Teaching Methods & Materials">
Pendugaan Korelasi Antara Karakteristik Tanah Terhadap Cadangan Karbon (Carbon Stock) Pada Hutan Sekunder
Pendugaan Korelasi Antara Karakteristik Tanah Terhadap Cadangan Karbon (Carbon Stock) Pada Hutan Sekunder
Pendugaan Korelasi Antara Karakteristik Tanah Terhadap Cadangan Karbon (Carbon Stock) Pada Hutan Sekunder
J. Silvikultur Tropika
ABSTRACT
Forest ecosystem is a unity which is closely related to the natural processes that have a complex role in maintaining
the stability of constituent components of the ecosystem. The complex role of the forest is to maintain the stability of the
global climate and soil protection. Related to global climate stability and international issues of climate change, forests
have an important role as a source of carbon emissions (source) and carbon sinks and stores (sink). Related to the
stability and the protection of soil, soil has characteristics that can help the growth of vegetation. The greater fertility of
the soil, the greater expected growth of vegetation, it can be implied that the greater the carbon stored on the forest stand
as well as on the under plants or litter. Therefore, this study aims to determine carbon deposits and the characteristics or
site qualities in secondary forests, suspect and find out whether the characteristics of the soil has a high or low
correlation to the carbon stored in secondary forest.
Carbon stored in secondary forests of 41948,75 kg/ha of which 91,36%, equivalent to 38326 kg/ha of carbon stored
in standing and 8,64%, equivalent to 3622,75 kg/ha of carbon stored in plants and litter below. Then the results obtained
from soil characteristics include pH = 4,22, CEC = 17,05 me/100gr, C-organic = 2,86 %, organic matter = 4,97 %, Ntotal = 0,27 %, C/N ratio = 10,73 %, P-total = 2,22 ppm, K-total = 0,34 me/100gr, bulk density = 1,1 gr/cm3, and soil
porosity = 57,96 %. When viewed overall, whether chemical composition and nutrient content of soil, conclude that the
soil fertility status fall into the low category. This is because the content of the element P in the soil is so low that
indicates a low soil fertility.
After tested the correlation between soil characteristics and stored carbon (C-stock) is obtained that the pH, the Corganic, organic matter, total N, and K soil has a correlation or effect of carbon stored in the secondary forest.
Keywords: forest, role of forest stand, C-stock, soil, soil characteristics
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-Undang No. 41 tahun 1999,
hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan
lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi
pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya,
yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Selain
itu, hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem yang
erat kaitannya dengan proses alam yang saling
berhubungan antar komponen penyusun ekosistem.
Komponen ekosistem terdiri atas komponen biotik dan
abiotik. Komponen biotik merupakan komponen
makhluk hidup, misalnya binatang, tetumbuhan, dan
mikroba. Sedangkan komponen abiotik merupakan
komponen benda mati atau fisik dan kimia yang terdiri
atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan lain
sebagainya yang berupa medium atau substrat untuk
berlangsungnya kehidupan. Dari komponen ekosistem
ini, hutan tersebut memiliki peranan dan fungsi. Peranan
hutan diantaranya yaitu menjaga stabilitas iklim global.
Berkaitan dengan stabilitas iklim global, kehutanan juga
mempunyai peranan penting karena hutan dapat menjadi
sumber emisi karbon (source) dan juga dapat menjadi
penyerap karbon dan menyimpannya (sink). Hutan
15
Petak Penelitian
20 1
1
20
Keterangan :
1m x 1m
: pengambilan semai,
tumbuhan bawah, dan serasah
20m x 20m : Pengukuran tingkat pancang, tiang,
pohon, dan pengambilan sampel tanah
______________________________________________
16
______________________________
FR =
D=
J. Silvikultur Tropika
x 100%
BK
__________________________
DR =
1
4
D
________________________________
Dominasi seluruh spesies
x 100%
INP = KR + FR +DR
Pengukuran Biomassa
Biomassa Tegakan. Data primer berupa diameter
tiap pohon dimasukkan ke dalam persamaan allometrik
yang sesuai dengan jenis atau karakter pohonnya.
Persamaan allometrik yang digunakan adalah sebagai
berikut.
BP
) x 100%
Porositas ; P = (1
BI
___
Metode Analisis
pH meter
Walkey & Black
Kjeldhal
Bray I
N NH4Oac pH 7.0
N NH4Oac pH 7.0
Jumlah
KR (%)
Individu
Gmelina
46
31,08
Sumpung
2
1,351
Mahang
25
16,89
Meranti
10
6,757
Layung
3
2,027
2
1,351
Kapur/Sintok
Kopi hutan
3
2,027
Simpur
2
1,351
Binuang
3
2,027
Nyatoh
7
4,73
Geronggang
4
2,703
Medang
14
9,459
Jelutung
2
1,351
Kecapi
5
3,378
Perupuk
1
0,676
Terentang
1
0,676
1
0,676
Langsat hutan
Tumih
2
1,351
Bintangur
1
0,676
Punak
4
2,703
Jaring
4
2,703
Wayan
1
0,676
Jenis 1
2
1,351
Jenis 2
1
0,676
Jenis 3
2
1,351
Total
148
100
Nama Jenis
FR (%) DR (%)
9,615
3,846
9,615
5,769
5,769
3,846
1,923
3,846
3,846
3,846
3,846
9,615
1,923
5,769
1,923
1,923
1,923
1,923
1,923
3,846
3,846
1,923
3,846
1,923
1,923
100
8,973
1,269
7,176
9,008
3,615
0,617
1,101
10,67
4,606
4,137
1,808
3,945
7,811
4,477
2,916
0,859
1,259
3,458
0,771
1,616
4,607
1,866
7,38
3,62
2,43
100
INP
(%)
49,67
6,467
33,68
21,53
11,41
5,814
5,051
15,87
10,48
12,71
8,357
23,02
11,09
13,62
5,514
3,458
3,858
6,733
3,37
8,165
11,16
4,465
12,58
6,219
5,705
300
Nama Jenis
Gmelina
Sumpung
Mahang
Meranti
Layung
Kapur/Sintok
Kopi hutan
Simpur
Deluang
Nyatoh
Geronggang
Medang
Jelutung
Kecapi
Perupuk
Terentang
Langsat hutan
Tumih
Bintangur
Punak
Jaring
Wayan
Jenis 1
Jenis 2
Jenis 3
Total
Karbon (kg)
2411,25
13,53
1337,85
639,71
140,5
5,5
20,57
318,81
181,6
388,71
83,08
797,81
225,29
290,88
35,28
8,59
13,36
86,14
7,58
73,04
253,3
21,05
206,99
45,31
59,45
7665,20
17
Petak
1
2
3
4
5
Total
(kg)
Total
(ton/ha)
2946,94
1304,028
1562,87
1051,87
799,485
Karbon
Tersimpan
Tumbuhan
Bawah dan
Serasah
(Kg)
170,778
131,082
179,807
130,521
112,362
7.665,2
724,55
8389,75
38,326
3,623
41,949
Karbon
Tersimpan
Tegakan
(Kg)
Total
Karbon
Tersimpan
(Kg)
3117,72
1435,11
1742,68
1182,39
911,847
18
J. Silvikultur Tropika
Gambar 3. Diagram
biomassa-karbon
bawah dan serasah
tumbuhan
pH
4,50
4,40
4,20
4,00
4,00
4,22
Kategori
Masam
Sangat masam
Sangat masam
Sangat masam
Sangat masam
Sangat masam
KTK (me/100g)
16,02
14,07
15,24
18,75
21,16
17,05
Kategori
Rendah
Rendah
Rendah
Sedang
Sedang
Sedang
BO
N-total C/N Rasio
C-organik
(%)
(%)
(%)
tanah (%)
1,84 (R) 3,20 (T) 0,17 (R) 10,82 (S)
2,55 (S) 4,44 (T) 0,23 (S) 11,09 (S)
2,63 (S) 4,58 (T) 0,26 (S) 10,12 (R)
3,11 (T) 5,41 (ST) 0,29 (S) 10,72 (S)
4,15 (T) 7,22 (ST) 0,38 (S) 10,92 (S)
2,86 (S)
4,97 (T)
0,27 (S)
10,73(S)
P
K
(ppm)
(me/100gr)
1,70 (SR)
0,23 (R)
2,00 (SR)
0,39 (S)
2,00 (SR)
0,31 (S)
1,90 (SR)
0,42 (S)
3,50 (SR)
0,36 (S)
2,22(SR)
0,34 (S)
19
20
J. Silvikultur Tropika
Bobot isi
(gr/cm3)
1,01
1,04
1,19
1,08
1,24
1,11
Porositas (%)
61,80
60,80
54,90
59,00
53,30
57,96
Variabel
C-stock
pH
C-organik
Bahan organik (BO)
N-total
P
K
KTK
Bobot Isi
Porositas
Satuan
Kg
%
%
%
ppm
me/100g
me/100g
gr/cm3
%
Rata-rata
1685
4.22
2.856
4.97
0.27
2.22
0.34
17.05
1.11
0.58
Kisaran
911.85 3127
4.00 4.50
1.84 4.15
3.20 - 7.22
0.17 0.38
1.70 3.50
0.23 0.42
14.07 21.16
1.01 1.24
0.53 0.62
21
DAFTAR PUSTAKA
Hairiah K, Rahayu S.
2007.
Petunjuk Praktis
Pengukuran Karbon Tersimpan di Berbagai Macam
Penggunaan Lahan. Bogor: World Agroforestry
Centre-ICRAF, SEA Regional Office, University of
Brawaijaya, Unibraw, Indonesia.
Hardjowigeno S. 2007.
Akademika Pressindo.
Ilmu Tanah.
Jakarta:
[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 1999. UndangUndang Nomor 41 tahun 1999 tentang Pokok
Kehutanan. Jakarta: Kemenhut.
Munawar A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi
Tanaman. Bogor: IPB Press.
Nurmaulani M. 2001. Hubungan antara Komunitas
Vegetasi dengan Kesuburan Tanah dan Ketebalan
Gambut (Studi Kasus di HPH PT Diamond Raya
Timber, Bagan Siapi-api, Riau) [Skripsi]. Bogor:
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
[PPT] Pusat Penelitian Tanah. 1983. Kesesuaian Lahan
untuk Tanaman Pertanian dan Tanaman Kehutanan.
Bogor: PPT
Soerianegara I, Indrawan A. 2002. Ekologi Hutan
Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.