Gempa darat beruntun mengguncang wilayah Kabupaten Kuningan dalam beberapa hari belakangan ini. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa Kuningan sudah terjadi sebanyak 3 kali dengan kekuatan M3,6 (25 Juli 2024 pukul 04.01.58 WIB), M4,1 (25 Juli 2024 pukul 17.36.41 WIB), dan M3,9 (26 Juli 2024 pukul 10.49.45 WIB) dengan kedalaman sangat dangkal masing-masing 6 km, 5 km, dan kedalaman 8 km.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono, Jumat (26/7/2024), menyebutkan ketiga gempa beruntun tersebut merupakan satu rangkaian gempa, jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif.
“Gempa Kuningan diduga berasosiasi dengan aktivitas Sesar Baribis segmen Ciremai karena episenter ketiga gempa berdekatan dengan jalur segmen sesar ini,” kata Daryono dalam keterangannya.
Ketiga gempa Kuningan yang terjadi secara beruntun tersebut memiliki mekanise sumber pergerakan mendatar/geser (strike-slip).
“Gempa paling kuat terjadi dengan magnitudo M4,1 dengan skala intensitas mencapai IV MMI dan bersifat destruktif karena menyebabkan 1 bangunan Masjid rusak ringan dan 3 bangunan rumah rusak ringan,” kata Daryono.
Baca Juga:Mengenal Jurusan Ilmu Komunikasi:Kurikulum, Peluang Kerja, dan Tantangannya
Sejarah Gempa Kuningan
Daryono juga menjelaskan, adanya kerusakan bangunan disebabkan karena kualitas bangunan yang rendah tidak standar tahan gempa, di samping karena kedalaman hiposenter gempanya yang sangat dangkal.
“Berdasarkan catatan sejarah gempa, wilayah Kuningan sudah beberapa kali diguncang gempa, seperti yang terjadi pada 1947, 1955, dan 1973 yang melanda di wilayah Gunung Ciremai dan sekitarnya,” katanya.
Seringnya Kuningan diguncang gempa diduga berkaitan dengan aktivitas struktur sesar aktif yang melintas di wilayah tersebut. Sementara itu, gempa terkini yang pernah terjadi di Kuningan terjadi pada 29 September 2019 (M2,9), 8 Februari 2018 (M3,1) dan 25 Juni 2019 (M2,6).
Penulis:RESTI AMELLIA