AirAsia
Capital A Berhad (MYX: 5099), dioperasikan sebagai AirAsia (tulisan airasia), adalah sebuah maskapai penerbangan bertarif rendah (low-cost carrier) multinasional yang berpusat di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia. AirAsia sendiri adalah maskapai swasta terbesar di Malaysia. Dengan jaringan rute di Indonesia, Arab Saudi, Jepang, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam serta rute carter menuju Tiongkok dan Hong Kong, AirAsia menjadikan dirinya sebagai pemain Regional yang akan berkompetisi dengan Lion Air dari Indonesia.
| |||||||
Didirikan | 20 Desember 1993 | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Pusat operasi | |||||||
Program penumpang setia | AirAsia Rewards[1] | ||||||
Anak perusahaan | |||||||
Armada | 255 (termasuk anak perusahaan) | ||||||
Tujuan | 166 (termasuk anak perusahaan) | ||||||
Perusahaan induk | Tune Group | ||||||
Kantor pusat | Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur Sepang, Selangor, Malaysia | ||||||
Tokoh utama |
| ||||||
Pendapatan | RM 14.70 miliyar (2023) | ||||||
Laba operasi | RM 145 juta (2023) | ||||||
Laba bersih | RM −96 juta (2023) | ||||||
Total aset | RM 28.46 miliyar (2023) | ||||||
Total ekuitas | RM −10.63 miliyar (2023) | ||||||
Karyawan | 23,000 (2023) | ||||||
Situs web | www |
Maskapai afiliasi AirAsia meliputi Thai AirAsia, Indonesia AirAsia, Philippines AirAsia, dan AirAsia India masing-masing memiliki basis di bandara Bangkok–Don Mueang, Jakarta–Soekarno-Hatta, Manila–Ninoy Aquino, dan Bengaluru–Kempegowda, sementara maskapai kembarannya, AirAsia X, berfokus pada rute jarak jauh.
AirAsia secara konsisten dinobatkan sebagai maskapai berbiaya rendah terbaik dunia selama 11 tahun oleh Skytrax berturut-turut dalam penghargaan perjalanan internasional dan maskapai penerbangan, termasuk penghargaan terbaru untuk tahun 2019.[2]
Data Kode
sunting- Kode IATA: AK
- Kode ICAO: AXM
- Kode panggil: RED CAP
- Kode panggil Indonesia Air Asia: QZ
- Kode panggil Thai Air Asia:FD
- Kode panggil Air Asia X: D7
- Kode panggil AirAsia Philippines: PQ
- Kode panggil AirAsia Zest: Z2
- Kode panggil Thai AirAsia X: XJ
- Kode panggil AirAsia India: I5
- Kode panggil Indonesia AirAsia X: XT
- Kode panggil AirAsia Japan: JW
Sejarah
suntingAwalnya AirAsia dimiliki oleh DRB-HICOM milik Pemerintah Malaysia namun maskapai ini memiliki beban yang berat dan akhirnya dibeli oleh mantan eksekutif Time Warner, Tony Fernandes, dengan harga simbolik 1 Ringgit pada 2 Desember 2001. Tony melakukan turnaround dan AirAsia berhasil membukukan laba pada 2002 dengan berbagai rute baru dan harga promosi serendah 10 RM bersaing dengan Malaysia Airlines.
Pada 2003, dibukalah pangkalan kedua di Bandara Senai, Johor Bahru dekat Singapura dan AirAsia melakukan penerbangan internasionalnya ke Thailand. Sejak itu, dibukalah Thai AirAsia dan dilakukanlah berbagai penambahan rute seperti ke Singapura dan Indonesia. Penerbangan ke Makau dimulai pada Juni 2004 sedangkan penerbangan ke Manila dan Xiamen dimulai pada April 2005. Rute lain yang akan dibuka adalah ke Vietnam, Kamboja, Filipina, dan Laos.
Selain Thai AirAsia, di Indonesia juga terdapat perusahaan AirAsia yaitu Indonesia AirAsia (sebelumnya bernama AWAIR) yang terbang dari Jakarta ke Yogyakarta, Denpasar untuk tujuan lokal, dan dari Surabaya ke Medan untuk rute domestik lainnya, selain itu penerbangan dilakukan keluar Indonesia melalui kota-kota besar seperti Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Solo, Balikpapan dan Makassar
Pada hari kamis (17/11/2011) terminal AirAsia di bandara Soekarno Hatta, Indonesia secara resmi berpindah dari terminal 2 menjadi terminal 3, di mana melanyani penerbangan domestik maupun internasional, tetapi sejak Agustus 2016 kembali dipindah ke terminal 2. Kini, AirAsia Indonesia melayani 26 rute dengan 52 penerbangan yang terkoneksi melalui lima bandara hub (penghubung), yakni Cengkareng, Bandung, Denpasar, Surabaya, dan Medan.[4][5]
Pada awal 2013, laba AirAsia meningkat 168% dari tahun ke tahun dibandingkan dengan periode yang sama di 2012. Pada kuartal yang berakhir 31 Desember 2012, laba bersih maskapai mencapai 350,65 juta ringgit (US$114,08 juta). Meskipun harga bahan bakar rata-rata naik 1%, maskapai ini mencatat keuntungan 1,88 miliar ringgit untuk tahun fiskal 2012 penuh.[6]
AirAsia menghentikan operasinya pada Maret 2020 karena pandemi COVID-19. Maskapai ini kemudian melanjutkan operasi domestiknya pada April 2020, diikuti oleh afiliasinya tidak lama setelahnya.[7] Pada Oktober 2021, AirAsia memulai kembali penerbangan internasional setelah Pemerintah Malaysia mencabut pembatasan perjalanan.[8]
Pada tanggal 8 Januari 2024, AirAsia X menandatangani surat penerimaan tidak mengikat dengan Capital A untuk mengakuisisi penuh AirAsia Bhd dan AirAsia Aviation Group (AAAGL), yang mengoperasikan afiliasi AirAsia lainnya di luar Malaysia. Berdasarkan ketentuan perjanjian, AirAsia Malaysia, Indonesia AirAsia, Philippines AirAsia, dan AirAsia Cambodia akan bergabung menjadi merek AirAsia X.[9]
-
Awal dari AirAsia, saat berupa maskapai layanan penuh milik pemerintah (livery 1996–2001)
-
AirAsia setelah diambil alih oleh Tune Air sebagai maskapai berbiaya rendah (livery 2001–2003)
-
A320, armada utama maskapai ini sejak tahun 2004 (livery 2004–2011)
-
Sebuah A320 dengan livery saat ini (livery 2011–sekarang)
Anak perusahaan
suntingAnak perusahaan saat ini
suntingAnak perusahaan sebelumnya
sunting- AirAsia Zest (2013–2015)
- FlyAsianXpress (2006–2007)
- Indonesia AirAsia X (2015–2020)
- Japan AirAsia (2011–2012, 2014–2017)
Destinasi
suntingKarena pandemi COVID-19, daftar rute (terutama untuk tujuan internasional) mungkin tidak diperbarui, namun, dapat dilanjutkan setelah kondisi perdagangan mengizinkan. Namun, karena model bisnis berbiaya rendah, hal ini tidak mungkin terjadi dan ada kemungkinan bahwa sejumlah besar destinasi dapat dihentikan untuk mengoptimalkan efisiensi rute. AirAsia memiliki 180 penerbangan setiap hari, tidak termasuk maskapai anak perusahaannya. AirAsia X memiliki 21 penerbangan setiap hari.
Armada
suntingArmada saat ini
suntingPer Juli 2024, armada AirAsia Malaysia terdiri dari pesawat-pesawat berikut:[10][11]
Pesawat | Beroperasi | Dipesan | Penumpang | Catatan | ||
---|---|---|---|---|---|---|
C | Y | Total | ||||
Airbus A320-200 | 69 | – | – | 180 | 180 | |
186 | 186 | |||||
Airbus A320neo | 29 | — | – | 186 | 186 | |
Airbus A321LR | — | 36 | – | – | – | Pengiriman akan dimulai pada tahun 2025.[12] |
Airbus A321neo | 4 | 324[13] | – | 236 | 236 | |
Armada teleport | ||||||
Airbus A321-200/P2F | 3 | –[14] | Kargo | 9M-TLA, 9M-TLB, dan 9M-TLP | ||
Total | 106 | 360 |
-
Airbus A320-200
-
Airbus A320neo
-
Airbus A330-300
Insiden
sunting- 10 Januari 2011 - AirAsia AK 5218 tergelincir dari landasan pacu Bandar Udara Internasional Kuching. 4 orang mengalami cedera ringan sehingga akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Sarawak untuk mendapat perawatan.[15]
- 28 Desember 2014 - AirAsia QZ8501, berangkat dari kota Surabaya dari Bandara Juanda menuju ke Bandara Changi, Singapura jatuh di perairan Laut Jawa pada kedalaman kurang lebih dari 30 meter. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 162 tewas.[16]
- 30 Desember 2014 - AirAsia Zest Z2272 tergelincir di Bandara Internasional Kalibo, Filipina.[17] AirAsia Z2272 merupakan pesawat jenis Airbus A320 dengan rute Manila ke Bandara Internasional Kalibo, dekat kawasan turis Boracay, Filipina. Peristiwa ini disebabkan karena badai tropis Seniang.[18] Tidak ada korban dalam insiden ini.
- 14 Februari 2022: AirAsia AK 5748, dari Bandara Internasional Kuala Lumpur ke Bandara Tawau dialihkan ke Bandara Internasional Kuching. Setelah kapten mengetahui adanya ular di pesawat, ia mengambil "tindakan yang tepat" dan mendarat di kota Kuching -- 900 kilometer (560 mil) di sebelah barat Tawau -- sehingga pesawat tersebut dapat difumigasi, kata AirAsia.
Lihat pula
suntingPranala luar
suntingReferensi
sunting- ^ "AirAsia Rewards". Airasia.com. Diakses tanggal 25 April 2023.
- ^ "World's Best Low-Cost Airlines of 2021". SKYTRAX (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-29.
- ^ "Annual Report 2013" (). AirAsia. Retrieved on 29 August 2014. p. 33/306. "HEAD OFFICE LCC Terminal, Jalan KLIA S3 Southern Support Zone, KLIA, 64000 Sepang, Selangor Darul Ehsan, Malaysia" and "REGISTERED OFFICE AirAsia Berhad (Company No. 284669-W) B-13-15, Level 13, Menara Prima Tower B Jalan PJU 1/39, Dataran Prima 47301 Petaling Jaya Selangor Darul Ehsan, Malaysia"
- ^ http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/11/15/12580949/Penerbangan.Internasional.AirAsia.dari.Terminal.3.Soekarno-Hatta. AirAsia Indonesia pindak ke terminal 3, diakses pada 21/06/2012
- ^ http://www.destinasian.com/airline-news/airasia-jakarta-terminal-3/ diakses pada 21/06/2012
- ^ France-Presse, Agence (2013-02-27). "AirAsia profit soars, bullish on outlook". INQUIRER.net (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-29.
- ^ "AirAsia announces resumption of domestic flights". AirAsia Newsroom (dalam bahasa Inggris). 2020-04-17. Diakses tanggal 2024-07-31.
- ^ "AirAsia to reopen all Malaysian routes, push for overseas flights". Nikkei Asia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-29.
- ^ Curran, Andrew. "AirAsia X to buy AirAsia, AirAsia Aviation Group". ch-aviation.com.
- ^ "AirAsia up-gauges with a 100 A321neo order; outlook improves and China in its sights". CAPA - Centre for Aviation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-29.
- ^ "AirAsia Fleet Details and History". www.planespotters.net. Diakses tanggal 2022-01-29.
- ^ "A321LR joins AirAsia's Airbus order book". The Edge Malaysia. 22 February 2024.
- ^ Airbus Orders and Deliveries (XLS), monthly updated, accessed via "Orders & deliveries". Airbus. Airbus SAS. 16 June 2021. Diakses tanggal 2 September 2023.
- ^ "AirAsia Group eyes growth, 19 more aircraft in 2023". ch-aviation.com. 25 June 2023.
- ^ "AirAsia Statement: Flight AK 5218 Incident in Kuching International Airport". Borneo Post Online (dalam bahasa Inggris). 2011-01-11. Diakses tanggal 2023-01-15.
- ^ "#TrenSosial: Pencarian pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang". BBC Indonesia. 28 Desember 2014. Diakses tanggal 28 Desember 2014.
- ^ Artikel:"" di Kompas.com
- ^ Artikel:"Pesawat AirAsia di Filipina Tergelincir Hingga Keluar Landasan " di Detik.com