[go: up one dir, main page]

Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust

perusahaan asal Hindia Belanda

Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust (SSS) adalah salah satu divisi dari Staatsspoorwegen yang mengoperasikan kereta api di Karesidenan Pantai Barat Sumatra atau kini Sumatera Barat. Perusahaan ini mengoperasikan jalur-jalur kereta api di Sumatera Barat untuk mengangkut penumpang, hasil bumi, dan batu bara. Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah untuk mendukung pengoperasian tambang batu bara di Batang Ombilin, Kota Sawahlunto, yang dikenal sebagai tambang batu bara dengan kualitas terbaik yang biasa dimanfaatkan untuk bahan bakar kendaraan uap yang mulai populer pada masa itu.

Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust
Lokomotif bergerigi tipe B (0-4-2) milik SSS.
Ikhtisar
Kantor pusatHindia Belanda Padang, Pesisir Barat Sumatra, Hindia Belanda
LokalSumatera Barat
Tanggal beroperasi1892–1950
PenerusKereta Api Indonesia (Divisi Regional II Sumatera Barat)
Teknis
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Panjang jalur264 kilometer

Saat ini lintas-lintasnya termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat.

Sejarah

sunting
 
Jalur kereta api yang berdampingan dengan dermaga Muara Padang di Sumatera Barat. Foto diambil sekitar tahun 1895.

Sejarah kereta api Sumatera Barat tak dapat dipisahkan dari ditemukannya batu bara di wilayah tersebut. Batu bara yang paling diincar adalah batu bara Ombilin, ditemukan oleh tim eksplorasi yang dipimpin oleh W.H. van Greve pada tahun 1868.[1][2][3] Agar distribusi batu bara lancar, pemerintah Hindia Belanda mengajukan sebuah konsesi jalur kereta api di Sumatera Barat. Maka keluarlah sebuah besluit yang dicatat dalam Staatsblad tahun 1891 No. 176. Karena tidak adanya insinyur Belanda yang turut andil dalam pembangunan lintas ini, maka didatangkanlah insinyur dari Inggris mengingat Sumatera Barat memiliki kontur perbukitan yang terjal.[2]

 
Peta jaringan rel SSS pada tahun 1893.

Pembangunan dimulai tanggal 6 Juli 1889.[4] Secara rinci, jalur kereta api pertama SSS adalah Pulau AirPadangpanjang pada tanggal 1 Juli 1891 serta jalur menuju Fort de Kock Bukittinggi pada tanggal 1 November 1891. Satu tahun berikutnya, segmen Solok–Muaro Kalaban serta Emmahaven (Teluk Bayur)–Stasiun Padang diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1892. Pada tanggal 1 Januari 1894, perpanjangan Muaro Kalaban menuju Sawahlunto selesai dibangun. Terakhir segmen Bukittinggi–Payakumbuh rampung pada tanggal 15 September 1896.[5]

Periode kedua adalah jalur menuju Sungai Limau, berturut Lubuk Alung–Pariaman pada tanggal 9 Desember 1908 dan kelanjutannya menuju Sungai Limau pada tanggal 1 Januari 1911.[5]

Jalur kereta api yang dibangun

sunting
Jalur Segmentasi lintas Waktu Pembukaan Panjang Lintasan Rel (km) Keterangan
Pulau Air–Padangpanjang Pulau Air–Padangpanjang 1 Juli 1891 71 Segmen Pulau AirKayu Tanam masih beroperasi
Padangpanjang–Payakumbuh–Limbanang Padangpanjang–Fort de Kock (Bukittinggi) 1 November 1891 19 Segmen rel gigi
Fort de Kock (Bukittinggi)–Payakumbuh 15 September 1896 33
Payakumbuh–Limbanang 19 Juni 1921 20 Ditutup dan dibongkar oleh SSS
Padangpanjang–Sawahlunto Padangpanjang–Solok 1 Juli 1892 53
Solok–Muarakalaban 1 Oktober 1892 23
Muarakalaban–Sawahlunto 1 Januari 1894 4
Lubukalung–Sungai Limau Lubukalung–Pariaman 9 Desember 1908 21
Pariaman–Sungai Limau 1 Januari 1911 14
Percabangan Padang–Pelabuhan Teluk Bayur (Emmahaven) Padang–Pelabuhan Teluk Bayur 1 Oktober 1892 7
Muarakalaban–Muaro–Pekanbaru Muarakalaban–Padang Sibusuk ? 6,2
Padang Sibusuk–Muaro ? 19,9

Armada

sunting

Dalam masa pengoperasiannnya, SSS lebih mendominankan lokomotif bergerigi, berikut adalah daftar lokomotif yang pernah dioperasikan oleh SSS:

Produsen Tahun Produksi Kelas Nomor versi SSS (pra-1912) Nomor versi SSS (1912) Nomor versi KAI Foto Keterangan
Esslingen 1888 B dengan susunan roda 0-4-2 1 - - Seluruh unit telah purna tugas di masa SSS.
2
3
4
5
6
1890 7 Pernah mendapatkan penomoran Sarono 31
8 Pernah mendapatkan penomoran Sarono 32
1889 9
10
11
12
1894 C33 13
14
1891 15
16 37 C3337
17 17 C3317
18 18 C3318 Disimpan di Taman Mini Indonesia Indah
19 19 C3319
20 20 C3320
1894 21 31 C3331
22 32 C3332
23 33 C3333
24 34 C3334
25 35 C3335
26 36 C3336
1889 B dengan susunan roda 2-4-0RT 27 - -   Purna tugas pada tahun 1921
28
29
30
B dengan susunan roda 0-4-2RT 31    
32
33
34
35
36
1892 37
38
39
40
41
1894 42
43
44
45
1892 C33 46 21 C3321
47 22 C3322
48 23 C3323
49 24 C3324
50 25 C3325
51 26 C3326
52 27 C3327
53 28 C3328
54 29 C3329
55 30 C3330
1902 B dengan susunan roda 0-4-2RT 56 - - Purna tugas sejak 1921
57
58
1903 C33 59 38 C3338
1892 B dengan susunan roda 0-4-0RT 60 - - Purna tugas sejak 1921
1893 61
62
1896 B dengan susunan roda 2-4-0RT 63  
64
65
1898 B dengan susunan roda 0-4-0RT 66
67
68
1904 C33 69 39 C3339
1901 B dengan susunan roda 0-4-0RT 70 Purna tugas sejak 1921
1904 71
1913 D18 - 101 D1801  
102 D1802
103 D1803
SLM 1922 E10 104 E1004
105 E1005
106 E1006
107 E1007
108 E1008
109 E1009
110 E1010
111 E1011
112 E1012
Esslingen 1920 113 E1013
114 E1014
115 E1015
116 E1016
117 E1017
118 E1018
SLM 1926 119 E1019
120 E1020
121 E1021
Esslingen 1928 122 E1022
123 E1023
124 E1024
125 E1025

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Rudolf., Mrázek, (2006). Engineers of happy land : perkembangan teknologi dan nasionalisme di sebuah koloni (edisi ke-Ed. 1). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 9789794615942. OCLC 867653457. 
  2. ^ a b Zubir, Zaiyardam (2006). Pertempuran nan tak kunjung usai: eksploitasi buruh tambang batubara Ombilin oleh kolonial Belanda 1891-1927. Padang: Andalas University Press. 
  3. ^ de Greve, W.H. (1907). Het Ombilin-kolenveld in de Padangsche Bovenlanden en het transportstelsel op Sumatra's Westkust. Landsdrukkerij. 
  4. ^ "Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust". searail.malayanrailways.com. Diakses tanggal 2018-03-08. 
  5. ^ a b Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken.