[go: up one dir, main page]

Katekismus (bahasa Yunani:κατηχητικός) adalah suatu ringkasan atau uraian dari doktrin yang umum digunakan dalam pengajaran agama Kristen (katekisasi), baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.[1] Katekismus adalah petunjuk doktrin yang sering kali berbentuk tanya-jawab untuk dihafalkan; sebuah format yang digunakan pula dalam konteks non-keagamaan atau sekular (misalnya: FAQ).

Codex Manesse, fol. 292v, "Guru Sekolah di Eßlingen" (Der Schulmeister von Eßlingen)

Format tradisional

sunting

Secara historis, katekismus sering kali mengikuti sebuah format dialog atau tanya-jawab. Format ini melibatkan dua pihak, yaitu guru dan siswa, orang tua dan anak. Contohnya adalah Katekismus Baltimore Katolik Roma yang terkenal dari abad ke-19:

1. T. Siapakah pencipta bumi ini?
   J. Pencipta bumi ini adalah Allah.

2. T. Siapakah Allah?
   J. Allah adalah Pencipta langit dan bumi, 
      dan segala sesuatu yang ada lainnya.

3. T. Apakah manusia itu?
   J. Manusia adalah makhluk yang terdiri dari 
      Tubuh dan jiwa, dan diciptakan menurut 
      gambar dan rupa Allah.

Katekismus Katolik

sunting
 
Simbol Gembala yang Baik pada sampul buku Katekismus Gereja Katolik.

Salah satu praktek dari kewenangan mengajar Magisterium dalam Gereja Katolik adalah dengan diterbitkannya katekismus, yang diberlakukan bagi semua umat (sesuai yang ditetapkan dalam katekismus tersebut). Khazanah iman (depositum fidei), yaitu Tradisi Suci dan Kitab Suci, ditafsirkan oleh Magisterium Gereja dalam katekismus.[2][3]

Katekismus Gereja Katolik

sunting

Katekismus Gereja Katolik (KGK) yang digunakan saat ini adalah katekismus yang disetujui penggunaannya oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 25 Juni 1992 dan diberlakukan sejak 11 Oktober 1992, saat peringatan 30 tahun pembukaan Konsili Vatikan II, dengan diterbitkannya Konstitusi Apostolik Fidei depositum. Paus Yohanes Paulus II, dalam Fidei depositum, menyatakan bahwa KGK adalah sarana yang sah dan valid demi persekutuan gerejani, merupakan suatu norma yang pasti dalam pengajaran iman. Ia juga menekankan bahwa KGK tidak dimaksudkan untuk menggantikan katekismus lokal yang telah disahkan sebelumnya oleh otoritas gerejawi, yaitu para Uskup diosesan dan Konferensi Uskup.[4]

Katekismus Protestan

sunting

Katekismus Heidelberg

sunting

Setelah Protestanisme masuk ke Kurpfalz, pada 1546 terjadi kontroversi antara kaum Lutheran dan Calvinis, dan khususnya ketika wilayah itu berada di bawah Pemilih Otto Heinrich (1556-1559), konflik di Sachsen, khususnya di Heidelberg, menjadi semakin sengit dan berubah menjadi kekerasan.

Ketika Frederick III, Pemilih Kurpfalz, berkuasa pada 1559, ia melandaskan wewenangnya pada pandangan Calvinis tentang Perjamuan Kudus, yang menolak ajaran bahwa Tubuh Yesus Kristus hadir dalam elemen-elemen sakramen itu. Ia mengubah Kolese Sapienz menjadi sebuah sekolah teologi, dan pada 1562 ia menempatkan seorang murid dan sahabat dari kolega Luther, Philipp Melanchthon, yang bernama Zacharias Ursinus sebagai pemimpinnya. Dalam upaya menyelesaikan pertikaian keagamaan di wilayah kekuasaannya, Frederick meminta Ursinus dan rekannya Caspar Olevianus (pendeta di istana Frederick) untuk menyusun sebuah Katekismus. Keduanya merujuk kepada literatur katekisasi yang ada, dan khususnya mengandalkan katekismus Calvin dan John Lasco. Untuk mempersiapkan Katekismus ini, mereka masing-masing menyusun rancangannya secara terpisah, dan kemudian mempertemukannya untuk menggabungkan hasil kerja mereka. "Persiapan akhirnya adalah hasil kerja kedua teolog, dengan kerja-sama terus-menerus dari Frederick III. Ursinus telah selalu dianggap sebagai penyusun utamanya, karena belakangan ia menjadi pembela dan penafsir utama Katekismus ini. Namun dari gaya Jermannya yang gugup, pembagiannya ke dalam tiga bagian (berbeda dengan lima bagian dalam Katekismus Calvin dan rancangan sebelumnya dari Ursinus), dan kehangatan dan semangat yang berkobar-kobar dari keseluruhan karya ini, terutama merupakan hasil karya Olevianus." (Schaff, dalam Am. Presb. Rev. Juli 1863, hlm. 379). Struktur Katekismus Heidelberg diuraikan dalam pertanyaan yang kedua, dan struktur tiga bagiannya di sini didasarkan pada keyakinan bahwa karya tunggal keselamatan mengungkapkan ketiga pribadi dari Tritunggal pada gilirannya, memperkenalkan Allah dengan sempurna dan yang sangat dikenal melalui karya keselamatan-Nya, merujuk kembali kepada Pengakuan Iman Rasuli sebagai ringkasan dari iman Kristen. Jaminan keselamatan adalah tema yang menyatukan di seluruh katekismus ini: jaminan yang diperoleh melalui karya Kristus, diberlakukan melalui sakramen-sakramen, menghasilkan ketaatan penuh syukur terhadap perintah-perintah Allah dan ketekunan di dalam doa.

Hari Tuhan 1.

1.	T. Apakah satu-satunya penghiburan Saudara,
        baik pada masa hidup maupun pada waktu mati

	J. Bahwa aku, dengan tubuh dan jiwaku,
	baik pada masa hidup maupun pada waktu mati,
	bukan milikku
	melainkan milik Yesus Kristus Juruselamatku yang setia;
	Dengan darah-Nya yang tak ternilai harganya,
	Dia telah melunasi seluruh utang dosaku,
	dan melepaskan aku
	dari segala kuasa iblis.
	Dia juga memelihara aku
	sehingga tidak sehelai rambut pun jatuh dari kepalaku,
	di luar kehendak Bapa yang ada di sorga,
	bahkan segala sesuatu harus berguna untuk keselamatanku,
	Karena itu juga, oleh Roh-Nya yang Kudus,
	Dia memberiku kepastian mengenai hidup yang kekal,
	dan menjadikan aku sungguh-sungguh rela dan siap,
	untuk selanjutnya mengabdi kepada-Nya.

2.      T. Berapa pokok yang perlu Saudara ketahui,
	supaya dengan penghiburan ini,
	Saudara hidup dan mati dengan bahagia?

	J. Tiga pokok:
	Pertama, betapa besarnya dosa dan sengsaraku;
	Kedua, bagaimana aku mendapat kelepasan
		dari semua dosa dan sengsaraku;
	Ketiga, bagaimana aku harus bersyukur kepada Allah
		atas kelepasan yang demikian itu.

Katekismus Heidelberg adalah Katkismus yang paling luas dipergunakan di kalangan Gereja-gereja Reformasi.

Katekismus Westminster

sunting

Bersama-sama dengan Pengakuan Iman Westminster (1647), Persidangan Westminster juga menghasilkan dua katekismus, Katekismus Besar Westminster dan Kecil, yang dimaksudkan untuk digunakan dalam keluarga-keluarga dan gereja-gereja Kristen. Dokumen-dokumen ini telah menjadi standar doktrin, setelah Alkitab, bagi Gereja-gereja Presbyterian dan Reformasi lainnya di seluruh dunia. Katekismus Kecil memperlihatkan bahwa Persidangan ini mengandalkan karya-karya Calvin, Lasco dan para teolog sebelumnya dari Heidelberg. Katekismus ini disusun dalam dua bagian utama yang meringkaskan ajaran-ajaran dasar Kitab Suci: Doktrin tentang Allah, dan kewajiban yang dituntut dari manusia. Tanya-jawab meliputi unsur-unsur yang biasa: Iman, Sepuluh Perintah Allah, the Sakramen-sakramen, dan Doa.

T. 1. Apakah tujuan akhir manusia?

	J. Tujuan akhir manusia adalah memuliakan Allah, 
	dan menikmati Dia untuk selama-lamanya.

T. 2. Aturan apakah yang telah diberikan Allah 
	untuk mengarahkan kita untuk memuliakan 
	dan menikmati Dia?

	J. Firman Allah, 
	yang terkandung di dalam Kitab Suci
	yaitu Perjanjian Lama dan Baru,
	adalah satu-satunya aturan yang mengarahkan kita
	untuk memuliakan dan menikmati Dia.

T. 3. Apakah pengajaran utama Kitab Suci?

       J. Kitab Suci terutama mengajarkan 
       apa yang harus dipercayai manusia tentang Allah, dan 
       kewajiban apa yang dituntut Allah dari manusia.

Katekismus Reformasi lainnya

sunting

Oecolampadius menyusun Katekismus Basel pada 1526, Leo Juda (1534) diikuti oleh Bullinger (1555) menerbitkan katekismus di Zurich. Kaum Reformasi Prancis menggunakan Katekismus Geneva Calvin, serta karyar-karya yang diterbitkan oleh Louis Capell (1619), dan Charles Drelincourt (1642).

Katekismus Anglikan

sunting

Kitab Doa Bersama Anglikan mencakup sebuah katekismus singkat untuk pengajaran bagi semua orang yang mempersiapkan diri untuk dibawa kepada uskup untuk Sidi. Sang baptisan pertama-tama mengakui baptisannya, dan kemudian mengulang usnur-unsur utama iman yang ke dalamnya ia dibaptiskan: Pengakuan Iman Rasuli, Sepuluh Perintah Allah, Doa Bapa Kami, dan sakramen-sakramen.

Katekumen:  Siapakah Namamu?

    Jawab: N. atau M.

K.  Siapa yang memberikan Nama ini kepadamu?

    J: Bapak baptisku dan Ibu baptisku 
    pada baptisanku;
    dan dengan demikian aku dijadikan anggota Kristus,
    anak Allah,
    dan pewaris Kerajaan Surga.

Gereja-gereja yang berafiliasi Baptis kadang-kadang mengambil katekismus Reformasi, yang dimodifikasikan untuk mencerminkan keyakinan Baptis, khususnya mengenai hakikat Gereja dan perintah-perintah tentang baptisan dan perjamuan kudus. Kaum Anabaptis juga telah menerbitkan katekismusnya sendiri, untuk menjelaskan dan membela ciri khas mereka. [1] Diarsipkan 2017-10-09 di Wayback Machine.

Katekismus non-Kristen

sunting

Katekismus merupakan metode yang jelas dan praktis untuk menyampaikan pengajaran, dan karena itu contoh-contohnya dapat ditemukan di banyak tradisi. MIsalnya, aliran-aliran pelajaran esoterik Asia juga menggunakan gaya pengajaran kateketis, seperti yang diperlihatkan oleh katekismus Zodiak berikut:

T. "Di manakah binatang itu, O Lanoo?
	dan di manakah Manusia?

J. Dicampurkan menjadi satu, O Guru Kehidupanku. 
	Keduanya itu satu. 
	Tapi keduanya telah lenyap
	tan tak satupun yang tinggal
	kecuali api kerinduanku yang mendalam.

Yudaisme tidak mempunyai katekiskmus yang formal, tapi ada serangkaian prinsip iman Yahudi yang harus dipercayai oleh orang-orang Yahudi yang saleh.

Katekismus sekular

sunting

Pada masa lampau, misalnya seperti dalam kasus Catechism of the History of Newfoundland (l.k. 1856),[5] katekismus ditulis agar siswa dapat menghafalkan pengetahuan dasar tentang topik non-agama. Baru-baru ini, sejenis katekismus yang mengandung topik sekular, khususnya yang bersifat teknologis, lebih lazim disebut FAQ, ("Frequently Asked Questions").

Referensi

sunting
  1. ^ KatecheoTemplat:Broken citation
  2. ^ (Inggris) Schreck, Alan (1999). The Essential Catholic Catechism. Servant Publications. ISBN 1-56955-128-6. 
  3. ^ (Inggris) Berard (1994). Introducing the Catechism of the Catholic Church, Traditional Themes and Contemporary Issues. Paulist Press. ISBN 0-8091-3495-0. 
  4. ^ (Inggris) John Paul, Bishop (11 October 1992). "Apostolic Constitution Fidei Depositum". Holy See. 
  5. ^ "Catechism of the History of Newfoundland". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2004-08-08. Diakses tanggal 2007-02-17. 

Bibliografi

sunting

Pranala luar

sunting