[go: up one dir, main page]

Willem Janszoon (kira-kira 1570-1630), gubernur kolonial dan ahli navigasi Belanda, ialah orang Eropa pertama yang berhasil melihat pantai Australia. Namanya kadang-kadang disingkat menjadi Willem Jansz. (dengan atau tanpa tanda titik).[1] Janszoon bekerja untuk Hindia Belanda selama beberapa periode (1603–1611, 1612–1616, termasuk periode sebagai gubernur Benteng Henricus di Pulau Solor.[2]

Willem Janszoon
Lahir1570
Meninggal1630
KebangsaanBelanda
PekerjaanAhli navigasi dan gubernur kolonial
Dikenal atasPenemuan benua Australia

Kehidupan dini

sunting

Tidak ada yang diketahui dari kehidupan dini Willem Janszoon. Barangkali dia dilahirkan di Amsterdam, Belanda dan merupakan seorang yatim piatu. Dia adalah yang pertama tercatat memasuki penugasan Oude compagnie (perusahaan lama), salah satu pendahulu Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), sebagai awak kapal Hollandia, bagian dari pelayaran kedua di bawah kendali Jacob Cornelisz. van Neck, dikirimkan oleh Belanda ke Hindia Timur pada tahun 1598.[3] Pada 5 Mei 1601, dia lagi-lagi berlayar ke Hindia Timur sebagai penanggung jawab Lam, salah satu tiga bahtera dalam rombongan pelayaran yang dipimpin oleh Joris van Spilbergen.[4]

Janszoon berlayar dari Belanda menuju Hindia Timur untuk kali yang ketiga pada 18 Desember 1603, sebagai kapten Duyfken (atau Duijfken, yang berarti “Merpati Kecil”), salah satu dari 12 bahtera dalam rombongan besar pelayaran Steven van der Hagen.[5] Ketika bahtera lainnya meninggalkan Pulau Jawa, Janszoon dikirim untuk mencari pasar perdagangan lainnya, terkhusus di “pulau besar Papua dan pulau-pulau lain di Timur dan Selatan.” Dia juga dikenal sebagai orang Eropa pertama yang menemukan benua Australia sebelum orang Belanda lainnya.

Eksplorasi

sunting

Pada 18 November 1605, Duyfken berlayar dari Banten ke pantai barat Pulau Papua. Janszoon kemudian melintasi ujung timur Laut Arafura, tanpa melihat Selat Torres, menuju Teluk Carpentaria. Pada 26 Februari 1606, dia berlabuh di Sungai Pennefather di pesisir barat Semenanjung Tanjung York di Queensland, di dekat sebuah tempat yang kini menjadi kota Weipa. Inilah pendaratan Eropa pertama ke benua Australia yang tercatat dalam sejarah. Janszoon melanjutkan perjalanannya sejauh kira-kira 320 kilometer dari pesisir ini, yang menurut dugaannya sebagai kelanjutan Pulau Papua.

Menemukan daratan ini berawa-rawa dan penduduknya tidak begitu ramah (sepuluh dari awak kapalnya terbunuh pada beberapa ekspedisi di pesisir ini), di Tanjung Keerweer (“Turnabout”), selatan Teluk Albatross, Willem Janszoon berketetapan hati untuk kembali dan tiba di Banten pada bulan Juni 1606. Dia menyebut daratan yang dia temukan itu sebagai “Nieu Zeland” sebuah nama yang terilhami oleh salah satu provinsi Belanda, Zeeland, tetapi nama itu tidak digunakan dan sebagai gantinya digunakan oleh Abel Tasman untuk menyebut Selandia Baru.

Duyfken sebenarnya mencapai Selat Torres pada bulan Maret 1606, beberapa pekan sebelum Torres berlayar melaluinya. Pada tahun 1607 Cornelis Matelieff de Jonge mengirimnya ke Pulau Ambon dan Banda.[6] Pada tahun 1611 Janszoon kembali ke Belanda dengan kepercayaan bahwa pantai selatan Pulau Papua adalah menyatu dengan daratan yang berhasil dia telusuri, dan peta-peta Belanda memperbanyak kekeliruan ini selama bertahun-tahun. Meskipun terdapat petunjuk bahwa para navigator terdahulu dari Cina, Prancis, atau Portugal mungkin saja telah berhasil menemukan bagian-bagian Australia, tetapi Duyfken adalah bahtera Eropa pertama yang mencapainya.

Penjelajahan kedua ke Australia

sunting

Janszoon dilaporkan bahwa pada 31 Juli 1618, dia mendarat di sebuah pulau pada koordinat 22° Lintang Selatan dengan panjang 22 mil dan sejauh 240 mil dari Selat Sunda.[7] Secara umum ini ditafsirkan sebagai penjelasan semenanjung dari Titik Cloates (22°43′S 113°40′E / 22.717°S 113.667°E / -22.717; 113.667) ke Tanjung Barat Laut (21°47′S 114°09′E / 21.783°S 114.150°E / -21.783; 114.150) di pesisir Australia Barat, pada saat itu Janszoon menganggap pulau itu sedemikian tanpa mengelilinginya secara penuh.[8]

Dunia politik

sunting

Kira-kira tahun 1617-1618 dia kembali ke Belanda dan ditunjuk sebagai salah satu anggota Dewan India. Dia bertugas sebagai laksamana bagi pelayaran Pertahanan Belanda [9] Dia dianugerahi rantai emas seharga 1.000 gulden pada tahun 1619 atas jasa-jasanya turut menangkap empat bahtera Perusahaan Hindia Timur Britania di dekat Pulau Tikus, Bengkulu, yang telah membantu orang Jawa mempertahankan kota Jakarta dari serangan Belanda.[10] Pada tahun 1620 dia menjadi salah seorang perunding Belanda untuk menghadapi Inggris. Dalam pelayaran bersama, mereka berlayar ke Manila untuk mencegah saudagar Cina bertransaksi dengan pihak Spanyol. Jansz. menjadi wakil-laksamana; setahun setelah jabatan laksamana. Di akhir hayatnya, Jansz. bertugas sebagai Gubernur Banda (1623–27).[11]

Dia kembali ke Batavia pada bulan Juni 1627 dan segera setelah itu, ia menjadi laksamana rombongan delapan bahtera, menuju misi diplomatik ke India.[12] Pada 4 Desember 1628, dia berlayar ke Belanda dan pada 16 Juli 1629, dilaporkan dalam Status Hindia di Den Haag.[12] Dia mungkin pada saat itu berumur enam puluh tahun dan ingin pensiun dari kesibukannya dan berjaya dalam tugasnya bagi negaranya. Tidak ada yang diketahui dari hari-hari terakhirnya, kendati dia dianggap mangkat pada tahun 1630.

Rekam jejak

sunting

Log dan jurnal asli yang dibuat selama masa pelayaran Janszoon pada 1606 dinyatakan hilang. Peta/bagan Duyfken,[13] yang menunjukkan lokasi pendaratan pertama di Australia oleh Duyfken, bernasib lebih baik. Peta/bagan itu masih tersimpan baik di Amsterdam ketika Hessel Gerritsz membuat karyanya, Peta Pasifik pada tahun 1622, dan menempatkan geografi Duyfken padanya, dengan demikian ia memberi kita peta pertama yang menyertakan bagian-bagian Australia. Peta/bagan ini masih terpelihara sampai tahun 1670-an, ketikan salinannya dibuat, yang sebenarnya berpindah tempat ke Perpustakaan Nasional Austria di Wina dan terlupakan selama dua ratus tahun. Peta ini adalah bagian dari Atlas Maior Van der Hem, yang dibawa ke Wina pada tahun 1730 oleh Pangeran Eugene dari Savoy. Informasi dari peta/bagannya disertakan di dalam peta marmer dan tembaga hemisfer di atas lantai Aula Warga Istana Kerajaan di Amsterdam[14][15]

Catatan

sunting
  1. ^ Lihatlah Note on 17th Century Dutch names. Project Gutenberg Australia. 31 July 2005. 
  2. ^ Mutch (1942), hal. 43
  3. ^ Mutch (1942), hal. 13
  4. ^ Mutch (1942), hal. 15
  5. ^ Mutch (1942), hal. 17
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-08. Diakses tanggal 2011-06-04. 
  7. ^ Heeres (1899), hal. 13
  8. ^ Mutch (1942), hal. 46
  9. ^ Mutch (1942), hal. 49
  10. ^ Mutch (1942), hal. 48
  11. ^ Mutch (1942), hal. 50
  12. ^ a b Mutch (1942), hal. 51
  13. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-03. Diakses tanggal 2011-06-04. 
  14. ^ http://www.nla.gov.au/exhibitions/southland/Mapping-of_New_Holland.html
  15. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-03-06. Diakses tanggal 2011-06-04. 

Pustaka lanjutan

sunting

Pranala luar

sunting