[go: up one dir, main page]

Sapi limousin adalah jenis sapi potong berwarna merah keemasan yang pertama kali dikembangkan di Prancis. Sapi limousin merupakan tipe sapi potong dengan perototan yang lebih baik dari sapi simmental. Bobot sapi limousin dapat mencapai 1,2 ton. Persilangan sapi limousin dengan jenis sapi lainnya telah menghasilkan sapi silang seperti sapi limpo dan sapi limura.

Ciri fisik

sunting

Sapi limousin memiliki bulu berwarna merah keemasan. Warna tanduk sapi limousin berwarna terang.[1] Ukuran tubuh sapi limousin sangat besar dan panjang dengan dada berukuran besar. Pada tubuhnya tampak otot-otot berdaging tebal yang membuatnya terlihat kekar.[2] Otot-otot pada sapi limousin lebih baik dibandingkan dengan sapi simmental.[3]

Penyebaran

sunting

Daerah asal sapi limousin ada dua yaitu Limousin dan Marche. Kedua daerah ini berada di Prancis.[4] Sapi limousin telah ada sekitat 7000 tahun yang lalu di wilayah Pranciss bagian barat-tengah.[5]

Konsumsi

sunting

Volume rumen yang dimiliki oleh sapi limousin mampu menampung pakan yang melebihi kebutuhannya.[6] Bobot tubuh sapi limousin dapat mencapai berat 1,2 ton.[7]

Perkembangbiakan

sunting

Durasi ejakulasi

sunting

Sapi limousin memiliki durasi ejakulasi antara 131,21 detik hingga 411,67 detik. Pada masa ini, fase menaiki pasangan mengalami kegagalan antara 1,28 detik hingga 5,07 detik. Sementara pase libido terjadi selama 24,53 detik hingga 28,27 detik.[8]

Persilangan

sunting

Sapi limousin dapat disilangkan dengan beberapa jenis peranakan sapi lainnya, antara lain sapi ongole, sapi hereford dan sapi brahman. Praktik ini telah diterapkan salah satunya di negara Indonesia.[9]

Sapi limpo

sunting

Sapi limousin ongole atau sapi limpo adalah hasil persilangan antara sapi limousin dengan sapi ongole. Ciri khas sapi limpo adalah tidak memiliki punuk dan gelambir. Warna bulu sapi limpo adalh cokelat degan warna gelap kehitam-hitaman hingga cokelat muda.[10]

Sapi limura

sunting

Sapi limura adalah hasil persilangan antara sapi limousin jantan dengan sapi madura betina. Karena itu, ciri fisik ataupun karakteristik sapi limura merupakan gabungan sifat dari sapi limousin dan sapi madura.[11]  

Pemanfaatan

sunting

Sapi limousin dimanfaatkan sebagai sapi potong.[12] Peranakan sapi limousin termasuk salah satu jenis sapi yang sangat sesuai untuk diterapkan penggemukan.[13]

Referensi

sunting
  1. ^ Pazla, R., Elihasridas, dan Sucitra, L. S. (Mei 2023). Duniawati, Nia, ed. Pengantar Ilmu Nutrisi Sapi dan Kerbau. Indramayu: Penerbit Adab. hlm. 6. 
  2. ^ Yulianto, P., dan Saparinto, C. (2010). Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif. Jakarta: Penebar Swadaya. hlm. 20–21. ISBN 979-002-436-3. 
  3. ^ "France génétique Elevage - Limousine". en.france-genetique-elevage.org. Diakses tanggal 2019-05-13. 
  4. ^ Yulianto, P., dan Saparinto, C. (September 2014). Beternak Sapi Limousin: Panduan Pembibitan, Pembesaran, dan Penggemukan. Penebar Swadaya. hlm. 7. ISBN 978-979-002-655-1. 
  5. ^ Kuswati, dkk. (Desember 2020). Ilmu dan Manajemen Ternak Pedaging. Malang: UB Press. hlm. 39. ISBN 978-623-296-084-8. 
  6. ^ Fikar, S., dan Ruhyadi, D. (2010). Beternak dan Bisnis Sapi Potong. Jakarta: AgroMedia Pustaka. hlm. 26. ISBN 979-006-310-5. 
  7. ^ Arifin, Mistar (2015). Kiat Jitu Menggemukkan Sapi Secara Maksimal. Jakarta Selatan: PT AgroMedia Pustaka. hlm. 30. ISBN 979-006-544-2. 
  8. ^ Kusumawati, Enike Dwi (September 2017). Inseminasi Buatan. Malang: Media Nusa Creative. hlm. 12. ISBN 978-602-0839-68-4. 
  9. ^ Saparinto, Cahyo (2015). 34 Bisnis Peternakan Hasilkan Jutaan Rupiah. Jakarta: Penebar Swadaya. hlm. 32. ISBN 978-979-002-665-0. 
  10. ^ Redaksi AgroMedia (2009). Petunjuk Praktis Menggemukkan Domba, Kambing, dan Sapi Potong. Jakarta: AgroMedia Pustaka. hlm. 100. ISBN 979-006-263-X. 
  11. ^ Hartatik, Tety (Maret 2021). Analisis Genetika Molekuler Sapi Madura. Sleman: Gadjah Mada University Press. hlm. 9. ISBN 978-979-420-992-9. 
  12. ^ Sudamrono, A. S., dan Sugeng, Y. B. (2008). Sapi Potong. Depok: Penebar Swadaya. hlm. 67. ISBN 979-002-212-3. 
  13. ^ Ismaya, dkk. (Agustus 2016). Integrated Farming System dalam Pengentasan Kawasan Rawan Pangan (PDF). Yogyakarta: CV. Kolom Cetak. hlm. 3. ISBN 978-602-749-291-2. 

Pranala luar

sunting