Home & Garden">
Anti Koagulan
Anti Koagulan
Anti Koagulan
Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Sam Ratulangi, Manado.
2
Staf Pengajar Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Mangrove has already been known by coastal people as a sourceof food,
building and traditional medicines. In this study, we used stems of mangroves Aegiceras
corniculatum taken in the coastal village of Beach District Mokupa Tombariri to be
observed in laboratory whether A.corniculatumhave anti coagulationactivity. Maceration
extraction method is use dobtain acrude extract of mangrove A.corniculatume specially
on the trunk. Tests performed on human blood are tested on five volunteers. The test is
performed on each of the five tests where carried out each person. The first testis a blood
not given any treatment, second test isthe blood were added to the extracts
A.corniculatum, the third test of blood were added to EDTA, the fourth testis added EDTA
blood and extract A.corniculatum, and the fifth is a blood test with ethanol added. This
study aimed to prove scientifically in the laboratory, whether the use of mangroves
A.corniculatum has anti coagulant activity in human blood, and also to compare the
activity of blood coagulation mangrove extract A.corniculatum with controls. From the
results of laboratory tests, extracts Aegiceras corniculatum has no coagulation activity,
but have anticoagulant or anti-clotting properties of blood.
Keywords: extract, mangrove, Aegiceras corniculatum, anticoagulant
Mangrove telah lama dikenal oleh penduduk yang berada di daerah pesisir
sebagai sumber bahan pangan, bangunan dan obat-obatan tradisional. Pada penelitian
ini digunakan batang dari tumbuhan bakau Aegiceras corniculatum yang diambil di
pesisir pantai Desa Mokupa Kecamatan Tombariri untuk diamati secara laboratorik
apakah Aegiceras corniculatum memiliki aktivitas antikoagulasi. Untuk memperoleh
ekstrak kasar dari tumbuhan bakau Aegiceras corniculatum khususnya pada batang,
digunakan metode ekstraksi secara maserasi.Pengujian dilakukan pada darah manusia
yang diujikan pada 5 orang sukarelawan. Pengujian ini dilakukan pada masing-masing
orang dimana dilakukan 5 pengujian setiap orangnya. Pengujian pertama yaitu pengujian
darah yang tidak diberi perlakuan apa-apa, pengujian kedua yaitu darah yang
ditambahkan dengan ekstrak Aegiceras corniculatum, pengujian ketiga yaitu darah yang
ditambahkan dengan EDTA, pengujian keempat yaitu darah yang ditambahkan EDTA
dan ekstrak Aegiceras corniculatum, dan pengujian kelima yaitu darah yang ditambahkan
dengan etanol. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah di laboratorium,
apakah pemanfaatan dari tumbuhan bakau Aegiceras corniculatummemiliki aktivitas
antikoagulan pada darahmanusia dan juga untuk membandingkan aktivitas koagulasi
darah dari ekstrak mangrove Aegiceras corniculatum dengan kontrol.Dari hasil pengujian
di laboratorium, ekstrak Aegiceras corniculatum tidak memiliki aktivitas koagulasi,
melainkan memiliki sifat antikoagulan atau anti pembekuan darah.
Kata Kunci: ekstrak, mangrove, Aegiceras corniculatum, antikoagulan
PENDAHULUAN
Hutan mangrove
merupakan
salah satu ekosistim alamiah yang unik
dan memiliki nilai ekologis dan
ekonomis yang tinggi. Fungsi ekologis
yang penting antara lain sebagai
penyedia nutrien, sebagai tempat
pemijahan (spawning grounds), tempat
pengasuhan (nursery grounds) dan
tempat
mencari makan (feeding
grounds) biota laut tertentu (Nybakken
1992). Menurut Supriharyono (2000),
hutan mangrove di Indonesia telah
lama dikenal oleh penduduk sebagai
sumber
bahan
pangan,
bahan
bangunan, kayu bakar, zat pewarna
dan obat-obatan tradisional.
Aegiceras corniculatum (Gambar
1) merupakan semak atau pohon kecil
yang selalu hijau dan tumbuh lurus
dengan ketinggian pohon mencapai 6
m dan akar menjalar di permukaan
tanah. Kulit kayu bagian luar abu-abu
hingga coklat kemerahan, bercelah,
serta memiliki sejumlah lentisel. Pada
daun tumbuhan mangrove Aegiceras
corniculatum berkulit terang, berwarna
hijau mengkilat pada bagian atas dan
hijau pucat di bagian bawah, seringkali
bercampur warna agak kemerahan.
METODE PENELITIAN
a.
Pengambilan Sampel
Pengambilan
sampel
pada
penelitian ini diambil di daerah pesisir
pantai Desa Mokupa Kecamatan
Tombariri. Sampel tumbuhan mangrove
Aegiceras corniculatum yang terdapat
di daerah pesisir pantai Desa Mokupa
Kecamatan Tombariri diambil pada
bagian batang kemudian dimasukkan
ke dalam kantong plastik. Sampel
kemudian dicuci dengan air untuk
mengeluarkan pasir dan kotoran yang
melekat.
Sampel
yang
telah
dibersihkan selanjutnya dikeringkan
selama 3 hari kemudian dihaluskan.
b.
Ekstraksi
Ekstraksi
sampel
dilakukan
dengan
menggunakan
metode
pengekstraksian terhadap bahan alam,
yaitu
ekstraksi
secara
maserasi
(Posangi 2003). Sampel yang sudah
halus ditimbang sebanyak 100 gram
dan kemudian direndam dengan etanol
sebanyak 500 ml. Sampel yang sudah
direndam dengan etanol disimpan
selama 3 hari dan sesekali diaduk.
Selama 3 hari perendaman, sampel
yang diperoleh berupa homogenat dan
debris yang dihasilkan direndam lagi
selama
3
hari
dengan
etanol
sedangkan
filtratnya
disimpan.
Perendaman
yang
kedua
ini
perlakuannya sama dengan yang
pertama. Hasil dari perendaman
pertama
dan
kedua
kemudian
disatukan
dan
disaring
dengan
menggunakan
kertas
saring.
Supernetan
yang
dihasilkan
dievaporasi
menggunakan
Rotary
Vaccum Evaporator untuk menguapkan
etanol.
c.
Penyiapan
Pengujian
Sampel
Untuk
Tabel
no.
1
2
3
4
5
1
(menit)
3'8.6"
13'15.7"
6'28.4"
5'21.8"
4'29.2"
2
(menit)
-
Tabung
3
(menit)
-
4
(menit)
-
5
(menit)
27'19.5"
30'24.7"
28'54.3"
23'30.6"
23'56.8"
Keterangan:
Tabung 1 : Darah kontrol
Tabung 2 : Darah + ekstrak Aegiceras
corniculatum
Tabung 3 : Darah + EDTA
Tabung 4 : Darah + ekstrak Aegiceras
corniculatum + EDTA
Tabung 5 : Darah + etanol
: Tidak terjadi pembekuan
Berdasarkan tabel di atas,
tampak masa pembekuan darah kontrol
yang
mengalami
pembekuan
(koagulasi)
dari
masing-masing
pendonor.
Masa
pembekuan
(koagulasi) darah kontrol dari masingmasing pendonor (Tabel 1) tampak
mengalami perbedaan waktu. Sampel
darah kontrol dari masing-masing
pendonor memiliki masa aktivitas
koagulasi darah yang berkisar pada
menit ke-3 sampai pada menit ke-13
(Gambar 2).
Darah kontrol merupakan darah
yang tidak diberi perlakuan apa-apa.
Bitthell (1993) menyatakan pembekuan
darah normal terjadi pada kisaran
waktu 3-18 menit. Sampel darah kontrol
yang diambil masih dalam batas masa
pembekuan darah normal. Menurut
Geneser (1994) yang menjelaskan
pembekuan darah terjadi oleh faktor
perubahan protein plasma protrombin
10
11
Tabung
Tabung
Tabung
Tabung
Tabung
pendonor pertama
pendonor kedua
pendonor ketiga
pendonor keempat
pendonor kelima
12
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa ekstrak dari
mangorve Aegiceras corniculatum
tidak memiliki aktivitas koagulan
tetapi
memiliki
aktivitas
antikoagulan
terhadap
darah
manusia
dan
dapat
membandingkan waktu pembekuan
darah kontrol dengan darah yang
telah diberi ekstrak mangrove
Aegiceras corniculatum.
13
DAFTAR PUSTAKA
Aninomous.
2011.
Aegiceras
corniculatum.
Wetlands
International Indonesia Programe.
Macnair,
2011.
Antikoagulan.
http://news.bbc.co.uk.id.mk.gd/2/h
i/health/medical_notes/ab/990593. stm. Diunduh tanggal 9
Mei 2012.
Wintrobe,
M.M.,
1974.
Blood
Coagulation Dalam : Clinical
Hematology. M.M. Wintrobe (Ed).
Lea & Febiger. Philadelphia.
14