PENGUKURAN ELEMEN GEOMETRIK ULIR
LAPORAN
Ditulis Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah METROLOGI INDUSTRI
Pada Program Studi D-III TEKNIK MESIN
Oleh :
Agung Firmansyah (131211061)
Asep Saepuloh (131211062)
1 MC
Instruktur :
Sutrimo, Ir
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
PENGUKURAN ELEMEN GEOMETRIK ULIR
Tabel 3.1 Data kondisi ruang laboratorium
Praktikan A : Agung Firmansyah
Instruktur : Bpk.Sutrimo, Ir
Temperatur ruang : 23C
Tanggal praktikum : 28 Mei 2014
Praktikan B : Asep Saepuloh
Asisten laboratorium : Bpk. Ian
Kelembaban : 60%
Tabel 3.2 Data Pengukuran Diameter Mayor dan Jarak Pits Ulir
Mistar ingsut
Pengukuran Diameter Mayor dan Jarak Pits
Kapasitas ukur = 0-150 mm Kecermatan = 0.02 mm
Mikrometer
Kapasitas ukur =0-25 mm
Obyek ukur
Kecermatan = 0.01 mm
Praktikan A
Praktikan B
Mista Mikrometer Beda
r
luar
ingsut
1
3,86
3,86
0
2
3,84
3,86
0,02
3
3,86
3,86
0
drata-rata
3,85
3,86
0,01
Screw pitch gauge
Ulir-1
0,70mm
Diameter
mayor, d ulir
kanan
Jarak pits ; p
Mista Mikromete Beda
r
r luar
ingsut
3,86
3,85
0,01
3,86
3,85
0,01
3,84
3,86
0,02
3,85
3,85
0
Screw pitch gauge
0,70mm
Beda
Praktikan
A&B
0,01
0,01
0,02
0,01
0
Tabel 3.3 Data Pengukuran dengan Profile Proyektor
Pengukuran Diameter Mayor dan Diameter Minor Ulir
Pembesaran : 20x
Kecermatan
mikrometer :
0.001mm
Ulir 1
Praktikan A
Praktikan B
Beda Praktikan A & B
Diameter
mayor ; d
(mm)
Diameter
minor ; d1
(mm)
Diameter
mayor ; d
(mm)
Diameter
minor ; d1
(mm)
Diameter
mayor ; d
(mm)
Diameter
minor ; d1
(mm)
3,759
3,059
3,780
3,096
0,021
0,037
Dibalik
3,759
3,069
3,804
3,086
0,045
0,017
3,792
3,022
3,788
3,060
0,004
0,038
Dibalik
3,809
3,061
3,775
3,062
0,034
0,001
3,771
3,070
3,761
3,040
0,010
0,030
Dibalik
3,805
3,055
3,806
3,038
0,001
0,017
3,7840
Ratarata
3,0598
3,7856
3,0636
0,0016
0,0038
Tabel 3.4 Data Pengukuran Sudut Ulir
Pengukuran sudut ulir
Pembesaran : 20x
Ulir 1
Praktikan A
28
31
59
30
29
59
29
31
60
29
31
60
30
29
59
29
31
60
rata-rata = 59,3
Praktikan B
rata-rata = 59,7
Beda praktikan
A dan B
0,4
Tabel 3.5 Data Pengukuran diameter pits
Pengukuran Diameter Mayor dan Diameter Minor Ulir
Pembesaran : 20x
Praktikan A
Praktikan B
Beda Praktikan A & B
Diameter pits ; d2
(mm)
Diameter pits ; d2
(mm)
Diameter pits ; d2
(mm)
3,521
3,542
0,021
Dibalik
3,521
3,566
0,045
3,554
3,550
0,004
Dibalik
3,571
3,537
0,034
3,533
3,523
0,010
Kecermatan
mikrometer :
0.001mm
Ulir 1
Dibalik
3,567
3,568
0,001
Rata-rata
3,529
3,547
0,018
Tabel 3.6 Perhitungan harga toleransi teoritik standar ulir ISO Metrik
NO
.
Parameter
Dalam ulir; H (mm)
Jarak pits; p
Penyimpangan fundamental daerah toleransi ulir
luar; esg (m) => (mm)
Praktikan A
Praktikan B
0,606221
0,649525
0,70
0,75
-0,023
-0,023
0,138142
0,144949
3,86
3,85
Toleransi d. mayor; Td (6),(m) => (mm)
Diameter mayor; d (mm)
Diameter mayor terbesar; dmaks (mm)
3,85997
3,84998
Diameter mayor mnimum; dmin (mm)
3,721828
3,705031
Toleransi diameter pits; Td2 (6), (m) => (mm)
0,089318
0,091793
Diameter pits; d2 (mm)
2,247336
2,40036
10
Diameter pits terbesar; d2 maks (mm)
2,247313
2,400337
11
Diameter mayor mnimum; d2 min (mm)
2,157995
2,308544
12
Diameter minor; d1 (mm)
3,102222
3,038095
13
Diameter minor terbesar; d1 maks (mm)
1,285177
1,475508
14
Diameter minor mnimum; d1 min (mm)
0,188683
0,226793
ANALISIS DATA
1. Analisis perbandingan dua data pengukuran diameter mayor menggunakan mistar
ingsut
ni
Hasil Pengukuran
xiA -
(xiA -
)2
xiB -
(xiB -
)2
(mm)
1
xA
xB
3,86
3,86
3,84
3,86
0,0000444
444
0,0066666
67
0,0000444
444
0,0001777
78
0,0066666
67
0,0000444
444
0,0000444
444
3,86
3,84
0,0066666
67
3,853
3,853
0,000266667
0,0133333
33
2
fA
SSDA
fB
s2 A
= 0,000133333
3
nA = 3
nB = 3
0,0066666
67
0,0133333
33
0,0001777
78
0,000266667
SSDB
s2 B =
0,000133333
Analisis Perbandingan Dua Data
2
2
1. Pemeriksaan kedua varian ( s A dan s B )
F=
2
u .975 (2 , 2) =
s2 =
s=
1
39,0
0,000133333
0,011547005
F < u2.975 ;
Kedua mahasiswa dianggap
kesalahan rambang
tidak ada perbedaan
(dianggap dalam satu
populasi)
2. Pemeriksaan kedua harga rata-rata (
t=
t.975 (f =4) =
x =
0
2,776
3,853333333
dan
t < t.975 ; kesalahan Kedua mahasiswa dianggap
rambang
mempunyai keahlian yang
sama
Kesimpulannya bahwa kedua mahasiswa dapat dianggap dari satu populasi atau tidak
ada perbedaan yang berarti atau dianggap mempunyai keahlian yang sama dalam pengukuran
diameter mayor dengan mistar ingsut.
Analisis perbandingan dua data praktikan pengukuran dengan mikrometer luar tidak
dilakukan, karena nilai pengukuran kedua praktikan hampir sama (satu populasi) dan
dianggap mempunyai keahlian yang sama.
2. Analisis perbandingan dua data pengukuran diameter mayor menggunakan profil
proyektor
ni
Hasil Pengukuran
xiA -
(mm)
3,759
3,780
-0,0235
3,759
3,804
-0,0235
3,792
3,788
0,0095
3,809
3,775
0,0265
0,0007022
5
3,771
3,761
-0,0115
0,0001322
5
3,805
3,806
0,0225
3,7825
3,78566
66667
A
(xiB -
)2
0,0005062
5
0,0025355
0,00566666
7
0,01833333
3
0,00233333
3
0,01066666
7
0,02466666
7
0,02033333
3
5
fA
SSDA
fB
0,0005522
5
0,0005522
5
0,0000902
5
nA = 6
nB = 6
)2
xB
xiB -
xA
1
2
(xiA -
0,00003211
11
0,00033611
1
0,00000544
44
0,00011377
8
0,00060844
4
0,00041344
4
0,001509333
SSDB
X
B
s2 A
= 0,0005071
s2 B =
0,000301867
Analisis Perbandingan Dua Data
2
2
1. Pemeriksaan kedua varian ( s A dan s B )
2
F= s A /
1,679880742
F < u2.975 ;
Kedua mahasiswa dianggap
kesalahan rambang
tidak ada perbedaan
s B =
(dianggap dalam satu
u2.975 (5 , 5) =
s2 =
7,15
0,000404488
s=
0,020111771
2. Pemeriksaan kedua harga rata-rata (
t=
0,272717283
t.975 (f =10) =
x =
2,228
3,784083333
populasi)
dan
t < t.975 ; kesalahan Kedua mahasiswa dianggap
rambang
mempunyai keahlian yang
sama
Kesimpulannya bahwa kedua mahasiswa dapat dianggap dari satu populasi atau tidak
ada perbedaan yang berarti atau dianggap mempunyai keahlian yang sama dalam pengukuran
diameter mayor dengan profil proyektor.
3. Analisis perbandingan dua data pengukuran diameter minor menggunakan profil
proyektor
ni
1
2
Hasil Pegukuran
xiA -
(mm)
(xiA x
xB
3,059
3,096
0,003
3,069
3,086
0,013
3,022
3,060
0,034
0,0011
56
3,061
3,062
0,005
0,0000
25
3,070
3,040
0,014
0,0001
96
3,055
3,038
0,001
0,0000
01
3,056
3,063666
667
fA
nA = 6
nB = 6
0,03233333
3
0,02233333
3
0,00366666
7
0,00166666
7
0,02366666
7
0,02566666
7
0,00104544
4
0,00049877
8
0,001556
0,002779333
SSDA
fB
SSDB
0,00001344
44
0,00000277
778
0,00056011
1
0,00065877
8
s A
2
s B = 0,000555867
0,0003112
Analisis Perbandingan Dua Data
2
2
1. Pemeriksaan kedua varian ( s A dan s B )
2
F= s B /
s A
1,786203942
F < u2.975 ;
Kedua mahasiswa dianggap
kesalahan rambang
tidak ada perbedaan
(dianggap dalam satu
u2.975 (5 , 5) =
s2 =
7,15
0,000433533
s=
0,020821463
2. Pemeriksaan kedua harga rata-rata (
t=
t.975 (f =10) =
x =
0,637758068
2,228
3,059833333
populasi)
dan
)2
0,0000
09
0,0001
69
(xiB -
)2
xA
xiB -
t < t.975 ; kesalahan Kedua mahasiswa dianggap
rambang
mempunyai keahlian yang
sama
Kesimpulannya bahwa kedua mahasiswa dapat dianggap dari satu populasi atau tidak
ada perbedaan yang berarti atau dianggap mempunyai keahlian yang sama dalam
pengukuran diameter minor dengan profil proyektor.
4. Analisis perbandingan dua data pengukuran diameter pitch menggunakan profil
proyektor
ni
Hasil
xiA -
Pengukuran
xA
1
nA = 6
nB = 6
0,000506
25
0,002535
0,00566666
7
0,01833333
3
0,00233333
3
0,01066666
7
0,02466666
7
0,02033333
3
5
fA
fB
3,542
0,000552
25
3,566
0,0235
3,55
0,0095
0,000552
25
0,000090
25
3,57
1
3,537
0,0265
0,000702
25
3,53
3
3,523
0,0115
0,000132
25
3,568
0,0225
3,547
3,56
7
3,54
(xiB -
)2
0,0235
3,52
1
3,55
4
xB
3,52
1
xiB -
)2
(mm)
(xiA -
SSDA
0,00003211
11
0,00033611
1
0,00000544
44
0,00011377
8
0,00060844
4
0,00041344
4
0,00150933
3
SSDB
Analisis Perbandingan Dua Data
2
2
1. Pemeriksaan kedua varian ( s A dan 2 s B )
2
s A = 0,0005071
s B = 0,000301867
2
2
1,679880742
F < u .975 ;
Kedua mahasiswa dianggap
F= s A /
kesalahan rambang
tidak ada perbedaan
A
s2 B =
(dianggap dalam satu
u2.975 (5 , 5) =
s2 =
7,15
0,000404483
s=
0,020111771
2. Pemeriksaan kedua harga rata-rata (
t=
0,272717283
t.975 (f =10) =
x =
2,228
3,546083333
populasi)
dan
t < t.975 ; kesalahan Kedua mahasiswa dianggap
rambang
mempunyai keahlian yang
sama
Kesimpulannya bahwa kedua mahasiswa dapat dianggap dari satu populasi atau tidak
ada perbedaan yang berarti atau dianggap mempunyai keahlian yang sama dalam
pengukuran diameter pitch dengan profil proyektor.
Pertanyaan
Bagian A
1. Bandingkan hasil pengukuran dengan menggunakan mistar ingsut dan mikrometer dengan
standar ulir ISO Metrik, mana yang lebih cermat hasil pengukurannya?.
Bagian B
1. Apakah jarak pits yang diperiksa sesuai dengan harga jarak pits menurut standr ulir ISO
Metrik?
Bagian D
1. Buat gambar ulir yang anda ukur dan lengkapi dengan dimensinya mengacu pada gambar
teknik.
2. Bandingkan hasil pengukuran diameter mayor ulir menggunakan mistar ingsut,
mikrometer, dan profil proyektor. Jelaskan perbedaannya dengan singkat dan mana yang
lebih cermat hasil ukurannya.
3. Apakah ulir yang anda ukur elemen geometriknya sesuai dengan harga toleransi ulir yang
distandarkan ?. Bila tidak, apa penyebab faktor kesalahan dari elemen geometrik ulir
tersebut.
4. Apakah metoda pengukuran diameter pits dengan profil proyektor dapat menentukan
kualitas geometrik ulir?. Bila tidak, sebutkan tingkat kesuilitan saat melakukan
pengukuran dan metoda apa yang baik digunakan.
5. Bandingkan hasil pemeriksaan kesalahan jarak pits dari dua cara yang dilaksanakan.
jelaskan pendapat anda dan mana yang lebih cermat hasil ukurannya.
6. Apa penyebab terjadinya kesalahan jarak pits berdasarkan bentuk grafik kumulatif
kesalahan pits dari hasil pemeriksaan? \
Jawab
Bagian A
1. Setelah melakukan pengukuran dengan menggunakna mistar ingsut dan mikrometer,
kedua alat ukur tersebut menghasilkan nilai pengukuran yang tidak jauh berbeda
secara signifikan. Dan nilai yang mendekati standar ulir ISO Metrik adalah alat ukur
mikrometer karena mikrometer memiliki kecermatan yang lebih kecil dibandingkan
dengan mistar ingsut yang digunakan.
Bagian B
1. Setelah melakukan pengukuran jarak pits pada ulir dengan menggunakan 2 cara pada
saat praktikum, ternyata nilai yang dihasilkan salah satu cara pengukuran yaitu dengan
menggunakan screw pitch gauge dihasilkan nilai pengukuran yang sama dengan nilai
standar ulir ISO Metrik. Namun dengan menggunakan cara kedua yaitu menggunakan
profile proyektor tidak jauh berbeda dengan nilai standar ulir ISO Metrik, mungkin
perbedaan tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam pengukuran.
Bagian D
1.
2. Hasil pengukuran diameter mayor ulir antara mistar ingsut, mikrometer, dan profil
proyektor berbeda, tapi tidak signifikan, perbedaan ini disebabkan karena perbedaan dari
kecermatan alat ukurnya. Dari hasil pengukuran, ukuran yang lebih cermat yakni
diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan profil proyektor.
3. Hasil pengukuran jarak pits dengan dua cara tidak begitu signifikan perbedaannya. Hanya
saja, bila menggunakan cara yang kedua hasilnya lebih cermat, hal ini dikarenakan sumbu
referensi Y dari profil proyektor diposisikan sejajar dengan sisi ulir, hal ini dapat
meminimalisir kesalahan yang terjadi ketika proses pengukuran.
4. Berdasarkan grafik dari kesalahan kumulatif, maka kesalahan yang terjadi adalah
kesalahan pits progresif, yaitu kesalahan yang terjadi apabila hasil bagi dari kecepatan
pemakanan dan kecepatan potong adalah tidak benar meskipun harganya konstan.
Penyebabnya adalah kesalahan dalam menentukan kecepatan pemakanan atau digunakan
harga pendekatan jika pada mesin bubut tersebut tak ada harga yang dimaksud.
5. Hasil pengukuran jarak pits dengan dua cara tidak begitu signifikan perbedaannya. Hanya
saja, bila menggunakan cara yang kedua hasilnya lebih cermat, hal ini dikarenakan sumbu
referensi Y dari profile proyektor diposisikan sejajar dengan sisi ulir, hal ini dapat
meminimalisir kesalahan yang terjadi ketika proses pengukuran.
KESIMPULAN
1. Dari sebuah ulir luar, yang dapat diukur antara lain : diameter mayor, diameter minor,
diameter pits, pits, jarak pits, dan sudut ulir.
2. Dari pengukuran yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang dapat
dianggap paling cermat adalah profile proyektor.
Tanda Tangan
Praktikan A
Praktikan B
Agung Firmansyah
Saepuloh
Catatan Instruktur / asisten laboratorium :
Tanda tangan
Asep
Instruktur/ asisten laboratorium