Home & Garden > Crafts & Hobbies">
[go: up one dir, main page]

PMR Kemanusiaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

”Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan

keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran,
mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling
pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.”

Mewakili asal-usul Gerakan, prinsip kemanusiaan menyatakan bahwa tidak boleh satupun
pelayanan yang menguntungkan seseorang yang menderita di manapun mereka berada,
ditiadakan. Tujuannya adalah untuk melindungi hidup dan kesehatan serta menjamin
penghargaan terhadap manusia. Di masa damai, perlindungan berarti mencegah penyakit,
bencana atau kecelakaan atau mengurangi efeknya dengan menyelamatkan hidup (mis. pelatihan
Pertolongan Pertama). Di masa perang, artinya adalah pemberian bantuan kepada mereka yang
dilindungi oleh HPI (agar korban tidak meninggal kelaparan, tidak diperlakukan secara semena-
semena, atau tidak menghilang). Kemanusiaan meningkatkan saling pengertian, persahabatan,
kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.

Netralitas dalam menjalankan misi kemanusiaan merupakan komitmen PMI. Sebagai


sebuah organisasi bebas, PMI berpedoman pada dasar-dasar Palang Merah Internasional
(International Red Cross) dan juga Konvensi Jenewa (Geneva Convention atau The Treaty of
Geneva). PMI didirikan dengan berdasarkan asas perikemanusiaan dengan tidak membedakan
bangsa, golongan, agama, dan paham politik. Pelayanan kemanusiaan ini menebus segala batas
dan sekat-sekat sosio kultural.

Spirit menolong sesama tanpa diskriminasi yang dilontarkan Dunant disambut secara
internasional. Pada tahun 1863, diadakan sebuah konferensi di Jenewa yang dihadiri 36 wakil
dari 16 negara. Pada tahun 1864, ditandatanganilah Konvensi Jenewa (Geneva Convention) yang
menekankan beberapa prinsip. Pertama, korban perang (penderita luka akibat perang) harus
dihargai. Kedua, rumah sakit militer harus bersifat netral. Ketiga, personel para medis dan
perlengkapan pelayanannya harus dilindungi. Keempat, sebagai simbol proteksi digunakan
lambang palang merah (red cross).

Komitmen kemanusiaan Palang Merah Internasional teruji selama masa Perang Dunia II.
Saat itu, the International Red Cross Committee mengirim dan mendistribusikan 431.862 ton
parsel, obat-obatan, dan pakaian untuk para korban perang. Selama masa perang itu, komite
membentuk 320 delegasi yang bertugas menolong 4.450 korban. Karena reputasi tersebut,
mereka mendapat hadiah Nobel (Nobel Peace Prize) sebanyak dua kali, pada tahun 1945 dan
1963.
Dalam berbagai kegiatan PMI berkomitmen terhadap kemanusiaan seperti Strategi 2010
yang berisi tentang memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan melalui :

1. promosi prinsip nilai kemanusiaan

2. penanggulangan bencana

3. kesiapsiagaan penanggulangan bencana

4. kesehatan dan perawatan di masyarakat

5. Deklarasi Hanoi (United for Action)

a. penanganan program pada isu-isu penanggulangan bencana

b. penanggulangan wabah penyakit

c. remaja dan manula

d. kemitraan dengan pemerintah

e. organisasi dan manajemen kapasitas sumber daya

f. humas dan promosi

g. Plan of Action

Semua itu merupakan keputusan dari Konferensi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
ke-27 di Jenewa Swiss tahun 1999. Dalam konferensi tersebut Pemerintah Indonesia dan PMI
sebagai peserta menyatakan ikrar di bidang kemanusiaan.

Hal ini sangat sejalan dengan tugas pokok PMI yaitu membantu pemerintah Indonesia di
bidang sosial kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi:

1. Kesiapsiagaan Bantuan dan Penanggulangan Bencana

2. Pelatihan Pertolongan Pertama untuk Sukarelawan

3. Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat

4. Pelayanan Transfusi Darah

Kinerja PMI dibidang kemanusiaan dan kerelawanan mulai dari tahun 1945 sampai dengan saat
ini antara lain sebagai berikut:

1. Membantu saat terjadi peperangan/konflik.


Tugas kemanusiaan yang dilakukan PMI pada masa perang kemerdekaan RI, saat
pemberontakan RMS, peristiwa Aru, saat gerakan koreksi daerah melalui PRRI di
Sumbar, saat Trikora di Irian Jaya, Timor Timur dengan operasi kemanusiaan di Dilli,
pengungsi di Pulau Galang.

2. Membantu korban bencana alam.

Ketika gempa terjadi di Pulau Bali (1976), membantu korban gempa bumi (6,8 skala
Richter) di Kabupaten Jayawijaya, bencana Gunung Galunggung (1982), Gempa di Liwa-
Lampung Barat dan Tsunami di Banyuwangi (1994), gempa di Bengkulu dengan 7,9
skala Richter (1999), konflik horizontal di Poso-Sulteng dan kerusuhan di Maluku Utara
(2001), korban gempa di Banggai di Sulawesi Tengah (2002) dengan 6,5 skala Richter,
serta membantu korban banjir di Lhokseumawe Aceh, Gorontalo, Nias, Jawa Barat,
Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, Pantai Pangandaran, dan gempa bumi di DI
Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah.

Semua dilakukan jajaran PMI demi rasa kemanusiaan dan semangat


kesukarelawanan yang tulus membantu para korban dengan berbagai kegiatan mulai dari
pertolongan dan evakuasi, pencarian, pelayanan kesehatan dan tim medis, penyediaan
dapur umum, rumah sakit lapangan, pemberian paket sembako, pakaian pantas pakai dan
sebagainya.

3. Transfusi darah dan kesehatan

Pada tahun 1978 PMI memberikan penghargaan Pin Emas untuk pertama kalinya
kepada donor darah sukarela sebanyak 75 kali. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
18 Tahun 1980 telah diatur tentang tugas dan peran PMI dalam pelayanan transfusi darah.
Keberadaan Unit Transfusi Darah PMI diakui telah banyak memberikan manfaat
dan pertolongan bagi para pasien/penderita sakit yang sangat membutuhkan darah.
Ribuan atau bahkan jutaan orang terselamatkan jiwanya berkat pertolongan Unit
Transfusi Darah PMI. Demikian pula halnya dengan pelayanan kesehatan, hampir di
setiap PMI di berbagai daerah memiliki poliklinik secara lengkap guna memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara murah.

CONTOH KEGIATAN KEMANUSIAAN YANG TELAH DILAKUKAN PMI

PMI Membantu Korban Gempa Aceh

INILAH.COM, Banda Aceh - Palang Merah Indonesia (PMI) mendistribusikan bantuan


kemanusiaan untuk 352 pengungsi korban gempa Aceh. Mulai dari makanan, selimut, tenda
sampai obat-obatan.

"Siang ini, kami mendistribusikan bantuan berupa 88 paket 'family kit' dan 176 selimut untuk
dibagikan kepada 88 KK atau sekitar 352 warga pengungsi korban gempa di Desa Ulul Mayang,
Kecamatan Teupah Selatan," ungkap Kepala Markas PMI Kabupaten Simeulue, Amir Mahmud,
di Aceh, Kamis (8/4).
Bantuan untuk korban gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter itu merupakan susulan setelah
Rabu (7/4), PMI mendirikan tenda yang menampung 300 pengungsi di Desa Ulul Mayang.
Mengingat, wilayah ini termasuk yang terkena dampak terparah dibandingkan dengan kecamatan
lainnya.

PMI pun terus mengerahkan puluhan anggota Satgana dan personel Siaga Bencana Berbasis
Masyarakat (SIBAT) untuk membantu proses distribusi bantuan di lokasi pengungsian Desa Ulul
Mayang.

PMI Kirim Anggota RDRT Bantu Korban Topan Fengshen, Filipina

Palang Merah Indonesia (PMI) mengirimkan anggotanya yang tergabung dalam RDRT
(Regional Disaster Respon Team). Anggota RDRT dari PMI yang akan diberangkatkan
berjumlah 6 orang. Perlu diketahui, pemberangkatan anggota RDRT ini merupakan
pemberangkatan ke empat kalinya PMI membantu operasi penanganan bencana di wilayah Asia
Tenggara. Sebelumnya PMI telah mengirimkan anggota RDRT ke Filipina untuk membantu
penanganan bencana Badai Durian, ke Bangladesh untuk membantu penanganan bencana Topan
Sidr, serta ke Myanmar untuk membantu operasi penanganan bencana topan Nargis. Khusus
untuk membantu korban bencana topan Nargis di Myanmar, PMI telah memberangkatkan
sebanyak dua tim, yaitu Medical Action Team (MAT) yang berangkat tanggal 2 Juni 2008, serta
RDRT yang berangkat pada tanggal 23 Juni 2008 lalu.

PMI Bantu Evakuasi 33 Korban Kerusuhan di Priok

Sejak Selasa tengah malam kemarin (13/4), relawan PMI Jakarta Utara sudah bersiaga di lokasi
dekat Makam Mbah Priok.  Target kita, bersiaga untuk membantu korban-korban jika saja terjadi
kerusuhan tadi malam. Dan ternyata, kerusuhan mencapai pucaknya Rabu siang tadi (14/4). Ada
banyak korban yang sudah di evakuasi. Bahkan dua unit mobil ambulans PMI juga turut terkena
lemparan batu,” tutur Kepala Markas PMI Jakarta Utara, Dasril Rangkuti (14/4).

Ia menambahkan, sebanyak 10 relawan PMI Jakarta Utara yang terdiri dari satu orang dokter,
dua orang perawat, dan tujuh orang kru ambulans PMI dikerahkan ke lokasi kerusuhan beserta
dua unit mobil ambulans PMI.

Oleh:

• Insani Nashiroh X.8

• Rosyida Nur Bayti Khusna X.8

• Annisa Dwi Astuti X.4

• Fathur Ahmadi X.9


• Wisnu X.7

• Wahyu X.5

Anda mungkin juga menyukai