terdiri dari naik perahu, treking, naik gunung,
menyelam, snorkeling, melihat kehidupan hutan, bird watching, piknik, berjemur,
relaksasi, berenang, sport dan permainan lain (Gutierrez, 2010). Ayu (2014)
menambahkan bahwa komunitas dapat menjadi sumberdaya pariwisata.
Masyarakat dan lingkungan menawarkan alam, budaya dan bahkan kegiatan
ekonomi menjadi komoditas pariwisata bagi wisatawan. Interaksi masyarakat
dengan wisatawan diperlukan dalam membangun pariwisata berkelanjutan untuk
jangka panjang.

Keterlibatan masyarakat merupakan kunci sukses pembangunan destinasi


wisata agar dapat bertahan lama dan memiliki pengunjung yang banyak, namun
perlu dipertimbangkan keterlibatan masyarakat, sehingga pembangunan destinasi
tidak mengganggu kualitas masyarakat dimana destinasi dikembangkan. Bentuk

2
DAYA TARIK PANTAI TIRIS SEBAGAI DESTINASI WISATA PANTAI DI
INDRAMAYU

keterlibatan masyarakat berupa pertimbangan isu - isu yang berhubungan dengan


keramaian di tempat tradisi, perubahan tatanan masyarakat, peningkatan komoditas
dan perubahan lingkungan alam (Gutierrez, 2010). Dalam asesmen ini, keterlibatan
masyarakat akan memudahkan proses asesmen kesiapan destinasi melalui peran
serta memberikan informasi mengenai potensi masyarakat yang belum diterima dari
sumber lain.

Lebih jauh, Gutierrez (2010) menjelaskan bahwa dalam melakukan asesmen


suatu destinasi untuk siap menjadi destinasi wisata, diperlukan persiapan berupa
analisa atau observasi destinasi untuk mendapatkan pemahaman dan fokus terhadap
destinasi tersebut. Tahap awal asesmen dibagi dua, yaitu tahap persiapan asesmen
dan tahap penilaian kesiapan. Tahap I asesmen terdiri dari pengumpulan data
berupa data kondisi fisik, terdiri dari kondisi geografis, lingkungan, keragaman
lingkungan, data sosial berupa profil populasi, sejarah, latar belakang budaya, data
kebijakan mengenai politik dan ekonomi, lingkungan industri pariwisata seperti
atraksi yang sudah dikenal, hotel, pelayanan, trend umum kedatangan wisatawan.
Tahap II asesmen berisi dua tahap penilaian sebagai berikut.

1. melibatkan pelaku masyarakat dalam proses asesmen, dan


2. melakukan asesmen.
Melibatkan pelaku masyarakat lokal dalam penilaian proses dapat sangat
membantu dalam memberikan penilaian dan melaksanakan penilaian terhadap
kesiapan suatu destinasi (Gambar 1).

3
DAYA TARIK PANTAI TIRIS SEBAGAI DESTINASI WISATA PANTAI DI
INDRAMAYU

TOURISM ASSESSMENT PROCESS


PHASE 1
PREPARATION
DESTINATION REVIEW
PHYSICAL SOCIAL CONTEXT

POLICY TOURISM INDUSTRY

PHASE 2
ASSESSMENT

LOCAL STAKEHOLDER INVOLVEMENT

ATTRACTIONS INFRASTRUCTURE MARKET SUPPLY &


INVENTORY & SERVICE DEMAND COMPETITIVENESS

HUMAN & SOCIO-ECONOMIC, CULTURAL ENVIRONMENTAL &


INSTITUTIONAL & NATURAL RESOURCE USE BIOOIVERSITY FOOTPRINT
CAPACITY

COST BENEFIT

PHASE 3
RECOMENDATIONS
REPORTING & FEEDBACK
FEEDBACK

COCLUSIONS NEXT STEPS

Gambar 1 Tourism Assessment Process


Sember : Gutierrez, 2010

Anda mungkin juga menyukai