Angka Sanskerta
Sistem bilangan | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
![]() | ||||||
Daftar sistem bilangan |
Angka Sanskerta adalah sistem penamaan bilangan dalam bahasa Sanskerta. Tidak seperti bahasa Indonesia, di mana bilangan diucapkan dari satuan yang paling besar ke yang paling kecil, dalam bahasa Sanskerta urutan ini dibalik.
Berikut adalah nama-nama bilangan dalam bahasa Sanskerta:
- 1 = eka
- 2 = dwi
- 3 = tri
- 4 = catur
- 5 = pañca
- 6 = sat
- 7 = sapta
- 8 = aṣṭha
- 9 = nawa
- 10 = daśa
- 100 = śata
- 1.000 = sahaśra
- 10.000 = ayuta
- 100.000 = lakṣa
- 1.000.000 = prayuta
- 10.000.000 = koṭi
- 100.000.000 = vyarbuda
- 1.000.000.000 = padma
Dalam bahasa Indonesia, misalnya, 74.925 diucapkan sebagai "tujuh puluh empat ribu sembilan ratus dua puluh lima" atau:
74.925 = 70.000 + 4000 + 900 + 20 + 5
Dalam bahasa Sanskerta, bilangan ini diucapkan sebagai "panca dwidasa navasata catursahasra saptaayuta" atau:
74.925 = 5 + 20 + 900 + 4000 + 70.000
Pemakaian angka Sanskerta ini masih dapat dijumpai dalam bentuk candrasengkala di beberapa tempat seperti Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Bangunan Panggung Sangga Buwana pada puncaknya terdapat candrasengkala berbunyi Naga Muluk Tinitihan Janma. Ketika diterjemahkan secara bahasa berarti "Naga terbang tinggi yang dikendarai oleh manusia". Candrasengkala ini secara angka diartikan: naga= 8, muluk= 0, tinitihan: 7, janma= 1, atau tahun 1708 Jawa sebagai tanda tahun Panggung Sangga Buwana dibuat.
Pada pintu masuk keraton Yogyakarta dalam bentuk lambang ular yang menandakan tahun dibangunnya keraton tersebut. Ukiran patung dua ular naga yang saling melilit ekornya di depan pintu gerbang keraton Yogyakarta mewakili kata-kata: Dwi Naga Rasa Tunggal. Secara angka, tahun dwi naga rasa tunggal ini dapat diartikan: dwi= 2, naga= 8, rasa= 6, dan tunggal= 1, atau tahun 1682 Jawa (1756 M), yaitu tahun pada saat keraton ini dibangun.
Sistem penomoran ini sekarang menjadi penomoran Āryabhaṭa
Referensi
sunting