Study Aids & Test Prep > Language Exams">
[go: up one dir, main page]

Konsep Analisa Diri

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

 

Konsep Analisa Diri

Analisa adalah penyelidikan tentang kemampuan dan kepribadian seseorang dihubungkan


dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996)
Analisa diri pada perawat adalah proses stimulasi untuk menentukan keberhasilan setiap
tindakan yang dilakukan oleh perawat (Nursalam, 2002).
Analisa adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai pada sesuatu
( Wayan Nurkancana, 1991).
Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk berdaptasi secara positif terhadap
stress yang dialami. Instrumen utama yang dipakai adalah diri perawat sendiri, jadi analisa
diri sendiri merupakan dasar utama untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas.

Fungsi analisa diri pada perawat adalah :

1. Untuk mengetahui taraf kesiapan perawat pada saat menghadapi klien


2. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai oleh perawat setelah
pertemuan dengan klien.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan hubungan kerja antara perawat dan klien dapat
dilanjutkan atau tidak.( Neil Kenworthy, 1994).

Fokus analisa kualitas diri perawat terdiri dari kesadaran diri, klarifikasi nilai, eksplorasi
perasaan, role model dan tanggung jawab  (Keliat, 1999).

1. Kesadaran diri

Kesadaran dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memahami dirinya sendiri,
baik perilaku, perasaan dan pikirannya sendiri.
Untuk dapat mengetahui sampai dimana kesadaran diri sendiri, maka perawat haruslah dapat
menjawab pertanyaan “Siapakah saya ?” perawat seperti apakah saya ?” (Nurjannah, 2005)

Ada empat komponen kesadaran diri yang saling berkaitan terdiri dari komponen psikologis,
fisik , lingkungan dan psikologis :

1. Komponen psikologis,  meliputi pengetahuan tentang emosi, motivasi, konsep  diri


dan kepribadian.
2. Komponen fisik, terdiri dari pengetahuan tentang kepribadian dan fisik secara umum
yang meliputi juga sensasi tubuh, gambaran diri dan potensi fisik.
3. Komponen lingkungan, terdiri dari lingkungan sosiokultural, hubungan dengan orang
lain, dan pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan alam.
4. Komponen filosofi, mencakup arti hidup bagi sesorang , komponen filosofi akan
menjelaskan tentang arti hidup itu bagi seseorang.

Keempat komponen tersebut secara bersama – sama digunakan sebagai alat untuk
meningkatkan keesadaran diri dan pertumbuhan bagi perawat dan klien.

Gambaran kesadaran diri ditunjukkan oleh jendela Johari yang terdiri dari 4 kuadran :

Gambar. II.1

Gambaran kesadaran diri menurut Jendela Johari

1Diketahui diri sendiri dan orang lain 2Hanya diketahui oleh orang lain
3Hanya diketahui diri sendiri 4Tidak diketahui diri sendiri dan
orang lain

Setiap kuadran terdiri dari tingkah laku, perasaan dan pikiran seseorang.

Kuadran satu disebut kuadran terbuka karena tingkah laku, perasaan dan pikiran seseorang
diketahui oleh diri sendiri dan orang lain.
Kuadran kedua disebut kuadran buta karena tingkah laku, perasaan dan pikiran seseorang
diketahui oleh orang lain  tapi dirinya sendiri tidak tahu.
Kuadran ketiga adalah kuadran tersembunyi karena tingkah laku, perasaan dan pikiran
seseorang tentang diri, dimana hanya individu sendiri yang tahu.
Kuadran keempat adalah kuadran yang tidak diketahui yang berisi  aspek yang tidak
diketahui oleh diri dan orang lain  (Stuart & Sundeen, 1998).

Ada tiga prinsip yang dapat diambil dalam memperluas kesadaran diri (Keliat, 1996).

1. Meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya, karena dapat menurunkan


ancaman dari sikap perawat terhadap klien dan membantu klien memperluas dan
menerima semua aspek  kepribadiannya, Tindakan keperawatan yang dilakukan
diantaranya :

1). Tindakan penerimaan yang tidak kaku.


2). Dengarkan klien.
3). Dorong mendiskusikan perasaan dan pikiran klien.
4). Beri respon yang tidak menghakimi.
5). Tunjukkan bahwa klien adalah individu berharga yang bertanggung jawab terhadap
dirinya dan dapat membantu   diri sendiri.

1. Bekerja dengan klien pada tingkat kemampuan yang dimiliki klien, karena tingkat
kemampuan klien seperti kemampuan menilai realitas, kontrol diri atau integritas ego
diperlukan sebagai dasar asuhan keperawatan. Tindakan keperawatan yang dilakukan
diantaranya :
1)  Identifikasi kemampuan yang dimiliki klien

2)  Petunjuk asuhan untuk klien dengan kemampuan minimal :


a)  Mulai dengan penegasan identitas
b) Memberi dukungan untuk menurunkan tingkat kepanikan (cemas)
c)  Pendekatan yang tidak menuntut
d)  Terima dan coba mengklarifikasi komunikasi verbal dan non verbal
e)  Cegah isolasi sosial
f)   Beri batasan pada perilaku yang tidak sesuai
g)  Orientasi ke realitas
h)  Beri pujian dan pengakuan pada perilaku yang tepat
i)  Secara bertahap tingkatkan aktivitas dan tugas

3) Memaksimalkan peran serta klien dalam hubungan terapeutik, karena kerjasama penting
bagi klien untuk menerima tanggung jawab terhadap dirinya dan respon koping yang
maladaptive, tindakan keperawatan yang dilakukan diantaranya

a)  Secara bertahap tingkatkan peran serta klien dalam mengambil keputusan tentang
asuhannya.
b)  Tunjukkan bahwa klien orang yang bertanggung jawab

2. Klarifikasi nilai

Nilai adalah konsep dimana seseorang memiliki standar mengenai hal – hal yang pantas
dilakukan (Stuart & Sundeen, 1998). Konsep tersebut dibentuk sebagai hasil dari pengalaman
dengan keluarga , teman, budaya, pendidikan, kerja, relaksasi dan lainnya (Nurjannah, 2005).
Yang dimaksud dengan klarifikasi nilai adalah metode dimana seseorang menemukan nilai-
nilainya sendiri dengan mengkaji, mengeksplorasi, dan menentukan nilai – nilai pribadi dan
bagaimanan nilai tersebut digunakan sebagai acuan dalam mengambil keputusan.
Pemahaman tentang nilai diri diklarifikasikan oleh nilai individu dengan cara mengkaji,
eksplorasi, imajinasi, serta merujuk pada tujuan akhir (Covey, 1997, dikutip dari Nurjannah,
2005).
Perawat dapat melakukan klarifikasi nilai dengan beberapa tahap sebagai berikut (Taylor dkk,
1997, dikutip dari Nurjanna, 2005):

1. Pemilihan

1).  Kebebasan untuk memilih kepercayaan


2).  Mengenal dan mengakui bahwa seseorang mempunyai pilihan lain
3).  Kepercayaan bahwa menghargai setiap orang akan memberikan konsekuensi terbaik bagi
dirnya dan untuk semua masyarakat

1. Penilaian

1)      Merasa bebas dan bahagia dengan pilihannya


2)      Dapat mempertahankan nilai

1. Tindakan
1)      Mengaplikasikan nilai – nilai ini pada praktek
2)      Berusaha secara konsisten untuk menghargai orang lain dalam kehidupan pribadi dan
profesional

3. Eksplorasi perasaan

Eksplorasi diri adalah keterbukaan dan kesadaran terhadap perasaan perawat dan dapat
mengontrol  agar perawat dapat menggunakan dirinya secara terapeutik ( Stuart & Sundeen,
1987, dikutip dari Keliat, 1996).
Eksplorasi diri merupakan kesadaran diri perawat bagaimana cara memperlihatkan model
pada klien  sehingga tidak memberi efek negatif pada saat hubungan perawat klien (Keliat,
1996).
Ada 4 (empat) prinsip yang dapat diambil dalam mengeksplorasi diri perawat :

1. Membantu klien untuk menerima perasaan dan pikirannya, karena jika perawat
memperlihakan perhatian dan penerimaannya terhadap perasaan dan pikiran klien,
maka klien juga melakukannya.

1)      Dorong klien mengekspresikan emosi, keyakinan, perilaku dan pikiran secara verbal
dan non verbal.
2)      Gunakan respon terapeutik dan respon empati
3)      Catat pikiran logi dan tidak logis

1. Menolong klien menjelaskan konsep dirinya dan hubungan dengan orang lain melalui
keterbukaan – keterbukaan, karena keterbukaan dan pengertian tentang persepsi
sendirilah prasyarat untuk berubah. Tindakan keperawatan  yang dilakukan antara lain
:

1)      Peroleh persepsi tentang kekuatan dan kelemahan


2)      Bantu klien untuk menguraikan ideal diri
3)      Identifikasi kritik diri
4)      Bantu untuk menguraikan hubungannya dengan orang lain

1. Sadari dan kontrol perasaan anda atau perawat, karena kesadaran diri perawat
merupakan cara untuk memperlihatkan model pada klien  sehinggga tidak
memberikan efek negatif pada hubungan perawat klien. Tindakan keperawatan yang
dilakukan diantaranya :

1)      Terbuka pada perasaan sendiri

2)      Mengungkapkan diri secara terapeutik dengan cara:


a)      Mengungkapkan perasan dengan klien
b)      Verbalisasi bagaimana perasaan orang lain
c)      Bercermin pada persepsi dan perasan klien

1. Memberi respon empati bukan simpati dan tekankan bahwa kekuatan untuk berubah
ada pada klien karena simpati menguatkan pandangan negatif klien. Perawat harus
mengatakan bahwa kehidupan klien harus dibawah kontrolnya. Tindakan keperawatan
yang dilakukan antara lain:
1)      Pakai cara – cara empati , evaluasi diri tentang simpati
2)      Menguatkan klien bahwa dia berguna dalam memecahkan masalahnya
3)      Tunjukkan secara verbal dan perilaku  bahwa klien bertanggung jawab terhadap
perilakunya termasuk
perilaku maladaptif dan adaptif
4)      Diskusikan cakupan pilihan, area kekuatan, dan sumber – sumber yang tersedia untuk
klien
5)      Pakai sumber daya keluarga  dan kelompok untuk memfasilitasi penyelidikan klien
6)      Bantu klien untuk mengerti sifat konfilik dan cara maladaptive yang dilakukan klien
untuk mengatasinya.

4.  Role model

Kemampuan menjadi model juga berarti bahwa perawat mampu melaksanakan nilai – nilai
yang telah ditetapkan  sebagai standarnya, dimana nilai – nilai itu sesuai dengan prinsip yang
benar.
Perawat dapat menjadi model apabila perawat tersebut dapat memenuhi  dan memuaskan
kehidupan pribadi serta tidak didominasikan oleh konflik, distress, atau pengingkaran dan
memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang sehat.
Perawat yang mempunyai masalah pribadi  misalnya ketergantungan obat, hubungan
interpersonal yang terganggu dan lain – lainnya, akan mempengaruhi  kualitas hubungannya
dengan klien (stuart & Sundeen, 1995 , dikutip dari Nurjannah, 2005)

5.  Tanggung jawab

Tanggung jawab merupakan laporan hasil dari segala hasil pelaksanaan atau penyelesaian
tugas – tugas yang menjadi tanggung jawab seorang pegawai baik itu tanggung jawab karena
kewajiban yang harus diselesaikan yaitu tanggung jawab yang harus diberikan kepada atasan,
atau tanggung jawab sebagai penentuan kewajiban yaitu tanggung jawab kepada pengadilan
atau hukum dalam penggunaan otoritas formil (kewenangan) dan penyelesaian tugas – tugas
kewajiban, maupun terhadap tanggung jawab sebagai otoritas real (kewibawaan) yaitu
tanggung jawab untuk memepertanggung jawabkan hasil – hasil pekerjaannya yang menjadi
wewenangnya (Dersala, 1988).
Tanggung jawab pegawai adalah suatu kesanggupan pegawai untuk menyelesaikan tugas –
tugas yang dipercayakan kepadanya dengan    sebaik – baiknya dan tepat pada waktunya serta
berani menanggung resiko dari keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya
(Matutina, 1992

Anda mungkin juga menyukai