[go: up one dir, main page]

Parinibbāna

(Dialihkan dari Parinirvana)

Dalam Buddhisme, istilah parinibbāna (Pāli; Sanskerta: parinirvāṇa;) umumnya digunakan untuk mengacu pada keadaan nibbāna-setelah-kematian, yang terjadi pada kematian dari tubuh seseorang yang telah mencapai Nibbāna semasa hidupnya. Parinibbāna menyiratkan pembebasan dari saṃsāra, karma, dan kelahiran kembali, serta hancurnya khandha.

Wafatnya Buddha, atau Mahaparinirvana, Gandhara abad ke-2-3.
Terjemahan dari
Parinirvana
InggrisNirvana setelah kematian,
Nirvana tanpa sisa,
Nirvana tanpa residu
Paliparinibbāna, परिनिब्बान
Sanskertaparinirvana, parinirvāṇa, परिनिर्वाण
Tionghoa般涅槃
(Pinyinbānnièpán)
Myanmarပရိနိဗ္ဗာန်
Thaiปรินิพพาน
Khmerបរិនិព្វាន
(Parek Nippean)
Sinhalaපරිනිර්වාණය
Daftar Istilah Buddhis

Dalam kitab suci Theravāda, parinibbāna Sang Buddha dijelaskan secara rinci dalam Mahāparinibbāna Sutta. Dalam beberapa kitab suci Mahāyāna, khususnya Sūtra Mahāparinirvāṇa Mahāyāna, parinirvāṇa digambarkan sebagai alam kebenaran sejati Buddha.

Aliran Theravāda

sunting

Cerita rinci atas kejadian parinibbāna Buddha Gotama diuraikan dalam Mahāparinibbāna Sutta, Dīgha Nikāya, Sutta Piṭaka.

Aliran Mahāyāna

sunting
 
Bagian bawah panel kain ini menggambarkan Buddha parinibbāna.[1] Walters Art Museum.

Laporan-laporan dari peristiwa-peristiwa yang diakui di sekitar parinirvāṇa Buddha sendiri ditemukan dalam berbagai literatur kanonik Buddhis. Selain Sutta Mahāparinibbāna Pāli (DN 16) dan paralelnya dalam bahasa Sanskerta, topik ini dibahas dalam Saṃyutta-nikāya (SN 6.15) dan beberapa paralel Sanskerta (T99 p253c-254c), Ekottara-āgama (T125 p750c) yang berbahasa Sanskerta, dan sutra-sutra awal lainnya yang dilestarikan dalam bahasa Tionghoa, serta di sebagian besar Vinaya yang dilestarikan dalam bahasa Tionghoa dari aliran Buddhis awal seperti Sarvāstivādin dan Mahāsāṃghika. Peristiwa historis parinirvāṇa Buddha juga dijelaskan dalam sejumlah karya kemudian, seperti Buddhacarita dan Avadāna-śataka berbahasa Sanskerta, dan Mahāvaṃsa berbahasa Pāli.

Menurut Bareau, komponen inti tertua dari semua laporan ini hanyalah laporan mengenai Parinirvāṇa Buddha itu sendiri di Kuśinagara dan upacara pemakaman setelah kematiannya.[2] Dia menganggap semua detail tambahan lainnya adalah tambahan-tambahan kemudian dengan sedikit nilai historis.

Catatan

sunting
  1. ^ "Buddha attaining Parinirvana". Walters Art Museum. 
  2. ^ Bareau, Andrė: La composition et les étapes de la formation progressive du Mahaparinirvanasutra ancien, Bulletin de l'Ecole française d'Extrême-Orient 66, 45-103,1979

Sumber

sunting
  • Gethin, Rupert (1998), Foundations of Buddhism, Oxford University Press 
  • Goldstein, Joseph (2011), One Dharma: The Emerging Western Buddhism, HarperCollins, Kindle Edition 
  • Goleman, Daniel (2008), Destructive Emotions: A Scientific Dialogue with the Dalai Lama, Bantam, Kindle Edition 
  • Harvey, Peter (1990), Introduction to Buddhism, Cambridge University Press 
  • Harvey, Peter (1995), The Selfless Mind: Personality, Consciousness and Nirvāṇa in Early Buddhism, Routledge, ISBN 0-7007-0338-1 
  • Keown, Damien (2000), Buddhism: A Very Short Introduction, Oxford University Press, Kindle Edition 
  • Lama Surya Das (1997), Awakening the Buddha Within, Broadway Books, Kindle Edition 
  • Lopez, Donald S. (2001), The Story of Buddhism, HarperCollins 
  • Traleg Kyabgon (2001), The Essence of Buddhism, Shambhala 
  • Williams, Paul (2002), Buddhist Thought, Taylor & Francis, Kindle Edition 
  • Walpola Rahula (2007), What the Buddha Taught, Grove Press, Kindle Edition 

Pranala luar

sunting