[go: up one dir, main page]

0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
306 tayangan48 halaman

Uropati Obstruktif: Kasus dan Diagnosis

Perempuan berusia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah dan pinggang selama 3 hari. Pemeriksaan menemukan distensi abdomen dan nyeri tekan di kanan bawah. USG menunjukkan pelvokaliketasis dan nefrolitiasis ginjal kanan. Diagnosis kerja adalah uropati obstruktif akibat batu ginjal.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
306 tayangan48 halaman

Uropati Obstruktif: Kasus dan Diagnosis

Perempuan berusia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah dan pinggang selama 3 hari. Pemeriksaan menemukan distensi abdomen dan nyeri tekan di kanan bawah. USG menunjukkan pelvokaliketasis dan nefrolitiasis ginjal kanan. Diagnosis kerja adalah uropati obstruktif akibat batu ginjal.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 48

LAPORAN

KASUS
(Obstructive
Uropathy)
Oleh :
Fathin Rahmani Salman
(2010730135)

Pembimbing :
Dr. Lili K. D., SpB

8/22/15

Anamnesis
Identitas

Nama
: Ny. MS
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 55 tahun
Alamat
: Sukaluyu
Masuk RS: 22 Juni 2015

FK UMJ - RSUD CIANJUR

8/22/15

Anamnesis
Keluhan

Nyeri perut di bagian kanan bawah sejak 3 hari SMRS

Riwayat

Utama
Penyakit Sekarang

Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut di


bagian kanan bawah sejak 3 hari SMRS. Nyeri dirasakan terus
menerus, tidak berpindah tempat, dan semakin lama semakin
nyeri. Pasien juga mengeluh pegal di pinggang kanan sampai
ke punggung kanan yang dirasakan terus menerus, agak
sesak napas, demam naik turun, mual dan muntah setiap
selesai makan. Muntah > 5x/hari, berisi makanan gelas
aqua. Selain itu, pasien juga mengeluh sering BAK. Dalam
sehari BAK > 10x, tidak nyeri, tidak berwarna keruh, darah (-).
UMJdarah
- RSUD CIANJUR
BAB cair namun hanya keluar sedikit, lendirFK(-),
(-).

8/22/15

Anamnesis
Riwayat

Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini


sebelumnya

Riwayat

Pengobatan

Pasien belum pernah berobat ke dokter untuk mengatasi


keluhan dan tidak mempunyai riwayat alergi obat

Riwayat

Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama


dengan pasien

Riwayat

Penyakit Dahulu

Psikososial

Pasien jarang minum air putih

FK UMJ - RSUD CIANJUR

8/22/15

Pemeriksaan Fisik
Keadaan

umum: Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda

Tekanan
Napas
Nadi
Suhu

vital

Darah : 100/70 mmHg


: 24 x/menit
: 100 x/menit
: 37.5C
FK UMJ - RSUD CIANJUR

8/22/15

Status Generalis
Kepala

Normocephal

Mata

Pupil : bulat, d 3 mm/3 mm


Refleks pupil : +/+, isokor
Konjungtiva : anemis -/Sklera : ikterik -/-

THT

: dalam batas normal


Leher :
pembesaran KGB (-),
pembesaran thyroid (-)
FK UMJ - RSUD CIANJUR

8/22/15

Status Generalis
Thorax

Inspeksi : simetris, tidak ada hemithorax yang


tertinggal, retraksi (-), ictus cordis tidak tampak
Palpasi : gerak simetris pada kedua hemithorax,
vocal fremitus +/+ simetris, ictus cordis teraba
pada ICS 5 linea midclavicularis sinistra
Perkusi : sonor pada kedua hemithorax
Auskultasi : Pada paru suara nafas vesikuler +/+,
rhonki -/-, wheezing -/-, bunyi jantung 1 dan 2
reguler, murmur (-), gallop (-)
FK UMJ - RSUD CIANJUR

8/22/15

Status Generalis

Abdomen

Inspeksi : tampak cembung, tidak terdapat jaringan parut,


striae dan kelainan kulit, tidak terdapat pelebaran vena
Auskultasi : bising usus menurun (1x/menit)
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan dan
nyeri lepas pada iliaka dextra
Perkusi : pekak pada hypocondrium dextra, timpani pada
bagian lainnya

Ekstremitas

deformitas (-), akral hangat , udem (-), RCT <2 detik

FK UMJ - RSUD CIANJUR

8/22/15

Status Lokalis (a/r abdomen)


Inspeksi : Tampak cembung,tidak terdapat
jaringan
parut, striae dan kelainan kulit, tidak terdapat
pelebaran vena
Auskultasi :
Bising usus menurun (1x/menit)
Perkusi :
Pekak pada hypocondrium dextra, timpani
pada bagian lainnya
Palpasi :
Distensi abdomen (+), nyeri tekan dan
nyeri lepas di iliaka dextra, hepatosplenomegali (-),
defense muskular (-), rovsing sign (-), obturator sign
(-), psoas sign (-)

FK UMJ - RSUD CIANJUR

10

8/22/15

Status Urologis

Regio Flank

Regio Suprapubis

Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitarnya, tanda


radang (-), massa (-)
Palpasi : Ballotement ginjal (-/-)
Perkusi : Costovertebral angle tenderness (+/-)
Inspeksi : Kesan datar, warna kulit sama dengan
sekitar, tidak tampak massa
Palpasi : Nyeri tekan (-), blass tidak teraba

Genitalia Eksterna : dbn


FK UMJ - RSUD CIANJUR

11

8/22/15

Rectal Toucher

Tonus sfingter ani baik


Mukosa rektum licin
Nyeri tekan (-)
Massa (-)
Pada handscoen, darah (-), lendir (-),
feses (+)

FK UMJ - RSUD CIANJUR

12

8/22/15

Resume
Perempuan,

55 tahun, nyeri perut RLQ sejak 3 hari


SMRS. Pegal di pinggang kanan sampai ke
punggung kanan, agak sesak napas, febris,
nausea, vomitus, poliuria. BAB cair namun hanya
keluar sedikit
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital : TD
100/70 mmHg, nadi 100 x/menit, RR 24 x/menit,
suhu 37.5C. Selain itu terdapat distensi abdomen,
NT dan NL di RLQ, BU menurun, CVA (+/-)
FK UMJ - RSUD CIANJUR

13

8/22/15

Differensial Diagnosis
Appendisitis

akut
Susp. Nephrolithiasis dextra
Susp. AKI

FK UMJ - RSUD CIANJUR

Appendisitis
Akut

Nephrolithiasis
Dextra

AKI

Nyeri perut kanan bawah

(+)

(-)

(-)

Pegal di pinggang kanan


sampai ke punggung kanan

(-)

(+)

(-)

Sesak napas

(-)

(-)

(+)

Demam

(+)

(-)

(-)

Mual

(+)

(+)

(+)

Muntah

(+)

(+)

(+)

Sering BAK

(-)

(-)

(+)

BAB cair

(+)

(-)

(-)

Jarang mengonsumsi air


putih

(-)

(+)

(-)

Distensi abdomen

(+)

(-)

(-)

Nyeri tekan iliaca dextra

(+)

(-)

(-)

Nyeri lepas iliaca dextra

(+)

(-)

(-)

CVA tenderness (+/-)

(-)

(+)

(-)

Manifestations
Symptoms

Signs

Laboratory values

Value

Migration of pain

Anorexia

Nausea and/or vomiting

Right lower quadrant


Tenderness

Rebound

Elevated temperature

Leukocytosis

Left shift in leukocyte


count

Total points 10

15

16

8/22/15

Rencana Diagnostik
Pemeriksaan

laboratorium : hematologi
rutin, urinalisa, fungsi ginjal, elektrolit
USG abdomen

FK UMJ - RSUD CIANJUR

17

8/22/15

Pemeriksaan Laboratorium

FK UMJ - RSUD CIANJUR

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

HEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Haemoglobin

15.7

12 16

g/dL

Hematokrit

46.9

37 47

Eritrosit

5.23

4.2 5.4

10^6/L

Leukosit

8.2

4.8 10.8

10^3/L

Trombosit

246

150 450

10^3/L

MCV

89.7

80 94

fL

MCH

30.0

27 31

pg

MCHC

33.5

33 37

RDW-SD

51.1

37 54

fL

PDW

17

9 14

fL

MPV

10

8 12

fL

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

LYM %

11.8

26 36

MXD %

6.5

0 11

NEU %

78.8

40 70

EOS %

2.4

13

BAS %

0.5

<1

LYM #

0.96

1.00 1.43

10^3/L

MDX #

0.54

0 1.2

10^3/L

NEU #

6.44

1.8 7.6

10^3/L

EOS #

0.19

0.02 0.50

10^3/L

BAS #

0.04

0.00 0.10

10^3/L

Differential

Absolut

Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
Glukosa Rapid Sewaktu

145

< 180

mg/dL

Glukosa Darah Puasa

101

70 110

mg%

AST (SGOT)

34

< 31

U/L

ALP (SGPT)

46

< 32

U/L

234.5

10 50

mg%

5.4

0.5 1.0

mg%

141.0

135 148

mEq/L

Kalium (K)

3.77

3.50 5.30

mEq/L

Calcium ion

1.01

1.15 1.29

mmol/L

Fungsi Hati

Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin
Elektrolit
Natrium (Na)

IMUNOSEROLOGI
Hepatitis Marker
HBsAg

Non reactive

Non reactive

Index

Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 30-6-2015
Pemeriksaan

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

KIMIA KLINIK
Fungsi Ginjal
Ureum

189.5

10 50

mg%

4.1

0.5 1.0

mg%

140.7

135 148

mEq/L

Kalium (K)

3.02

3.50 5.30

mEq/L

Calcium ion

1.00

1.15 1.29

mmol/L

Kreatinin
Elektrolit
Natrium (Na)

22

Urinalisa

8/22/15

tidak dilakukan

FK UMJ - RSUD CIANJUR

23

8/22/15

Pemeriksaan USG

FK UMJ - RSUD CIANJUR

24

Ginjal Kanan

8/22/15

Ukuran normal, kontur normal, parenkim tipis, intensitas


gema normal. Batas tekstur parenkim dengan central
ecjocomplek masih jelas. Tampak bayangan hipoekhoik
multipel, batas tegas, tepi reguler, diameter terbesar lk
2,19 cm di daerah pole atas dan tengah ginjal kanan.
Tampak bayangan hiperekhoik multipel dengan acoustic
shadow berdiameter terbesar lk 1,36 cm di daerah pole
bawah ginjal kanan. Sistem pelvokalises melebar. Ureter
proksimal melebar

Ginjal Kiri

Ukuran normal, kontur normal, parenkim normal,


intensitas gema normal. Batas tekstur parenkim dengan
central echocomplek normal. Tidak tampak bayangan
hiperekhoik dengan acoustic shadow. Sistem pelvokalises
tidak melebar. Ureter tidak terdeteksi
FK UMJ - RSUD CIANJUR

25

Vesica

8/22/15

Urinaria

Terisi penuh, dinding tidak menebal, reguler, tidak tampak


bayangan hiperekhoik dengan acoustic shadow/massa

Uterus

Ukuran normal, kontur normal, tekstur parenkim homogen.


Ovarium kanan dan kiri tidak terdeteksi

Scan

Abdomen Kanan Bawah

Tidak tampak bayangan tubuler buntu tanpa peristaltik. Tidak


tampak massa, tidak tampak koleksi cairan bebas, tidak
tampak infiltrat

Kesan

Pelvokaliektasis ginjal kanan e.c. multipel nefrolithiasis


Multiple simpel cyst ginjal kanan
Appendik tidak terdeteksi
USG ginjal kiri, vesica urinaria dan uterus saat ini dalam batas
normal
FK UMJ - RSUD CIANJUR

26

8/22/15

Working Diagnosis
Uropati

obstruktif e.c. multiple


nefrolithiasis & multiple simple cyst
ginjal kanan

FK UMJ - RSUD CIANJUR

27

8/22/15

Rencana Tindakan
HD
Intervensi

operatif

FK UMJ - RSUD CIANJUR

28

8/22/15

TINJAUAN PUSTAKA

FK UMJ - RSUD CIANJUR

30

8/22/15

Definisi
Uropati

Obstruktif: Sumbatan pada


saluran kemih
Dapat terjadi pada seluruh bagian
saluran kemih, mulai dari kaliks hingga
meatus uretra eksterna

FK UMJ - RSUD CIANJUR

31

8/22/15

Etiologi
Congenital
Acquired
Intraluminar
Ekstra

luminar
Saluran kemih bagian atas (Ginjal dan Ureter)
mengakibatkan kerusakan saluran kemih
pada daerah yg terkena
Saluran kemih bagian bawah (Buli2 dan Uretra)
akan berakibat pada kedua sistem saluran
kemih sebelah atas
FK UMJ - RSUD CIANJUR

33

8/22/15

FK UMJ - RSUD CIANJUR

34

8/22/15

Patofisiologi
Dapat menyebabkan kegagalan fungsi dan kerusakan
struktur ginjal yang permanen (Nefropati Obstruktif)
Keparahannya tergantung:

Onset dan durasi: Akut Kronik


Derajat Sumbatan: Unilateral Bilateral, Parsial Total
Level Obstruksi: Infravesica - Supravesica
Kondisi awal ginjal sebelum terjadinya sumbatan
Adanya keterlibatan infeksi saluran kemih

Perubahan yang terjadi dibagi menjadi 3 waktu kritis:


Trifase Obstruktif

Fase Akut (0-90 menit)


Fase Pertengahan (2-5jam)
Fase Lanjut (24 jam)

FK UMJ - RSUD CIANJUR

35

8/22/15

Patofisiologi
Tekanan

Intra Renal
Saat obstruksi, Tekanan Hidrostatik intra ureter dan
intrarenal terjadi peningkatan mendadak yang sejalan
dengan keadaan diuresis. Kenaikan tekanan tersebut
ditransmisikan kedalam lumen tubulus. Namun, kenaikan
tidak berlangsung lama, diikuti oleh penurunan tekanan
perlahan2, karena:

Kenaikan dilatasi pelvis renalis sebagai komplians otot polos


saluran kemih (tekanan akan menurun karena kenaikan
volume)
Penurunan aliran darah ke ginjal (RBF) dan laju filtrasi
glomerulus (GFR)
Aliran balik pielolimfatik dan pielovenous
FK UMJ - RSUD CIANJUR

36

8/22/15

Patofisiologi
Renal Blood Flow (RBF) meningkat
Pada fase awal obstruksi akut, RBF meningkat perlahan
lahan karena adanya vasodilatasi yang diinduksi
prostaglandin E2. Jika obstruksi terjadi lebih lama, terjadi
vasokonstriksi, yang diinduksi tromboksan A2, sehingga
menimbulkan penurunan RBF mencapai 40-70% dari harga
normal pada 24 jam
Laju Filtrasi Gromelurus (GFR) menurun
Penurunan RBF akan dengan sendirinya menurunkan GFR.
Setelah 1 minggu obstuksi unilateral GFR akan menurun
hingga 20% dari pre-obstruksi namun dikompensasi
dengan meningkatnya GFR disisi lain menjadi 165%

FK UMJ - RSUD CIANJUR

37

8/22/15

Patofisiologi
Pada

obstruksi akut, aliran urin menjadi lambat


sehingga volum cairan yang diteruskan ke nefron
distal berkurang , disertai dengan retensi
nitrogen menghasilkan urine yang sangat encer
dengan kandungan natrium yang tinggi
Atrofi ginjal, mekanisme:
Aliran urine terhambat dilatasi saluran kemih
urine masuk ke parenkim ginjal oedema
ginjal atrofi ginjal setelah beberapa minggu
terjadi iskemia, edema sel darah merah, dan
nekrosis
FK UMJ - RSUD CIANJUR

38

8/22/15

Patofisiologi
Perubahan

morfologi sistem pelvikokalices


Peningkatan intrapelvik karena obstruksi
merusak papilla ginjal dan sistem
kalises, dapat menyebabkan:

Kedua kaliks menjadi tumpul


Kaliks menjadi datar
Kaliks menjadi konveks
Semakin lama parenkim ginjal tertekan ke
perifer sehingga korteks menipis
FK UMJ - RSUD CIANJUR

39

8/22/15

Diagnosis
Gejala

Klinis

Kolik pada pinggang menjalar sepanjang perjalanan ureter


Hematuria
Gejala gastrointestinal
Demam
Menggigil jika disertai infeksi
Panas saat berkemih

Pemeriksaan

Fisik

Teraba ginjal membesar (hidronefrosis)


Nyeri saat perkusi, Nyeri ketok CVA
Dicari kemungkinan2 penyebab obstruksi saluran kemih bag. bawah yang
menyebabkan obstruksi sal. Bag. atas: BPH, striktur uretra, ca prostat, ca
buli, ca serviks
Konfirmasi dengan colok dubur/vagina
FK UMJ - RSUD CIANJUR

40

8/22/15

Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang

DPL
Ureum/Creatinin
Urinalisis
Inflamasi sal kemih: leukosituria dan eritrosituria
Pemeriksaan prod. urin per hari
pH urin, berat jenis urine, elektrolit

USG (lini pertama), dapat diketahui :


Ketebalan parenkim/ penipisan korteks ginjal
Dilatasi pelvis, kaliks, ureter proksimal
Hipoekoik (masa kistus), hiperekoik (massa
FK UMJ - RSUD CIANJUR
padat), echoic shadow (batu lusen)

41

8/22/15

FK UMJ - RSUD CIANJUR

42

8/22/15

Diagnosis
Pemeriksaan

Penunjang

BNO IVP : menilai struktur dan fungsi


ginjal
Fungsi

sekresi dan ekskresi


Opasitas pada nefrogram kegagalan
fungsi tubulus
Keterlambatan gambaran pielogram
Urogram: obstruksi: adanya batu opak
Kelainan2 obstruksi lain mulai dari kalises,
pelvis renalis, dan ureter, spt: hidronefrosis,
FK UMJ - RSUD CIANJUR
penpisan korteks, hidroureteronefrosis,
striktur

43

8/22/15

Diagnosis
Pemeriksaan

Penunjang

Pielografi retrograd
Dapat

secara tepat menggambarkan adanya


sumbatan ureter sekaligus letaknya. Sekaligus
dapat disertai melakukan URS
(ureterorenoskopi) dan sekaligus dilakukan
litotripsi

Renografi
Dapat

menunjukkan gangguan fungsi ginjal


dan ada/tidak adanya obstruksi. Pada ginjal
normal, kurva renografi meningkat dan
kemudian menurun. Pada obstruksi,FKkurva
UMJ - RSUD CIANJUR
tidak pernah menurun

44

8/22/15

Penatalaksanaan
Menghilangkan

Obstruksi
Eradikasi Infeksi
Diuresis post obstruktif

FK UMJ - RSUD CIANJUR

45

8/22/15

Fase Penyembuhan Pasca


Obstruksi
Kemampuan

ginjal kembali pasca obstruksi


tergantung pada

Lama dan berat obstruksi


Ada tidaknya ginjal sisi kontralateral yang normal

Setelah

obstruksi dibebaskan terjadi diuresis


paska-obstruksi (Poliuria). Produksi urine dapat
lebih dari 200 cc/jam merupakan respon
fisiologi normal karena ekspansi volume dan
akumulasi solut selama obstruksi. Dikeluarkan
Na, Urea, air. Setelah tercapai keseimbangan
cairan dan solut, diuresis akan berkurang.
FK UMJ - RSUD CIANJUR
Diuresis berhenti jika hemostasis tercapai

46

8/22/15

Fase Penyembuhan Pasca


Obstruksi
Balance

Cairan jangan sampai kelebihan


cairan ataupun dehidrasi
Pemanatuan:monitor ketat elektrolit,
magnesium, kreatinin, ureum, stts
mental
Jika faal ginjal dan elektrolit normal, tdk
ada tanda2 overload cairan, dan
kesadaran bagus dipantau produksi
urine saja
FK UMJ - RSUD CIANJUR

47

8/22/15

Referensi
Pais

V, et al. Pathophysiology of urinary tract


obstruction.in Campbell-Walsh Urology, 9th ed.
Chapter 37.2007.
Emil Tanagho,MD. Urinary obstruction and stasis.in
smiths general urology,17 th ed,Chapter 11.2008
Hanno, M. Philip, et al. 2001. Clinical Manual of
Urology Third Edition. Mc-Graw Hill International
Edition.
Michael J.Metro,MD. PENN Clinical Manual of
Urology,Chapter 11,2008.
http://medscape.com/
FK UMJ - RSUD CIANJUR

48

8/22/15

TERIMAKASIH

FK UMJ - RSUD CIANJUR

Anda mungkin juga menyukai